BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani Igak

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal sebagai clasroom action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melalui refleksi, colaboratif, dan partisipatif. Menurut Arikunto, S., dkk. (2006:

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

METODE PENELITIAN. kolaboratif. Menurut Wardhani (2009: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah. aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

III. METODE PENELITIAN. atau sering juga disebut dengan Classroom Action Research. Menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (classroom action research). Penelitian Tindakan Kelas atau PTK

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. awal tahun Menurut Kurt Lewin PTK atau Classroom Action Research

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. (2011: 4) penelitian tindakan kelas istilah dalam bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani, 2007: 13).

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

III. METODE PENELITIAN. yang dilaksanakan ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. yang dalam bahasa asing dikenal sebagai Classroom Action Research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas, atau dikenal dengan classroom action

III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. sebanyak 21 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu Penelitian, tindakan, dan kelas. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut: Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bentuk penelitian yang bertujuan menyelesaikan masalah melalui perbuatan nyata, yang dilaksanakan tidak hanya terbatas pada ruang kelas, namun dapat juga di tempat-tempat lain yang sesuai dengan bidang tugasnya.

32 3.2 Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakssanakan di SDN 3 Kibang Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur Jalan Raya Desa Kibang Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur. 3.3 Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas IV semester ganjil SDN 3 Kibang Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 27 orang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik non tes dan teknik tes. 1. Teknik non tes merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif berupa kualitas yaitu aktivitas siswa, aspek afektif siswa, aspek psikomotor siswa, dan kinerja guru. 2. Teknik tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik pertanyaan maupun perintah, sehingga dapat dihasilkan nilai yang

33 dilambangkan tingkah laku atau hasil belajar (Sudijono, 2011: 67). Teknik ini digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran pada ranah kognitif siswa. 3.5 Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Lembar observasi Instrumen ini dirancang sebagai alat pengumpulan data tentang kinerja guru, aktivitas belajar siswa, hasil belajar afektif siswa dan hasil belajar psikomotor siswa selama penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). 2. Soal-Soal Tes Instrumen penilaian yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada ranah kognitif adalah berupa soal-soal tes berbentuk soal pilihan jamak dan essay. 3.6 Teknik Analisis Data Data-data yang diperoleh melalui alat pengumpul data tersebut, perlu dianalisis sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. Analisis data dilakukan dengan menyeleksi dan mengelompokkan data, memaparkan dan mendeskripsikan data dalam bentuk narasi, tebel atau grafik.

34 1. Teknik Analisis Kualitatif a. Kinerja Guru Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus: Nilai = jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimal 100 Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori keberhasilan guru sebagai berikut. Tabel 1. Kategori Kinerja Guru Berdasarkan Pemerolehan Nilai No Rentang Nilai Kategori 1. 91-100 Sangat Baik 2. 76-90 Baik 3. 61-75 Cukup 4. < 60 Kurang (Sumber: Kemendikbud, 2013: 311-313) b. Aktivitas Belajar Siswa Nilai aktivitas belajar siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus: N = R SM 100% Keterangan: N = nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh SM = skor maksimum ideal dari aspek yang diamati 100 = bilangan tetap (Sumber Purwanto, 2008: 112) Tabel 2. Kategori aktivitas belajar siswa Nilai Aktivitas (NA) yang diperoleh Kualifikasi 80% NA 100% Sangat Aktif 60% NA 80% Aktif 40% NA 60% Cukup Aktif 20% NA 40% Kurang Aktif 0% NA 20% Pasif (Sumber Purwanto, 2008: 49)

35 c. Hasil belajar afektif siswa 1) Nilai afektif siswa diperoleh dengan rumus: Nilai = jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimal 100 Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar afektif siswa sebagai berikut. Tabel 3. Kategori hasil belajar afektif siswa No Konversi Nilai Skala 0-100 Skala 1-4 1 86-100 4 2 81-85 3,66 3 76-80 3,33 4 71-75 3,00 5 66-70 2,66 6 61-65 2,33 7 56-60 2 8 51-55 1,66 9 46-50 1,33 10 0-45 1 (Sumber: Kemendikbud, 2013: 131) Ketegori Sangat Baik Baik Cukup Kurang 2) Persentase ketuntasan nilai afektif siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus sebagai berikut: A = X N 100% Keterangan: A = persentase ketuntasan afektif klasikal X = jumlah siswa yang memiliki nilai afektif 66 N = jumlah siswa 100% = bilangan tetap (Sumber: Aqib, dkk., 2009:41)

