BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung unsur-unsur perasaan, dorongan itu bisa berasal dari dalam diri sendiri maupun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

AKUNTANSI ASURANSI SYARIAH. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

Unsur Fatwa Ketentuan dalam fatwa Implementasi di AJB tijarah tabarru

BAB IV ANALISIS. A. Pelaksanaan Akad Tabarru Pada PT. Asuransi Takaful Keluarga

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang menghadapi ancaman yang sama (Alfred Manes, 1930). sesungguhnya asuransi bertujuan memberikan perlindungan (proteksi) atas

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

Pedoman Umum Asuransi Syariah

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu. Fatwa DSN-MUI No 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB II LANDASAN TEORI. Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, definisi asuransi adalah:

PENGARUH PENDAPATAN DAN BIAYA PADA LABA DI PT ASURANSI SINARMAS SYARIAH PERIODE

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN. bahaya.resiko yang mengancam manusia sangatlah beragam, mulai dari kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian diri, namun penyesuaian diri tersebut tidak melepaskan diri dari. fitrah manusia yang selalu beradapan dengan risiko.

BAB I PENDAHULUAN. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itulah cita-cita Negara dan

) **+*&,'**- *** *.'/ %$!. 01&2*3+*&41&**5$ (+2 Hai orang-orang yang beriman tunaikanlah akad-akad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yan

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah sebagai penuntun memiliki daya

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hidupnya, manusia akan selalu dihadapkan pada peristiwa yang tidak

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

Religion Pandangan Islam Mengenai Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. Jadi wajar jika terjadinya sesuatu di masa datang hanya dapat direkayasa semata.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASURANSI SYARIAH A. Pengertian Asuransi

BAB II ASURANSI JIWA DALAM HUKUM ISLAM

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Praktik dari Produk Asuransi Pendidikan Mitra Iqra dan Asuransi Haji

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami musibah, dan ia tidak memiliki

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kep

BAB III KLAIM ASURANSI PADA PT ASURANSI TAKAFUL UMUM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

Asuransi syariah: usaha saling melindungi & tolong-menolong di antara sejumlah orang/pihak melalui investasi dlm bentuk aset dan/atau tabarru (hibah)

BAB III WANPRESTASI DALAM ASURANSI SYARIAH

BAB III PELAKSANAAN SISTEM MUD{A>RABAH MUSYA>RAKAH PADA PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA SURABAYA

POLIS ASURANSI DEMAM BERDARAH SYARIAH

LAPORAN AKHIR Desentralisasi/ Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah:

BAB 1 PENDAHULUAN. terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. moral dan menghargai bila ia meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB I PENDAHULUAN. dapat menimpa mereka. Dalam industri jasa yang bergerak di bidang sektor. satu yang paling banyak diatur lewat regulasi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak

BAB 4 PEMBAHASAN. kontribusi yang dibayarkan oleh peserta, dana investasi dari akad mudharabah, hasil

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

PELAKSANAAN ASURANSI KEBAKARAN PADA PT. ASURANSI TAKAFUL UMUM CABANG PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Pengelolaan Dana Tabarru' di AJB Bumiputera Syariah Cabang Sidoarjo

BAB II DASAR TEORI. mengandalkan pada bunga. Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Implementasi Program Asuransi Pertanian terhadap Pendapatan. Petani Anggota Gapoktan Bangkit Jaya

BAB I PENDAHULUAN. jenis polis, salah satunya pada saat sekarang ini yaitu BNI Life Insurance.

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

BAB IV. IMPLEMENTASI FATWA DSN-MUI No 52/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD WAKALAH BIL UJRAH PADA ASURANSI MOBIL

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

MAPPING PERBANDINGAN KHES FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan reasuransi syariah atau unit reasuransi syariah. 1 Hal ini membuktikan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. DSN MUI adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Gadai

