1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelajaran menulis cerita fantasi di SMP/MTs Negeri kelas VII Semester 1 dalam kurikulum 2013 terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori, dengan Kompetensi Dasar (KD) 4.4 yaitu Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita imajinasi secara lisan dan tulis dengan memperhatikan struktur, penggunaan bahasa, atau aspek lisan. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk menyususn dan mengorganisasikan isis tulisannya. Kegiatan yang kompleks tersebut sangat bermanfaat bagi pengembangan mental, intelektual, dan social siswa. menulis juga dapat meningaktakna kecerdasan, kreatifitas dan menumbuhkan keberanian. Tarigan (2008:3) mengatakan Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis juga merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan, sejalan dengan itu Semi (2007:14) menyatakan Kemampuan menulis kemampuan yang kompleks yang menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa yang menjadi isi karangan.
2 Kegiatan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia merupakan langkah untuk melatih siswa dalam menerapkan pengetahuan kebahasan, seperti : kosa kata,ejaan, kalimat dan sebagainya. Di dalam menulis siswa dapat menuangkan pokok pikirannya ke dalam media berupa bahasa dengan sarana penulisan. Semi (2007:14) menjelaskan menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan kedalam lambang-lambang tulisan. Lambang merupakan bahasa verbal atau dilisankan yang memiliki arti tertentu. Lambang berfungsi melengkapi bahasa tulis. Namun lambang sendiri bersifat universal, yakni dapat dibaca banyak orang. Dari lambang-lambang tersebut diubah menjadi bahasa tulis untuk menjelaskan maksudnya. Sehingga orang pembaca dapat memahami maksud dan tujuan yang disampaikan penulis dalam tulisannya. Karya sastra adalah salah satu tulisan paling ampuh untuk menyampaikan atau menanamkan suatu pendapat atau pemikiran seseorang untuk diketahui orang lain. Karya sastra berusaha menyampaikan apa yang ingin disampaikan pengarang lewat karyanya yang indah dan imajinatif. Pelajaran sastra menuntut peserta didik mampu menulis cerita fantasi. Pembelajaran sastra bertujuan melibatkan siswa mengkaji nilai kepribadian, budaya, sosial, dan estetik. Pilihan karya sastra dalam pembelajaran yang berpotensi memperkaya kehidupan siswa, memperluas pengalaman kejiwaan, dan mengembangkan kompetensi imajinatif. Siswa belajar mengapresiasi karya sastra dan menciptakan karya sastra mereka sendiri akan memperkaya pemahaman siswa akan kemanusiaan dan sekaligus memperkaya kompetensi berbahasa. Cerita fantasi merupakan salah satu genre cerita yang sangat penting untuk melatih kreativitas. Dalam cerita fantasi juga memiliki tiga struktur, yang pertama
3 ada orientasi yang berupa pengenalkan latar dan tokoh, kedua komplikasi yang berisi hubungan sebab akibat sehingga masalah memuncak, dan ketiga ada resolusi yang berupa penyelesaian masalah dari dalam konflik yang terjadi. Selain ketiga struktur tersebut cerita fantasi memiliki enam kaidah kebahasaan salah satu ialah penggunaan kata ganti orang dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan contohnya aku, mereka, dan dia. Selain penggunaan kata ganti ada ciri kaidah kebahasan yang lain yaitu, penggunaan kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana), menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus, kata sambung penanda urutan waktu contohnya setelah itu dan bersamaan dengan itu dalam kata sambung urutan waktu ini juga untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat contohnya : dua tahun, akhirnya, penggunaan kata/ungkapan keterkejutan, dan penggunaan dialog/ kalimat langsung dalam cerita (E. Kosasih, 2016: 66). Sesuai hasil observasi awal dengan salah satu guru bahasa Indonesia di MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi dihadapkan pada persoalan yang berhubungan dengan kegiatan menulis, peneliti mendapatkan informasi dari salah satu guru Bahasa Indonesia di MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi mengatakan belum ada yang meniliti tentang kemampuan menulis cerita fantasi. Hal tersebut membuat peneliti beringinan meneliti kemampuan menulis cerita beradasarkan aspek struktur dan ciri kebahasaan pada cerita fantasi siswa kelas VII di MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi. Beberapa alasan mengapa peneliti mengambil objek menulis cerita fantasi sebagai fokus masalah dalam penelitian di MTs Negeri Talang Bakung Kota
