PENGGUNANAN METODE HYPNOTEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BENERWETAN TAHUN AJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS V SDN 2 KEDUNG MENJANGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

Keywords: RME, paper folding media, fraction

Keywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics

PENGGUNANAN METODE QIRA ATI DENGAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

Keywords: Directed-Reading-Thinking-Activity (DRTA), images, reading comprehension

Nur Khasananah 1, Triyono 2, Joharman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret

PENERAPAN METODE PERMAINAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD N 2 JATINEGORO TAHUN AJARAN 2013/2014

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENGGUNAAN MODEL JIGSAW DISERTAI MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SDN 2 WONOYOSO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD N 3 GUNUNGMUJIL TAHUN AJARAN 2013/2014

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

Keywords: TAI (Team Assisted Individualization), increase, math, learning outcomes

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

Kata kunci: Index Card Match, kartu gambar, Bahasa Inggris

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DIAM DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS V SD NEGERI 2 JOGOPATEN TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS

PENGGUNAAN MODEL BAMBOO DANCING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG PECAHAN MELALUI MODEL CIRC PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI RAHAYU TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 5 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

Keywords: Pair Check, concrete media, fraction

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN BAHAN BACAAN KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SDN PENEKET TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

Kata kunci: cooperative script, peningkatan, IPS

Keyword:Question and answer, word card

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TEAM QUIZ DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SDN 2 KRAKAL TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN MEDIA VCD PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 4 BUMIREJO TAHUN 2013/2014

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE COMPLETE SENTENCE

PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PENINGKATAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KASEGERAN

PENERAPANMODEL KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

PENGGUNAAN MODEL CTL DENGAN MEDIA MANIK-MANIK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

PENERAPAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG BANGUN DATAR SISWA KELAS III SDN 1 PANJER

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

Keywords: bamboo dancing, visual media, persatuan dan kesatuan negeriku

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

PENGGUNAAN MODEL AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION

PENGGUNAAN METODE MIND MAP DENGAN MEDIA VISUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN PATEMON GOMBONG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DENGAN MEDIA POSTER UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 TAMANWINANGUN TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN BOROWETAN TAHUN AJARAN 2012/2013

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW

diartikan sebagai praktik menularkan informasi atau pengajaran. Untuk menjadikan pengajaran efektif, pembelajar hendaknya dipahami sebagai seseorang

PENERAPAN MODEL ARIAS

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE

Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.

PENERAPAN TEKNIK FORMASI REGU TEMBAK DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENDAHULUAN Pembelajaran sangat berperan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik apabila proses

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI GADUNGREJO

Transkripsi:

PENGGUNANAN METODE HYPNOTEACHING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BENERWETAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Among Priyono 1, M. Chamdani 2, Suripto 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A Panjer Kebumen email: amongpy@gmail.com 1 Mahasiswa, 2, 3 Dosen PGSD FKIP UNS Abstract: The use of Metodh Hypnoteaching in Improving Mathematics Learning about Fraction for the Fifth Grade Student of SD Negeri Benerwetan in the Academic Year of 2014/2015. The study aimed to (1) To describe purpose steps methodics hypnoteaching in Mathematic learning step-up about fraction, (2) To describe if method purpose hypnoteaching can increase Mathematic learning about fraction, (3) To describe constraint and solution of method purpose hypnoteaching in Mathematic learning step-up about fraction. This research subjects is five grade the thirdteen studen of SD Negeri Benerwetan. The experiment was conducted in three cycles, with each cycle consisting of planning, action, observation and reflection. Data collection techniques with engineering tests, observations, interviews, and dokumentation. Test the validity of using triangulation. Data analytis with qualitative and quantitative. The result show the metodh hypnoteaching can increase Mathematic learning about fraction 5 th grade student. Keywords: Hypnoteaching, Mathematic, Fraction Abstrak: Penggunaan Metode Hypnoteaching dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika tentang Pecahan pada Siswa Kelas V SDN Benerwetan Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan metode hypnoteaching dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang pecahan, (2) Untuk mendeskripsikan apakah penggunaan metode hypnoteaching dapat meningkatkan pembelajaran Matematika tentang pecahan, (3) Untuk mendeskripsikan kendala dan solusi dalam penggunaan metode hypnoteaching dalam peningkatan pembelajaran Matematika tentang pecahan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Benerwetan. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan teknik tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan metode triangulasi. Analisis data menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Kesimpulannya bahwa metode hypnoteaching dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang pecahan siswa kelas V SD. Kata kunci: hypnoteaching, Matematika, pecahan 420

