ARTIKEL TINGKAT MOTIVASI PESERTA PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) RAYON BADAS RANTING BADAS CABANG KEDIRI TAHUN 2017 Oleh: ERI YULIONO 13.1.01.09.0228 Dibimbing oleh : 1. Drs. SETYO HARMONO, M.Pd. 2. REO PRASETIYO HERPANDIKA, M.Pd. PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2018
SURATPERNYATAAN ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2018 Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama Lengkap : Eri Yuliono NPM : 13.1.01.09.0228 Telepon/HP : 085607546557 Alamat Surel (Email) : erhi.om@gmail.com Judul Artikel : Tingkat Motivasi Peserta Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Rayon Badas Ranting Badas Cabang Kediri Tahun 2017 Fakultas Program Studi : FKIP - Penjaskesrek Nama Perguruan Tinggi : Alamat PerguruanTinggi : Jl. K.H Achmad Dahlan No. 76 Kota Kediri Dengan ini menyatakan bahwa: a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan bebas plagiarisme; b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain, saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengetahui Kediri, 25 Januari 2018 Pembimbing I Pembimbing II Penulis, Drs. Setyo Harmono, M.Pd. NIDN. 0727095801 Reo Prasetiyo Herpandika, M.Pd. NIDN. 0727078804 Eri Yuliono NPM. 13101090228 1
[3] TINGKAT MOTIVASI PESERTA PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) RAYON BADAS RANTING BADAS CABANG KEDIRI TAHUN 2017 ERI YULIONO 13.1.01.09.0228 Email: erhi.om@gmail.com Drs. Setyo Harmono, M.Pd. 1 dan Reo Prasetiyo Herpandika, M.Pd. 2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Di Indonesia, seni bela diri pencak silat sudah tersebar di berbagai wilayah. Mulai dari pedesaan, perkotaan, bahkan di beberapa sekolah sekarang ini sudah ada ekstrakurikuler pencak silat. Ada bermacam-macam perguruan pencak silat yang tersebar di Indonesia. Begitu juga di wilayah Kecamatan Badas Kabupaten Kediri, juga terdapat bermacam-macam perguruan pencak silat yaitu: Tapak Suci, Perisai Diri, Pagar Nusa, Inti Sari Ilmu, IKSPI Kera Sakti, termasuk juga Persaudaraan Setia Hati Terate. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana tingkat motivasi intrinsik peserta di Rayon Badas Ranting Badas dalam mengikuti kegiatan pencak silat PSHT? (2) Bagaimana tingkat motivasi ekstrinsik peserta di Rayon Badas Ranting Badas dalam mengikuti kegiatan pencak silat PSHT? (3) Bagaimana tingkat motivasi keseluruhan peserta di Rayon Badas Ranting Badas dalam mengikuti kegiatan pencak silat PSHT? (4) Perbandingan antara motivasi intrinsik dengan ekstrinsik peserta di Rayon Badas Ranting Badas dalam mengikuti kegiatan pencak silat PSHT. Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode survei, sedangkan teknik pengambilan datanya menggunakan kuisioner skala sikap. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan motivasi peserta dalam mengikuti latihan di unit pencak silat PSHT Rayon Badas Cabang Kediri tahun 2017, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi peserta dalam mengikuti latihan pencak silat terdapat 2 macam yakni secara intrinsik dan ekstrinsik. Untuk motivasi intrinsik faktor yang paling menonjol terdapat pada aspek pengetahuan dengan perolehan prosentase sebesar 24,40 % dan faktor yang kurang menonjol terdapat pada aspek kedisiplinan dengan perolehan prosentase sebesar 7,81 %. Untuk motivasi ekstrinsik faktor yang paling menonjol terdapat pada aspek teman dengan perolehan prosentase sebesar 24,64 % dan faktor yang kurang menonjol terdapat pada aspek penghargaan dengan perolehan prosentase sebesar 6,18 %. Selain itu berdasarkan hasil pembanding antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik pada latihan pencak silat PSHT Rayon Badas. Dapat diketahui bahwa uji-t pada motivasi intrinsik lebih besar dibandingkan uji-t pada motivasi intrinsik yakni (5,300 4,300). Kata kunci: Motivasi, Pencak Silat, PSHT 3
