HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD KARANGANYAR ( PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2010) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

PERBANDINGAN LUARAN BAYI (BERAT BADAN DAN APGAR SCORE) PADA PREEKLAMSIA BERAT DAN PREEKLAMSIA BERAT DENGAN KOMPLIKASI HELLP SYNDROME SKRIPSI

KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Relationship between Gestational Age and Incident of Macrosomia

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT DR. OEN SURAKARTA PERIODE HALAMAN JUDUL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMSIA PADA PRIMIGRAVIDA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD CILACAP PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

PERNYATAAN. diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

PENGARUH UMUR, KOMPLIKASI LAIN DAN JENIS PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR PADA IBU PREEKLAMPSIA BERAT DI RSUDP MATARAM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu strategi dalam upaya peningkatan status kesehatan di Indonesia.

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO SURABAYA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO

BERAT BADAN LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN ASFIXIA NEONATORUM

Hubungan antara Anemia dan Kejadian Inersia Uteri di RSUD Dr.Moewardi SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA. Endang Wahyuningsih, Saifudin Zukhri 1

PERBANDINGAN KEJADIAN ASFIKSIA ANTARAPERSALINAN PRETERM DAN ATERM PADA PREEKLAMSIA BERAT DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Karakteristik pasien dengan preeklampsia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN NILAI APGAR BAYI BARU LAHIR DI RSUD SUKOHARJO

MATERNAL FACTOR THAT RELATED WITH LOW BIRTH WEIGHT BABIES AT THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR Siti Indarti* ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN ANTARA PERSALINAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD DR. SOESELO KABUPATEN TEGAL

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. (BBLR) adalah salah satu dari penyebab utama kematian pada neonates

HUBUNGAN ANTARA PRE EKLAMSIA DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

ABSTRAK. Nabila Mazaya Putri, 2017 : Rimonta F. Gunanegara, dr., SpOG., M.Pd.Ked.

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DENGAN BAYI BARU LAHIR RISIKO TINGGI PADA PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) adalah jumlah kematian selama kehamilan atau

HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)

Faktor Resiko Kejadian Hipertensi dalam Kehamilan. The Risk Factors Of Hypertension in Pregnancy PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

HUBUNGAN USIA. Oleh: J DOKTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

Hubungan Usia Kehamilan dan Preeklampsia dengan Asfiksia Neonatorum Bayi Baru Lahir di RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang

HUBUNGAN IBU HAMIL PEROKOK PASIF DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

HUBUNGAN FREKUENSI ANTENATAL CARE DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

BAB V PEMBAHASAN. bersalin umur sebanyak 32 ibu bersalin (80%). Ibu yang hamil dan

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL YANG MENJALANI PERSALINAN SPONTAN DENGAN ANGKA KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SRAGEN TAHUN

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN RISIKO ASFIKSIA NEONATORUM ANTARA BAYI KURANG BULAN DENGAN BAYI CUKUP BULAN PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR)

Pengaruh Status Kesehatan Ibu Hamil dengan Kelahiran Bayi Asfiksia Neonatorum di RSUD M.A Sentot Patrol Indramayu

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO PERDARAHAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG MEDICAL RECORD RSUD PARIAMAN

Correlation between Fetal Maturity and Asphyxia on Babies in Neonatology Room of Dr. H Abdul Moeloek Hospital Province Lampung

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

KELUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA KASUS-KASUS PREEKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2012

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

Hubungan Faktor Risiko dengan Kejadian Pre-Eklampsia Berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD BANGIL PASURUAN 2013 IMELDA ANUGRAH PUTRI TEGA MULIA DESCRIPTION

PENGARUH KADAR HB DAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP BERAT BADAN LAHIR BAYI DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN BANYUMAS

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

KARAKTERISTIK BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA NEONATORUM

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PLASENTA PREVIA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

HUBUNGAN PREEKLAMPSIA DENGAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh : RIZKA ARIANI

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VII No.2 Edisi Desember 2014, ISSN: X

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

Analisis Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSUD Tugurejo Semarang

HUBUNGAN PREEKLAMSIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

HUBUNGAN KEHAMILAN POST TERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

Prevalensi Derajat Asfiksia Neonatorum pada Berat Badan Bayi Lahir Rendah. The Prevalence of Asphyxia Neonatorum Severity In Low Birth Weight Infants

Prevalensi Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Lahir Prematur di Kamar Bayi Rumah Sakit Immanuel Periode Juli 2005-Juni 2006

