23 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Pasak bumi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari toko obat tradisional Babah Kuya yang terletak di pasar baru. Pasak bumi yang digunakan berupa tepung pasak bumi yang terbuat dari akar pasak bumi. 3.1.2 Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOC (Day Old Chick) Ayam Kampung Super sebanyak 100 ekor yang dipelihara sampai dengan umur 10 minggu. DOC ditimbang dan didapatkan koefisien variasi sebesar 8,55 % kemudian DOC dipasangkan wingtag. 3.1.3 Kandang dan Peralatan Penelitian Penelitian menggunakan sistem kandang koloni sebanyak 20 kandang dengan alas litter koran selama 2 minggu pertama. Kandang dipisahkan dengan sekat dari bambu dan masing-masing diisi 5 ekor ayam dengan kelengkapan sebagai berikut: 1. Kawat digunakan sebagai pemisah antara ternak penelitian dengan ternak yang tidak digunakan dalam penelitian 2. Round feeder (tempat pakan) 3. Round waterer (tempat minum) 4. Lampu pijar 100 watt sebagai penghangat dan pencahayaan kandang
24 5. Koran dan sekam sebagai litter. 6. Timbangan analitik 7. Pisau untuk memotong bagian-bagian ayam 8. Wing tag untuk disematkan pada sayap ayam sebagai penanda 9. Gembok dan kunci untuk pengamanan pada kandang 10. Neraca digital dengan kapasitas maksimal 30 kg untuk menimbang berat ayam dan berat pakan 11. Peralatan kebersihan dan sanitasi kandang, diantaranya sandal jepit dan jas lab yang dipakai ketika memasuki kandang, serta ember, sikat, dan sabun antiseptik yang akan digunakan untuk mencuci tempat minum 12. Tirai plastik yang digunakan untuk menutup ruangan kandang 3.1.4 Bahan Pakan Penyusun Ransum Ransum disusun berdasarkan perlakuan yang diberikan. Bahan pakan yang digunakan untuk menyusun ransum terdiri atas dedak halus, jagung kuning, tepung ikan, tepung tulang, bungkil kedelai. Bahan pakan ini diperoleh dari Poultry Shop Missouri Bandung. Penambahan tepung pasak bumi pada tiap perlakuan adalah sebagai berikut: R0 = Ransum basal (R0) adalah ransum tanpa tepung pasak bumi. R1 = Ransum basal (R0) + 0,025 % tepung pasak bumi R2 = Ransum basal (R0) + 0,050 % tepung pasak bumi R3 = Ransum basal (R0) + 0,075 % tepung pasak bumi R4 = Ransum basal (R0) + 0,100 % tepung pasak bumi
Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Bahan Pakan Penyusun Ransum Basal Bahan Pakan PK LK SK Ca P Lys Met Sist EM T. Ikan 58,00 9,00 1,00 7,70 3,90 6,50 1,80 0,90 2970 Bungkil kedelai 44,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 0,67 2240 Jagung kuning 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 3370 Dedak halus 12,00 13,00 12,00 0,12 0,21 0,71 0,27 0,37 1630 T. Tulang - - - 23,30 18,00 - - - - M. Kelapa - 100,00 - - - - - - 8600 Premix 0,70 - - - - 0,40 0,30 - - Sumber : Wahyu (1997) 25 3.1.5 Susunan Ransum Penelitian Ransum yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Adapun susunan ransum penelitian adalah sebagai berikut. Tabel 2. Susunan Bahan Pakan Ransum Basal. Bahan Pakan Persentase (%) Tepung Ikan 10,50 Bungkil Kelapa 7,00 Jagung Kuning 55,25 Dedak Halus 25,20 Tepung Tulang 0,75 Premiks 0,50 Jumlah 100 Sumber: Pakan Penelitian Academic Leadership Grant (ALG) 2015. Ransum dicampur dengan cara manual yang dilakukan dengan cara mencampur sedikit demi sedkit bahan-bahan pakan yang sudah disiapkan dan pakan berbentuk crumble.
