UPAYA MENINGKATKAN INDUSTRI OLAHRAGA

dokumen-dokumen yang mirip
Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Setiyawan) Visi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

terhadap kepribadian pelakunya. Kegiatan yang untuk menggunakan tubuh secara menyeluruh dalam bentuk permainan atau pertandingan/ perlombaan

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan menerangkan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang. dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan atau bagian hidup yang tidak dapat ditinggalkan. dan kebiasaan sosial maupun sikap dan gerak manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi fisik siswa dalam beraktifitas untuk mendidik lebih mengedepankan pada

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kehidupan masyarakat disegala bidang siswa merupakan bagian

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra

PANDUAN WAWANCARA. 1. Bagaimanakah Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung dalam penyampaian

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003, yang berbunyi Pendidikan. adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan watak dan kepribadian yaitu sikap sportivitas dan disiplin. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang

Oleh. Rajip Mustafillah Rusdiyanto ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. lebih nikmat, lebih cepat, dan lebih lancar karenanya. Dengan kemajuan teknologi

I. PENDAHULUAN. UU RI NO 3 tahun 2005 BAB II pasal 4 sistem keolahragaan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY

PERANAN NILAI SPORTIFITAS PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENGAHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan rekonstruksi aneka pengalaman dan

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN KOTA BALIKPAPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

II. TINJAU PUSTAKA. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk. mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan. Nasional, yang dimaksud dengan Pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sistematis dan teratur. Oleh sebab itu pembelajaran yang baik akan. menentukan keberhasilan dalam menciptakan siswa yang berprestasi.

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta

SPORT DEVELOPMENT INDEX SEBAGAI PARAMETER DALAM MENGUKUR PEMBANGUNAN OLAHRAGA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) meliputi permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang mendunia dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

Prima Hendri Cahyono ( /PJKR A o8)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN SOFTBALL

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan olahraga sepak takraw, sehingga sangatlah wajar kalau daerah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KEOLAHRAGAAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

SKRIPSI. Disusun Oleh : ENDRA HARFIYANTO NPM :

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I LATAR BELAKANG. Gilang Ginanjar, 2013 Strategi Pemasaran Olahraga Tradisional Benjang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan bermakna. Menurut Morse (1964) dalam Suherman (2000: 5) membedakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mamang Tedi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh: SAFARUL ANAM NPM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP )

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

Capaian Pembelajaran (CP)

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH LATIHAN VARIASI MENOLAK BOLA TERHADAP HASIL TOLAK PELURU PADA SISWA PUTRA SMA N 1 MUARA BUNGO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bahwa untuk mengikuti kegiatan ini tidak memerlukan kecerdasan, bahkan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era globalisasi dimana antar individu, antar kelompok, dan antar

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN INDUSTRI OLAHRAGA Danang Aji Setyawan heydans@rocketmail.com Abstrak Industri Olahraga merupakan proses mengolah barang dan jasa menjadi barang jadi ataupun setengah jadi dalam bidang olahraga dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Industri barang dalam cakupan bidang olahraga diantaranya adalah pembuatan alat-alat olahraga, penjualan perlengkapan olahraga seperti sepatu, baju, aksesories dan sebagainya. Sedangkan industri jasa dalam bidang olahraga seperti pembuatan sekolah olahraga seperti akademi futsal, bola basket dan sebagainya, pengadaan event olahraga, penyewaan sarana olahraga dan sebagainya. Industri olahraga merupakan industri yang dapat berlangsung seumur hidup, karena olahraga sudah menjadi kebutuhan pokok untuk masyarakat saat ini, selama masih ada olahraga pasti industri olahraga akan berkembang jika di manage dengan baik. Industri olahraga belum berkembang di Indonesia karena memiliki beberapa kendala yakni : masalah permodalan. rendahnya sumber daya manusia, masalah strategi pemasaran produk, lemahnya jaringan usaha dan kerjasama usaha, kelemahan dalam mentalitas usaha dan kewirausahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dilakukan upaya sebagai berikut : pemerintah membantu para pengusaha dan calon pengusaha untuk memberikan informasi mengenai bantuan dana perbankan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan modal sehingga mampu bersaing dengan perusahaan asing, meningkatkan sumberdaya manusia di Indonesia, mengoptimalkan trik pemasaran produk, mempererat jaringan usaha dan kerjasama usaha, dan membentuk mental usaha dan kewirausahaan yang kuat dengan memberikan mata kuliah kewirausahaan olahraga. Kata kunci: Olahraga, Industri, Industri Olahraga PENDAHULUAN Dunia olahraga selalu berkembang dan perkembangan dunia olahraga sudah sampai pada tahap industri. Indikatornya adalah dengan makin banyaknya produk berupa sepatu olahraga, baju olahraga, peralatan olahraga dan sebagainya. Perkembangan dunia olahraga ini seharusnya menjadi keuntungan bagi para pelakuknya. Hal ini tidak hanya dilihat dari saru sisi yaitu konsumen saja melainkan juga dari sisi produsen. Jadi dapat dikatakan bahwa peran olahraga saat ini tidak terbatas pada memberikan kesehatan fisik dan mental, atau sebagai ajang kompetensi tetapi olahraga dapat memberikan masukan penghasilan bagi pelakunya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Olahraga menurut Matveyev (1981) dalam Husdarta (2010: 133), bahwa olahraga merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan kemauanya semaksimal mungkin. Menurut Prof. Haag (1986) dalam Husdarta (2010: 134), istilah olahraga tidak digunakan dalam olahraga kompetitif yang sempit, karena pengertiannya bukan 191