I. LATAR BELAKANG Pencak silat atau silat adalah seni beladiri Asia yang berakar dari budaya Melayu (Naharsari, 2008: 1). Di Indonesia, seni bela diri pencak silat sudah tersebar di berbagai wilayah. Mulai dari pedesaan, perkotaan, bahkan di beberapa sekolah sekarang ini sudah ada ekstrakurikuler pencak silat. Ada bermacam-macam perguruan pencak silat yang tersebar di Indonesia. Begitu juga di wilayah Kecamatan Badas Kabupaten Kediri, juga terdapat bermacam-macam perguruan pencak silat yaitu: Tapak Suci, Perisai Diri, Pagar Nusa, Inti Sari Ilmu, IKSPI Kera Sakti, termasuk juga Persaudaraan Setia Hati Terate. Organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) mungkin sudah tidak asing lagi bagi masyarakat umum. Organisasi pencak silat ini lahir dan besar di Madiun Jawa Timur. Ki Hajar Hardjo Oetomo adalah bapak pendiri dari Persaudaraan Setia Hati Terate pada tahun 1922. Mungkin juga masyarakat umum yang masih awam menganggap bahwa Organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate sering membuat kerusuhan contohnya perkelahian antar pemuda. Selama ini masyarakat umum menganggap bahwa perkelahian antar pemuda yang sering terjadi akhir-akhir ini dipelopori oleh anggota Organisasi Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate. Berdasarkan Surat Kabar Koran Bangsa terbitan 25 April 2014, telah terjadi bentrok yang melibatkan ratusan pendekar dari perguruan Gasmi Pagar Nusa dengan perguruan PSHT di Desa Surat, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Hal ini dipicu karena anggota perguruan PSHT tidak terima diadakannya latihan perguruan Gasmi Pagar Nusa di wilayah tersebut yang mayoritas peduduk adalah anggota PSHT. Sebab tidak menemukan mufakat untuk latihan tersebut hingga akhirnya terjadi bentrok dan satu anggota PSHT ditahan polisi. Selain itu kabar selanjutnya datang dari Mojokerto, dilansir dari Radar Mojokerto terbitan 17 Oktober 2016, di sini diberitakan tentang wisuda anggota PSHT yang berakhir bentrok yang mengakibatkan tewasnya satu anggota perguruan silat tersebut. Diberitakan bahwa pada hari Sabtu tanggal 15 Oktober 2016, ada agenda wisuda anggota perguruan pencak silat PSHT di Desa Wiyu, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Hal ini menimbulkan antusiasme dari anggota PSHT untuk ikut menghadiri acara tersebut. Karena jumlah yang sangat banyak, pada saat pulang dari acara wisuda anggota tersebut melakukan iring-iringan kendaraan bermotor dengan membunyikan 3
knalpot dan klakson sehingga menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut membuat masyarakat sekitar resah, sehingga masyarakat bersiap menghadang jikalau ada rombongan iring-iringan kedua. Selang beberapa jam kemudian ternyata ada rombongan iring-iringan lagi yang melintas di wilayah tersebut, namun jumlah anggota tidak sebanyak dibandingkan pertama. Karena masyarakat yang sudah siaga, bentrok pun terjadi dan mengakibatkan satu orang dari anggota PSHT mengalami kritis kemudian dirawat di Rumah Sakit Citra Medika Kecamatan Tarik, Sidoarjo. Dari catatan medis korban mengalami luka cukup serius di bagian kepala dengan kondisi patah tulang multiple yang mengakibatkan pendarahan hebat sehingga korban tidak tertolong dan meninggal setelah menerima perawatan selama kurang lebih 18 jam. Namun meskipun anggota PSHT dianggap sebagai pelopor kerusuhan, prestasi yang dimiliki oleh Organisasi Pencak Silat PSHT ini cukup membanggakan. Banyak atlet dari PSHT yang menjuarai kejuaraan pertandingan pencak silat baik di tingkat nasional maupun internasional. Terbukti bahwa di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX tahun 2016 di Jawa Barat, atlet silat PSHT mampu menjadi juara umum perolehan medali emas dibandingkan perguruan lain