UPAYA PENGEMBANGAN EKOTURISME BERBASIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI KABUPATEN CILACAP oleh: Kevin Yoga Permana Sub: Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Cilacap... Setidaknya, jika kita tidak bisa menjaga Indonesia yang besar, kita jaga saja Indonesia yang kecil meski itu hanya seluas Gunung Lemongan... -(A ak Abdullah Al Kudus-Penggiat Lingkungan) Kabupaten Cilacap: Gambaran umum Wilayah, Potensi dan Permasalahanya Jika meneropong dari segi potensi, Kabupaten Cilacap merupakan wilayah yang kaya akan berbagai materi hayatinya, begitu juga pariwisatanya. Di Kabupaten seluas 2.142,57 km 2 ini, menyimpan suatu kearifan alam yang unggul yaitu keindahan alam dan peninggalan sejarah yang dimiliki Cilacap. Sebagian besar wilayah kabupaten Cilacap dikelilingi oleh perairan. Maka, tak heran jika kabupaten ini memiliki potensi wisata pantai yang sangat besar. Potensi wisata yang telah terindentifikasi di antaranya Teluk Penyu, Benteng Pendem, Pelabuhan Alam, Seleko, Kampung Laut, Hutan Bakau dan Segara Anakan, bahkan hingga Pulau Nusakambangan yang notabene penjara bagi kriminal tingkat tinggi. Secara kumulatif (Januari Juli) 2014, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 5,33 juta kunjungan, yang berarti meningkat 9,37 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama 1
tahun 2013. 1 Tahun 2013, sektor pariwisata meraih kunjungan 8.802.129 wisman atau tumbuh 9,42 persen dengan perolehan devisa sebesar 10,05 miliar dollar AS. 2 Angka-angka tersebut merupakan gabungan perhitungan dari kepariwisataan seluruh daerah Indonesia. Hal itu berarti daerah Kabupaten Cilacap juga memiliki andil sebagai tujuan wisman dan perlu perhatian lebih dalam pengelolaannya. Ada beberapa kondisi yang menjadi permasalahan dalam sektor kepariwisataan di Kabupaten Cilacap, diantaranya : Selain itu, Widara Payung menjadi rusak parah akibat terjangan gelombang tsunami, setidaknya dengan adanya pelestarian terhadap pohon/tanaman dapat meminimalkan kerusakan pada saat tsunami. 1. Kebersihan. Banyaknya sampah yang berserakan karena belum ada perencanaan khusus mengenai penanganan sampah sehingga sampah-sampah yang ada membuat kawasan wisata tersebut kurang menarik dan dapat menyebabkan polusi. 2. Faktor Alam. Adanya pengikisan tanah (pasir) atau Erosi, terutama pada tempat yang terdapat bangunan karena setiap pembangunan selalu ada penebangan pohon padahal pohon sangat penting untuk mencegah erosi. 3. Infrastruktur. Belum adanya pelindung pantai atau pemecah ombak, hal ini berakibat pada tak terlindunginya kawasan pantai apabila sewaktuwaktu ada bencana, misalnya Tsunami. 4. Sumber Daya Manusia. Perlu adanya pengarahan khusus bagi para penyedia atau pengelola kawasan wisata, khususnya bagi yang menjalankan usaha secara personal. Hal tersebut penting karena selera wisata juga mengikuti perkembangan jaman, pun pada hal pelayanan. 1 Badan Pusat Statistik. 2014. Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Nasional Juli 2014. Jakarta. 2 Ashdiana, I Made. 2014. Tahun 2014 Sektor Pariwisata Makin Cerah. http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/0927583/tahun.2014.sektor.pariwisata.maki n.cerah. Diakses pada Senin, 22 September 2014. 2