36 d. Hasil belajar psikomotor siswa 1) Nilai psikomotor siswa diperoleh dengan rumus: Nilai = jumlah skor yang diperoleh jumlah skor maksimal 100 Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar psikomotor siswa sebagai berikut. Tabel 4. Kategori hasil belajar psikomotor siswa No Konversi Nilai Skala 0-100 Skala 1-4 1 86-100 4 2 81-85 3,66 3 76-80 3,33 4 71-75 3,00 5 66-70 2,66 6 61-65 2,33 7 56-60 2 8 51-55 1,66 9 46-50 1,33 10 0-45 1 (Sumber: Kemendikbud, 2013: 131) Ketegori Sangat Baik Baik Cukup Kurang 2) Persentase ketuntasan nilai psikomotor siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus sebagai berikut: P = X N 100% Keterangan: P = persentase ketuntasan psikomotor klasikal X = jumlah siswa yang memiliki nilai afektif 66 N = jumlah siswa 100% = bilangan tetap (Sumber: Aqib, dkk., 2009:41)

37 2. Teknik Analisis Kuantitatif 1) Tes hasil belajar secara individual Nilai individu = jumlah skor skor maksimal 100 Tabel 5. Kategori hasil belajar kognitif siswa No Konversi Nilai Skala 0-100 Skala 1-4 1 86-100 4 2 81-85 3,66 3 76-80 3,33 4 71-75 3,00 5 66-70 2,66 6 61-65 2,33 7 56-60 2 8 51-55 1,66 9 46-50 1,33 10 0-45 1 (Sumber: Kemendikbud, 2013: 131) Ketegori Sangat Baik Baik Cukup Kurang 2) Nilai rata-rata seluruh siswa Nilai rata rata kelas (X) = Xi n Keterangan: Xi = nilai siswa n = banyaknya siswa (Sumber Heryanto,dkk, 2009: 42) 3) Ketuntasan belajar siswa secara klasikal K = X N 100% Keterangan: K = persentase ketuntasan kognitif klasikal X = jumlah siswa yang memiliki nilai afektif 66 N = jumlah siswa 100% = bilangan tetap (Sumber: Aqib, dkk., 2009:41)

38 3.7 Prosedur Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus, langkah-langkah pokok yang ditempuh pada masing-masing siklus adalah: (1) Penetapan fokus permasalahan (2) Perencanaan tindakan (3) Pelaksanaan tidakan (4) Pengumpulan data (pengamatan/ observasi) (5) Refleksi (analisis dan interpretasi) (6) Perencaan tindakan lanjut. (Aidin Adlan, 2011: 18) Untuk lebih jelas, rangkaian kegiatan dari setiap siklus dapat dilihat pada gambar berikut: Permasalahan Perencanaan Tindakan - I Pelaksanaan Tindakan - I SIKLUS I Refleksi - I Pengamatan/ Pengumpulan Data - I Permasalahan baru, hasil refleksi Perencanaan Tindakan - II Pelaksanaan Tindakan - II SIKLUS II Refleksi - II Pengamatan/ Pengumpulan Data - II Bila permasalahan belum terselesaikan Dilanjutkan ke Siklus Berikutnya Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK (Aidin Adlan, 2011: 19)

39 Merujuk pada prosedur penelitian tindakan kelas di atas, maka peneliti melaksanakan penelitian melalui empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dalam setiap siklusnya. Adapun siklus tersebut antara lain: 1. Siklus I a) Perencanaan 1) Menetapkan tema dan subtema yang akan dibelajarkan, yaitu tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup, subtema 1 Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan Rumahku. 2) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus I yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. 3) Menyusun lembar instrumen penilaian, berupa lembar observasi aktivitas belajar siswa, kinerja guru, hasil belajar afektif siswa dan hasil belajar psikomotor siswa. b) Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siklus I sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pendahuluan Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru mengajak siswa berdo a, mengecek kehadiran siswa, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan.

40 2) Kegiatan Inti a. Siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang dengan cara membagikan kepada setiap siswa masing-masing karton berwarna dan bernomor. b. Siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati dengan bimbingan guru. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati suatu objek atau data. c. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok berupa lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok. d. Siswa dalam kelompok mengolah pengetahuan dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. e. Siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya dengan cara guru memanggil salah satu nomor dari masing-masing kelompok, dan memanggil nomor dari kelompok yang lain untuk menanggapi. f. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah melaporkan hasil kerja kelompoknya 3) Penutup a. Siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru. b. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami siswa.

