BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. oksigen (O2). Yang termasuk relaksan otot adalah oksida nitrat dan siklopropane.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. Appendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada Appendiks vermiformis

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

BAB I PENDAHULUAN. Pembedahan merupakan suatu tindakan pengobatan yang menggunakan. cara invasif dengan membuka dan menampilkan bagian tubuh yang akan

BAB I PENDAHULUAN. 2006). Infeksi bakteri sebagai salah satu pencetus apendisitis dan berbagai hal

BAB I PENDAHULUAN. perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dinding abdomen dan uterus (Fraser, 2009). Sedangkan menurut Wiknjosastro

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

KEBUTUHAN MOBILITAS FISIK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan operasi sangat beresiko, lebih dari 230 juta operasi mayor

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. bagian tubuh untuk perbaikan. Beberapa jenis pembedahan menurut lokasinya

BAB I PENDAHULUAN. macam keluhan penyakit, berbagai tindakan telah dilakukan, mulai dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum bahwa cita cita bangsa yang

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Gagal ginjal yang terjadi secara mendadak disebut gagal ginjal akut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri,

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan upaya yang dapat mendatangkan stres karena terdapat ancaman

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI IRNA B (BEDAH UMUM) RSUP DR M DJAMIL PADANG TAHUN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan karena adanya cedera

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

fisiologis. Konsep mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi Keperawatan. Mengevaluasi tingkat mobilitas klien Mendorong partisipasi

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah persalinan sectio caesarea. Persalinan sectio caesarea adalah melahirkan janin

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

PENGARUH STATIK KONTRAKSI TERHADAP KECEPATAN KEMBALINYA PERISTALTIK USUS PADA PASIEN POST SECTIO CAESAREA (SC)

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi merupakan pengalaman yang sulit bagi sebagian pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka

CATATAN PERKEMBANGAN

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I KONSEP DASAR. dapat dilewati (Sabiston, 1997: 228). Sedangkan pengertian hernia

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1,2. Nyeri apabila tidak diatasi akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sendi yang menyerang sendi sendi penopang berat. (American Academy of Orthopedic Surgeons, 2004).

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )

LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR

BAB I PENDAHULUAN. anestesi dapat menghambat kemampuan klien untuk merespon stimulus

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

FIRMAN FARADISI J

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kasus-kasus orthopedi bertambah banyak, semakin bertambahnya jumlah pengendara kendaraan bermotor dan pengguna jalan raya banyak kita jumpai berbagai kecelakaan yang dapat menimbulkan cedera pada organ tubuh salah satunya cedera pada tulang. Meningkatnya angka kriminalitas dengan tindak kekerasan juga sebagai faktor penyebab, selain itu karena faktor kecelakaan kerja dan faktor-faktor yang lain ( Rasjad, 1998 ). Di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD ) Tugurejo terdapat banyak pasien yang menjalani pengobatan dengan kasus-kasus orthopedi, dikarenakan RSUD Tugurejo terletak di jalur pantura yang rawan kecelakaan dan di sekitar RSUD Tugurejo banyak berdiri pabrik-pabrik yang beresiko terhadap kecelakaan kerja, dan kasus-kasus yang sering ditemui adalah kasus orthopedi. Kasus orthopedi harus segera ditangani dengan cepat diantaranya dengan tindakan operasi. Data rekapitulasi pasien yang dilakukan operasi orthopedi (ekstremtas bawah) di instalasi bedah sentral RSUD Tugurejo Semarang dari bulan Januari sampai Desember 2007 sebanyak 358 operasi. Tindakan operasi orthopedi (ekstremitas bawah) akan mengakibatkan penurunan atau gangguan terhadap mobilisasi pasien. Oleh karena itu mobilisasi merupakan kegiatan yang penting pada periode post operasi untuk mencegah komplikasi. Kemampuan pasien untuk bergerak dan berjalan pada 1