hanya sebagai himpunan aktivitas fisik yang resmi terorganisasi dan tidak resmi yang tampak kebanyakan dalam cabang-cabang olahraga namun juga dalam bentuk yang mendasar seperti senam, pelatihan kebugaran jasmani. Olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa mengolah raga atau mengolah jasmani. Jadi dapat disimpulkan bahwa olahraga merupakan kegiatan mengolah raga sehingga dapat memberikan kesehatan fisik dan mental seseorang. Menurut UU No. 3 tahun 2004, industri adalah seluruh bentuk dari kegiatan ekonomi yang mengelola bahan baku dan atau memanfaatkan sumber daya industri, sehingga dapat menghasilkan barang yang memiliki nilai tambah atau termasuk juga jasa. Industri ini terbagi menjadi dua yaitu industri barang dan industri jasa. Industri barang merupakan industri yang menghasilkan barang sedangkan industri jasa adalah industri yang menghasilkan jasa. OLAHRAGA Olahraga menurut Matveyev (1981) dalam Husdarta (2010: 133), bahwa olahraga merupakan kegiatan otot yang energik dan dalam kegiatan itu atlet memperagakan kemampuan geraknya dan kemauanya semaksimal mungkin. Menurut Prof. Haag (1986) dalam Husdarta (2010: 134), istilah olahraga tidak digunakan dalam olahraga kompetitif yang sempit, karena pengertiannya bukan hanya sebagai himpunan aktivitas fisik yang resmi terorganisasi dan tidak resmi yang tampak kebanyakan dalam cabang-cabang olahraga namun juga dalam bentuk yang mendasar seperti senam, pelatihan kebugaran jasmani. Olahraga mengandung arti akan adanya sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa mengolah raga atau mengolah jasmani. Giriwijoyo (2005:30) mengatakan bahwa olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan secara sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Selanjutnya Kusmaedi (2002:1) menyatakan bahwa kata olahraga berasal dari beberapa hal, yaitu: (1) Disport yaitu bergerak dari satu tempat ke tempat lain, (2) Field Sport yaitu kegiatan yag dilakukan para bangsawan yang terdiri dari menembak dan berburu, (3) Desporter yaitu membuang kata lelah, (4) Sports yaitu pemuas atau hobi, dan (5) Olahraga yaitu gerak badan untuk menguatkan badan. Sedangkan menurut International Council of Sport and Education yang dikutip Lutan (1992:17) olahraga adalah kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan dengan diri sendiri atau perjuangan dengan orang lain serta konfrontasi dengan unsur alam. Selanjutnya Engkos Kosasih (1985:4) menyatakan bahwa olahraga adalah kegiatan untuk memperkembangkan kekuatan fisik dan jasmani supaya badan kuat dan tenaga cukup terlatih menjadi tangkas untuk melakukan perjuangan hidupnya. Olahraga ialah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan tertentu. Menurut 192