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minat Kita semua harus dapat mengetahui bahwa minat itu merupakan perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, dorongan itu bisa berasal dari dalam diri sendiri maupun dari luar diri seseorang.minat juga merupakan suatu motivasi atau dorongan yang bisa membuat seseorang dapat melakukan sesuatu dengan baik, bisa juga disebut sebagai suatu hal yang bisa membuat orang bersemangat dalam melakukan suatu hal agat tercapai tugas yang dikerjakan dan diinginkannya. Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa minat merupakan perhatian, kesukaan, kecenderungan hati. Bisa dikatakan pula bahwa minat menimbulkan keinginan yang kuat terhadap sesuatu.keinginan ini disebabkan adanya rasa dorongan untuk meraihnya, sesuatu itu bisa berupa benda, kegiatan, dan sebagainya baik itu yang membahagiakan ataupun menakutkan. Menurut Tampubolon (1991:41) bahwa minat adalah suatu perpaduan keinginan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Minat seseorang terhadap suatu objek akan lebih kelihatan apabila objek tersebut sesuai sasaran dan berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan seseorang yang bersangkutan Sardiman (1990: 76). Sedangkan menurut Djali (2008: 121) bahwa minat pada dasarnya merupakan penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan bila orang tersebut diberi kebebasan untuk memilih Elisabeth B. Hurlock ( 1999: 114). Krapp, Hidi, dan Renninger (Pintrich dan Schunk, 1996) membagi definisi minat secara umum menjadi tiga, yaitu minat pribadi, minat situasi, dan minat dalam ciri psikologi. 8

a. Minat pribadi diartikan sebagai karakteristik dalam sebuah kepribadian yang menetap pada setiap orang. Hal tersebut bias menjadi suatu motivasi. Minat pribadi biasanya langsung membawa diri untuk melakukan suatu aktivitas, objek atau topik tertentu. Dari sini minat menjadi suatu pilihan, yaitu seseorang dapat menyukai dan menyayangi. b. Minat situasi merupakan minat yang sebagian besar dibangkitkan oleh kondisi lingkungan. c. Minat dalam ciri psikologi merupakan interaksi dari minat pribadi seseorang dengan ciri-ciri minat lingkungan. Minat disini juga dapat dijelaskan bahwa minat tidak hanya karena seseorang menyukai atau menyenangi suatu kegiatan, objek atau topik tertentu, tetapi aktivitas atau objek yang diminati ini dikarenakan aktivitas, objek atau topic tersebut memiliki nilai tinggi dari orang tersebut sehingga menjadikan hal tersebut sebagai suatu hal yang menyenangkan dan diminati. Siti Rahayu Haditomo (1998: 189) berpendapat bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi minat seseorang, yaitu: 1. Faktor dari dalam (internal) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan memang diinginkan karena seseorang senang melakukannya. Disini minat datang dari diri orang itu sendiri. Didalam penelitian ini yang merupakan faktor intrinsik adalah pelayanan, religius stimuli (keagamaan) dan profit sharing. 2. Faktor dari luar (eksternal) yaitu berarti bahwa sesuatu perbuatan dilakukan atas dasar dorongan atau pelaksanaan dari luar. Orang melakukan kegiatan ini karena ia didorong atau dipaksa dari pihak luar.didalam penelitian ini yang merupakan faktor ekstrinsik adalah reputasi, promosi dan lokasi. Sementara itu, faktor-faktor minat nasabah antara lain: 9

a. Faktor lokasi Salah satu cara untuk mengaktualiasasikan proactive strategic yaitu dengan strategis penentu lokasi usaha yang tepat. Sebab keberhasilan dalam penentuan suatu usaha yang tepat akan meningkatkan operasional bisnis sehingga akan menekan biaya operasional. b. Faktor pelayanan Defenisi pelayanan yaitu suatu kegiatan yang menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain atau konsumen dengan penampilan produk yang sebaikbaiknya sehingga diperoleh kepuasan pelanggan atau nasabah. c. Faktor religius stimuli Religius stimuli merupakan faktor pengetahuan dan pengalaman keberagamaan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan ekonomi. d. Faktor reputasi Reputasi diartikan sebagai suatu bagunan sosial yang mengayomi suatu hubungan, kepercayaan yang akhirnya akan menciptakan brand image bagi suatu perusahaan. Reputasi yang baik dan terpercaya akan menimbulkan kepercayaan bagi nasabahnya, reputasi merupakan keunggulan bersaing suatu perusahaan. e. Faktor Profit sharing (bagi hasil) Profit sharing diartikan sebagai beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan. Secara syariah prinsip bagi hasil (profit sharing) berdasarkan pada kaidah mudharabah. Dimana perusahaan akan bertindak sebagai mudhaarib (pengelola dana), sementara nasabah sebagai shahibulmaal (penyandang dana). f. Faktor promosi Secara defenisi promosi adalah kegiatan yang ditunjukkan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh 10

perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut. Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabah, promosi merupakan bagian dari pemasaran. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu proses kejiwaan yang bersifat abstrak yang dinyatakan oleh seluruh keadaan aktivitas, ada objek yang dianggap bernilai sehingga diketahui dan diinginkan, Sehingga proses jiwa menimbulkan kecenderungan perasaan terhadap sesuatu, gairah atau keinginan terhadap sesuatu. Minat bisa berasal dari diri sendiri maupun dari luar diri seseorang.bisa dikatakan pula bahwa minat menimbulkan keinginan yang kuat terhadap sesuatu.keinginan ini disebabkan adanya rasa dorongan untuk meraihnya, sesuatu itu bisa berupa benda, kegiatan, dan sebagainya baik itu yang membahagiakan ataupun menakutkan.minat juga memberikan motivasi atau penyemangat yang terdapat dalam diri seseorang sebagai kekuatan untuk melakukan aktivitas dengan tekun dan menjadikannya kecenderungan diri. 2.2 Pengertian Asuransi Asuransi berasal dari kata insurance yang artinya pertanggungan.asuransi merupakan perjanjian antara tertanggung atau nasabah dengan perusahaan asuransi. Pihak penanggung siap menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang seperti kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atau meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Setelah penanggung menyepakati pembayaran uang yang disebut premi.premi merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh tertanggung sebagai imbalan kepada penanggung.menurut C Arthur Williams Jr. dan Richard M. Heins asuransi adalah alat yang 11

mana resiko dua orang atau lebih atau perusahaan-perusahaan digabungkan melalui kontribusi premi yang pasti atau yang ditentukan sebagai dana yang dipakai untuk membayar klaim. Berdasarkan definisi tersebut, maka dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu : a. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur. b. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu. c. Suatu peristiwa (accident) yang tak terntentu (tidak diketahui sebelumnya). d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tertentu. 2.3 Pengertian Asuransi Syariah Asuransi syariah adalah asuransi yang prinsip operasionalnya didasarkan pada syariat islam dengan mengacu kepada al-qur an dan al-sunnah. Secara terminilogi asuransi syariah adalah tentang tolong-menolong dan secara umum asuransi adalah sebagai salah satu cara untuk mengatasi terjadinya musibah dalam kehidupan, dimana manusia senantiasa dihadapkan pada kemungkinan bencana yang dapat menyebabkan hilangnya atau berkurangnya nilai ekonomi seseorang baik terhadap diri sendiri, keluarga yang disebabkan oleh meninggal dunia, kecelakaan, sakit, dan usia tua. Sedangkan asuransi dalam fatwa DSN MUI adalah usaha saling melindungi dan tolongmenolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk asset atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melelui akad (perikatan) yang yang sesuai dengan syariah.akad yang sesuai syariah dimaksud adalah yang 12

tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulum (penganiayaan), risywah (suap), barang haram dan maksiat. Asuransi syariah berbeda dengan asuransi konvensional.pada asuransi syariah setiap peserta sejak awal bermaksud saling tolong-menolong dan melindungi satu dengan yang lain dengan menyisihkan dananya sebagai iuran kebajikan yang disebut tabarru dengan tidak menggunakan sistem pengalihan resiko dimana tertanggung harus membayar premi, tetapi lebih merupakan pembagian resiko dimana para peserta saling menanggung. Beberapa istilah pokok yang harus dipahami untuk dapat mengenal usaha perasuransian syariah antara lain: 1. Peserta asuransi adalah pihak pertama yang berbagi resiko dan mempunyai hak untuk menerima sejumlah uang dari perusahaan asuransi sebagai ganti rugi atas terjadinya suatu resiko sebagaimana yang telah tercantum dalam perjanjian. 2. Perusahann asuransi sebagai pengelola risk sharing. Dalam asuansi syariah perusahaan asuransi adalah pengelola dana yang berhak memperoleh imbalan tertentu dalam bentuk bagi hasil. 3. Al- Kafalah adalah suatu kepentingan yang menjadi dasar berlakunya suatu pertanggungan asuransi, yaitu adanya kepentingan terhadap kehidupan seseorang (insurable interst), benda atau terhadap tanggung gugat kepada pihak lain. Objek asuransi dapat berupa benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, rugi atau berkurang nilainya. 4. Premi asuransi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan peserta asuransi untuk mengikat kewajiban pengelola dalam membayar ganti rugi atas terjadinya resiko. Dalam asuransi syariah premi disebut dengan kontribusi, yaitu merupakan dana peserta secara bersama-sama setelah dikurangi fee pengelola. 13

