BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANASAN GLOBAL. 1. Pengertian Pemanasan Global

Iklim Perubahan iklim

seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #10 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

Perubahan iklim dunia: apa dan bagaimana?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Makalah Pemanasan Global Dan Perubahan Iklim

Perubahan Iklim? Aktivitas terkait pemanfaatan sumber daya energi dari bahan bakar fosil. Pelepasan emisi gas rumah kaca ke udara

APA & BAGAIMANA PEMANASAN GLOBAL?

MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

Dampak Pemanasan Global Terhadap Perubahan Iklim di Indonesia Oleh : Ahkam Zubair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur. El Nino terjadi pada

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

FIsika PEMANASAN GLOBAL. K e l a s. Kurikulum A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

ANCAMAN GLOBALISASI. Ali Hanapiah Muhi Juli, komunikasi. Revolusi informasi mengarahkan kita ke dalam milenium ketiga

PEMANASAN GLOBAL. Efek Rumah Kaca (Green House Effect)

1. BAB I PENDAHULUAN

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

PEMANASAN GLOBAL: Dampak dan Upaya Meminimalisasinya

TINJAUAN PUSTAKA. udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perubahan iklim dan dampaknya terhadap Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

I. PENDAHULUAN. rumah kaca yang memicu terjadinya pemanasan global. Pemanasan global yang

BAB I PENDAHULUAN I.1

APA ITU GLOBAL WARMING???

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

I. PENDAHULUAN. global. Peningkatan suhu ini oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate

4. Apakah pemanasan Global akan menyebabkan peningkatan terjadinya banjir, kekeringan, pertumbuhan hama secara cepat dan peristiwa alam atau cuaca yan

Kebijakan Ristek Dalam Adaptasi Perubahan Iklim. Gusti Mohammad Hatta Menteri Negara Riset dan Teknologi

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANASAN GLOBAL Dampak terhadap Kehidupan Manusia dan Usaha Penanggulangannya

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

I. PENDAHULUAN. interaksi proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan iklim sekarang ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih

Global Warming. Kelompok 10

TANYA-JAWAB Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DAN PROSES TERJADINYA EROSI E-learning Konservasi Tanah dan Air Kelas Sore tatap muka ke 5 24 Oktober 2013

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

15B08063_Kelas C SYAMSUL WAHID S. GEJALA PEMANASAN GLOBAL (Kelas XI SMA) PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR STRUKTUR MATERI

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Pemimpin baru dan tantangan krisis ikan era perubahan iklim

Wiwi Widia Astuti (E1A012060) :Pengetahuan Lingkungan ABSTRAK

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TINJAUAN PUSTAKA. sektor pertanian (MAF, 2006). Gas rumah kaca yang dominan di atmosfer adalah

HUBUNGAN ANTARA ANOMALI SUHU PERMUKAAN LAUT DENGAN CURAH HUJAN DI JAWA

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

MAKALAH FISIKA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fenomena El Nino dan Perlindungan Terhadap Petani

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peningkatan suhu rata-rata bumi sebesar 0,5 0 C. Pola konsumsi energi dan

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jambi Tahun I. PENDAHULUAN

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan mendatang.

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH DIPOLE MODE TERHADAP CURAH HUJAN DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

MENGURANGI EMISI GAS RUMAH KACA

BAB I PENDAHULUAN. iklim sudah menjadi pengetahuan yang umum saat ini. Pemanasan global adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

aktivitas manusia. 4 Karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan lahan yang menjadi penyebab utama Bumi menjadi hangat, baik pa

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanasan global (global warming) merupakan isu lingkungan yang hangat diperbincangkan saat ini. Secara umum pemanasan global didefinisikan sebagai peristiwa meningkatnya suhu rata-rata pada lapisan atmosfer dan permukaan bumi. Peningkatan suhu ini terjadi karena meningkatnya emisi gas rumah kaca di atmosfer bumi. Banyaknya gas rumah kaca inilah yang mengakibatkan cahaya matahari terperangkap di atmosfer bumi sehingga menjadikan suhu di permukaan bumi terasa semakin panas. Pemanasan global harus kita waspadai karena mempunyai dampak yang sangat luas dan merugikan bagi kehidupan di muka bumi ini, terutama kehidupan manusia. Dampak yang terjadi antara lain suhu global cenderung meningkat, mencairnya es di kutub utara dan selatan, naiknya permukaan air laut, rusaknya habitat flora dan fauna, perubahan iklim, dan lain-lain. Dewasa ini, perubahan iklim merupakan salah satu isu lingkungan terbesar di seluruh belahan bumi. Perubahan iklim menurut Environmental Protection Agency (EPA) adalah perubahan iklim secara signifikan yang terjadi pada periode waktu tertentu. Dengan kata lain, perubahan iklim juga 1

