BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia berkualitas saja yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan untuk membangun sumber daya

Teknologi & Media Pembelajaran

Pemanfaatan Media Berbasis Teknologi dalam Pembelajaran

Pemanfaatan / Pengembangan Media dan Teknologi dalam Bimbingan dan Konseling. Oleh : Agus Triyanto, M.Pd.

Annisa Ratna Sari MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

Media Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. tujuan pendidikan sangat sarat dengan kompetansi sosial, personal dan

BAB I PENDAHULUAN. akan peneliti sajikan pada bab ini adalah latar belakang masalah, identifikasi dan

I. PENDAHULUAN. yang kondusif. Di mana proses belajar lebih berpusat kepada siswa (student

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB. I PENDAHULUAN. pelajaran di sekolah. Namun demikian akhir-akhir ini ada beberapa mata

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

BAB I PENDAHULUAN. adalah media cetak (diktat, modul, hand out, buku teks, majalah, surat kabar, dan

BAB I PENDAHULUAN. situasi pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. F. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan, kewarganegaraan dikenal mulai dari siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses kegiatan pembelajaran disekolah, ada saat-saat tertentu dimana

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan oleh : Endah Puji Astuti A

AECT (Association for Educational Communication and Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal Millenium ketiga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pendewasaan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

Macam- macam Media Penyaji dalam Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan perubahan di segala bidang kehidupan. Kemajuan ini tentu

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan permasalahan yang. mengarah pada peningkatan hasil belajar.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA ANTARA PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER DAN CETAK. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa.

PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU BAHASA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sampai dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam peradaban manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teknik dan taktik pembelajaran. Adapun uraian mengenai istilah-istilah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

MY TEACHER MY HERO 2016

Dari Batasan-Batasan Itu Media Dapat Disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang maslah yang diambil dalam penelitian. Selain itu menjelaskan tentang rumusan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

(Analisis Semiotika Terhadap Film Garuda di Dadaku)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan pendidikan akan berdampak luas terhadap pembangunan nasional. Peningkatan kualitas pendidikan bagi suatu bangsa, bagaimanapun harus diprioritaskan. Kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia berkualitas saja yang bisa bertahan hidup dimasa depan. Manusia yang dapat bergaul dimana dunia semakin tinggi tingkat kompetensinya adalah manusia yang berkualitas. Untuk mencapai hal tersebut, hendaknya pelaksanaan pendidikan harus mampu menciptakan situasi, sarana dan hasil belajar yang menyeluruh, sehingga hasil belajar yang dimiliki oleh siswa dapat diterapkan dalam kehidupannya. Keberhasilan proses pendidikan ditentukan juga oleh peran guru dalam penyampaian materi dan juga dalam mengatasi hambatan-hambatan yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa. Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaiaan pesan dari sumber pesan melalui saluran tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran dan penerima pesan adalah komponenkomponen proses komunikasi. Pesan yang dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku. Salurannya adalah sumber belajar dan 1

2 penerima pesannya adalah siswa atau juga guru ( Arif S. Sardiman, 2005: 11-12). Proses pembelajaran akan berhasil baik jika komunikasi terjalin baik pula, akan tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran sering adanya faktor yang menjadi penghambat atau penghalang komunikasi, baik dalam diri guru maupun siswa sehingga proses komunikasi belajar mengajar seringkali berlangsung secara tidak efektif dan efisien, untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pemanfaatan berbagai sumber belajar, karena fungsi sumber belajar adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru, sehingga mampu memperjelas konsep yang diajarkan agar siswa lebih memahami penyampaian pelajaran yang disampaikan dan diharapkan akan membantu siswa dalam proses pencampaian hasil belajar. Mata pelajaran PKn adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan dari mulai SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi karena merupakan mata pelajaran yang penting dalam menumbuhkan karakter, dan menciptakan warga negara yang baik sesuai pancasila. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Sapriya (Winarno, 2013: 7) bahwa pendidikan kewarganegraan berisi tentang pendidikan nilai moral, pendidikan politik, pendidikan hukum, dan pendidikan bela negara. Pembelajaran PKn di sekolah dibutuhkan guru yang sesuai dengan disiplin ilmunya, menguasai konsep PKn dan pemanfaatan sumber belajar pada pembelajaran PKn. Berkaitan dengan kompetensi yang harus dimiliki