Rusli (2001: 40-41) sesuai dengan fungsi dan tujuan olahraga di Indonesia dibagi menjadi beberapa bagian, yakni a. Olahraga pendidikan yaitu olahraga untuk mencapai tujuan yang bersifat mendidik dan sering diartikan sama dengan istilah pendidikan jasmani. b. Olahraga rekreasi, yaitu olahraga untuk mencapai tujuan yang bersifat rekrasi. c. Olahraga kesehatan yaitu olahraga untuk mencapai tujuan pembinaan kesehatan. d. Olahraga cacat yaitu olahraga untuk orang cacat, termasuk kegiatan olahraga dalam konteks pendidikan untuk anak-anak cacat yang lazim disebut dengan istilah adapted physical education. e. Olahraga penyembuhan atau rehabilitasi, yaitu olahraga atau aktivitas jasmani untuk tujuan terapi. f. Olahraga kompetitif (prestasi), yaitu olahraga untuk tujuan pencapaian prestasi setinggi-tingginya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga merupakan aktifitas fisik berupa pengolahan raga yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan dalam hidup yaitu untuk meningkatkan kebiasaan hidup sehat, kesegaran jasmani, prestasi fisik optimal, membentuk sikap perorangan, perkembangan rasa sosial, pengetahuan dan kecerdasan. INDUSTRI Industri adalah bidang yang menggunakan ketrampilan, dan ketekunan kerja dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya, maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha untuk mencukupi kebutuhan (www.wikipedia.com). Menurut UU No. 3 tahun 2004, industri adalah seluruh bentuk dari kegiatan ekonomi yang mengelola bahan baku dana tau memanfaatkan sumber daya industri, sehingga dapatmenghasilkan barang yang memiliki nilai tambah atau termasuk juga jasa. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa industri adalah proses mengolah barang dan jasa menjadi produk jadi ataupun setengah jadi guna memenuhi kebutuhan. Jadi dalam industri terdapat profit oriented. Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan industri jasa. Industri barang merupakan usaha untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi ataupun bahan jadi. Hasil dari kegiatan industri ini adalah barang misalnya pakaian, mobil, obat dll. Sedangkan industri jasa adalah kegiatan ekonomi dengan memberikan pelayanan jasa. Contohnya adalah jasa transportasi, jasa keuangan, salon kecantikan, laundry dll. 193

INDUSTRI OLAHRAGA Industri Olahraga merupakan proses mengolah barang dan jasa menjadi barang jadi ataupun setengah jadi dalam bidang olah raga dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat memenuhi kebutuhan. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa bidang industri terbagi menjadi dua yaitu industri barang dan industri jasa. Begitupun dengan industri olahraga, diamana hasil akhir atau produk yang dihasilkan bisa berupa barang maupun jasa. Industri barang dalam cakupan bidang olahraga diantaranya adalah pembuatan alat-alat olahraga, penjualan perlengkapan olahraga seperti sepatu, baju, aksesories dan sebagainya. Sedangkan industri jasa dalam bidang olahraga seperti pembuatan sekolah olahraga seperti akademi futsal, bola basket dan sebagainya, pengadaan event olahraga, penyewaan sarana olahraga dan sebagainya. Undang-undang RI No 30 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional Pasal 79 ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa industri olahraga meliputi: 1. Sarana dan prasarana yang diproduksi, diperjualbelikan atau disewakan 2. Jasa penjualan kegiatan cabang olahraga sebagai produk utama yang dikemas secara professional yang meliputi: a. Kejuaraan nasional dan internasional b. Pecan olahraga daerah, wilayah, nasional dan internasional c. Keagenan, layanan informasidan konsultasi olahraga Bentuk industri olahraga di Indonesia menurut Pasal 79 ayat 4 UU Sistem Keolahragaan Nasional No 3 Tahun 2005 adalah badan usaha. Yang mana mereka harus tetap memperhatikan tujuan keolahragaan nasional dan prinsip penyelenggaraan keolahragaan, hal ini sesuai dengan pasal 78 UU Sistem Keolahragaan Nasional Republik Indonesia No 3 Tahun 2005. Adapun tujuan nasional keolahragaan adalah: 1. Memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia 2. Menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas dan disiplin 3. Mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa 4. Memperkukuh ketahanan nasional 5. Mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa. Prinsip penyelenggaraan keolahragaan juga merupakan faktor yang wajib diperhatikan ketika kita membangun industri olahraga, sesuai pasal 5 UU Sistem Keolahragaan Nasional Republik Indonesia No 3 Tahun 2005 keolahragaan diselenggarakan dengan prinsip: 1. Demokratis, tidak diskriminatif, dan menjunjung tinggi nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan bangsa 194