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KASUS PERSALINAN DI UGD RSUP Dr. KARIADI VINA EKA WULANDARI G2A PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN

BAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD KARANGANYAR ( PERIODE 1 JANUARI 31 DESEMBER 2010) NASKAH PUBLIKASI oleh: AFRIENA VITARTIKA J 500 050 023 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014 i

}{ASKAII PUBLIKAS} HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD KARANGAFIYAR ( PERIODE 1 JAI\ruARI - 31 DESEMBER 2010) Yang Diajukan OIeh: AFRIENA VITARTIKA J 500 050 023 Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Naskah Publikasi i Fakultas Kedokteran Universitan Muhammadiyah Surakarta,Oktober 20 I 3 Penguji Nama : dr Muh. Shoim Dasuki, M.Kes Pembimbing Nama : dr. YusufAlamRomadhon M.Kes flekan dr.sp.a (K) ik.400.1243

ABSTRAK Afriena Vitartika J 500 050 023. Hubungan Antara Preeklampsia Berat Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RSUD Karanganyar. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta Preeklampsia merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya insufisiensi plasenta yang dapat mengakibatkan hipoksia ante dan intrapartum, pertumbuhan janin terhambat dan persalinan prematur. Ibu yang menderita preeklampsia ketika hamil, akan mengalami disfungsi plasenta yang dapat penyebabkan aliran darah ke plasenta terganggu, sehingga kebutuhan janin akan nutrisi dan oksigentidak dipenuhi secara optimal. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara preeklampsia berat dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUD Karanganyar. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah semua ibu yang yang datang memeriksakan diri ke Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Karanganyar serta bayi yang dilahirkannya sejak tanggal 1 Januari - 31 Desember 2010 dan diperoleh sampel 698 ibu. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Instrument penelitian diperoleh dari Catatan medis pasien yang masuk bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Karanganyar dalam kurun waktu satu tahun (1 Januari 31 Desember 2010). Alat analisis data menggunakan uji Chi Square dengan menggunakan program SPSS versi 17.00 Hasil penelitian menunjukkan 653 pasien (93,6%) tidak mengalami preeklamsia berat, 45 pasien (6,4%) mengalami preeklamsia berat. Sebanyak 622 bayi tidak mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) sementara 76 bayi (10,9%) mengalami BBLR. Hasil uji statistic dengan chi Square diperoleh nilai χ2 = 9,110 p = 0,003. Nilai ratio prevalensi sebesar 2,927 mempunyai arti bahwa ibu dengan preeklamsia berat mempunyai risiko sebesar 2,927 kali lebih besar mengalami persalinan dengan BBLR. Kesimpulannya adalah hubungan antara preeklampsia berat dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUD Karanganyar. Kata kunci : Preeklampsia Berat, Bayi Berat Lahir Rendah iii

ABSTRACT Afriena Vitartika A 500 050 023. correlation corellation Between Preeclampsia Weight With incident of Low Birth Weight Babies in Karanganyar hospital Preeclampsia is one of predisposing factors. It can to placental insufficiency ante and intrapartum hypoxia, stunted fetal growth and preterm delivery. Mothers who suffer preeclampsia during pregnancy, will experience placental dysfunction can impaired blood flow to the placenta, so the fetus needs for nutrition and optimally oxygen. The objective was aim to know correlation corellation Between Preeclampsia Weight With incident of Low Birth Weight Babies in Karanganyar hospital. The research was observational analytic, with cross-sectional approach. sample research was all of mothers who came to check at Obstetrics and Gynecology clinic at Karanganyar Hospital and baby datas was born at 1 January to 31 December 2010 and got 698 samples. Taking sample was using total sampling. Instrument were obtained from medical records of patients at Obstetrics and Gynecology clininc at Karanganyar Hospital as long as within one year (1 January to 31 December 2010). Data analysis with Chi Square test and use SPSS programme version 17:00 Results showed that 653 patients (93.6%) not preeclampsia, 45 patients (6.4%) with severe preeclampsia. 622 infants was born with weight body enough. 76 infants (10.9%) with low body weight. Results of chi Square test with x 2 = 9.110 p = 0.003. Ratio Prevalence = 2.92. it means that women with severe preeclampsia have 2.927 times more risk to have baby with low birth weight body. The conclusion was a correlation corellation Between Preeclampsia Weight With incident of Low Birth Weight Babies in Karanganyar hospital Keyword: severe Preeclampsia, Low Birth Weight Babies iv