Rencana Strategis Penerapan Ekoturisme Cetak biru Ekoturisme cukup sederhana, yaitu mengutamakan alam sebagai obyek wisata begitu pula manajemen yang ramah lingkungan. Sebagai langkah awal yang memungkinkan setiap golongan untuk berpartisipasi dalam program ini, penulis memiliki beberapa langkah alternatif yang dipandang dari sudut ketepatgunaan SDM. Langkah 1 : HAMERPAN Keberlangsungan program Ekoturisme sangat bergantung pada kondisi alamnya. Namun faktor kebersihan dan pembalakan liar membuat kondisi lingkungan dan debit air menurun. Walaupun masih ada alternatif-alternatif pembersihan lingkungan, metode lain perlu dilakukan terutama untuk menjaga kelestarian alam. Program Hari Merawat Pantai (HAMERPAN) yang disarankan oleh penulis. Walaupun sudah ada Dinas Kebersihan, namun semangat perbaikan merupakan warisan turun-temurun. Tidak muluk-muluk, disesuaikan dengan kemampuan penduduk sekitar tanpa menghilangkan esensi manfaatnya, program ini bertujuan untuk pembersihan pantai. Menitikberatkan pada daerah pantai karena wisata pantai dan laut merupakan andalan Kabupaten Cilacap. Diharapkan dengan satu hari yang digunakan untuk membersihkan pantai, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat utamanya anak-anak, maka program ini berefek pada pembentukan mental menjaga kebersihan di daerah wisata lainnya. Langkah 2 : TARIKWISATA TARIKWISATA, sudah jelas dari namanya merujuk ke kata Tarik dan Wisata. Secara umum, program ini untuk mengembangkan pariwisata daerah yang diharapkan dapat menimbulkan efek berantai, antara lain membuka kesempatan kerja bagi penduduk setempat. Dengan terbukanya pintu pariwisata di perbatasan, 3
masyarakat bisa menyediakan jasa penginapan, rumah makan, wisata kerajinan, guide dan sebagainya. Dengan begitu bisa menjadi sumber pendapatan dan tambahan perekonomian. Namun seiring meningkatnya sektor pariwisata, maka hal itu bisa mengancam sektor lingkungan. Mengapa bisa saya katakan demikian? Karena akan terjadi benturan hukum dan budaya yang masuk dari luar ke dalam daerah. Selain itu dengan terbukanya industri pariwisata dengan segala pernak-perniknya maka bisa menyebabkan tingkat kepedulian terhadap lingkungan menurun. Oleh karena itu, perlu diselaraskan antara menarik sumber perekonomian dari luar dengan peningkatan kualitas penduduk daerah. Kombinasi antara HAMERPAN dan TARIKWISATA bisa menjaga alam dari ancaman perusakan. Program ini dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan dan sosialisasi yang tepat tentang bagaimana mengelola tempat wisata tanpa mengabaikan sisi keamanan lingkungan sekitarnya. Indonesia dijuluki sebagai Surga Bagi Para Wisatawan, hal itu karena negara ini kaya akan potensi wisata, baik alam maupun buatan. Contohnya Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Timur. Suku tersebut secara otomatis menerapkan prinsip Ekoturisme secara turun-temurun. Hal tersebut terbukti dengan pola hidup mereka yang masih sangat tradisonal bahkan mendekati primitif, bukan karena anti kemapanan tapi mereka ingin menghargai alam yang telah memberi mereka sumber-sumber kehidupan dan tidak ingin merusaknya dengan kegiatan mereka. Penyuluhan hukum juga harus dilaksanakan untuk membentuk kesadaran masyarakat mengenai hak-hak dan kewajiban yang melekat terhadapnya. Tidak dipungkiri bahwa kebanyakan masyarakat kurang mengerti hak mereka sehingga dieksploitasi melalui berbagai macam cara. Selain itu, pariwisata yang ada akan membuka kesempatan bagi masyarakat setempat untuk menyatu 4
