BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan, hal tersebut dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu: lingkungan, genetic, perilaku, pelayanan kesehatan. Apabila keempat factor tersebut mengalami suatu ketidakseimbangan, maka individu berada dalam keadaan yang disebut dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). Sakit adalah suatu keadaan dimana seseorang merasakan ketidaknyamanan secara fisik, mental maupun sosial karena hadirnya penyakit sehingga menyebabkan kelemahan pada tubuh dan perubahan fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006). Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan disuatu negara. Masa perkembangan tercepat dalam kehidupan anak terjadi pada masa balita. Masa balita merupakan masa yang paling rentan terhadap serangan penyakit. Terjadinya gangguan kesehatan pada masa tersebut dapat berakibat negatif bagi pertumbuhan anak itu seumur hidupnya. Menurut Depkes 2000, Secara umum penyakit pada anak sangat banyak macamnya. Penyakit yang sering terjadi pada anak diantaranya adalah batuk atau ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), tuberculosis, diare, DHF (Dengue Hemorage Fiver), typoid, demam, sakit kulit dan masih banyak lagi. Dari beberapa penyakit tersebut 1
yang sering terjadi pada anak adalah diare. Permasalahan kesehatan yang sering dijumpai pada balita yaitu penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis (Widjaya, 2003). Angka kejadian diare pada anak didunia mencapai 1 miliar kasus tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 5 juta jiwa. Statistik di Amerika mencatat tiap tahun terdapat 20 35 juta kasus diare dan 16,5 juta diantaranya adalah balita. Angka kematian balita dinegara berkembang akibat diare ini sekitar 3,2 juta tiap tahun. Sedangkan data statistik di Indonesia menunjukkan bahwa setiap tahun diare menyerang 50 juta panduduk di Indonesia, dua sepertiganya adalah balita dengan korban meninggal sekitar 600.000 jiwa (Depkes RI, 2010). Berdasarkan data rumah tangga yang diambil sampel sebanyak 7200 di daerah Pulau Jawa dan tiga provinsi di Sumatera menyebutkan, kematian disebabkan diare sekitar 28 persen. Kalau diprediksi dari data Unicef setiap 30 detik satu balita meninggal akibat diare. Penyakit diare lebih banyak memakan korban balita, hal ini disebabkan balita hanya terdapat air dan daging, sehingga bila terjadi dehidrasi sangat mudah sekali terkena diare, sementara orang dewasa terdiri dari daging, lemak, air dan lainnya, sehingga angka kematian akibat diare lebih sedikit. Dari 12 juta yang terkena diare, sebanyak 420 ribu meninggal akibat diare 55,7 persen diantaranya balita (Mujiyanto, 2009). 2
Gastroenteritis merupakan penyakit menular yang mempunyai mekanisme penularan tinja melalui mulut dengan makanan dan air sebagai pengantar untuk kebanyakan kejadian. Sehingga klien gastroenteritis yang dirawat inap harus ditempatkan pada tempat yang bersih, termasuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan klien, jas panjang bila ada kemungkinan pencemaran dan sarung tangan bila menyentuh bahan yang terinfeksi, klien dengan keluarganya harus dididik mengenai cara perolehan enteropathogen dan cara mengurangi penularan (Kamus Besar Dorland Hartanto, 2002). Penyakit ini mempunyai masalah utama yaitu diare dan muntah, akibatnya klien akan kehilangan air dan elektrolit terutama natrium dan kalium yang akhirnya menimbulkan asidosis metabolik. Disamping itu menyebabkan klien kekurangan cairan atau dehidrasi, keadaan kekurangan cairan ini apabila tidak segera diatasi akan menyebabkan shock hipovolemik, maka akibatnya pada anak yang mengalami dehidrasi akan menyebabkan kematian, dimana 80% bagian dari tubuh anak terdiri dari cairan (Nelson, 2000). Berdasarkan pembahasan diatas penanganan anak pada gastroenteritis perlu mendapatkan perhatian secara tepat. Agar tidak terjadi komplikasi pada anak dengan diare misal nya dehidrasi, syok hipovolemik, bahkan sampai kematian. Untuk memberikan penanganan secara maksimal, salah satunya perawatan dari perawat perlu pemahaman konsep dan asuhan keperawatan. Oleh karena itu penulis tertarik 3
membahas Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Anak dengan Gastroenteritis. B. Tujuan Penulisan Adapun penulisan karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Tujuan umum Memaparkan hasil pemberian asuhan keperawatan pada An.Y dengan Gastroenteritis di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang 2. Tujuan khusus a. Menguraikan tentang konsep dasar gastroenteritis b. Menjelaskan tentang anatomi fisiologi sistem pencernaan yang terkait dengan gastroenteritis c. Memaparkan pengkajian selama memberikan askep pada pasien gastroenteritis d. Menjelaskan diagnosa keperawatan selama memberikan asuhan keperawatan pada pasien gastroenteritis e. Menguraikan rencana tindakan selama memberikan askep pada pasien gastroenteritis f. Menguraikan implementasi keperawatan yang dialami klien anak dengan gastroenteritis g. Mendiskusikan perencanaan tindak lanjut pada klien dengan gastroenteritis 4
C. Metode penulisan Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis menggunakan metode diskriptif agar jelas pemahamannya dan studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan mempelajari berbagai sumber buku sebagai sumber teknik dan litelatur yang berkaitan dengan masalah gastroenteritis. Studi kepustakaan sangat berguna bagi kami sebagai acuan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut : 1. Observasi Partisipatif Observasi partisipatif adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada klien selama dirawat dirumah sakit dan lebih bersifat obyektif, yaitu dengan melihat respon klien setelah dilakukan tindakan. Penulis melakukan observasi partisipatif dengan cara melihat respon klien setelah penulis melakukan tindakan pada klien. 2. Wawancara Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab klien, keluarga dan tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan keterangan. Penulis melakukan wawancara pada klien keluarga, perawat ruangan dan tenaga kesehatan lain mengenai keadaan klien dengan gastroenteritis. 5
3. Pemeriksaan fisik Teknik pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan head to toe mulai dari inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi untuk mendapatkan data fisik klien secara menyeluruh. 4. Studi dokumentasi Suatu teknik yang diperoleh dengan mempelajari buku laporan catatan medis serta hasil pemeriksaan yang ada. 5. Studi kepustakaan Metode pengumpulan data dengan mempelajari sumber tertulis berupa buku yang ada hubungannya dengan materi dalam pembuatan karya tulis ilmiah dan melalui akses internet. D. Sistematika penulisan BAB I PENDAHULUAN yang meliputi : A. Latar belakang B. Tujuan penulisan C. Metode penulisan D. Sistematika penulisan BAB II KONSEP DASAR yang meliputi : A. Pengertian B. Anatomi gastrointestinal C. Etiologi gastroenteritis D. Manifestasi klinik E. Patofisiologi 6
F. Komplikasi G. Pemeriksaan diagnostik H. Derajat dehidrasi I. Kebutuhan cairan anak J. Penatalaksanaan medis K. Pathways L. Pengkajian fokus M. Diagnosa keperawatan N. Fokus intervensi BAB III TINJAUAN KASUS yang meliputi : A. Pengkajian B. Pengelompokan data C. Analisa data D. Diagnosa keperawatan E. Intervensi F. Implementasi G. Evaluasi BAB BAB IV PEMBAHASAN V PENUTUP yang meliputi: A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA 7