PENDAHULUAN Preeklampsia merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya insufisiensi plasenta yang dapat mengakibatkan hipoksia ante dan intrapartum, pertumbuhan janin terhambat dan persalinan prematur. Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia neonatorum terjadi karena gangguan pertukaran dan transport oksigen dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan persediaan oksigen dan dalam pengeluaran karbon dioksida (Winkjosastro et al, 2007). Pengaruh pada janin dengan ibu penderita preeklampsia bervariasi, dari yang paling ringan sampai dengan kematian janin. Gangguan pertumbuhan janin sering ditemukan bila berat dapat menyebabkan hipoksia intrapartum. Pengaruh pada janin ini berhubungan dengan aliran darah uteroplasenta dan kemampuan arteri spiralis untuk dilatasi sebagaimana seharusnya pada kehamilan. Menurut Smasaron dan Sargent pada preeklamsia terjadi perubahan pada plasenta. Tahap pertama adalah proses yang mempengaruhi arteri spiralis, yang menyebabkan kurangnya suplai darah ke plasenta. Tahap kedua terjadi efek iskemia plasenta pada bagian ibu dan janin (Lintang, 2003). Preeklamsia dan eklamsia penyebab kematian terbesar pada ibu hamil, selain infeksi dan perdarahan. Tahun 2005 Angka Kematian Internal (AKM) di rumah sakit seluruh Indonesia akibat preeklamsia dan eklamsia sebesar 4,91% (8.397 dari 170.725). Merupakan golongan penyakit obstetric yang paling banyak menyebabkan kematian dengan Case Fertility Rate 2,35%). (Rizal, 2008) Pada penelitian yang dilakukan di RSUD Dr Pirngadi, Medan pada tanggal 1 Maret 2001 31 Januari 2002 didapatkan lebih dari 100 kasus preeklampsia berat (Dina, 2003). Salah satu faktor risiko yang mempunyau kontribusi terhadap kematian bayi, khususnya pada masa perinatal adalah kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Sekitar 57% kematian bayi di Indonesia terjadi pada bayi umur dibawah 1 bulan dan terutama disebabkan oleh gangguan selama perinatal dan BBLR. Menurut perkiraan terdapat sekitar 400.000 bayi dengan BBLR di Indonesia. (Depkes, 2004) 1

Menurut penelitian di RSUD Purworejo, dari 1087 persalinan di dapatkan angka kejadian preeklampsia berat 5,8 % dengan kasus BBLR sebanyak 27 kasus (40 %). Kejadian BBLR di rumah sakit Cipto Mangunkusumo pada tahun 2002 adalah 18,3 % hal ini sesuai dengan rata-rata kejadian BBLR di rumah sakit Cipto Mangunkusumo yaitu 15 19 %, dan salah satu penyebab terjadinya BBLR di rumah sakit Cipto Mangunkusumo adalah preeklampsia berat. (Guritno, 2003) Penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke 7 setelah persalinan (masa perinatal). Penyebab kematian bayi yang terbanyak adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur, dan berat badan lahir yang rendah, yaitu sebesar 40,68%. (Depkes, 2006) Bila terjadi preeklampsia pada ibu hamil dapat timbul pada janin berupa prematuritas, insufisiensi utero-plasental, retardasi pertumbuhan intra uterin atau kematian janin intra uterin (Taber, 2000) METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar dengan Populasi Penelitian adalah ibu melahirkan di RSUD Karanganyar yang menderita preeklampsia berat beserta bayi yang dilahirkannya dan Subjek Penelitian adalah ibu yang menderita preeklampsia berat yang datang memeriksakan diri ke Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Karanganyar serta bayi yang dilahirkannya sejak tanggal 1 Januari - 31 Desember 2010. Teknik Analisis Data Data diolah dengan metode statistik uji Chi square HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN penelitian diambil dari bagian rekam medik RSUD Karanganyar dari bulan Januari hingga bulan desember 2010. Data peneiltan dilakukan secara total sampling yaitu ibu yang mengalami preeklamsia berat sebanyak 45 orang sementara sebagai pembanding adalah ibu yang tidak mengalami preeklamsia 2