5. Polis asuransi adalah surat perjanjian antara pihak yang menjadi peserta asuransi dengan perusahaan asuransi. 6. Underwring adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon peserta yang dikaitkan dengan besarnya resiko untuk menentukan besarnya premi. 7. Jangka waktu pertanggungan menunjukkan lamanya suatu perjanjian asuransi yang berlaku. Masa pertanggungan akan habis saat jangka waktu yang ditetapkan habis. 8. Tanggal dikeluarkannya polis adalah tanggal yang tercantum pada polis saat dikeluarkan atau diterbitkan oleh perusahaan asuransi. 9. Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang diasuransikan atau sering disebut asuransi dari asuransi. Reasuransi merupakan suatu sistem penyebaran resiko dimana penanggung menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. 2.4 Landasan Hukum Asuransi Syariah A. Al- Qur an " Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap hari memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (masa depan). Dan, bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang apa yang engkau kerjakan. (Al Hasyr : 18). "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Ayat diatas menjelaskan untuk mempersiapkan diri, melakukan ikhtiar antara lain dengan menyisihkan sebagian harta yang kita miliki melalui asuransi syariah bersama dengan 14

saudara-saudara kita yang lainnya. Sehingga, jika takdir menjemput kita, maka persiapanpersiapan untuk keluarga yang kita tinggalkan dalam batas tertentu sudah tersedia. Dengan demikian, kita tidak meninggalkan keluarga yang sengsara.allah swt memerintahkan kepada umat Islam agar tidak meninggalkan keturunan yang lemah, yang menjadi beban orang lain sepeninggalnya. Kita perlu perencanaan yang matang dalam mempersiapkan kehidupan kita ke depan. B. Hadits Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, Nabi Muhammad bersabda Barang siapa yang menghilangkan kesulitan duniawinya seorang mukmin, maka Allah SWT akan menghilangkan kesulitannya pada hari kiamat.barangsiapa yang mempermudah kesulitan seseorang maka Allah akan mempermudah urusannya di dunia dan di akhirat. Diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi, Nasa I, Abu Daud, dan ibnu Majah dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw bersabda Melarang jual beli yang mengandung gharar. C. Undang-Undang Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, terdapat definisi bahwa asuransi adalah: Perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung,yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Dalam pasal 246 KUHD, disebutkan bahwa asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, 15

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu. Dalam asuransi syariah masih terbatas dan belum diatur secara khusus dalam undangundang. Secara lebih tekhnis operasional perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi berdasarkan prinsip syariah mengacu pada SK Dirjen Lembaga Keuangan No.4499/LK/2000 tentang jenis, penilaian dan pembatasan investasi perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dengan sistem syariah dan beberapa keputusan menteri keuangan (KMK) yaitu KMK No.422/KMK.06/2003 tentang kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi dan KMK No.426/KMK.06/2003 tentang perizinan usaha dan kelembagaan perusahaan asuransi dan perusahaan reasuransi. 2.5 Sejarah Perkembangan Asuransi Syariah Dalam bahasa arab asuransi disebut at-ta min, penanggung disebut mu ammin, sedangkan tertanggung disebut musta min. At-ta min memiliki arti memberikan perlindungan, ketenangan, rasa aman, dan bebas dari rasa takut. Dalam islam praktek asuransi sudah dimulai sejak zaman Nabi Yusuf As, yaitu pada saat ia menafsirkan mimpi dari Raja Firaun. Tafsir yang ia sampaikan adalah bahwa Mesir akan mengalami tujuh masa panen dan tujuh masa paceklik, untuk menghadapi masa paceklik itu nabi Yusuf As menyarankan agar menyisihkan sebagian dari hasil panen pada masa tujuh tahun pertama agar masa paceklik bisa ditangani dengan baik. Sebenarnya konsep asuransi syariah bukan hal yang baru, karena sudah ada sejak zaman Rasulullah yang disebut Aqilah. Bahkan menurut Thomas Patrick dalam bukunya Dictionary of islam, hal ini sudah menjadi kebiasaan suku arab sejak zaman dulu bahwa jika ada salah satu anggota suku yang terbunuh oleh anggota dari suku lain, pewaris korban akan dibayar sejumlah uang darah (diyat) sebagai kompensasi oleh saudara terdekat dari 16

