TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Morton (1987) klasifikasi tanaman biwa adalah sebagai berikut :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang semu (pseudostem). Tanaman ini memiliki tinggi bervariasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

UJI EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK CAIR PLUS HI-TECH 19 PADA TANAMAN SAWI HIJAU DI SULSEL

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. terus bermunculannya berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

TINJAUAN PUSTAKA. Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class:

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman tebu adalah sebagai berikut : kingdom : Plantae ;

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman semusim yang secara

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom: Plantae; Divisio: Spermatophyta; Subdivisio: Angiospermae;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) dpl. (Nurbani, 2012). Adapun klasifikasi tanaman durian yaitu Kingdom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Morton (1987) klasifikasi tanaman biwa adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Kelas : Dicotiledoneae, Ordo : Rocales, Famili : Rocaceae, Genus : Eriobtrya, Species : Eriobotrya japonica Lindl. Biwa merupakan tanaman berkayu, berukuran sedang sampai tinggi. Dari hasil eksplorasi, tinggi tanaman biwa dapat mencapai (2,5 8) m tergantung dari bentuk pohon dan umur tanamannya. Dari hasil eksplorasi dan karakterisasi plasma nutfah tanaman biwa tahun 2003-2004, tinggi tanaman biwa mencapai (4-7) m tergantung juga pada bentuk pohon dan umur tanamannya (Bangun et al., tidak dipublikasikan). Kanopinya rapat, berbentuk menyebar/berbentuk payung dan ada yang berbentuk tegak, lebarnya mencapai (3 6) m, dan berdaun hijau. Batang dan daunnya bertekstur kasar, dengan lingkar batang mencapai (39,0 91,5) cm tergantung pada umur tanaman (Karsinah, dkk, 2008). Daun biwa berbentuk lanset, dengan panjang 9-25 cm, lebar 4-6 cm, berwarna hijau tua, mengkilat pada permukaan bagian atas, bagian bawah agak putih berbulu seperti karat, tebal dan kaku dengan susunan tulang daun menyirip. Pada beberapa kultival umumnya berdaun sempit dan yang lain lebar (Bangun, dkk, 2004). Bunga biwa berbentuk malai, terbentuk pada ujung ranting, jumlah bunga per malai (57 184) kuntum bunga, dan beraroma harum. Bunga memiliki 5 kelopak, 5 mahkota berwarna putih sampai krem, jumlah benang sarinya (18 20) utas, dan jumlah putik 5 utas (Karsinah, dkk, 2008).

Buah biwa termasuk dalam kluster, berbentuk oval, bulat atau lonjong. Kulit buah berwarna kuning atau orange dan permukaan kulit buah berbulu. Daging buah mengandung banyak air, beraroma kuat, berwarna kuning atau orange, rasanya manis, agak asam atau asam tergantung pada kultivarnya. Tiap buah berisi 1-7 biji dengan bobot (0,24 1,96) g berwarna coklat (Bangun, dkk, 2004). Syarat Tumbuh Syarat tumbuh yang dikehendaki tanaman biwa meliputi iklim dan tanah. Iklim mencakup beberapa hal diantaranya adalah suhu, ketinggian tempat, kecepatan angin dan lain-lain. Tanah meliputi ph, kesuburan, drainase, tekstur dan sebagainya. Iklim Di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, biwa tumbuh di dataran tinggi basah dengan ketinggian tempat > 900 m dpl. Di negara Subtropik (Cina), biwa tumbuh pada ketinggian 914-2100 m dpl. Di india, biwa tumbuh diketinggian > 1500 m dpl., sedangkan di Guatemala, biwa tumbuh dan berbuah dengan baik pada ketinggian antara 900 1200 m dpl (Karsinah, dkk, 2008). Tanaman biwa dapat tumbuh dengan baik pada suhu rata-rata > 15 0 C, dan masih toleran terhadap suhu yang rendah sampai -11,11 0 C. Di Jepang, suhu yang mematikan kuncup bunga adalah 7 0 C, untuk bunga yang masak adalah 3 0 C. Pada suhu -3,89 0 C biji mati yang disebabkan gugur buah (Bangun, dkk, 2004). Di Jepang, biwa tumbuh di lereng bukit yang hembusan anginnya baik. Panas yang ekstrim di musim panas dapat merusak tanaman, kondisi kering dan angin panas menyebabkan daun hangus. Jika iklim terlalu dingin atau panas dan