2. Keadilansosial dan kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Sportivitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika 4. Pembudayaan dan keterbukaan 5. Pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat 6. Pemberdayaan peran serta masyarakat 7. Keselamatan dan keamanan 8. Keutuhan jasmani dan rohani Menurut pasal 80 ayat 1 UU Sistem Keolahragaan Nasional Republik Indonesia Tahun 2005 dijelaskan bahwa pengembangan industri olahraga dilaksanakan melalui kemitraan yang saling menguntungkan agar terwujud kegiatan olahraga yang mandiri dan professional. Sehingga tujuan dari industri olahraga sebenarnya adalah terciptanya kemandirian dan keprofesionalan olahraga di Indonesia. UPAYA MENINGKATKAN INDUSTRI OLAHRAGA Industri olahraga merupakan industri yang dapat berlangsung seumur hidup, karena semakin tingginya kepedulian manusia terhadap pola hidup sehat. Hal ini berimbas pada permintaan barang atau jasa dibidang olahraga pasti akan berlangsung seumur hidup juga. Secara sederhana industri barang bisa diilustrasikan sebagai berikut. Seseorang demi menjalani pola hidup sehat akan melakukan jogging, pada saat melakukan jogging otomatis minimal akan menggunakan pakaian olahraga, sepatu olahraga dan kaos kaki, oleh karena itu selama masih banyak orang yang melakukan jogging pasti masih aka nada permintaan barang berupa baju olahraga, sepatu olahraga maupun kaos kaki. Industri jasa contohnya adalah persewaan sarana olahraga misalnya penyewaan lapangan futsal. Persewaan futsal masih menjadi industri di bidang olahraga yang menguntungkan dan memiliki prospek yang baik kedepannya. Hal ini dikarenakan lahan terbuka yang semakin sempit dan fasilitas umum untuk berolahraga futsal yang semakin sedikit dan ditambah faktor perkembangan olahraga futsal yang baik di Indonesia. Karena industri olahraga merupakan industri yang memiliki prospek yang baik kedepannya maka perlu dilakukan upaya-upaya agar dapat mengoptimalkan hasil di industri futsal. Industri olahraga belum berkembang di Indonesia karena memiliki beberapa kendala yakni 1. Masalah permodalan. Modal merupakan hal pokok dalam menjalankan usaha. Indonesia merupakan negara berkembang dan itu berarti bahwa tingkat ekonomi manusia masih rendah. Masalah permodalan bisa dibantu dengan melakukan kerjasama dengan bank untuk mendapatkan bantuan permodalan. Para calon pengusaha 195

perlu untuk mendapatkan sosialisasi mengenai pinjaman perbankan. Sehingga nantinya pengusaha dalam negeri tidak kalah dengan pengusaha asing. Contohnya produsen sepatu Nike dan Adidas berasal dari luar negeri memiliki lebih banyak peminat daripada produk dalam negeri seperti sepatu Spect. Hal ini karena keterbatasan modal, dengan modal yang banyak pengusaha dapat memproduksi dengan jumlah yang banyak sehingga menekan biaya produksi dan melakukan promosi yang lebih intens yang nantinya konsumen akan tau mengenai produknya dan kualitas produknya. 2. Rendahnya sumber daya manusia Melihat dari satu sudut pandang, yaitu adanya fenomena penggunaan pelatih asing pada beberapa cabang olahraga.banyak klub atau timnas yang menggunakan pelatih asing karena Indonesia belum atau masih jarang memiliki pelatih yang berlisensi. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelatih di Indonesia agar bisa bersaing dengan pelatih asing, sehingga apabila timnas ataupun klub membutuhkan pelatih berlisensi banyak orang pribumi yang siap menjalankannya, 3. Masalah strategi pemasaran produk Strategi pemasaran produk berkaitan erat dengan modal dan sumber sumber daya manusia. Dengan modal yang cukup pengusaha bisa dengan maksimal melakukan pemasaran atau pengenalan produk namun harus diikuti dengan sumber daya manusia yang tinggi yaitu yang melek teknologi. Teknologi memiliki peran penting dalam pemasaran pada saat ini. Apabila mampu di maksimalkan maka akan mendapatkan profit yang tinggi. 4. Lemahnya jaringan usaha dan kerjasama usaha Usaha akan dapat berjalan dengan lancar apabila pengusaha memiliki jaringan usaha dan kerjasama usaha, maksudnya jaringan usaha adalah apabila kita memiliki usaha hendaknya memiliki hubungan baik dengan konsumen potensial, misalkan kita memiliki usaha kaos olahraga maka hendaknya kita memiliki hubungan baik dengan klub atau tim tertentu yang diharapkan akan menjadi konsumen tetap untuk kita. Kerjasama usaha yang dimaksudkan disini adalah hendaknya memiliki hubungan yang baik dan teratur dengan supplier maupun pihak lain yang menyangkut dengan usaha kita. 5. Kelemahan dalam mentalitas usaha dan kewirausahaan. Mentalitas usaha dan kewirausahaan merupakan cara berpikir seorang pengusaha dalam melakukan tindakannya. Seorang pengusaha harus memiliki sikap yang bertanggung jawab, menjungjung tinggi disiplin, inovatif dan kreatif. Banyak pengusaha di Indonesia yang memiliki mental lemah, indikatornya adalah takut gagal dan tidak mau susah. Padahal jika kita akan 196