dalam pertandingan pencak silat dengan perolehan 4 medali emas. Dalam Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) XI tahun 2016 di Jawa Timur, atlet PSHT juga mampu menjadi juara umum perolehan medali emas dibandingkan perguruan lain dalam pertandingan pencak silat dengan perolehan 7 medali emas. Selain itu, atlet PSHT atas nama Suwardi juga telah mengangkat nama PSHT dengan menjuarai kelas Fly Weight 56,7 kg dalam pertandingan Mixed Martial Arts (MMA) yang diselenggarakan oleh Komite Olahraga Beladiri Indonesia (KOBI). Dari uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian tentang analisa motivasi peserta latihan pencak silat PSHT di Rayon Badas Ranting Badas Cabang Kediri. Karena yang menarik dalam hal ini adalah, meskipun dianggap sebagai perguruan silat yang sering membuat keonaran tetapi setiap tahunnya pasti mengesahkan anggota baru dengan jumlah yang banyak. Selain itu dalam bidang prestasi PSHT selalu melahirkan atlet yang bisa mendulang medali dalam kejuaraan, baik tingkat nasional/internasional. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul Tingkat Motivasi Peserta Latihan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Rayon Badas Ranting Badas Cabang Kediri Tahun 2017. 4
II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif tentang motivasi peserta mengikuti kegiatan latihan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Rayon Badas Ranting Badas Cabang Kediri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan metode survei, sedangkan teknik pengambilan datanya menggunakan kuisioner skala sikap. Survei kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2009 : 199) Skala sikap dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkapkan motivasi peserta mengikuti kegiatan latihan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate di Rayon Badas Ranting Badas Cabang Kediri. III. HASIL DAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan motivasi peserta dalam mengikuti latihan di unit pencak silat PSHT Rayon Badas Cabang Kediri tahun 2017, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi peserta dalam mengikuti latihan pencak silat terdapat 2 macam yakni secara intrinsik dan ekstrinsik. Untuk motivasi intrinsik faktor yang paling menonjol terdapat pada aspek pengetahuan dengan perolehan prosentase sebesar 24,40 % dan faktor yang kurang menonjol terdapat pada aspek kedisiplinan dengan perolehan prosentase sebesar 7,81 %. Untuk motivasi ekstrinsik faktor yang paling menonjol terdapat pada aspek teman dengan perolehan prosentase sebesar 24,64 % dan faktor yang kurang menonjol terdapat pada aspek penghargaan dengan perolehan prosentase sebesar 6,18 %. Selain itu berdasarkan hasil pembanding antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik pada latihan pencak silat PSHT Rayon Badas. Dapat diketahui bahwa uji-t pada motivasi intrinsik lebih besar dibandingkan uji-t pada motivasi ekstrinsik yakni (5,300 4,300). IV. DAFTAR PUSTAKA Dr. Komarudin, M.Pd. 2013. Psikologi Olahraga. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Dyah Nur Naharsari. 2008. Olahraga Pencak Silat. Bekasi: Ganeca Exact. KoranBangsa. 25 April 2014. Dua Perguruan Silat Terlibat Bentrok di Kediri. (Online), tersedia: https://koranbangsa.com/duaperguruan-silat-terlibat-bentrok-dikediri/, diunduh 30 Juli 2017. Kukuh, Thomas. 2016. Bentrok Berdarah Para Pesilat Melawan Warga, 1 Pendekar Tewas. (Online), tersedia: 5
https://googleweblight.com/?lite_url =https://www.jawapos.com/read/201 6/10/17/57909/bentrok-berdarah- para-pesilat-melawan-warga-1- pendekar-tewas&ei=qig- he20&lc=id- ID&s=1&m=182&host=www.googl e.co.id&ts=1514187867&sig=aoyes _RoCX3Ke5HUlk7JSPXhTWE6cd3 vtg, diunduh 30 Juli 2017. Prof. Dr. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Mahasatya. 6