3 oleh seorang guru yaitu guru selalu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, berkreasi dan berinovasi untuk memaksimalkan pelayanan terhadap peserta didik. Dengan demikian, guru diharapkan dapat menguasai berbagai metode dan media pembelajaran yang mendukung dalam mensosialisasikan PKn. Keberadaan sumber belajar yang sangat beragam seharusnya digunakan oleh setiap guru mata pelajaran untuk lebih memudahkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan pencermatan dalam Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) pada tahun 2012 penulis mengamati adanya beberapa permasalahan pada mata pelajaran PKn di SMA Negeri 1 Seyegan. Mata pelajaran PKn pada umumnya hanya diajarkan dengan metode konvesional, dan dengan media yang terbatas. Misalnya guru menjelaskan materi dengan menggunakan ceramah, menggunakan media belajar hanya dari Lembar Kerja Siswa (LKS) atau dari guru itu sendiri sebagai pemberi pelajaran. Dengan keadaan yang demikian menyebabkan suasana belajar mengajar yang membosankan, penyampaian materi pelajaran yang dominan dengan metode cramah dari SD, SMP dan SMA hal ini menyebabkan mata pelajaran PKn menjadi tidak menyenangkan sehingga pelajaran PKn kurang diminati sebagian besar siswa. Minat belajar siswa penting utuk ditingkatakan karena merupakan salah satu faktor dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, apabila siswa memiliki minat belajar yang tinggi maka secara otomatis siswa tersebut akan belajar dengan hati yang senang hal ini akan dapat meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik. Cara untuk meningkatkan minat belajar siswa salah

4 satunya adalah menciptakan proses belajar yang menyenangkan, seperti menggunakan media yang menarik. Berdasarkan observasi di lapangan, diketahui bahwa prestasi belajar dan minat belajar siswa di kelas XI IPA khususnya dalam mata pelajaran PKn masih kurang, ada beberapa siswa yang belum mencapai standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 76, ditunjukan pada data hasil mid semester bulan September 2013 nilai rata-rata kelas XI IPA mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan masih ada yang dibawah 76. Selain itu, kurangnya minat dalam mengikuti pelajaran PKn masih kurang, siswa beranggapan bahwa mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang membosankan. Pelajaran PKn sebenarnya merupakan pelajaran yang menarik apabila dikaitkan dengan realita-realita yang ada, ruang lingkup PKn sangat dekat dengan masyarakat, seperti hukum, politik, moral dll. Kalau benar-benar memahami isi materi PKn maka akan lebih mudah dalam memahami kasuskasus yang terjadi dalam masyarakat. Untuk menciptakan proses belajar mengajar PKn yang menyenangkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa, maka diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa untuk membantu siswa supaya lebih mudah memahami apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran. Media belajar biasanya berisi tentang pesan atau informasi pendidikan yang disajikan menggunakan peralatan, sedangkan peralatan merupakan sarana untuk menampilkan pesan yang akan di informasikan oleh media

5 tersebut. Berikut ini ada beberapa media belajar yang sering digunakan dalam pembelajaran PKn antara lain; 1. Koran, majalah, kliping. 2. Berita, kasus yang berkait dengan materi pelajaran. 3. Model. (Winarno, 2009) Menurut Seels dan Glasgow (Azhar Arshad, 2002: 33-34) ada 2 macam jenis media dari segi perkembangan teknologi. Jenis-jenis media tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pilihan media tradisional a. Visual diam yang diproyeksikan 1) Proyeksi opaque (tak tembus pandang) 2) Proyeksi overhead 3) Slide 4) Filmstrips b. Visual yang tak diproyeksikan 1) Gambar, poster 2) Foto 3) Chart, grafik, diagram 4) Pameran, papan info, papan bulu c. Audio 1) Rekaman piringan 2) Pita-kaset, reel, cartridege d. Penyajian multimedia 1) Slide plus suara (tape) 2) Multi-image e. Visual dinamis yang diproyeksikan 1) Film 2) Televisi 3) Video f. Cetak 1) Buku teks 2) Modul, teks terprogram 3) Workbook 4) Majalah ilmiah, berkala 5) Lembaran lepas (hand out) g. Permainan 1) Teka-teki

