BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. h Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alfabet, cet. 4, 2006, h. 2

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan permasalahan dan kehidupan dunia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia), Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 1999, hlm. 1. Pustaka Utama, hlm. 10

University Press, 2009), hlm Rizal Yaya, Aji Erlangga Martawireja, dan Ahim Abdurahim, Akuntansi Perbankan

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. Pres, cet-ke 1, 2004, h Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, Yogyakarta: UII

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah penduduk muslim

BAB I PENDAHULUAN. Kontemporer, Jakarta: Salemba Empat, 2009, h. 38

BAB I PENDAHULUAN. Sistem bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktik

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari dua istilah, yaitu Baitul mall dan Baitul Tamwil. Pengertian BMT

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang berbasis syari ah sumber-sumber ekonomi. yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENETAPAN BAGI HASIL PADA AKAD MUDHARABAH DALAM KEGIATAN PERTANIAN DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA CABANG BATUR BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. xii 2 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Syariah, Februari 2017, h. 4.

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syari ah, Depok : Rajagrafindo Persada, 2014, h. 24

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

kebutuhan manusia. Uang yang beredar semakin banyak dan menjadi alat yang wajib disetiap transaksi jual beli. Penjual pada akhirnya bekerja mencari

BAB I PENDAHULUAN. dana dan menyalurkan kredit secara efisien dan efektif kepada pengusaha. memperoleh soliditas dan kepercayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang berada dibidang keuangan. terutama dalam memberikan biaya investasi pembangunan.

PENDAHULUAN. di dalamnya mengintrodusir sistem pengelolaan bank berdasarkan konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

1 Khotibul Umam, Dasar-dasar dan Dinamika Perkembangannnya di Indonesia, Jakarta: Rajawali

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Islam atau di Indonesia disebut perbankan syariah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. instrumen penting dalam sistem ekonomi telah berkembang pesat dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan juga terjadi di Indonesia. 1. meminjamkan uang serta memberikan jasa-jasa pembiayaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan bisnis yang serupa dengan Koperasi atau Lembaga Swadaya

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang

BAB I PENDAHULUAN. 2005, h Edy wibowo& Untung hendi, Mengapa Memilih Bank Syariah, Bogor: Ghalia Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara. Tanpa bank, bisa kita bayangkan bagaimana kita sulit menyimpan dan mengirimkan uang, memperoleh tambahan modal usaha atau melakukan transaksi perdagangan internasional secara efektif dan aman.dalam pasal 1 UU No. 21 Tahun 2008, disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyrakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Bank terdiri atas dua jenis, yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah. 1 Bank konvensional adalah bank menjalankan kegiatan usaha secara konvensional yang terdiri atas Bank Umum Konvesional dan Bank Pengkreditan Rakyat. Sedangkan Bank Syariah berdasarkan pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah disebutkan bahwa Bank Syariah wajib menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana dari masyarakat. Selain Bank Lembaga Keuangan Syariah lainnya yaitu Baitulmal Wat Tamwil (BMT) 2.Baitul Maal Wattamwil merupakan suatu lembaga yang terdiri dari dua istilah, yaitu baitulmaal dan baitul tamwil. Baitulmaal lebih mengarah pada usaha pengumpulan dan penyaluran dana hal.47 1 Osmad, Akuntansi Perbankan Syariah, Yogyakarta : Graha ilmu, 2012. hal 13 2 Aji, rizal, dan Ahim, Akuntansi Perbankan Syariah,Jakarta : Salemba empat, 2014. `1

2 yang non profit, seperti ; zakat, infaq, dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Baitul Maal Wattamwil (BMT) didirikan dengan maksud untuk memfasilitasi masyarakat bawah yang tidak terjangkau oleh pelayanan bank Islam atau BPR Islam. Prinsip operasinya didasarkan atas prinsip bagi hasil, jual beli (ijarah), dan titipan (wadiah). Sebagai salah satu lembaga keuangan mikro Islam Baitul Maal Wattamwil (BMT) dapat memberikan pembiayaan bagi usaha kecil, mikro, dan menengah 3. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang di berikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah di rencanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang di keluarkan untuk mendukung investasi yang telah di rencanakan. Dalam kaitannya dengan pembiayaan pada perbankan islam atau istilah teknisnya disebut sebagai aktiva produktif. Aktiva produktif adalah penanaman dana bank islam baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, cord, surat berharga islam, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen, dan kontinjensi pada rekening administrasi serta sertifikat wadiah. Secara makro tujuan pembiayaan salah satunya adalah untuk meningkatkan produktifitas, artinya adanya pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat usaha 3 Mohamad dan Nurul, Lembaga Keuangan Islam, Jakarta : kencana prenada media group, 2010. hal.363

