BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai perusahaan. Menurut IAI dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sutrisno (2003: 266) Rasio profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja keuangan dapat diartikan sebagai kondisi perusahaan. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham merupakan instrumen keuangan yang paling diminati. masyarakat dan populer untuk diperjualbelikan di pasar modal.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB II LANDASAN TEORI

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak terlibat secara langsung dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis dewasa ini cenderung semakin pesat. Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Jogianto (2003:109), return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

Transkripsi:

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisis tersebut pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil keputusan.dengan demikian untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan diperlukan adanya laporan keuangan dari perusahaan bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut IAI (2007:2), Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dengan berbagai cara misalnya sebagai arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga. Menurut Munawir (2002:2) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak 21

yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi atau suatu proses pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Dalam proses ini diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan aktivitas ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan perusahaan. 2.1.2 Pengertian Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan mengindikasikan bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau bagaimana perusahaan membiayai aktivanya. Riyanto mengatakan bahwa Struktur finansial mencerminkan cara bagaimana aktiva-aktiva perusahaan dibelanjai, dengan demikian struktur finansial tercermin pada keseluruhan pasiva dalam neraca. Struktur finansial mencerminkan pula perimbangan antara keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dengan jumlah modal sendiri. Keputusan pendanaan merupakan perbandingan antara hutang (modal asing) dengan ekuitas (modal sendiri). 22

Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana, baik yang berasal dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) perusahaan, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan yang berasal dari sumber internal yaitu laba ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber dana eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kredit merupakan hutang bagi perusahaan atau disebut dengan metode pembelajaran dengan utang (debt financing). Dana yang diperoleh dari para pemilik, serta atau mengambil bagian dalam perusahaan merupakan modal sendiri perusahaan. Proporsi atau bauran dari penggunaan modal sendiri dan utang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan disebut struktur modal perusahaan. Dalam penelitian ini, rasio yang dipakai untuk mengukur keputusan pendanaan adalah debt to equity ratio (DER), yaitu perbandingan antara hutang dengan total aktiva. Alasan menggunakan total hutang atas aktiva karena kondisi di Indonesia. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang sering menggantikan hutang jangka pendek menjadi hutang jangka panjang. Formulasi DER adalah sebagai berikut : DER = 23

2.1.3 Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam periode tertentu (Riyanto, 2001). Dimana masing-masing pengukuran profitabilitas dihubungkan dengan penjualan, total aktiva, dan modal sendiri. Secara keseluruhan ketiga pengukuran itu memungkinkan seorang penganalisa untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungan dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan, didalam akuntansi digunakan prosedur penentuan laba atau rugi periodic dengan didasarkan pada pengaruh transaksi-transaksi yang sesungguhnya terjadi mengakibatkan timbulnya pendapatan dan biaya - biaya sebagai elemen yang membentuk laba atau rugi dalam suatu periode. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aktiva, dan modal. Ada tiga rasio yang dapat digunakan dalam rasio profitabilitas, yaitu rasio net profit margin (NPM), return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Net profit margin mengukur sejauh mana perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio NPM yang rendah dapat menunjukkan ketidakefisienan manajemen. ROA menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva 24

yang dimilikinya. Sedangkan ROE menggambarkan tingkat return yang dihasilkan perusahaan bagi pemegang sahamnya. Profitabilitas merupakan variabel independen penting yang mempunyai pengaruh pada keputusan pendanaan. Semakin tinggi profit suatu perusahaan maka akan semakin menurun hutangnya karena semakin banyak dana internal yang tersedia untuk mendanai investasinya (Brigham dan Houston,2001). Brigham dan Houston (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Keputusan pendanaan secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya risiko yang ditanggung pemegang saham serta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat keuntungan yang diharapkan. Return on asset menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor. ROA merupakan salah satu rasio rentabilitas yang terpenting digunakan untuk memprediksi harga atau return saham perusahaan publik. ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan 25

dengan memanfaatkan total investasi yang dilakukan perusahaan. ROA juga merupakan perkalian antara factor net income margin dengan perputaran aktiva. Net income margin menunjukkan kemampuan memperoleh laba dari setiap penjualan yang diciptakan oleh perusahaan, sedangkan perputaran aktiva menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan penjualan dari aktiva yang dimilikinya. Apabila salah satu dari faktor tersebut meningkat (atau keduanya), maka ROA juga akan meningkat. Bila ROA meningkat berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham. Formulasi ROA adalah sebagai berikut: Return On Asset (ROA) = 2.1.4 Price Earning Ratio (PER) Penilaian saham secara akurat dapat meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapatkan keuntungan yang wajar, mengingat investasi di pasar modal merupakan jenis investasi yang cukup tinggi, meskipun menjanjikan keuntungan relatif besar investor harus berhati-hati dalam menganalisis 26