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 5.1, hlm. 420 425 421 PENDAHULUAN Peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh meliputi aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Pembelajaran di sekolah dasar hendaknya diberikan secara bertahap menurut tingkat perkembangan anak khususnya pada pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika dapat melatih otak anak yang berhubungan dengan daya nalar danintelektual. Selain mengasah kecerdasan otak dan kreativitas, matematika juga dapat mengoptimalkan perkembangan intelektual serta membangun rasa percaya diri siswa dan kemandirian. Berdasarkan hasil pengamatan di SDN Benerwetan ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain ketersediaannya sarana prasarana, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas, kemampuan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan kondisi lingkungan sekitarnya. Salah satu faktor penyebab siswa mengalami kesulitan dalam mencapai KKM yaitu anggapan negatif terhadap matematika tentang pecahan. Dalam pembelajaran Menurut Hamalik (2001: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun atas unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran. Aunurrahman (2010: 3) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan sistem yang bertujuan membantu proses belajar siswa. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Muhsetyo, dkk (2008: 4.5) berpendapat bahwa pecahan adalah suatu lambang yang memuat pasangan berurutan bilanganbilangan bulat p dan q (q 0), ditulis dengan p untuk menyatakan x yang q memenuhi hubungan p : q = x. Gatot Muhsetyo, dkk (2008: 45) memberi penjelasan pada pendapat tersebut di atas bahwa 5 : 9 = x dipenuhi oleh nilai x = 5, berarti 5 : 9 9 = 5 9. Menurut Heruman (2010: 43), pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah bagian dari sesuatu yang utuh. Sesuatu yang tadinya utuh kemudian dipecah atau dijadikan beberapa bagian yang sama, dan masing-masing bagian itulah yang disebut pecahan. Sanjaya (2009: 147) menyatakan bahwa Metode adalah: cara yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal. Sedangkan Cecep (2008)

422 Penggunaan Metode Hypnoteaching menyatakan metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkahlangkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pengertian hypnoteaching menurut Majid (Hajar 2011: 33) adalah kondisi pikiran yang terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat. Sedangkan Hakim (2010: 12) menyatakan bahwa hypnoteaching (hypno dalam proses pembelajaran) adalah kondisi ketika seseorang mudah menerima saran, informasi, dan sugesti tertentu. Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian metode hypnoteaching dapat disimpulkan bahwa metode hypnoteaching adalah metode pembelajaran yang berprinsip bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar yang dalam penngunaannya lebih menekankan pada penggunaan bahasa-bahasa otak bawah sadar. Langkah-langkah penggunaan metode hypnoteaching dalam pecahan sebagaimana dikemukakan oleh Hajar (2011: 100) adalah (a) niat dan motivasi; (b) pacing; (c) leading; (d) gunakan kata positif, kata-kata yang diberikan oleh pendidik baik langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi kondisi psikis peserta didik; (e) berikan pujian; (f) modeling, Berdasarkan latarbelakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana langkah-langkah penggunaan metode hypnoteaching dalam pembelajaran matematika tentang pecahan; (2) apakah penggunaan metode hypnoteaching dapat meningkatkan pecahan pada kelas V SD Negeri Benerwetan Tahun Ajaran 2014/2015?; (3) apa kendala dan solusi dari penggunaan metode hypnoteaching. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan langkah-langkah penggunaan metode hypnoteaching dalam peningkatan pecahan; (2) untuk mendiskripsikan apakah penggunaan metode hypnoteaching dapat meningkatkan pecahan; (3) mendeskripsikan kendala dan solusi dari penggunaan metode hypnoteaching dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang pecahan. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Benerwetan Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2015 sampai bulan Mei 2015. Subjek penelitian ini berjumlah 21 siswa yang terdiri dari 13 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi guru dan siswa, dokumentasi, video shoting, dan tes. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi guru dan siswa, dan daftar nilai sebagai dokumentasi, lembar soal sebagai alat tes, dan camera digital untuk membuat video. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi metode atau teknik dan sumber. Triangulasi metode atau teknik yang dilakukan adalah observasi, tes, dokumentasi, dan video shoting. Triangulasi sumber berdasarkan