basah yang berlebihan, tanaman tumbuh sebagai ornamental tetapi tidak berbuah (Karsinah, dkk, 2008). Tanah Tanaman Biwa tumbuh dengan baik pada tanah yang kesuburannya sedang mulai dari tanah lempung berpasir ringan sampai tanah liat berat dan batu berkapur sedang, tetapi memerlukan drainase yang baik. ph tanah yang sesuai untuk tanaman biwa adalah 4-7 (Bangun, dkk, 2004). Sifat fisik tanah meliputi: tekstur, struktur, air dan udara di dalam tanah. Kebutuhan tanah untuk tanaman biwa berbeda-beda, menurut keadaan dari mana asal tanaman itu. Pada umumnya tanaman biwa menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam, gembur, subur, banyak mengandung humus, dan permeable, atau dengan kata lain tekstur tanah harus baik (Sembiring, 2009). Tanah yang tekstur/strukturnya baik adalah tanah yang berasal dari abu gubung berapi atau yang cukup mengandung pasir. Tanah yang demikian pergiliran udara dan air di dalam tanah berjalan dengan baik. Tanah tidak menghendaki air tanah yang dangkal, karena dapat membusukkan perakaran, sekurang-kurangnya kedalaman air tanah 3 meter dari permukaannya. Akar tanaman biwa membutuhkan oksigen yang tinggi, yang berarti tanah yang drainasenya kurang baik dan tanah liat berat adalah tidak cocok. Sebab tanah itu sulit ditembus akar, peredaran air dan udara pun menjadi kurang baik (Bangun, dkk, 2004). Pupuk Organik Cair Pemupukan merupakan salah satu usaha penting untuk meningkatkan produksi. Sampai saat ini pemupukan dianggap sebagai faktor yang dominan

dalam produksi pertanian, sehingga dalam rekomendasi pemupukan harus didasarkan atas kebutuhan tanaman dan ketersediaannya di dalam tanah. Kebutuhan hara tanaman tercermin dari hara yang terkandung pada bagian tanaman seperti akar, batang, daun, dan buah (Silalahi, dkk, 2010). Dibandingkan pupuk organik padat, pupuk organik cair masih sedikit terdapat dipasaran. Menurut Simamora, dkk (2005), pupuk organik cair adalah pupuk yang berasal dari hewan atau tumbuhan sudah mengalami fermentasi dan kandungan bahan kimia di dalamnya maksimum 5%. Selanjutnya, Hadisuwitu (2007) mengatakan bahwa, pupuk organik cair merupakan larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur (Sundari, dkk, 2012). Selain nutriens kita juga sekaligus menyerap mikroorganisme, bakteri, fungi, protozoa, dan nematodoa dari pupuk organik cair. Pada dasarnya limbah dari bahan organik dimanfaatkan menjadi pupuk, limbah cair banyak mengandung unsur hara N, P, dan K. Penggunaan pupuk cair dapat membantu memperbaiki struktur dan kualitas tanah (Erliza, 2011). Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang. Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah :

(1) dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, (2) dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit, (3) merangsang pertumbuhan cabang produksi, (4) meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, (5) mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah (Amilia, 2011). Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan. Adanya bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel, meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan merevitalisasi daya olah tanah. Fungsi pupuk organik terhadap sifat kimia yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan meningkatkan proses pelapukan bahan mineral. Adapun terhadap sifat biologi yaitu menjadikan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti fungi, bakteri, serta mikroorganisme menguntungkan lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat (Hadisuwito, 2008). Pupuk organik disamping dapat menyuplai hara N, P, dan K, juga dapat menyediakan unsur hara mikro sehingga dapat mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang (Amilia, 2011).

Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman Oleh karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti maupun petani dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan (Putri, 2011). Pupuk NPK Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik dengan kandungan unsur tertentu. Pada umumnya kandungan haranya tinggi dan mudah larut dalam tanah. Pupuk buatan mudah diperoleh sehingga banyak digunakan oleh para petani dibandingkan dengan pupuk organik atau pupuk dari alam. Namun demikian pupuk ini mempunyai kelemahan, misalnya bila tidak dengan perhitungan, dosis pupuk yang berlebihan dapat merusak lingkungan terutama di daerah perakaran tanaman (Damanik dkk, 2011). Penggunaan pupuk anorganik di pembibitan sangat dianjurkan pada pembibitan tanaman tahunan dan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan mutu bibit yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka perlu