berat sebanyak 653 orang. Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik sampel menurut umur ditampilkam dalam table 1. Table 1. Distribusi frekuensi umur s Umur Frekuensi % 20-35 tahun 662 94.8 >35 tahun 36 5.2 Total 698 100.0 Sumber : data sekunder 2010 Table 1 memperlihatkan data bahwa sebagian sampel berumur 20-35 tahun sebesar 94,8%, sementara sampel berumur diatas 35 tahun sebesar 5,2%. Hasil penelitian mengenai preeklamisi berat pada sampel ditampilkan dalam table 2. Table 2. Distibusi frekuensi pasien Preeklamsia berat Keadaan Ibu Frekuensi % Tidak Preeklamsia Berat 653 93.6 Preeklamsia Berat 45 6.4 Total 698 100.0 Sumber : data sekunder 2010 Table 2. memperlihatkan data bahwa data tahun 2010 angka kejadian pasien Preeklamsia berat sebanyak 6,4%, sementara 93,6% sampel tidak mengalami preeklamsia berat. Table 3 Distibusi frekuensi sampel berdasarkan BBLR Keadaan Ibu Frekuensi % Tidak BBLR 622 89.1 BBLR 76 10.9 Total 698 100.0 Sumber : data sekunder 2010 Table 3 memperlihatkan sebanyak 89,1% bayi sampel lahir dengan tidak BBLR sementara 10,9% bayi sampel lahir dengan BBLR. 3

Table 4 Hubungan antara preeklamsia berat dengan kejadian BBLR RSUD Karanganyar periode Januari - Desember 2012 di Keadaan Ibu BBL Total χ2 p RP BBLR Tidak BBLR N % N % N % 11 1.6 34 4.9 45 6.4 9.110 0.003 2,927 Preeklamsia Berat Tidak 65 9.3 588 84.2 653 93.6 Preeklamsia Berat Total 76 10.9 622 89.1 698 100 Sumber : data diolah 2012 Table 4 menunjukkan bahwa terdapat 11 kasus (1,6%) preeklamsia berat dengan kejadian BBLR, sedangkan preeklamsia berat dengan bayi yang tidak BBLR sebanyak 34 sampel (4,9%). Terdapat 65 sampel (9,3%) yang tidak mengalami preeklamsia berat namun bayi mengalami BBLR dan 588 sampel (84,2%) tidak BBLR. Hasil uji statistic dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai χ2 = 9,110 dengan signifikansi p = 0,003, dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan antara preeklampsia berat dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUD Karanganyar. Nilai ratio prevalensi sebesar 2,927 mempunyai arti bahwa ibu dengan preeklamsia berat mempunyai risiko sebesar 2,927 kali lebih besar mengalami persalinan dengan BBLR. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kasus kejadian preeklamsia berat di RSUD Karanganyar perionde Januari Desember 2010 diperoleh data bahwa dari 698 persalinan. Terdapat 45 kasus preeklamsia berat (6,4%) sementara 653 sampel dengan persalinan tidak mengalami preeklamsia berat (93,6%). Data penelitian mengenai bayi yang lahir dengan berat badan rendah diketahui sebanyak 76 bayi (10,9%) sementara 622 bayi lahir dengan berat badan lahir cukup (89,1%). Berdasarkan hasil uji statistic mengenai hubungan preeklampsia berat dengan kejadian bayi berat lahir rendah diperoleh kesimpulan bahwa ada hubungan antara hubungan antara preeklampsia berat dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUD Karanganyar. 4

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian Raras (2011) yang menyimpulkan pasien preeklamsia berat memiliki prevalensi efek samping merugikan yang besar dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga dapat mempengaruhi keluaran maternal dan perinatal. Keluaran perinatal perinatal meliputi bayi berat lahir rendah (BBLR) 91 kasus (37%), pertumbuhan janin yang terhambat 17 kasus (6,9%), kelahiran preterm 70 kasus (28,3%), asfiksia neonatorum 38 kasus (16,7%), kematian perinatal 23 kasus (9,3%). Nilai ratio prevalensi sebesar 2,927 mempunyai arti bahwa ibu dengan preeklamsia berat mempunyai risiko sebesar 2,927 kali lebih besar mengalami persalinan dengan BBLR. Ibu yang menderita preeklampsia ketika hamil, akan mengalami disfungsi plasenta yang dapat penyebabkan aliran darah ke plasenta terganggu, sehingga kebutuhan janin akan nutrisi dan oksigent idak dipenuhi secara optimal. Terjadi atropi sinsitium dan invasi sel trofoblas juga dapat mengakibatkan gangguan fungsi plasenta, dimana sebagian besar arteri spiralis di daerah miometriumtetap dalam keadaan kontriksi sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi dan oksigen untuk janin sehingga gangguan pertumbuhan janin pada ibu dengan preeklampsia terjadi akibat hipoperfusi plasenta. Spasme yang berlangsung lama mengakibatkan gangguan fungsi plasenta sehingga menyebabkan pertumbuhan janin terganggu. Bila terjadi spasme arteriole yang lama tanpa disertai dengan kenaikan tonus ototuterus dan kepekaan terhadap perangsangan maka akan terjadi kelahiran bayi kecil untuk masa kehamilan. (Winkjosastro, 2007). Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sampel dengan preekalmia berat dengan kejadian BBLR namun ada yang tidak mengalami BBLR, sementara di sisi lain, terdapat sampel yang tidak preeklamsia berat namun bayi mengalami BBLR. Kondisi ini menunjukkan bahwa kejadian BBLR tidak hanya dipengaruhi oleh factor preeklamsia berat, namun ada factor lain yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR. Kardjati (1995) menyatakan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah pertaam faktor lingkungan internal yang meliputi meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, 5