Tabel 3. Kandungan Nutrien Bahan Pakan dan Energi Metabolis Ransum Basal. Kandungan Persentase (%) Protein Kasar 17,04 Lemak Kasar 6,54 Serat Kasar 4,75 Calsium 1,25 Phosphor 0,67 Lysine 1,18 Methionin 0,40 Methionin Sistin 0,74 Energi Metabolis 2754 Sumber : Hasil Analisis Proksimat Laboratorium Nutrisi Ternak Ruminansia dan Kimia Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, 2015. *Kebutuhan berdasarkan Widjastuti, T (1996). **NRC (1994). 26 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Prosedur Penelitian Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan pengamatan langsung pada objek yang diteliti. Tahapan penelitiannya meliputi: 1. Tahap persiapan a. Persiapan Kandang Sebelum DOC memasuki kandang, perlu dilakukan pengapuran di seluruh areal kandang. Tempat pakan dan minum dicuci terlebih dahulu menggunakan sabun antiseptik, lalu dipasang pada setiap kandang. Kandang diberi litter berupa koran. Kemudian, setiap kandang diberi tanda yang bertuliskan nomor perlakuan dan nomor ayam yang menempati kandang tersebut. b. Persiapan Ransum Ransum yang diberikan pada ayam selama 2 minggu pertama adalah ransum starter, setelah itu, ayam diberikan ransum perlakuan. Ransum
27 perlakuan perlu diformulasikan terlebih dahulu sesuai dengan susunan ransum untuk penelitian. c. Persiapan DOC Ayam Kampung Super yang dipelihara berasal dari Garut, sebelum DOC memasuki kandang, DOC ditimbang terlebih dahulu agar diketahui bobot awalnya. Setiap DOC dipasangi wing tag dan ditempatkan ke dalam kandang yang telah dipersiapkan secara acak. 2. Tahap pemeliharaan Proses pemeliharaan dilakukan selama dua bulan. Pemberian pakan dilakukan secara adlibitum. Tempat minum dicuci setiap pagi menggunakan sabun antiseptik. Pengecekkan suhu dan kelembaban juga dilakukan setiap hari pada pagi, siang, dan sore. Keadaan ransum dan air minum rutin diperiksa selama proses pemeliharaan. Kemudian pencatatan bobot ayam dan bobot ransum dilakukan setiap minggu. 3. Tahap Pengumpulan Data Pengumpulan data dengan mengambil berat edible dan inedible Ayam Kampung Super pada umur 10 minggu dan siap dipotong. 3.2.2 Peubah yang Diamati Pengukuran bagian edible terdiri atas : a. Bobot karkas dengan satuan gram. b. Bobot giblet dengan satuan gram. Pengukuran bagian inedible terdiri atas : a. Bobot jeroan tanpa giblet b. Bobot kepala dengan satuan gram
28 c. Bobot leher dengan satuan gram. d. Bobot kaki dengan satuan gram. e. Bobot bulu yaitu bobot ternak hidup yang dikurangi bobot setelah pencabutan bulu. f. Bobot darah yaitu bobot potong dikurangi bobot karkas, berat bulu, leher, kaki, dan kepala dengan satuan gram. g. Bobot lemak abdominal dengan satuan gram. 3.2.3 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan setiap perlakuan mendapatkan ulangan sebanyak 4 kali, sehingga didapatkan 20 unit percobaan. Model matematika dari rancangan percobaan ini yaitu : Yij = μ + αi + εij Keterangan : Yij μ αi εij = Respon hasil pengamatan perlakuan ke-i ulangan ke-j = Rata-rata umum = Pengaruh perlakuan ke-i = Pengaruh komponen galat i = 1, 2, 3, 4, 5 j = 1, 2, 3, 4 Asumsi: 1. Nilai εijk menyebar normal satu sama lain 2. Nilai harapan dari εijk = 0
29 3. Ragam dari εijk = σ 2 jadi, εijk ~ NI (0, σ 2 ) Tabel 4. Daftar Sidik Ragam Sumber Keragaman DB JK KT Fhit Perlakuan t 1 = 4 JKP KTP KTP/KTG Galat t (r - 1) = 15 JKG KTG Total (tr - 1) = 19 JKT Keterangan: DB = Derajat Bebas JK = Jumlah Kuadrat KT = Kuadrat Tengah Dengan hipotesis sebagai berikut: H0 : P0 = P1 = P2 = P3 = P4 = P5 H1 : P0 P1 P2 P3 P4 P5 (atau paling sedikit ada satu pasang perlakuan yang tidak sama) Kaidah keputusan: 1. Jika Fhitung Ftabel 0,05 artinya perlakuan tidak berpengaruh nyata (non significant), terima H0 dan tolak H1. 2. Jika Fhitung > Ftabel 0,05 artinya perlakuan berpengaruh nyata (significant), tolak H0 dan terima H1. Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka di laksanakan uji lanjut dengan menggunakan uji Duncan dengan rumus. Keterangan : LSR SSR S X KT galat r S r S y 2 Sx r = Standard error = Ulangan KTG = Kuadrat Tengah Galat LSR = Least significant range test
30 SSR = Studentized significant range Selisih antar perlakuan (x) dibandingkan dengan LSR ternyata: x LSR, maka tidak berbeda nyata x > LSR, maka berbeda nyata 3.2.4 Tata Letak Percobaan Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali dan untuk peletakan setiap perlakuan dilakukan pengacakan. Ilustrasi 1. Tata Letak kandang R1.1 R4.2 R3.1 R1.4 R4.3 R2.2 R0.4 R0.1 R2.1 R1.2 R2.4 R3.2 R4.1 R1.3 R0.2 Pintu Masuk R3.3 R0.3 R2.3 R4.4 R3.4