2 post operasi akan menentukan kegiatan yang harus dilaksanakan untuk memberi kesempatan pada pergerakan yang maksimal. Bergerak dan beraktifitas diatas tempat tidur membantu mencegah komplikasi pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, mencegah decubitus, merangsang peristaltik usus dan mengurangi nyeri. Karena pada pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal mengalami keterbatasan gerak. Kegiatan pelayanan keperawatan ditujukan untuk memperbaiki kegiatan beraktifitas seperti mengistirahatkan sendi yang terganggu untuk mencegah bertambahnya bagian yang sakit ( Long,1996 ) Mobilisasi penting bagi klien untuk mempertahankan kesehatannya. Masalah-masalah fisik dari tidak dilakukannya mobilisasi pada pasien post operasi orthopedi diantaranya: penurunan kesadaran mental dampak dari penurunan oksigen ke otak, penurunan kecepatan dan kedalaman pernapasan dapat terjadi: tromboplebitis, penyembuhan luka lama, bertambahnya rasa nyeri, penurunan kelancaran fungsi ginjal dapat terjadi retensi urin, penurunan metabolisme: berkurangnya tonus otot memperlambat keseimbangan nitrogen, penurunan peristaltik: susah flatus, terjadi distensi abdominal dan nyeri akibat gas, konstipasi dan ileus paralitik ( Long,1996 ) Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada bulan Januari 2008 ditemukan 6 (75%) dari 8 pasien post operasi orthopedi (ekstremitas bawah) belum melakukan mobilisasi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan pasien yang terbatas tentang manfaat mobilisasi post operasi dan perilaku pasien terhadap tindakan tersebut. Hubungan terapeutik dapat membantu

3 pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang dirancang untuk memperbaiki tingkat mobilitas fisik. Pasien biasanya mau menerima terhadap peningkatan mobilitasnya bila mereka telah diyakinkan bahwa gerakan selama masih dalam batas terapeutik sangat menguntungkan ( Brunner and Suddarth, 2001 ). Mobilisasi merupakan kegiatan yang menonjol dalam mempercepat pemulihan post bedah dan berguna mencegah komplikasi lebih lanjut. Namun pada kenyataannya beberapa tidak bisa melakukan mobilisasi sesuai yang diprogramkan dengan pertimbangan pasien sendiri merasa enggan untuk bergerak karena nyeri dan takut jahitannya terbuka serta berbagai keluhan lain. Jika hal ini dibiarkan lebih lanjut menyebabkan pasien terpaksa berbaring terus sehingga akan berakibat berbagai komplikasi jasmani dan psikologis yang jelas akan menghambat proses pemulihan post bedah ( Jong, 2004 ). Mobilisasi dini pada pasien post operasi merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari komplikasi. Dari uraian di atas menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang Hubungan Pengetahuan Mobilisasi dengan Mobilisasi Pasien Post Operasi Orthopedi (Ekstremitas Bawah) di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas permasalahan yang diangkat adalah: Adakah hubungan pengetahuan mobilisasi dengan mobilisasi pasien post operasi orthopedi (ekstremitas bawah) di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang.

4 C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan pengetahuan mobilisasi dengan mobilisasi pasien post operasi orthopedi (ekstremitas bawah) di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan mobilisasi pasien post operasi orthopedi (ekstremitas bawah) di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. b. Mendeskripsikan perilaku mobilisasi pasien post operasi orthopedi (ekstremitas bawah) di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. c. Menganalisis hubungan antara pengetahuan mobilisasi dengan mobilisasi pasien post operasi orthopedi (ekstremitas bawah) di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang. D. Manfaat penelitian 1. Bagi pasien Sebagai bahan informasi bagi pasien dalam hal mobilisasi dan memotivasi pasien untuk melakukan mobilisasi post operasi. 2. Bagi perawat Informasi bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan mobilisasi.

5 3. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi Institusi Rumah Sakit dalam meningkatkan pelayanan keperawatan kaitannya dengan mobilisasi pasien post operasi. 4. Bagi Institusi Pendidikan Mengetahui kondisi riil di lapangan dalam menerapkan konsep-konsep teori dan pelaksanaanya pada pasien.