PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBER, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar berdaya guna dan berhasil guna dalam pemberdayaan masyarakat, perlu dibentuk lembaga kemasyarakatan desa di Kabupaten Jember; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Jember tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa; : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara RI Tahun 1950 Nomor 41); 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 1
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2000 tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 20 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Jember (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2000 Nomor 18 Seri E); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Jember Tahun 2006 Nomor 6); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JEMBER DAN BUPATI JEMBER MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Pemerintah Kabupaten adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 4. Bupati adalah Bupati Jember; 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Jember. 6. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Jember; 7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistim Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa; 2
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia; 10.Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disingkat BPD, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa; 11.Peraturan Desa adalah Peraturan yang dibuat oleh BPD bersama Kepala Desa; 12. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat; 13. Swadaya Masyarakat adalah kemampuan dari suatu kelompok masyarakat dengan kesadaran dan inisiatif sendiri mengadakan ikhtiar kearah pemenuhan kebutuhan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang yang dirasakan dalam kelompok masyarakat itu; 14.Gotong Royong adalah bentuk kerja sama masyarakat yang bersifat spontan dan melembaga serta mengandung unsur unsur timbal balik yang bersifat sukarela antara warga Desa secara insendentil maupun berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Di desa dapat dibentuk lembaga kemasyarakatan desa. (2) Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah : a. Rukun Tetangga b. Rukun Warga c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa d. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga e. Karang Taruna. (3) Pembentukan lembaga kemasyarakatan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Desa. BAB III MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 Maksud pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah sebagai wadah partisipasi yang merupakan mitra Pemerintahan Desa dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Pasal 4 Tujuan Lembaga kemasyarakatan Desa : a. meningkatkan pelayanan kepada masyarakat; b. meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan. 3
c. mengembangkan kemitraan. d. memberdayakan masyarakat meliputi bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan lingkungan hidup. e. meningkatkan kegiatan kemasyarakatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat. BAB IV PEMILIHAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN PENGURUS Pasal 5 (1) Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa dipilih secara musyawarah dari anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepedulian dalam pemberdayaan masyarakat ; (2) Susunan dan jumlah pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa; (3) Susunan Organisasi dan pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa sekurangkurangnya terdiri dari : a. Ketua; b. Wakil Ketua; c. Sekretaris; d. Bendahara; e. Seksi-seksi. Pasal 6 Masa bakti pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah 3 (tiga) tahun dan selanjutnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa bakti berikutnya. BAB V TUGAS, FUNGSI DAN KEWAJIBAN Pasal 7 Lembaga Kemasyarakatan Desa mempunyai tugas : a. menyusun rencana pembangunan secara partisipatif; b. melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif; c. menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat; d. menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Lembaga Kemasyarakatan Desa mempunyai fungsi : a. penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan; b. penanaman dan pemupukan rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat; 4