sekuritas. Salah satu cara untuk menghitung sekuritas yang baik bagi investor dengan cara menggunakan price earning ratio. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005), price earning ratio (PER) adalah ukuran kineja saham yang didasarkan atas perbandingan antara harga pasar saham terhadap pendapatan perlembar saham (Earning Per Share, EPS). Pertumbuhan laba dan dividen dari suatu saham yang berubah-ubah nilainya, maka PER diharapkan juga akan berubah sepanjang waktu berjalan dan pada akhirnya menuju suatu tingkat nilai PER rata-rata dari saham-saham yang mempunyai tingkat risiko yang sama. Skousen, dkk (2009:230) yang dialihbahasakan oleh Ali Akbar menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki P/E ratio lebih tinggi dari P/E rata-rata, maka: 1) Perusahaan dengan kemungkinan pertumbuhan masa depan yang tinggi. 2) Perusahaan dengan laba tahun berjalan lebih rendah dari laba rata-rata karena kejadian luar biasa yang tidak berulang (seperti penghapusan yang besar, bencana alam). 3) Perusahaan dengan aset tak tercatat yang jumlahnya substansial (seperti peningkatan nilai tanah, goodwill yang tak tercatat. 27

Selanjutnya, perusahaan yang memiliki P/E ratio lebih rendah dari P/E rata-rata, maka: 1. Perusahaan dengan laba tahun berjalan lebih tinggi dari laba rata-rata karena kejadian luar biasa yang tidak berulang (seperti keuntungan luar biasa yang hanya terjadi satu kali). 2. Perusahaan yang dianggap sangat beresiko. Penjelasan tersebut memberikan pernyataan yaitu yang pertama, price earnings ratio lebih tinggi dari price earnings ratio rata-rata dapat diartikan bahwa pasar mengharapkan peningkatan laba di masa mendatang. Hal tersebut dapat mengembalikan nilai price earning ratio ke tingkat yang lebih normal. Pernyataan yang kedua, tingginya price earnings ratio memungkinkan menunjukan alternatif bahwa terasa laba perusahaan memiliki risiko yang rendah dan membuat perusahaan bersedia membayar premi untuk mereka. Formulasi Price Earning Ratio (PER) adalah sebagai berikut : Price Earning Ratio (PER) = 2.1.5 Struktur Aktiva Struktur aktiva (Fixed Asset Ratio) adalah penentuan berapa besar alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, 28

baik dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap (Husnan,2004). Sedangkan menurut Riyanto (2001), struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Jadi, struktur aktiva merupakan susunan dari penyajian aktiva dalam rasio tertentu dari laporan keuangan, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dengan aktiva tetap. Aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki dan digunakan untuk beroperasi dan memiliki massa manfaat dimasa yang akan datang lebih dari satu periode anggaran serta tidak dimaksudkan untuk dijual. Menurut Riyanto (2001), kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Fixed Asset Ratio (FAR) atau dikenal juga dengan tangibilityasset, merupakan rasio antara aktiva tetap perusahaan dengan total aktiva (assetnya). Perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang yang lebih besar karena memiliki aktiva sebagai penjaminnya. Perusahaan yang memiliki asset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana 29

dibandingkan dengan perusahaan kecil, besarnya asset tetap dapat digunakan sebagai jaminan perusahaan (Sartono,2001). Formulasi Struktur Aktiva adalah sebagai berikut : Struktur Aktiva = 2.1.6 Ukuran Perusahaan (Firm Size) Riyanto (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Oleh karena itu, memungkinkan perusahaan besar tingkat leverage-nya akan lebih besar dari perusahaan yang berukuran kecil. Dari uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa semakin besar suatu perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi maka perusahaan tersebut 30

akan lebih berani mengeluarkan saham baru dan kecenderungan untuk menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar pula. Formulasi Ukuran Perusahaan (Firm Size) adalah sebagai berikut: Ukuran Perusahan (Firm Size) = Ln(Total Asset) 2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No NamaPenel iti Judul Variabel Hasil Penelitian 1. Agus Mulya (2008) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Independen Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabiltas Dependen: Struktur Modal Secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara variabel struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, dan leverage operasi terhadap struktur modal. 31