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 5.1, hlm. 420 425 423 sudut pandang guru atau peneliti, observer/teman sejawat dan siswa. Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif untuk menentukan peningkatan proses pembelajaran sedangkan analisis data kuantitatif untuk menentukan peningkatan hasil belajar siswas ebagai pengaruh hasil tindakan. Analisis data mengacu pendapat Miles dan Huberman (1984) yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2009: 246-253). Indikator kinerja penelitian digunakan sebagai pedoman untuk menentukan ketercapaian tujuan penelitian. Aspek yang diukur dari proses pembelajaran dan hasil tes siswa. Proses belajar diukur dari hasil pelaksanaan diskusi seperti kerjasama dan keaktifan, dengan target keberhasilan sebanyak 85% sedangkan hasil tes dihitung dari jumlah siswa yang mencapai KKM 70 dengan target 85%. Prosedur penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang pelaksanaannya terdiri dari tiga siklus. Tahap-tahap penelitian sesuai dengan model Arikunto yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2010: 17). Pada perencanaan, peneliti melakukan perijinan, menyusun RPP dan skenario pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi, lembar tes, dan meminta kesediaan teman sejawat selaku observer. Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP dan skenario yang disusun menggunakan metode hypnoteaching. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus, tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I sampai dengan siklus III, penggunaan langkah-langkah metode hypnoteaching pada pembelajaran matematika sudah sesuai dengan RPP dan skenario pembelajaran. Hasil observasi guru pada proses pembelajaran dengan metode hypnoteachingdari siklus I sampai siklus III dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Hasil observasi guru Tindakan Hasil rata-rata per siklus Siklus I 83,9%, Siklus II 86,5%, Siklus III 89,9% Berdasar perbandingan analisis proses pembelajaran menggunakan metode hypnoteaching pada siklus I, II, dan III dapat disimpulkan bahwa setiap siklus proses pembelajaran menggunakan metode hypnoteaching yang meliputi 6 langkah yaitu: (1) niat dan motivasi, (2) pacing, (3) leading, (4) penggunaan kata positif, (5) berikan pujian (6) modelling mengalami peningkatan untuk setiap siklus. Hasil observasi pembelajaran untuk guru pada siklus I adalah 83,9%, siklus II adalah 86,5%, dan 89,9% pada siklus III. Untuk observasi siswa pada siklus I adalah 81,6%, siklus II adalah 85,4%, dan siklus III sebesar 88,4%. Nilai siswa dikatakan tuntas jika mencapai lebih besar dari KKM yakni 70. Indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti adalah

