BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Waktu : Februari - April B. Bahan dan Alat a. Bahan : 1) Biji Kluwak 2) Kain kassa ) Pupuk kompos 4) Sekam padi 5) Hama Spodoptera litura 7) Air 8) Alkohol 95% 9) Pestisida sintetik 10) Benih Sawi 11) Pupuk urea 6) Tanah b. Alat: 1) Blender 2) Stoples ) Kain kassa 4) Insect secreen 5) Gelas ukur 6) Kelambu 10) Pot 11) Bambu 12) Penggaris 1) Kuas 14) Pingset 7) Gunting 8) Pipet tetes 9) Handsprayer 5
C. Variabel Penelitian 1. Uji Pendahuluan a. Variabel bebas : Dosis ekstrak biji Kluwak konsenterasi 0%, 2,5%, 5%, 10%,15%, 20% b. Variabel terikat : Mortalitas Larva Spodoptera litura Berdasarkan perlakuan pemberian ekstrak biji kluwak (Pangium edule) pada larva instar III Spodoptera litura, diperoleh data mortalitas larva hasil uji pendahuluan sebagai berikut: Tabel 1. Mortalitas Larva Spodoptera litura instar III Setelah Perlakuan Variasi Dosis Ekstrak Biji Kluwak (Pangium edule) Dosis Penga matan ke- Sub total Jumlah total mortalitas Persentase mortalitas (%) preventif Kuratif preventif Kuratif Preventif kuratif 0% 1 2 2,5% 1 2 5% 1 0 2 1 10% 1 0 2 2 15% 1 0 2 9 9 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 8% 8% 0 1 1 1 5 7 6 4 4 16% 16% 5 5 20% 20% 18 18 72% 72% 20% 1 2 0 10 10 7 10 20 20 80% 80% 51
Berdasarkan hasil pengamatan pada uji pendahuluan, dapat dilihat bahwa mortalitas larva Spodoptera litura semakin meningkat seiring meningkatnya dosis ekstrak biji kluwak. Mortalitas tertinggi pada dosis 20% pada kedua perlakuan preventif dan kuratif yaitu mematikan 80%. Berdasarkan hasil tersebut, dosis 20% dijadikan acuan untuk dosis pada uji sesungguhnya, yaitu dosis di bawah 20% dan dosis diatas 20%. 2. Uji Sesungguhnya a. Variabel Bebas : Dosis ekstrak biji Kluwak (Pangium edule), yaitu dosis 0%, 15 %, 20 %, dan 25% dan Pestisida Sintetik b. Variabel Terikat : Persentase mortalitas hama Spodoptera litura dengan perlakuan preventif (pengaplikasian pestisida sebelum 24 jam) dan kuratif, jumlah larva Spodoptera litura yang menjadi pupa, dan tingkat kerusakan pada tanaman sawi. c. Variebel Kontrol : Cara pengekstrakan, volume penyemprotan ekstrak, cara penyemprotan ekstrak, bibit sawi, tempat penyemaian, waktu penyiraman, media tanam, umur tanaman sawi, umur larva Spodoptera litura. 52
D. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini disusun menurut Rancangan Penelitian Eksperimen yang terdiri dari dua perlakuan preventif dan kuratif lima dosis dengan lima kali pengulangan dan satu dosis pestisida sintetik sebagai kontrol positif. Penelitian menggunakan dua perlakuan yaitu dengan perlakuan preventif dan kuratif. a. Perlakuan preventif : Larva Spodoptera litura diinfeksikan setelah satu hari sebelumnya tanaman sawi sudah disemprot ekstrak biji kluwak (Pangium edule), kemudian setelah larva instar III Spodoptera litura di infeksikan setiap dua hari sekali tanaman sawi disemprot menggunakan ekstrak biji kluwak kemudian pengamatan dilakukan setelah satu hari pengaplikasian ekstrak biji kluwak kemudian penyemprotan, dan pengamatan diulang sebanyak tiga kali. b. Perlakuan kuratif : Larva Spodoptera litura diinfeksikan terlebih dahulu setelah itu hari selanjutnya disemprot ekstrak biji kluwak (Pangium edule), satu hari setelah penyemprotan dilakukan pengamatan, kemudian penyemprotan dan pengamatan masing-masing tiga kali. 5
E. Prosedur Kerja 1. Penyemaian Bibit Sawi a. Benih sawi direndam di dalam wadah yang berisi air b. Benih yang tenggelam adalah benih yang digunakan. c. Media untuk penyemaian yang digunakan adalah tanah. d. Tanah dimasukkan ke dalam tray penyemaian dan benih sawi yang terpilih disebar di atas permukaaan tanah kemudian ditutup kembali dengan tanah setinggi 0,5cm. e. Penyemaian dilakukan selama 14 hari dan dilakukan penyiraman di pagi dan sore hari. 2. Persiapan Media Tanam a. Media tanam yang digunakan adalah tanah, pupuk kandang dan sekam padi dengan perbandingan campuran 2:1:1. b. Campuran media tanam tersebut dimasukkan dalam pot. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Sawi a. Benih sawi yang telah tumbuh dan mempunyai -4 helai daun yang tidak terinfeksi hama dan penyakit dengan ciri-ciri daun hijau tidak layu tidak melipat tangkai daun panjang dan ramping berwarna hijau keputihan, dipindahkan dalam pot yang berjumlah 50 buah. b. Masing-masing pot berisi satu tanaman sawi. c. Pemeliharaan tanaman dilakukan meliputi penyiraman di waktu pagi dan sore hari dengan handsprayer dan pengendalian terhadap gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman sawi. 54