pembunuh. Saudara terdekat pembunuh tersebut yang disebut Aqilah, harus membayar uang darah atas nama pembunuh. Tercatat dalam literatur sederetan nama yang menekuni kajian asuransi diantaranya adalah, Ibnu Abidin (1784-1836), Nuhammad Nejatullah al-siddiqi, Muhammad Muslehuddin, Fazlur Rahman, Mannan, Yusuf al-qardawi, Mohd. Ma shum Billah, merupakan deretan nama ulama ternama yang hidup di era abad modern. Disisi lain, kajian tentang asuransi merupakan kajian ekonomi islam yang biasanya selalu dikaji bersama-sama dengan pembahasan perbankan islam. Jadi, asuransi islam atau asuransi syariah merupakan hasil pemikiran ulama kontemporer. Lebih jauh Muhammad Ma shum Billah mengajukan sebuah konsep yang diberi nama takaful, yaitu sebuah konsep asuransi syariah yang didalamnya dilakukan kerjasama dengan para peserta takaful (pemegang polis arusansi) atas prinsip al-mudharabah. Konsep takaful pada dasarnya merupakan usaha kerjasama saling melindungi dan menolong antara anggota masyarakat dalam menghadapi malapetaka atau bencana. Perkembangan asuransi syariah di Indonesia tidak terlepas dari pertumbuhan bank-bank syariah, dimana sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.10/1998 yang mengatur secara tegas mengenai sistem perbankan syariah dunia perbankan di Indonesia diwarnai dengan munculnya bank-bank syariah atau bank-bank dengan unit syariahnya. Hal ini menyebabkan perusahaan-perusahaan asuransi konvensional yang memiliki keterkaitan bisnis dengan bank dituntut untuk masuk kedalam bisnis syariah khususnya asuransi kerugian, baik dengan mendirikan perusahaan asuransi kerugian secara terpisah atau mendirikan divisi syariah. Asuransi syariah harus mempunyai prinsip yang sesuai dengan Fatwa DSN No. 21/DSN-MUI/X/2001, yaitu: 1. Asuransi Syariah (ta min, takaful atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk aset 17

dan/atau tabarru yang menberikan pola pengembalian untuk mengahadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. 2. Akad yang sesuai syariah yang dimaksud pada point (1) adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, zhulm(penganiayaan), risywah(suap), barang haram dan maksiat. 3. Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial. 4. Akad tabarru adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikandan tolong menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. 5. Premi adalah kewajiban peserta asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada perusahaan asuransi sesuai kesepakatan dalam akad. 6. Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberikan oleh perusahaan asuransi sesuai dengan kesepakatan dalam akad. Asuransi syariah mengalami perkembangan yang pesat khususnya sejak tahun 2010-2011 yang ditandai dengan banyaknya pemilik modal yang berani melakukan investasi.selain itu perusahaan asuransi pun banyak yang menambahkan produk asuransi syariah kedalam tawaran produk mereka. Pendapatan asuransi syariah sendiri mencapai nilai Rp.4,97 trillin pada pada tahun 2011. Pada tahun 2012 di prediksi bahwa perkembangan asuransi syariah akan memberikan kontribusi hingga 30%. Belum lagi disebabkan oleh tingginya minat dan optimism masyarakat kepada perusahaan asuransi syariah, sebagai buktinya diindonesia telah terdapat 20 asuransi syariah yang terbagi atas 17 asuransi jiwa syariah, 20 asuransi umum syariah dan 3 reasuransi syariah. Bila dibandingkan dengan Negara lain di Eropa, Timur Tengah, dan Malaysia, pertumbuhan asuransi syariah masih lambat, tetapi tidak menutup kemungkinan perkembangan asuransi syariah di Indonesia akan semakin berkembang apalagi jika didukung oleh pemerintah. 18