424 Penggunaan Metode Hypnoteaching lebih dari 85% siswa yang tuntas belajar. Hasil belajar siswa dengan menggunakan metode hypnoteaching pada pembelajaran matematika dari siklus I sampai siklus III pada siswa kelas V semakin meningkat. Penelitian ini menunjukkan bahwa metode hypnoteaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut diketahui dari hasil siklus I mencapai 71,4%, pada siklus II mencapai 88,1%, dan pada siklus III mencapai 97,6% sehingga peningkatan perolehan hasil belajar siswa yang mencapai KKM (70) dari siklus I sampai siklus III sebesar 26,2%. Untuk rata-rata hasil belajar siswa setiap siklus juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 6,5 poin, dan dari siklus II ke siklus III meningkat sebesar 4 poin. Keberhasilan pada setiap siklus sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hakim (2010: 12), bahwa metode hypnoteaching dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk menerima saran, informasi, sugesti, dan motivasi yang dapat mengubah seseorang dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode hypnoteaching ini belum sepenuhnya berjalan lancar sesuai rencana. Dalam pelaksanaannya, ada kendala-kendala yang dialami oleh peneliti dari siklus I sampai siklus III yaitu: (1) guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari informasi tentang materi, (2) guru kurang memotivasi siswa, (3) siswa yang kompetensinya rendah masih bergantung pada siswa yang pintar, (4) pada saat diskusi kelompok beberapa siswa masih terlihat bekerja sendiri, (5) ada siswa yang tidak dipanggil guru. Kendala-kendala yang dihadapi peneliti sesuai dengan kekurangan penggunaan metode hypnoteaching menurut Hajar (2010: 82) yaitu kurangnya kemampuan guru dalam menguasai metode hypnoteaching dan banyaknya siswa yang belum biasa menggunakan penalaran yang logis. Solusi untuk kendala-kendala tersebut: (1) guru memberi kesempatan pada siswa untuk mencari informasi tentang materi, (2) guru meningkatkan motivasi siswa agar lebih aktif dan percaya diri,(3) guru memberi pengertian untuk lebih aktif dalam pembelajaran, dengan tidak hanya berpangku tangan dan bergantung pada siswa lain,(4) siswa diberi bimbingan pentingnya kerjasama, (5) waktu pembelajaran ditambah. Solusi tersebut sesuai dengan kelebihan metode hypnoteaching yang diungkapkan oleh Hajar (2011: 82) yaitu (1) proses belajar lebih dinamis dan ada interaksi yang baik antara guru dan siswanya, (2) penggunaan hypnoteaching dalam proses pembelajaran lebih beragam, (3) siswa dapat dengan mudah menguasai materi, (4) pembelajaran bersifat aktif, (5) pemantauan terhadap siswa lebih intensif, (6) siswa dapat berimajinasi dan berfikir kreatif, (7) siswa melakukan pembelajaran dengan senang hati, (8) daya serap lebih cepat dan bertahan, (9) siswa akan berkonsentrasi penuh terhadap materi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa (1) langkahlangkah penggunaan metode hypnoteaching untuk meningkatkan pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Benerwetan Tahun Ajaran 2014/2015 meliputi 6 langkah yaitu: (a) niat dan motivasi, (b) pacing, (c)

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 5.1, hlm. 420 425 425 leading, (d) penggunaan kata positif, (e) pemberian pujian, (f) modeling; (2) Penggunaan metode hypnoteaching dapat meningkatkan proses, dan hasil pembelajaran tentang pecahan siswa kelas V SD Negeri Benerwetan Tahun Ajaran 2014/2015. Tingkat ketuntasan siswa yang memenuhi KKM pada siklus I mencapai 71,4%, pada siklus II mencapai 88,1%, dan pada siklus III mencapai 97,6% sehingga peningkatan perolehan hasil belajar siswa yang mencapai KKM (70) dari siklus I sampai siklus III sebesar 26,2%; (3) Kendala penggunaan metode hypnoteaching yaitu: (a) guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk mencari informasi tentang materi, (b) guru kurang memotivasi siswa, (c) siswa yang kompetensinya rendah masih bergantung pada siswa yang pintar, (d) kerjasama kurang, (e) ada siswa yang tidak dipanggil guru. Solusi untuk kendala-kendala tersebut adalah: (a) guru memberi kesempatan pada siswa untuk mencari informasi tentang materi, (b) guru memberikan motivasi, (c) guru memotivasi anak agar lebih aktif, (d) siswa diberi bimbingan pentingnya kerjasama, (e) waktu pembelajaran ditambah. Berdasarkan simpulan, maka terdapat beberapa saran yang dapat dilakukan oleh guru yaitu sebaiknya lebih memotivasi siswa, sedangkan siswa sebaiknya lebih aktif dalam pembelajaran, dan sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabet. Cecep. (2008). Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan TeknikPembelajaran. Diperoleh pada tanggal 14 November 2014 dari http://smacepiring.wordpress.com /2008/03/10/beda-strategimodelpendekatan-metode-danteknik-pembelajaran/ Hajar, I. (2011). Hypnoteaching. Yogyakarta: Diva Press. Hakim, A. (2010). Hypnosis in Teaching. Jakarta: Visimedia. Hamalik, O. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta:PT Bumi Aksara. Heruman. (2010). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhsetyo, G., dkk. (2008). Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.