dengan dunia luar, dalam hal ini mereka akan selalu berinteraksi dengan wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing, dari interaksi itu kemungkinan timbul suatu permasalahan hukum, maka dengan adanya penyuluhan hukum ini masyarakat akan lebih terproteksi karena mengerti bagaimana cara menyelesaikan permasalahan tersebut. Program Penunjang Ekoturisme Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui Program Ekoturisme seperti penjelasan sebelumnya tidak bisa berdiri sendiri. Tetapi harus juga didukung dengan program-program penunjang untuk lebih memaksimalkan output dari program inti tersebut. Beberapa program penunjang yang bisa diaplikasikan antara lain adalah pelatihan bahasa Inggris, penyuluhan hukum, pelestarian dan pengembangan budaya daerah, serta penguatan fungsi dan peran organisasi kewargaan. Program pelatihan bahasa Inggris sangat penting perananya untuk mendukung pariwisata yang ada. Apalagi jika target wisatawan yang ditetapkan berasal dari Mancanegara, maka penguasaan bahasa inggris merupakan suatu keharusan karena tanpa penguasaan bahasa inggris dari masyarakat, masyarakat tersebut akan kesulitan untuk berkomunikasi dengan wisatawan sehingga tidak akan bisa memanfaatkan efek ekonomis dari pariwisata yang ada. Program penunjang kedua adalah penyuluhan hukum. Penyuluhan hukum ini dilaksanakan untuk membentuk kesadaran masyarakat mengenai hak-hak dan kewajiban yang melekat terhadapnya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan masyarakat kurang mengerti apa hak yang melekat terhadapnya sehingga banyak kalangan yang bisa mengeksploitasi mereka melalui berbagai macam cara. Selain itu, Pariwisata yang ada akan membuka kesempatan bagi masyarakat setempat untuk bersinggungan dengan dunia luar, dalam hal ini mereka akan Selalu berinteraksi dengan wisatawan baik wisatawan domestik maupun 5
wisatawan asing, dari interaksi itu kemungkinan timbul suatu permasalahan hukum sangat besar, maka dengan adanya penyuluhan hukum ini masyarakat akan lebih terproteksi karena mengerti bagaimana cara menyelesaikan permasalahan tersebut. Kekayaan budaya daerah juga harus terus digali dan dilestarikan, untuk itu program pelestarian dan pengembangan budaya daerah masuk dalam program penunjang Ekoturisme ini. Program ini penting karena selain dukungan alam, dukungan budaya akan menambah nilai pariwisata daerah tersebut. Contoh Konkretnya adalah Bali. Bali dengan kekhasan budayanya yang tetap lestari banyak menarik minat wisatawan asing untuk datang ke sana. Terakhir, diatas semua Program Mandiri yang bisa diaplikasikan tersebut, peran serta dari Pemerintah, dan Pihak Swasta juga tidak boleh dikesampingkan. Pemerintah dengan segala kewenangan yang melekat terhadapnya dapat mengeluarkan kebijakan yang pro masyarakat. Akan tetapi peran pemerintah tidak cukup sampai disitu saja, pemerintah harus bisa menjembatani masyarakat dengan swasta, serta mempromosikan pariwisata yang ada melalui koneksinya dengan media, baik di dalam maupun di luar negeri. Pada titik inilah KORPRI, sebagai organisasi netral diharapkan dapat berperan aktif sebagai jembatan antar elemen masyarakat dan pembuka cakrawala pengetahuan bagi masayarakat lokal guna mengembangkan pariwisata lokal. Sedangkan kita bisa mendukung pengembangan Ekoturisme dengan menjaga ekosistem alam dan lingkungan. Dengan terjaganya wisata alam nasional, maka magnet persaingan antar daerah baik domestik maupun internasional akan meningkat. Semakin baik taraf kompetisi maka semakin baik pula pelayanan dan perbaikan fasilitas. Maka, pentinganya meningkatkan kapasitas SDM penting, karena yang menjadi pengelola tempat wisata tersebut adalah manusia, sehingga daya saing sesungguhnya terletak pada SDM tersebut. Mengembangkan Ekoturisme Kabupaten Cilacap berarti memperkuat dan melestarikan pariwisata serta SDM lokalnya. 6