6 2) Simulasi 3) Permainan papan h. Realia 1) Model 2) Specimen 3) Manipulatif (peta, boneka) 2. Pilihan media teknologi mutakhir a. Media berbasis telekomunikasi 1) Teleconference 2) Kuliah jarak jauh b. Media berbasis mikroprosesor 1) Computer-assisted intruction 2) Permainan komputer 3) Sistem tutor intelejen 4) Interaktif 5) Hypermedia 6) Compact (video) disc PKn pada dasarnya mengambil bagian dari ilmu politik yaitu bagian demokrasi politik. Menurut Muhammad Numan Soemantri (2001: 275-276) dijelaskan isi dari civics meliputi : 1. Konteks ide demokrasi: teori-teori tentang demokrasi politik, teori majority rule, hak-hak kelompok minoritas, konsep-konsep demokrasi dalam masyarakat, teori de,okrasi dalam pemerintahan dan apa yang dinamakan pemerintahan yang demokratis. 2. Konstitusi negara: sejarah legal status, masalah pokok dalam konstitusi negara, rangkaian kritis dalam pembangunan bangsa (nation building), identitas, integrasi, penetrasi, prestasi, dan distribusi kekuasaan. 3. Input sistem politik: arti pendapat umum terhadap kehidupan politik, studi tentang perilaku politik (kebutuhan pokok manusia, tradisi rumah, status sosial, kelompok-kelompok etnik, komunikasi, pengaruh rumah, sahabat, teman sepekerjaan). 4. Partai politik dan kelopok penekan (pressure group): sistem kepartaian, fungsi partai politik, peranan kelompok penekan, dan hubungan masyarakat (public relation). 5. Pemilihan umum: maksud pemilu dalam distribusi kekuasaan dalam sistem pemilu. 6. Lembaga-lembaga pengambil keputusan: legislators dan kepentingan masyarakat, bagaimana konstitusi memberi peran pengambilan keputusan kepala presiden; bagaimana, presiden berperan sebagai legislator, dan proses-proses kegiatan dalam legislatif.

7 7. Presiden sebagai kepala negara/ administrasi negara: kedudukan presiden menurut konstitusi, kontrol lembaga legislatif terhadap presiden dan birokrasi, sistem dan mekanisme pemerintah, pemerintah dibamah konstitusi, jasa-jasa pemerintah (perlindungan dan fasilitas), organisasi dan manajemen pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 8. Lembaga yudikatif: sistem peradilan dan administrasi peradilan, hak, dan kedudukan seseorang dalam pengadilan, proses pengadilan, hubungan badan legislatif, eksekutif dan yudikatif. 9. Output dari sistem demokrasi politik: hak individu dan kemerdekaan individu dalam konstitusi, kebebasan berbicara, pers dan media massa, kebebasan akademik, perlindungan yang sama bagi warga negara, cara penduduk negara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan. 10. Kesejahteraan umum dan pertahanan negara: tugas negara dan warga negara dalam mencapa kemerdekaan umum, hak-hak memiliki barang/ kekayaan, politik pajak untuk kesejahteraan umum, politik luar negeri dan keselamatan nasional, hubungan internasional. 11. Perubahan sosial dan demokrasi politik: demokrasi politik dan pembangunan masa sekarang, bagaimana mengefektifkan dan mengisi demokrasi politik, tantangan bagi warga negara dalam menghadapi perkembangan sains dan teknologi apa yang harus dilakukan dalam organisasi keluarga, agama pendidikan dan demokrasi politik. Materi PKn yang diajarkan di SMA khususnya kelas XI meliputi; menganalisis budaya politik di Indonesia, menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani, menampilkan sikap keterbukaan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, menganalisis hubungan Internasional dan organisasi Internasional, menganalisis sistem dan peradilan Internasional. Dari beberapa materi tersebut maka materi yang paling potensial menggunakan media majalah adalah menganalisis budaya demokrasi menuju masyarakat madani, karena di dalam materi ini terdapat beberapa kompetensi dasar yang masih ada hubungannya dengan kasuskasus sekarang yang ada pada majalah, misalnya tentang masalah pilkada, peranan wakil rakyat di dalam parlemen, dan masalah-masalah yang masih berhubungan dengan kurangnya demokrasi. Dengan menggunakan majalah