3 agar mampu meningkatkan daya produksinya. Sebab upaya produksi tidak akan dapat jalan tanpa adanya dana. 4 Mayoritas masyarakat yang tinggal di daerah batur banjarnegara permata pencaharainya sebagai petani, diantaranya petani qobis, kentang dan wortel. oleh karena itu banyak dari mereka mengajukan pembiayaan untuk menambah modal produksi pertanian mereka. Bagi mereka modal adalah salah satu faktor utama untuk memajukan dan mengembangkan usaha mereka. Pembiayaan berdasarkan akad mudhrabah sebagai salah satu produk penyaluran dana juga mendapatkan dasar hukum dalam PBI nomor 9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah, sebagaimana yang telah di ubah dengan PBI nomor 10/16/PBI/2008. Pasal 3 PBI dimaksud menyebutkan antara lain pemenuhan prinsip syariah sebagaimana dimaksud, dilakukan melalui kegiatan penyaluran dana berupa pembiayaan menggunakan. Antara lain akad Mudharabah, Musyarakah, Murabaha, Salam, Istisna, Ijarah, Ijarah Muntahiya Bi Tamlik Dan Qard. Pembiayaan berdasarkan akad mudharabah juga telah diatur melalui fatwa DSN Nomor 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan mudharabah (Qiradh). Latar belakang keluarnya fatwa dimaksud adalah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan dana lembaga keuangan 4 Veithzal rivai at al. Islamic banking, jakarta: PT.Bumi aksara, 2010. h. 681

4 syariah (LKS). Pihak LKS dapat menyalurkan dana kepada pihak lain dengan cara mudharabah, yaitu akad kerjasama suatu usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shoibul maal, LKS) menyediakan seluruh modal, sedang pihak kedua (mudharib atau nasabah) bertindak sebagai pengelola, dan keuntungan dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. 5 Akad mudharabah adalah sistem kerjasama usaha antara dua pihak atau lebih dimana pihak pertama sebagai (shahib al-amaal) menyediakan seluruh 100% kebutuhan modal ( sebagai penyuntik sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu proyek), sedangkan customersebagai pengelola (mudharib) menyediakan keahlian. Pada sisi pembiayaan mudharabah umumnya di terapkan untuk pembiayaan : Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja perdagangan dan jasa. 6 Berbeda dengan KSPPS Tamzis Bina Utama cabang Batur yang menyediakan produk pembiayaan menggunakan akad mudharabah untuk keperluan pertanian di daerah Batur banjarnegara. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul PENERAPAN AKAD MUDHARABAH PADA PEMBIAYAAN PERTANIAN DI KSPPS TAMZIS BINA UTAMA WONOSOBO CAB BATUR BANJARNEGARA. 5 Abdul Ghafur. Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta:gajah mada university press,2009,h. 132 6 Rivai. Islamic..., h. 755

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan akad mudharabah pada pembiayaan pertanian di KSPPS Tamzis bina utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara? 2. Bagaimana prosedurdan syarat pengajuan pembiayaan pertanian serta sistem bagi hasil pada pembiayaan kegiatan produksi pertanian di KSPPS Tamzis bina utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara? C. Tujuan penilitian Tujuan penelitian yang hendak dicapai pada penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan akad mudharabah pada pembiayaan di KSPPS Tamzis bina utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara. 2. Untuk mengetahui prosedur dan syarat pengajuan pembiayaan pertanian serta sistem bagi hasil pada pembiayaan pertanian di KSPPS Tamzis bina utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara. D. Manfaat Beberapa manfaat yang dapat di ambil dari penjelasan yang di paparkan dalam penulisan tugas akhir ini adalah : 1. Bagi penulis

6 Dari penelitian ini, di harapkan bisa memperluas wawasan, meningkatkan dan memantapkan pengetahuan yang di dapat selama perkuliahan dan magang terutama mengenai pembiyaan mudharabah. 2. Bagi akademik a. Di harapkan bisa menambah informasi dan referensi bagi pembaca yang nenbutuhkan data-data penelitian. b. Untuk menambah referensi terkait tentang analisis pembiayaan akad mudharabah pada produk pertanian di KSPPS Tamzis bina utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara. c. Menjadi masukan dan saran bagi praktisi, akademi dalam penelitian selanjutnya sehingga menjadi perbandingan penelitian lain. 3. Bagi masyarakat Sebagai sarana sosialisasi pengenalan kepada masyarakat tentang produk pembiayaan akad mudharabah. E. Tinjauan Pustaka 1. Skripsi Nur Halimah dengan judul IAIN Walisongo semarang Pada tahun 2008 Analisis Akad Mudharabah dalam Progam Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro di BMT Fosilatama Bayumanik Semarang. Penelitian ini menjelaskan bahwa pengelolaan dan pelaksanaan progam pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro di BMT fosilatama bayumanik semarang