ditambahkan pupuk anorganik dalam pembibitan yang dilakukan untuk mendapatkan bibit yang lebih baik (Jannah,dkk, 2012). Penggunaan pupuk majemuk dinilai lebih praktis, karena hanya dengan satu kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan.contoh pupuk majemuk anatara lain diamonium phosphat yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor, serta pupuk NPK mutiara yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium (Novizan, 2005). Dalam pupuk NPK terdapat unsur N, P, dan K. Unsur N merupakan unsur yang cepat kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. Peran utama unsur ini adalah merangsang pertumbuhan vegetatif (batang dan daun), Unsur posfor dalam tanaman berfungsi dalam perkembangan akar halus dan akar rambut, memperkuat batang tanaman. Sementara unsur K Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peranan utama kalium dalam tanaman ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Dengan adanya kalium yang tersedia dalam tanah menyebabkan ketegaran tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan akar, tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit, dan mampu mengatasi kekurangan air pada tingkat tertentu (Rauf, 2000). Unsur hara N dapat menyuburkan pertumbuhan daun. Unsur N sering disebutsebut sebagi zat lemas yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Nitrogen di dalam tanaman sangat penting untuk pembentukan protein, daun-daunan dan berbagai senyawa organik lainnya Nitrogen adalah unsur hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman dan mempunyai peranan yang sangat penting untuk pertumbuhaan tanaman. Waktu pemupukan unsur nitrogen haruslah memperhatikan fase-fase pertumbuhan tanaman, karena peranan hara nitrogen adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman (Jamilin, 2011).

Pupuk NPK adalah suatu jenis pupuk majemuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara yang digunakan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk majemuk yang sering digunakan adalah pupuk NPK karena mengandung senyawa ammonium nitrat (NH4NO3), ammonium dihidrogenfosfat (NH4H2PO4), dan kalium klorida (KCl).Kadar unsurhara N, P, dan K dalam pupuk majemuk dinyatakan dengan komposisi angka tertentu.misalnya pupuk NPK 10-20-15 berarti bahwa dalam pupuk itu terdapat 10% nitrogen, 20% fosfor (sebagai P2O5)dan 15% kalium (sebagai K2O) (Chandra, 2011). Pembibitan Main Nursery Pembibitan merupakan cara atau usaha yang dilakukan untuk mengecambahkan bahan tanaman agar menjadi bibit yang bermutu dan berkualitas serta siap untuk ditanam. Pembibitan merupakan awal kegiatan lapang yang harus dimulai setahun sebelum penanaman dimulai Pembibitan bertujuan untuk menghasilkan bibit berkualitas tinggi yang harus tersedia pada saat penyiapan lahan tanam telah selesai. Sasaran akhir dari kegiatan pembibitan adalah menyediakan bibit yang asli dan jagur. Bibit yang asli dan jagur merupakan jaminan untuk memperoleh kebun dengan produktivitas tinggi. Pembibitan merupakan langkah permulaan yang sangat menentukan keberhasilan penanaman di lapangan, sedangkan bibit unggul merupakan modal dasar dari perusahaan untuk mencapai produktivitas dan mutu yang tinggi (Syakir, 2010). Proses pembibitan tanaman ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu pembibitan awal (pre nursery) dan pembibitan utama (main nursery). Hal ini bertujuan agar pengelolaan yang lebih intensif dan efektif, seperti mulai pada pre nursery di mana umur dan ukuran bibit masih kecil sehingga ditanam pada polibeg

berukuran kecil kemudian berlanjut kepada main nursery pada polibeg besar sebelum menuju proses penanaman langsung di lapangan. Untuk memperoleh bahan tanaman yang dapat menunjang hasil produksi kelak, perlu dilakukan pengamatan dan perlakuan yang lebih baik pada tahap main nursery karena pada tahap pre nursery, unsur hara maupun bahan makanan lebih banyak berasal dari kotiledon kecambah yang digunakan (Astianto, 2012). Pada pembibitan utama (main nursery) bibit dari pembibitan awal dipindahkan ke kantong pelastik yang lebih besar. Pelaksanaan transplanting dari pembibitan awal ke pembibitan utama merupakan tahap krusial dan memerlukan perhatian yang lebih. Pemeliharaan bibit di pembibitan utama hampir sama dengan pembibitan awal dilakukan dengan pengisian dan penyusunan polibeg, alih tanam, penyiraman, pengendalian gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan seleksi bibit (Purnomoshidi, dkk, 2002).