8 sebagai media pembelajaran maka siswa dengan mudah memahami materimateri yang diajarkan. Dengan cara menganalisis kasus yang berhubungan dengan materi-materi PKn yang sedang diajarkan. Tempo sebagai majalah politik sangat penting untuk dimanfaatkan sebagai media pembelajaran PKn, demikian juga dengan Gatra. Kemudian, dirumuskan bahwa dengan menggunakan media majalah akan lebih menarik siswa, karena di dalam media majalah model penulisan dan penyajian informasi lebih menarik, menggunakan gambar-gambar atau foto-foto terkait kasus tersebut. Berdasarkan uraian di atas, penulis berasumi bahwa penggunaan media majalah dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa. Berangkat dari hal tersebut penulis mengajukan penelitian dengan judul pengaruh penggunaan majalah sebagai media pembelajaran terhadap minat dan prestasi belajar pendidikan kewarganegaraan kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah yang muncul. Di antaranya sebagai berikut: 1. Pemanfaatan media pembelajaran belum maksimal. 2. Perlunya kreativitas dalam pemanfaatan media pembelajaran. 3. Media majalah diduga dapat meningkatkan tercapainya minat dan prestasi belajar.

9 4. Di sekolah SMA N 1 Seyegan belum menggunakan media majalah sebagai sumber belajar PKn. 5. Mata pelajaran PKn masih dianggap kurang menarik oleh sebagian besar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Seyegan. 6. Guru masih menggunakan metode konvesional. 7. Minimnya fasilitas media pembelajaran di sekolah. 8. Kurangnya kreatifitas guru dalam mencari media pembelajaran yang inovatif. 9. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajarn PKn yang dicapai belum optimal, belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). 10. Penggunaan metode ceramah membuat pembelajaran PKn menjadi membosankan. 11. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn. C. Batasan Masalah Peneliti membatasi pengaruh penggunaan majalah yakni tempo dan gatra sebagai media pembelajaran di sekolah, jadi secara spesifik dibatasi oleh dua batasan diantaranya sebagai berikut: 1. Kurangnya minat belajar siswa SMA N 1 Seyegan terhadap mata pelajaran PKn. 2. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran PKn masih belum optimal belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

10 D. Rumusan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disampaikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Adakah perbedaan minat belajar siswa terhadap pembelajaran PKn menggunakan media majalah dengan pembelajaran PKn menggunakan media konvensional? 2. Adakah perbedaan prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKn menggunakan media majalah dengan pembelajaran PKn menggunakan media konvensional? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan minat belajar siswa terhadap pembelajaran PKn antara kelas yang menggunakan media majalah dengan kelas yang menggunakan media konvensional. 2. Perbedaan prestasi belajar siswa terhadap pembelajaran PKn antara kelas yang menggunakan media majalah dengan kelas yang menggunakan media konvensional. F. Manfaatan Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi belajar pada umunya dan pengajaran PKn pada khususnya.

11 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi Peneliti Manfaat bagi peneliti adalah agar menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman sebagai bekal jika menjadi seseorang pendidik. b. Bagi Sekolah Sebagai referensi pengajaran pada umumnya dan pengajaran PKn pada khususnya.