2.6 Penggolongan Jenis Usaha Asuransi Penggolongan jenis asuransi di Indonesia bisa dibagi dari berbagai segi, yaitu: 1. Asuransi ditinjau dari fungsinya Menurut undang-undang No. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian, jenis usaha perasuransian meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi. a. Asuransi Kerugian (Non Life Insurance/ General Insurance) Yaitu usaha memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. b. Asuransi Jiwa (Life Insurance) Asuransi jiwa adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan dalam penanggulangan resiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya seseorang yang diasuransikan.asuransi jiwa meliputi asuransi jiwa biasa, asuransi rakyat, asuransi kumpulan, asuransi dunia usaha, asuransi orang muda, asuransi keluarga, asuransi kecelakaan. c. Reasuransi (Reinsurance) Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang diasuransikan atau sering disebut asuransi dari asuransi. Reasuransi merupakan suatu sistem penyebaran resiko dimana penanggungan menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain. 2. Asuransi Ditinjau dari Polis Dasar 19

a. Asuransi Berjangka (Term Insurance), yaitu asuransi yang menyediakan jasa asuransi jiwa untuk periode tertentu sesuai dengan kesepakatan misalnya 1 tahun, 2 tahun, dan seterusnya. b. Asuransi Seumur Hidup (Whole Life Insurance), yaitu asuransi yang menyediakan jasa asuransi jiwa untuk seumur hidup pemegang polis yang mengharuskan membayar premi setiap tahun. c. Asuransi Dua Manfaat (Endowment), yaitu kontrak asuransi jiwa yang masa berlakunya dibatasi misalnya 5 tahun, 10 tahun atau lebih mencapai usia tertentu misalnya 65 tahun sebelum peserta meninggal dunia. d. Asuransi Unit Investasi (Unit Linked), yaitu satu bentuk investasi kolektif yang ditawarkan melalui polis asuransi. 3. Asuransi Ditinjau Dari Segi Kepemilikan a. Asuransi milik swasta nasional, yaitu perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta dan tetap dalam naungan pemerintah. b. Asuransi milik pemerintah, yaitu perusahaan asuransi yang sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah dan dikelola oleh badan yang berwenang dalam kepemerintahan. c. Asuransi milik perusahaan asing, yaitu perusahaan asuransi yang kepemilikannya adalah dari Negara lain yang beroperasi dalam negeri Indonesia. d. Asuransi milik campuran, yaitu perusahaan asuransi yang saham dan kepemilikannya milik beberapa pihak, baik pihak swasta maupun pemerintah. 4. Asuransi Ditinjau Dari Sifat Pelaksanaannya a. Asuransi sukarela, yaitu asuransi yang dilakukan dengan sukarela dan semata-mata dilakukan atas dasar kesadaran seseorangakan kemungkinan terjadinya resiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan. 20

b. Asuransi wajib, yaitu asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah. 2.7 Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional Asuransi syariah dengan asuransi konvensional mempunyai perbedaan mulai dari konsep, asal usul, sumber hukum, akad, jaminan (resiko), sistem akuntansi, pengelolaan dana, keuntungan, visi misi, dan lain-lainnya. Dan seiiring perkembangan zaman masyarakat mulai menemukan kembali fitrahnya. Yaitu kembali kepada sistem dan ajaran syariah yang komprehensif termasuk diantaranya kini mulai tercerahkan dengan adanya produk asuransi syariah. Ada beberapa perbedaan mendasar antara asuransi syariah dengan asuransi konvensional.perbedaan tersebut antara lain, yaitu: 21

Tabel 2.1 Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional No Prinsip Asuransi Konvensional Asuransi Syariah 1 Konsep Perrjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatdiri kepada tertanggung, Sekumpulan orang yang saling membantu, saling dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan menjamin, dan pergantian kepada tertanggung. bekerjasama, dengan cara masing-masing mengeluarkan tabarru 2 Sumber Hukum Bersumber dari pikiran manusia dan kebudayaan. Bersumber dari Al- Berdasarkan hukum positif, hukum alami, dan contoh sebelumnya. Qur an, Sunnah ataupun Ijma. 3 Kepemilikan Dana yang terkumpul dari nasabah (premi) menjadi Menjadi hak peserta, Dana milik perusahaan, sehingga perusahaan bebas perusahaan hanya sebagai menentukan alokasi investasinya. pemegang amanah untuk mengelolanya. 4 Akad Akad jual beli Akad tolong menolong. 5 Jaminan/risk Transfer of risk, dimana terjadi transfer resiko, dari Sharing of risk, dimana (resiko) tertanggung kepada penanggung. terjadi proses saling menanggung antara satu peserta dengan peserta 6 Pengelolaan Dana Tidak ada pemisahan dana, yang berakibat pada terjadinya dana hangus (untuk produk saving life). 7 Investasi dana Menggunakan sistem bunga (riba) sebagai landasan perhitungan investasinya. 8 Pembayaran Pembayaran klaim diambil dari rekening dana Klaim perusahaan. 9 Pembagian Keuntungan Seluruh keuntungan menjadi hak milik perusahaan. lainnya. Pada produk saving life terjadi pemisahan dana, yaitu dana tabbaru derma dan dana peserta, sehingga tidak mengenal istilah dana hangus. Sedangkan untuk term insurance (life) dan general insurance semuanya bersifat tabbaru. Bagi hasil (mudharabah). Diambil dari dana tabbaru (dana kebajikan) seluruh peserta yang sejak awal telah diiklaskan bahwa ada penyisihan dana yang akan dipakai sebagai dana tolong-menolong diantara peserta bila terjadi musibah. Dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai prinsip bagi hasil dengan proporsi yang telah ditentukan. 10 Visi dan Misi Misi ekonomi dan misi sosial. Misi akidah, ibadah, misi ekonomi, dan misi pemberdayaan sosial. Sumber: Syula, Muhammad Syakir,2004. Asuransi Syariah (Life and General) 22