bisa diartikan sebagai perubahan suhu yang drastis, curah hujan, pola angin, dan lain sebagainya. Perlu diketahui bahwa suhu bumi berubah satu derajat dalam tempo 100 tahun terakhir. Perubahan iklim ini sebagai salah satu dampak dari pemanasan global. Dalam laporan yang dikeluarkan tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa temperatur udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan temperatur rata-rata global akan meningkat 1,1 hingga 6,4 C (2,0 hingga 11,5 F) antara tahun 1990 dan 2100 (IPCC, 2007). Perubahan iklim memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan makhluk hidup di berbagai sektor, terutama sektor pertanian. Dampak tersebut diantaranya cuaca menjadi sulit diprediksi dan lebih ekstrim, baik itu hujan ekstrim atau kekeringan ekstrim. Hujan ekstrim mengakibatkan banjir bandang di berbagai wilayah sehingga merendam tanaman pertanian yang berujung gagal panen, kekeringan di berbagai wilayah dapat mengancam tanaman pertanian menjadi rusak. Selain itu, perubahan iklim juga berdampak pada meningkatnya hama dan penyakit tanaman. Akibat dari pemanasan global, saat ini iklim terus mengalami perubahan sehingga mempengaruhi pola curah hujan. Kondisi tersebut 2

sangat mempengaruhi perubahan musim tanam, karena dunia pertanian bisa dipisahkan dengan cuaca dan iklim. Sehingga secara garis besar perubahan iklim dapat mempengaruhi produktivitas suatu tanaman, tidak terkecuali tanaman tebu. Tanaman tebu merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi karena tanaman tebu digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan gula. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra. Menurut Hendroko dan Tjokrodirjo (1987), iklim dapat mempengaruhi produksi tebu. Iklim yang cocok untuk ditanami tebu adalah iklim panas dan sedang (daerah tropis dan subtropis). Salah satu unsur iklim yang penting bagi pertumbuhan tanaman tebu adalah curah hujan. 3

Tabel 1.1. Data Produksi Tebu 1) di Indonesia (1995-2014) Tahun Produksi (ton) Tahun Produksi (ton) 1995 2104,70 2005 2241,74 1996 2160,10 2006 2307,00 1997 2187,24 2007 2623,80 1998 1928,74 2008 2668,43 1999 1801,40 2009 2333,89 2000 1780,13 2010 2375,10 2001 1824,58 2011 2244,15 2002 1901,33 2012 2592,60 2003 1991,61 2013 2553,50 2004 2051,64 2014* 2575,40 1) Termasuk produksi yang menggunakan bahan mentah dari perkebunan rakyat. * Angka sementara Sumber: Badan Pusat Statistik (2014) Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa produksi tebu di Indonesia dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2014 mengalami penurunan namun juga diikuti dengan kenaikan. Penurunan dan kenaikan produksi tebu terjadi secara fluktuatif dengan angka yang tidak terlalu jauh. Selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir, produksi tebu dan lahan tebu di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Cirebon terus menurun. Penurunan produksi tebu maupun lahan tanaman tebu itu terjadi secara fluktuatif. Artinya, tidak setiap tahun dalam kurun waktu tersebut mengalami penurunan (Handayani dan Putra, 2015). 4

Produktivitas tebu (kwintal/ha) 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Tahun Sumber : Pabrik Gula Jatitujuh Gambar 1.1. Produktivitas Tebu di Kecamatan Jatitujuh Tidak hanya di Kabupaten Cirebon, produksi tebu di Kabupaten Majalengka khususnya Kecamatan Jatitujuh juga sangat fluktuatif. Hal tersebut tentu tidak lepas dan sangat dipengaruhi oleh curah hujan di wilayah yang bersangkutan. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian tentang hubungan variasi indeks iklim global dan curah hujan terhadap produktivitas tebu (Saccharum officinarum L.) di Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. 1.2. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah : 5

1. Analisis korelasi antara indeks iklim global SOI dan ASST dengan curah hujan di Kecamatan Jatitujuh. 2. Mengetahui pengaruh curah hujan terhadap produktivitas tebu di Kecamatan Jatitujuh 3. Mengetahui pengaruh indeks iklim global SOI, ASST dan curah hujan terhadap produktivitas tebu di Kecamatan Jatitujuh. 1.3. Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai salah satu referensi dalam menghadapi perubahan iklim untuk proses budidaya tanaman tebu, sehingga dapat dilakukan rekayasa iklim mikro untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas yang dihasilkan. 1.4. Batasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan fokus, diperlukan adanya batasanbatasan masalah untuk memperoleh data dan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun batasan masalah sebagai berikut : 1. Daerah kajian penelitian diasumsikan tebu lahan kering (tanpa irigasi). 2. Penentuan indeks klim global diwakili oleh data Anomaly Sea Surface Temperature (ASST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index (SOI). 3. Data curah hujan yang digunakan merupakan data curah hujan dari Stasiun Jatitujuh selama 16 tahun dari tahun 1999-2014. 6

4. Data produktivitas tebu yang digunakan merupakan data produktivitas tebu di Pabrik Gula Jatitujuh selama 16 tahun dari tahun 1999-2014. 7