memulai usaha justru kita harus mau gagal dan mau berjuang, karena tidak ada usaha yang instan. Perguruan tinggi, sebagai bagian dari agen perubahan generasi bangsa hendaknya tidak hanya memberikan bekal ilmu kepada mahasiswanya melainkan juga mempersiapkan kematangan mental, agar nantinya siap untuk bersaing di dunia luar. Oleh karena itu baik sekiranya untuk menyisipkan mata kuliah kewirausahaan dalam olahraga. Dengan adanya mata kuliah tersebut diharapkan akan mampu mendidik mahasiswa yang pada akhirnya memiliki pengetahuan tentang konsep olahraga dan kewirausahaan serta mental sebagai seorang pengusaha. Berdasarkan hasil penjelasan di atas maka upaya yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan industri olahraga adalah sebagai berikut: a. Pemerintah membantu para pengusaha dan calon pengusaha untuk memberikan informasi mengenai bantuan dana perbankan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan modal sehingga mampu bersaing dengan perusahaan asing b. Meningkatkan sumberdaya manusia di Indonesia c. Mengoptimalkan trik pemasaran produk d. Mempererat jaringan usaha dan kerjasama usaha, dan e. Membentuk mental usaha dan kewirausahaan yang kuat. KESIMPULAN 1. Olahraga merupakan aktifitas fisik berupa pengolahan raga yang dilakukan secara sadar untuk mencapai tujuan dalam hidup yaitu untuk meningkatkan kebiasaan hidup sehat, kesegaran jasmani, prestasi fisik optimal, membentuk sikap perorangan, perkembangan rasa sosial, pengetahuan dan kecerdasan. 2. Industri adalah proses mengolah barang dan jasa menjadi produk jadi ataupun setengah jadi guna memenuhi kebutuhan. Jadi dalam industri terdapat profit oriented. 3. Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang dan industri jasa. Industri barang merupakan usaha untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi ataupun bahan jadi. Sedangkan industri jasa adalah kegiatan ekonomi dengan memberikan pelayanan jasa. 4. Industri Olahraga merupakan proses mengolah barang dan jasa menjadi barang jadi ataupun setengah jadi dalam bidang olah raga dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat memenuhi kebutuhan. 5. Industri olahraga belum berkembang di Indonesia karena memiliki beberapa kendala yakni masalah permodalan, rendahnya sumber daya manusia, masalah strategi pemasaran produk, lemahnya jaringan usaha dan kerjasama usaha, kelemahan dalam mentalitas usaha dan kewirausahaan. 6. Upaya untuk meningkatkan industri olahraga adalah sebagai berikut: 197

a. Pemerintah membantu para pengusaha dan calon pengusaha untuk memberikan informasi mengenai bantuan dana perbankan, hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan modal sehingga mampu bersaing dengan perusahaan asing b. Meningkatkan sumberdaya manusia di Indonesia c. Mengoptimalkan trik pemasaran produk d. Mempererat jaringan usaha dan kerjasama usaha, dan e. Membentuk mental usaha dan kewirausahaan yang kuat. DAFTAR PUSTAKA Harsuki. (2003). Perkembagan olahraga terkini. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rusli Lutan. (2001). Olahraga dan etika fair play. Jakarta: Direktorat pemberdayaan ilmu pengetahuan dan teknologi olahraga. Giriwijoyo, Santosa. (2004). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK UPI Husdarta, H.J.S..2010. Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta Kusmaedi, Nurlan (2002) Olahraga rekreasi dan olahraga tradisional. Bandung: FPOK UPI 198