kadar hemoglobin, statusgizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan. Kedua factor Lingkungan Eksternal, meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil. Factor ketiga adalah penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti mengambil simpulan berupa 1. Terdapat 76 (10,,9%) kasus BBLR di RSUD Karanganyar periode Januari Desember 2010. 2. Terdapat hubungan antara preeklampsia berat dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUD Karanganyar denagan nilai X 2 = 9,110 dengan signifikansi p = 0,003 3. Nilai ratio prevalensi sebesar 2,927 mempunyai arti bahwa ibu dengan preeklamsia berat mempunyai risiko sebesar 2,927 kali lebih besar mengalami persalinan dengan BBLR. 6

DAFTAR PUSTAKA Cunningham F.G., 2012. Obstetri Williams. Cetakan 23, EGC, Jakarta. pp.774-797. Departemen Kesehatan (Depkes), 2004. 6 Nutrisi Penting Selama Hamil. http://www.depkesri.go.id Depkes, 2006. Angka Kematian Bayi. http://www.depkesri.go.id Dina S., 2003.Luaran Ibu Dan Bayi Pada Penderita Preklamsia Dan Eklamsia Dengan Atau Tanpa Sindrom HELLP.Bagian Obstreti Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, http://library.usus.ac.id/ download/fk/obstreti-sarah % 20dina.pdf. Guritno,A.,Progestian,P.,Sungkar,A.2003.Gambaran Kelahiran dan Luaran Perinatal di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta Tahun 2002. Makalah disampaikan dalam Kongres Obstetri dan Ginekologi XII, Yogyakarta,4-6 Juli 2003. Graber M.A., 2006. Dokter Keluarga University Of Lowa. Edisi ketiga, Cetakan pertama, EGC, Jakarta. pp.363-367. Hacker N.F., Moore J.G., 2001. Esensial Obstetri dan Ginekologi. Edisi kedua, cetakan pertama, Hipokrates, Jakarta. Pp. 180-189. Liewellyn D., Jones., 2002. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Cetakan pertama, hipokrates, Jakarta. Pp.113. Lintang L.S, 2003. Gambaran Fraksi Protein Darah Pada Preeklamsia dan Hamil Normatif. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara, Medan. PhD Thesis. Manuaba I.B.G., 1998. Ilmu Kebidanan penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana. Cetakan pertama, EGC, Jakarta. pp. 239-245. Mochtar R., 1998. SINOPSIS OBSTETRI. Edisi kedua, cetakan pertama, EGC, Jakarta. pp 198 208. 437 430. Raras Arinda Anggana, 2011. Pengaruh Preeklamsia Berat Pada Kehamilan Terhadap Keluaran Maternal Dan Perinatal Di Rsup Dr Kariadi Semarang Tahun 2010. Artikel penelitan. Fakultas kedokteran universitas diponegoro.http://eprints.undip.ac.id/32869/1/ 7

Rizal, 2008. Memprediksi Preeklamsia. Dexa Media. No 1, Vol 21. Januari-Maret 2008, http://www.dexamedia.com/images/publication_jan_mar_08.pdf. Saifuddin A.B, 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Cetakan keempat, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta. pp.221-213. 347 Saifuddin A.B., 1996. Kedaruratan Neonatal. Cetakan pertama, Departemen Kesehatan, Jakarta. pp. 1-11. Sudinaya I.P., 2003. Insidensi Preeklamsia Eklamsia Di Rumah Sakit Tarakan Kalimantan Timur Tahun 2000, Cermin Dunia Kedokteran. pp.13-15. Taber B., 2001. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Cetakan pertama, EGC, Jakarta.pp.235-241. Winkjosastro H., 2007. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga, cetakan kesembilan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.pp.281-301.709-715 8