4. Pengumpulan Hama Spodoptera litura a. Hama Spodoptera litura yang digunakan dalam penelitian ini adalah hama Spodoptera litura stadia larva yang dikumpulkan dari pertanian kubis di wilayah Ketep, Sawangan, Magelang. b. Larva yang terkumpul kemudian dipilah berdasarkan ukuran. 5. Pelepasan Hama Spodoptera litura a. Pelepasan hama dilakukan saat tanaman sawi setelah umur 21 hari setelah tanam. b. Lima larva instar III Spodoptera litura diinfeksikan dalam satu pot tanaman sawi. c. Penginfeksian larva dilakukan pada sore hari karena larva aktif memakan sawi pada saat malam hari sampai pagi hari. 6. Pembuatan Ekstrak Biji Kluwak (Pangium edule) a. Pembuatan esktrak biji kluwak sebagai starter 1) Biji kluwak ditimbang sebanyak 1000 gram 2) Biji kluwak dihaluskan dengan cara diblender dengan ditambahkan pelarut air sebanyak 1000 ml ) Hasil penghalusan berupa pasta kemudian diaduk secara merata selama 15 menit sambil ditambah alkohol 95% sebanyak 10 ml 4) Campuran didiamkan selama 24 jam agar kandungan dapat larut sempurna dengan pelarut alkohol 5) Setelah 24 jam campuran kemudian disaring dengan penyaring yang dilapisi kain kassa 55
b. Pembuatan variasi dosis ekstrak biji kluwak dari starter ekstrak biji Kluwak yang digunakan untuk menyemprot 10 tanaman per dosis, masing-masing 0 ml pertanaman (00ml per dosis). P0 : 0% (air) P1 : 15% (45 ml ekstrak biji Kluwak + 255 ml air) P2 : 20% (60 ml ekstrak biji Kluwak + 240 ml air) P : 25% ( 75 ml ekstrak biji Kluwak + 225 ml air) P4 : Kontrol positif (Pestisida sintetik) 7. Aplikasi Perlakuan Aplikasi dilakukan dengan dua perlakuan yaitu preventif atau pengaplikasian pestisida nabati sebelum 24 jam dan kuratif. Aplikasi perlakuan preventif dilakukan satu hari setelah infeksi hama uji (Rahayu, 2009), yaitu pada saat sawi berumur 22 hari. Aplikasi penyemprotan menggunakan hand sprayer dan waktu penyemprotan dilakukan pada sore. Sore hari adalah waktu yang terbaik untuk aplikasi perlakuan, karena pada sore hari larva Spodoptera litura aktif memakan daun. 8. Peubah Amatan a. Persentase Mortalitas Larva Spodoptera litura Larva yang mati adalah larva yang tidak bergerak lagi. Pengamatan dilakukan 1 hari setelah aplikasi ekstrak dengan cara disemprotkan, yaitu pada sawi berumur 2 hari. Penyemprotan pestisida nabati berupa ekstrak biji kluwak dilakukan sebanyak tiga kali yaitu setiap 56
sore hari Pengamatan juga dilakukan sebanyak tiga kali pada pagi hari. Persentase mortalitas larva dihitung dengan rumus : M = x 100% Keterangan M = Persentase mortalitas a = Jumlah hama yang mati N =Jumlah hama yang diinfeksikan b. Persentase Larva Spodoptera litura yang Menjadi Pupa Pengamatan dilakukan 1 hari setelah aplikasi ekstrak yang dilakukan dengan cara disemprotkan. Penyemprotan dilakukan sebanyak tiga kali. Pengamatan juga dilakukan sebanyak tiga kali. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah pupa yang normal, ditandai dengan pertumbuhan sempurna. Persentase larva yang menjadi pupa dihitung dengan rumus : P x 100% Keterangan P = Persentase pupa p= Jumlah larva instar III yang menjadi pupa N = Jumlah larva yang masih hidup 57
F. Analisis Data Analiais data menggunakan analisis Homogenitas dan Normalitas lalu dilanjut dengan uji One Way Anova (Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila hasil uji ANOVA menunjukkan hasil signifikan atau beda nyata maka akan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) dengan taraf 5% untuk mengetahui perbedaan antara masing-masing perlakuan (Suhandoyo, 2016: 6) 58