d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil pembangunan secara partisipatif; e. penumbuhkembangan dan penggerak prakarsa, partisipasi, serta swadaya gotong royong masyarakat; f. pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga; dan g. pemberdayaan hak politik masyarakat. Pasal 9 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 Lembaga Kemasyarakatan Desa mempunyai kewajiban : a. membantu Pemerintah Desa melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat; b. menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat; c. membantu pemerintah desa memberikan pelayanan kepada masyarakat; d. menjalin kemitraan dengan berbagai komponen masyarakat;dan e. melakukan sosialisasi program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan kepada penduduk desa. BAB VI HUBUNGAN DAN TATA KERJA Pasal 10 (1) Hubungan kerja antara Lembaga Kemasyarakatan Desa dengan Pemerintahan Desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif. (2) Tata Kerja Lembaga Kemasyarakatan Desa diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga berdasarkan Peraturan Perundang-undangan. BAB VII SUMBER DANA Pasal 11 Sumber dana Lembaga Kemasyarakatan Desa dapat diperoleh dari a. Swadaya masyarakat; b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi; d. Bantuan Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten;dan e. Bantuan lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12 Pemerintah Kabupaten dan Camat wajib membina dan mengawasi Lembaga Kemasyarakatan Desa. 5
Pasal 13 (1) Pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 adalah : a. melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan; b. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa dan lembaga kemasyarakatan;dan c. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan. (2) Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 adalah : a. memfasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi dan kewajiban lembaga kemasyarakatan; b. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat desa;dan c. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada lembaga kemasyarakatan. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 61 Tahun 2000 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa di Kabupaten Jember dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jember. Ditetapkan di Jember pada tanggal 5 Maret 2007 BUPATI JEMBER, ttd Diundangkan di Jember pada tanggal 5 Maret 2007 MZA DJALAL SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JEMBER ttd Drs. H. DJOEWITO, MM Pembina Utama Muda NIP. 510 074 249 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2007 NOMOR 4 6
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA I. UMUM Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undangundang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengakui adanya otonomi yang dimiliki oleh desa dan kepada desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari pemerintah ataupun pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu. Dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa dan untuk peningkatan pelayanan serta pemberdayaan masyarakat, di desa dapat dibentuk Lembaga Kemasyarakatan seperti rukun tetangga, rukun warga, PKK, Karang Taruna dan lembaga pemberdayaan masyarakat. Lembaga Kemasyarakatan bertugas membantu pemerintah desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat. Lembaga kemasyarakatan di desa berfungsi sebagai wadah partisipasi dalam pengelolaan pembangunan agar terwujud demokratisasi dan transparansi pembangunan pada tingkat masyarakat serta untuk mendorong, memotivasi, menciptakan akses agar masyarakat lebih berperan aktif dalam kegiatan pembangunan. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (1) Yang dimaksud dapat dibentuk adalah didasarkan atas pertimbangan bahwa kehadiran lembaga tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, maksud dan tujuannya jelas, bidang kegiatannya tidak tumpang tindih dengan lembaga yang sudah ada. Ayat (2) Ayat (3) Pasal 3 Pasal 4 Huruf a Huruf b Huruf c Yang dimaksud dengan pengembangan kemitraan adalah mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan, saling percaya dan saling mengisi. Huruf d Huruf e 7
Pasal 5 Ayat (1) Yang dimaksud dengan mempunyai kemauan adalah minat dan sikap seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan dengan sukarela. Yang dimaksud dengan kemampuan adalah kesadaran atau keyakinan pada dirinya bahwa dia mempunyai kemampuan, bisa berupa pikiran, tenaga/waktu atau sarana dan material lainnya. Yang dimaksud dengan kepedulian adalah sikap atau perilaku seseorang terhadap hal-hal yang bersifat khusus, pribadi dan strategis dengan ciri keterkaitan, keinginan dan aksi untuk melakukan suatu kegiatan. Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4) Pasal 6 Huruf a Yang dimaksud dengan menyusun rencana pembangunan secara partisipatif adalah proses perencanaan pembangunan yang melibatkan berbagai unsur masyarakat terutama kelompok masyarakat miskin dan perempuan. Huruf b Yang dimaksud dengan melaksanakan, mengendalikan, memanfaatkan, memelihara dan mengembangkan pembangunan secara partisipatif adalah dengan melibatkan masyarakat secara demokratis, terbuka dan bertanggungjawab untuk memperoleh manfaat yang maksimal bagi masyarakat serta terselenggaranya pembangunan berkelanjutan. Huruf c Yang dimaksud dengan menggerakkan dan mengembangkan partisipasi, gotong royong dan swadaya masyarakat adalah penumbuhkembangan dan penggerakan prakarsa, partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat yang dilakukan oleh Kader Pemberdayaan Masyarakat atau sebutan lain. Huruf d Yang dimaksud dengan menumbuhkembangkan kondisi dinamis adalah untuk mempercepat terwujudnya kemadirian masyarakat. Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 8
Pasal 15 Bagian Hukum 9