2. Steven dan Lina (2011) Faktor-Faktor yang Mempengaru hi Kebijakan Hutang Perusahaan Manufaktur Independen: DPR, Investasi Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, dan Profitabiltas Profitabilitas dan Struktur Asset berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang. Dependen: Kebijakan Hutang 3. Kadapakka m dan Meisami (2007) Pengaruh Dividend PayOut Ratio, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Keputusan Pendanaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Independen: DPR, Kepemilikan Manajerial,da n Ukuran Perusahaan. Dependen: Keputusan Pendanaan Profitabilitas, pembayaran dividen, dan ukuran perusahaan memiliki hubungan positif pada kebijakan hutang perusahaan. 4. Riyanto (2001) Analisis Pengaruh Profitabilitas, Price Earning Independen: Profitabilitas, PER, Struktur Aktiva dan Profitabilitas dan Struktur Aktiva berpengaruh 32

(Sumber : diolah penulis) Ratio, Struktur Aktiva, Operating Leverage, Dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Operating Leverage Dependen: Struktur Modal negatif terhadap Struktur Modal, sedangkan PER dan Operating Leverage berpengaruh positif terhadap Struktur Modal 2.3. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. (Jurusan Akuntansi, 2004:13). Untuk menggambarkan pengaruh antara Profitabilitas (ROA), Price Earning Ratio (PER), Struktur Aktiva (Fixed Asset Ratio), dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Keputusan Pendanaan, maka penulis menyusun kerangka konseptual (theoretical framework) sebagai berikut : 33

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Profitabilitas (X 1 ) Price Earning Ratio (X 2 ) Struktur Aktiva (X 3 ) H 1 H 2 H 3 Keputusan Pendanaan (DER) (Y 1 ) Ukuran Perusahaan (X 4 ) H 4 2.4. Hipotesis Penelitian Definisi hipotesis menurut Sugiyono (2006 : 51) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiric. Adapun hasil hipotesisnya adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Profitablitas terhadap Keputusan Pendanaan Pada umumnya perusahaan lebih menyukai pendapatan yang mereka terima digunakan sebagai sumber utama dalam pembiayaan untuk investasi. Apabila sumber dari dalam perusahaan tidak mencukupi maka alternatif lain yang digunakan 34

adalah dengan menggunakan hutang baru kemudian mengeluarkan saham baru sebagai alternatif terakhir untuk pembiayaan. Perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang lambat akan mempunyai tingkat debt ratio yang rendah jika dibanding dengan rata-rata industri yang ada. Meningkatnya profitabilitas perusahaan akan menyebabkan perusahaan lebih memilih menggunakan modal sendiri yaitu laba ditahan sehingga nilai hutang perusahaan akan menurun. Dengan demikian hubungan antara profitabilitas dengan keputusan pendanaan mempunyai hubungan dan signifikan negatif. Oleh sebab itu, hipotesis pertama (H 1 ) dirumuskan: H 1 = Profitabilitas berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. 2. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Keputusan Pendanaan Price Earning Ratio merupakan perbandingan harga suatu saham (market price) dengan earning per share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Kegunaan dari PER adalah melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang tercermin oleh EPS-nya. Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham tersebut semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya (Riyanto, 2001). Peningkatan PER yang dinilai oleh 35

investor menunjukkan kinerja yang semakin baik, juga berdampak semakin menarik perhatian calon kreditor. Meningkatnya perhatian kreditor terhadap perusahaan, maka sangat dimungkinkan jumlah hutang akan semakin meningkat. Peningkatan jumlah hutang yang relatif besar dari modal sendiri akan meningkatkan PER. Oleh sebab itu, hipotesis kedua (H 2 ) dirumuskan: H 2 = PER berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. 3. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Keputusan Pendanaan Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral of value assets). Bringham dan Houston (2001) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan. Asset yang dapat dijaminkan merupakan asset yang diminta oleh kreditor sebagai jaminan atas pinjaman. Jika fixed asset suatu perusahaan adalah tinggi, maka aset-aset ini bisa digunakan sebagai jaminan yang menurunkan risiko pemberi pinjaman dari hutang sehingga nilai struktur modal menurun. Oleh sebab itu, hipotesis ketiga (H 3 ) dirumuskan: H3 = Struktur Aktiva berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. 36

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Keputusan Pendanaan Menurut Brigham dan Houston (2011:40), perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak mengandalkan hutang. Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001:299) perusahaan yang lebih besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ukuran perusahaan diduga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap struktur modal. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H4 = Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap keputusan pendanaan. 5. Pengaruh Profitablitas (ROA), Price Earning Ratio (PER), Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Keputusan Pendanaan. H5 = Profitablitas (ROA), Price Earning Ratio (PER), Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pendanaan. 37