4 Jambi, pertama peneliti melihat hasil dari nilai tugas siswa kelas VII C ada sebanyak 40% siswa yang belum menyelesaikan tulisannya, kedua menulis cerita fantasi adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa, pada saat mengikuti kegiatan belajar dan mengajar dengan materi menulis cerita fantasi, ketiga, pelajaran menulis cerita fantasi pada dasarnya siswa dapat mengetahuinya dengan adanya di televisi dan buku bacaan yang bergenre tentang fantasi seperti halnya cerita Harry Potter yang sangat bergenre fantasi hanya saja tidak dipahami oleh siswa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk mengukur guru dalam pembelajaran menulis cerita fantasi pada siswanya dan mengukur pemahaman siswa tentang menulis cerita fantasi. Penetapan siswa kelas VII terutama pada kelas VII C untuk penelitian ini antara lain karena pelajaran menulis cerita fantasi terdapat pada pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII. Kelas VII C dipilih sebagai subjek penelitian dengan pertimbangan hampir disetiap kelas VII. Karena kegiatan menulis apada siswa kelas VII C memiliki kemampuan menulis dibawah rata-rata dan sebagian siswanya memiliki rata-rata mampu dalam menulis. Sesuai uraian diatas maka peneliti memilih sekolah MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi sebagai tempat penelitian. Peneliti memilih sekolah tersebut untuk tempat penelitian karena MTs Negeri Talang Bakung merupakan salah satu sekolah yang juga melaksanakan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 yang lebih menekankan kepada pembelajaran berbasis teks. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan meneliti Kemampuan Menulis Cerita Fantasi Pada Siswa Kelas VII C MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017.
5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan menulis cerita fantasi siswa berdasarkan struktur yang meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi siswa kelas VII C MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimanakah kemampuan menulis cerita fantasi siswa berdasarkan ciri kebahasaan yang meliputi penggunaan kata ganti, deskripsi latar, makna kias dan khusus, penanda urutan waktu, ungkapan keterkejutan, dan kalimat langsung siswa kelas VII C MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kemampuan menulis cerita fantasi berdasarkan struktur yang meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi siswa kelas VII C MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. Mendeskripsikan kemampuan menulis cerita fantasi ciri kebahasaan yang meliputi penggunaan kata ganti, deskripsi latar, makna kias dan khusus, penanda urutan waktu, ungkapan keterkejutan, dan kalimat langsung siswa kelas VII C MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi Tahun Pelajaran 2016/2017.
6 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan pembelajaran Bahasa Indonesia seperti metode pembelajaran dan proses pembelajaran, khususnya bidang problematika menulis cerita fantasi di MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah : 1. Sebagai sumber informasi bagi guru Bahasa Indonesia MTs Negeri Talang Bakung Kota Jambi untuk memberikan arahan yang tepat pada siswa mengenai bagaimana menulis cerita fantasi. 2. Merupakan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh siswa sebagai bahan evaluasi diri bagi siswa untuk mengetahui kekurangan atau kesulitan dalam menulis cerita fantasi. 3. Secara praktis bermanfaat bagi peneliti dalam hal memperoleh fakta sebagai calon pendidik. Bagi penelitian selanjutnya, dapat digunakan sebagai referensi untuk meneliti aspek-aspek lain menulis cerita fantasi pada penelitian yang sama pada subjek lain. 1.2 Definisi Operasional Untuk mendapatkan kesamaan arti pada penelitian ini dilakukan pendefinisian istilah yaitu. 1. Kemampuan Menulis Kemampuan menulis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung dan tidak bertatap muka dalam mengungkapkan suatu kalimat.
7 kemampuan menulis merupakan kecakapan seseorang dalam mengungkapkan pikirannya dalam bentuk tulisan dengan kondisi yang diharapkan. 2. Cerita Fantasi Cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre fantasi dalam dunia imajinatif yang diciptakan penulis. Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dijadikan biasa. Tokoh dan latar diciptakan penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata. Tema fantasi adalah magic, supernatural, atau futuristik.