7 dapat dikatakan tidak menyimpang dari ajaran islam karena terpenuhinya rukun dan syarat dan akad yang digunakan adalah mudharabah muqayyadah on balance. penelitian ini berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Penelitian yang penulis lakukan disini adalah meneliti penerapan akad mudharabah pada pembiayaan kegiatan produksi pertanian di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Batur. 2. Tugas Akhir Alfa Himawati Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang pada tahun 2015 dengan judul Penerapan Akad Mudharabah Pada produk Penyaluran Dana di BMT Muamalat Limpung Batang Tugas Akhir ini menjelaskan bahwa dalam pengaju pembiayaan dengn akad mudharabah nasabah harus melengkapi persyaratan administrasi dan persyaratan tetap. jangka waktu pembiayaan yang diberikan maksimal 4 bulan dan BMT Limpung tidak menentukanhasil usaha yang harus diperoleh oleh nasabah. Perbedaan penelitian ini dengn penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penulis meneliti lebih spesifiknya Biaya ke akad mudharabah pada pembiayaan kegiatan produksi pertanian di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Batur. F. Metode penelitan Metode penelitian adalah sekumpulan teknik atau cara yang digunakan dalam penelitian yang meliputi proses perencanaan, pelaksanaan dan

8 pelapor hasil penelitian. 7 Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subyek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang ilmiah berbagai metode ilmiah yang akan penulis lakukan penelitian di Tamzis bina utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara. 2. Sumber data Adapun cara kerja teknis metode penelitian ini dengan menggunakan sumberdata di bagi menjadi 2 yaitu : a. Data primer Data primer adalah data yang di peroleh secara langsung dari obyek penelitian sebagai sumber informasi yang di cari. Data primer disebut dengan istilah data asli. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah buku dan hasil wawancara langsung yang dilakukan dengan pihak AO di KSPPS Tamzis bina utamawonosobo Cabang Batur Banjarnegara. b. Data sekunder 2016. 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, dan Kualitatif dan R&D, Bandung : alfabeta,

9 Data sekunder adalah data yang mendukung data primer dan dapat di peroleh dari luar obyek penelitian. sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan melengkapi serta mendukung informasi yang terkait dengan obyek penelitian baik yang berbentuk buku karya tulis dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan obyek penelitian. 3. Metode pengumpulan data a. Wawancara Wawancara adalah Proses pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertatap muka langsung antara pewawancara dan yang diwawancarai. Dalam penelitian ini obyek wawancara di Tamzis bina utama Cabang Batur Banjarnegara adalah Bapak Wahyu selaku AO. b. Observasi Observasi adalah proese pencatatan prilaku subjek(orang), obyek komunikasi dengan individu-invidu yang diteliti. Pada teknik pengumpulan data observasi ini, penulis mengumpulkan data dengan melaksanakan kegiatan praktek kerja lapanagan (PKL)/ Magang yang dilakukan oleh UIN Walisongo Semarang pada 9 januari 2017. c. Dokumentasi

10 Dokumentasi adalah salah satu metode yang untuk mendapatkan data melalui surat-surat, agenda, kegiatan rapat dan profil-profil produk Tamzis bina utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara. 4. Metode Analisis Data Metode analisi data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian adalah metode diskriptif. Diskriptif bertujuan untuk membberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti. Data yang telah terkumpul akan diklasifikasikan menjadi data yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata atau simbol. G. Sistemaika penulisan Sistematika penulisan berguna untuk memudahkan proses kerja dalam menyusun Tugas Akhir ini serta untuk mendapatkan gambaran dan arah penulisan yang baik dan benar. Penyusunan Tugas Akhir ini terdiri dari 3 (tiga) bagian dan 5 (lima ) bab, yang terdiri dari : 1. Bagian Muka Bagian ini memuat Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Halaman Persetujuan Pembimbing, Halaman Deklarasi, Motto, Persembahan, Kata Pengantar dan Daftar Isi. 2. Bagian Isi BAB I : Pendahuluan

11 Pada bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjuan Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB II : Tinjauan Umum Tentang Mudharabah Pada bab ini berisi dari tiga (3) teori diantaranya : A. Teori Mudharabahah Teori ini berisi pegertian akad mudharabah, jenis-jenis mudharabah, Landasan hukum akad mudharabah, Fatwa DSN MUI tentang akad mudharabah, rukun dan syarat mudharabah, Skema mudharabah, Aplikasi akad mudharabah, manfaat mudharabah, dan risiko mudharabah. B. Teori Pembiayaan Teori ini berisi Pengertian Pembiayaan, Tujuan Pembiayaan, Prinsip-prinsip Pembiayaan, dan Jenis-jenis Pembiayaan. BAB III : Gambaran Umum Lembaga Berisi tentang sejarah berdirinya KSPPS Tamzis bina utama Cabang Batur struktur organisasi dan uraian tugas, visi dan misi, produk-produk dan prinsip operasional KSPPS Tamzis Bina Utama Wonosobo Cabang Batur.

12 BAB IV : Hasil penelitian Pada bab ini menjelaskan mengenai penerapan akad mudharabah pada pembiayaan kegiatan produksi pertanian, teknis pelaksanaan dan analisis pembiayaan mudharabah untuk produk pertanian di KSPPS Tamzis bina utama Wonosobo Cabang Batur Banjarnegara. BAB V : Penutup Pada bab ini berisi Kesimpulan, Saran, dan Penutup..