41 c. Guru mengajak siswa untuk berdo a dan guru mengakhiri pembelajaran. c) Pengamatan Observer mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, aspek afektif dan aspek psikomotor siswa dalam proses pembelajaran termasuk saat kegiatan diskusi, serta kinerja guru selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa, aspek afektif dan aspek psikomotor siswa, dan kinerja guru diamati dengan menggunakan lembar observasi. d) Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Analisis aktivitas siswa meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan ketuntasan belajar siswa. Hasil analisis digunakan sebagai kajian yang akan direncanakan untuk perencanaan dan pembanding terhadap hasil siklus II. 2. Siklus II a) Perencanaan 1) Menetapkan tema dan subtema yang akan dibelajarkan, yaitu tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup, subtema 2 Keberagaman Makhluk Hidup di Lingkunganku.

42 2) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus II yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. 3) Menyusun lembar instrumen penilaian, berupa lembar observasi aktivitas belajar siswa, kinerja guru, hasil belajar afektif siswa dan hasil belajar psikomotor siswa. b) Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siklus II sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pendahuluan Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru mengajak siswa berdo a, mengecek kehadiran siswa, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan. 2) Kegiatan Inti a. Siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang dengan cara membagikan kepada setiap siswa masing-masing karton berwarna dan bernomor. b. Siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati dengan bimbingan guru. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati suatu objek atau data.

43 c. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok berupa lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok. d. Siswa dalam kelompok mengolah pengetahuan dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. e. Siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya dengan cara guru memanggil salah satu nomor dari masing-masing kelompok, dan memanggil nomor dari kelompok yang lain untuk menanggapi. f. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah melaporkan hasil kerja kelompoknya 3) Penutup a. Siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru. b. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami kepada siswa. c. Guru mengajak siswa untuk berdo a dan guru mengakhiri pembelajaran. c) Pengamatan Observer mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, aspek afektif dan aspek psikomotor siswa dalam proses pembelajaran termasuk saat kegiatan diskusi, serta kinerja guru selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa, aspek afektif dan aspek

44 psikomotor siswa, dan kinerja guru diamati dengan menggunakan lembar observasi. d) Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Analisis aktivitas siswa meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan ketuntasan belajar siswa. Hasil analisis digunakan sebagai kajian yang akan direncanakan untuk perencanaan dan pembanding terhadap hasil siklus III. 3. Siklus III a) Perencanaan 1) Menetapkan tema dan subtema yang akan dibelajarkan, yaitu tema 3 Peduli Terhadap Makhluk Hidup, subtema 3 Ayo Cintai Lingkungan. 2) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus III yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. 3) Menyusun lembar instrumen penilaian, berupa lembar observasi aktivitas belajar siswa, kinerja guru, hasil belajar afektif siswa dan hasil belajar psikomotor siswa.

45 b) Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) pada siklus I sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pendahuluan Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru mengajak siswa berdo a, mengecek kehadiran siswa, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan. 2) Kegiatan Inti a. Siswa dikelompokkan dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang dengan cara membagikan kepada setiap siswa masing-masing karton berwarna dan bernomor. b. Siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui kegiatan mengamati dengan bimbingan guru. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati suatu objek atau data. c. Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok berupa lembar kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara berkelompok. d. Siswa dalam kelompok mengolah pengetahuan dan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. e. Siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya dengan cara guru memanggil salah satu nomor dari masing-masing kelompok,

46 dan memanggil nomor dari kelompok yang lain untuk menanggapi. f. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah melaporkan hasil kerja kelompoknya 3) Penutup a. Siswa menyimpulkan materi pelajaran dengan bimbingan guru. b. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami kepada siswa. c. Guru mengajak siswa untuk berdo a dan guru mengakhiri pembelajaran. c) Pengamatan Observer mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, aspek afektif dan aspek psikomotor siswa dalam proses pembelajaran termasuk saat kegiatan diskusi, serta kinerja guru selama proses pembelajaran. Aktivitas siswa, aspek afektif dan aspek psikomotor siswa, dan kinerja guru diamati dengan menggunakan lembar observasi. d) Refleksi Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Analisis aktivitas siswa meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Analisis hasil belajar

47 siswa dilakukan dengan menentukan ketuntasan belajar siswa. Hasil analisis digunakan sebagai kajian yang akan direncanakan untuk perencanaan dan pembanding terhadap hasil siklus II. 3.8 Indikator Keberhasilan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran tematik dikatakan berhasil apabila: 1. Persentase aktivitas siswa meningkat setiap siklusnya, dan mencapai 75% dari jumlah siswa yang ada dikelas tersebut. 2. Adanya Peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal mencapai 75%, dengan kriteria ketuntasan minimum yang telah ditentukan yaitu 66 dengan kategori B- atau 2,66 berdasarkan tabel penilaian yang terdapat dalam Permendikbud no 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum. 3. Adanya peningkatan rata-rata nilai setiap siklusnya. (adaptasi Kemendikbud, 2013:315)