2.8 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan minat masyarakat dalam memilih asuransi berbasis syariah telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya dengan objek, lokasi penelitian dan pendekatan yang berbeda-beda. Berikut ini adalah bukti penelitian terdahulu sejenis dengan penelitian ini: Penelitian dilakukan oleh Titik Zulaechah (2012) berjudul Analisis Faktor-Faktor Minat Nasabah Dalam Memilih Asuransi Syariah dengan studi kasus pada Nasabah AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah Semarang.Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa faktor emosional (faktor internal), religius stimuli (keagamaan), dan profit sharing (bagi hasil) adalah tiga faktor yang mendorong nasabah memilih asuransi berbasis syariah.hal tersebut menunjukkan antusias nasabah yang cukup besar terhadap asuransi syariah terutama di AJB Bumiputera 1912 Cabang Syariah Semarang. Penelitian dilakukan oleh Muhammad Johari (2010) dengan judul Respon Masyarakat Muslim Kota Mataram Terhadap Asuransi Syariah. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa respon masyarakat kota Mataram sangat positif dan faktor yang mendorong perkembangan asuransi syariah antara lain karena mayoritas penduduk kota Mataram adalah muslim. Penelitian dilakukan oleh Nurwati Indah Murni (2007) dengan judul Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Asuransi Takaful Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 21/ DSN- MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Keabsahan akad yang mendasari kontrak asuransi syariah didasarkan pada Al-Qur an, Al-Sunnah,Qiyas dan Ijma. Sehingga dalam hal ini umat islam tidak perlu ragu terhadap produk asuransi syariah, karena akad yang diterapkan dalam asuransi syariah merupakan akad yang memang bertujuan untuk menghindari hal-hal yang dilarang oleh 23

agama islam seperti ghahar, maisir, dan riba sebagaimana akad yang digunakan pada asuransi konvensional. 2.9 Kerangka Konseptual Tingkat Pelayanan (X 1 ) Religius Stimuli (Keagamaan) (X 2 ) Profit sharing (X 3 ) Reputasi (X 4 ) Minat Masyarakat Memilih Asuransi Syariah ( Y ) Promosi (X 5 ) Lokasi (X 6 ) Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 24

2.10 Hipotesis Hipotesis adalah teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji setelah peneliti mendalami permasalahan penelitiannya dengan seksama serta menetapkan anggapan dasar (Arikunto, 2006). H1 : Terdapat pengaruh positif antara tingkat pelayanan terhadap minat masyarakat dalam memilih asuransi berbasis syariah. H2 : Terdapat pengaruh positif antara religius stimuli (keagamaan) terhadap minat masyarakat dalam memilih asuransi berbasis syariah. H3 : Terdapat pengaruh positif antara profit sharingterhadap minat masyarakat dalam memilih asuransi berbasis syariah. H4 : Terdapat pengaruh positif antara reputasi terhadap minat masyarakat dalam memilih asuransi berbasis syariah. H5 : Terdapat pegaruh positif antara promosi terhadap minat masyarakat dalam memilih asuransi berbasis syariah. H6 : Terdapat pegaruh positif antara lokasi terhadap minat masyarakat dalam memilih asuransi berbasis syariah. 25