BAB I PENDAHULUAN. etnis, agama, dan kelompok dengan ideologi 1 masing-masing yang mungkin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Ahmadiyah merupakan suatu gerakan keagamaan yang didirikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

I. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. cukup hangat yang dihidangkan media massa ke hadapan khalayak, terutama berita seputar

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan. martabat kemanusiaan (Sinegar, UUD 1945: 31).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB I PENDAHULUAN. faktor manusia memegang peranan penting di dalamnya (Sihotang, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis, terlebih bagi perusahaan lokal. Karena semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

EXECUTIVE SUMMARY PENOLAKAN PENCANTUMAN ISLAM PADA E-KTP BAGI PENGANUT JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI MANISLOR KUNINGAN

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. pandangan hidup bagi suatu kelompok masyarakat (Berry et al,1999). Pandangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan.

BAB 5 Penutup. dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN

Ancaman Kebebasan Beragama Ahmadiyah Achmad Fanani Rosyidi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) telah menyeret nama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN STRES REMAJA SERTA IMPLIKASINYA BAGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi,

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

menjadi pemberitaan yang sering kali dikaitkan dengan isu agama. Budi Gunawan dalam bukunya Terorisme : Mitos dan Konspirasi (2005, 57) menekankan : K

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimanakah belajar di perguruan tinggi itu? Jika pertanyaan ini diajukan

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

I. PENDAHULUAN. tersebut terkadang menimbulkan konflik yang dapat merugikan masyarakat itu. berbeda atau bertentangan maka akan terjadi konflik.

BAB V ANALISIS SK GUBERNUR NO. 188/94/KPTS/013/2011 DALAM TEORI PERLINDUNGAN EKSTERNAL DAN PEMBATASAN INTERNAL PERSPEKTIF WILL KYMLICKA

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Sehingga istilah pacaran seolah-olah menjadi sebuah

PENGELOLAAN KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA DAN PERAN FKUB

HMP Architects adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam jasa perancangan arsitektur yang didirikan oleh Bapak Heru Mudito Prasetyo. Didasari d

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian, dalam upaya untuk menemukan data yang valid, menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK ANAK USIA DINI

BAB V KESMPULAN. Jemaah Ahmadiyah, demikian mereka memanggil dirinya, di Pakistan,

IDEOLOGI GERAKAN ISLAM KONTEMPORER. Fundamentalisme, Islamisme, Salafisme, dan Jihadisme

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengatasi konflik di Sampit, melalui analisis sejumlah data terkait hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tes psikologi merupakan alat yang digunakan oleh Psikolog dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang harus merata mencapai pedesaan dan perkotaan. Karena

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rianti Aprilia, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian (Latar Belakang Masalah) (WHO), Setiap tahun jumlah penderita kanker payudara bertambah sekitar tujuh

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam diri manusia selalu terdapat ketidak puasan, oleh sebab itu ia akan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi terhadap aturan yang bersifat positif. Hukum juga menjadi tolak ukur segala

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan biaya pendidikan gratis bagi siswa berprestasi dan beasiswa

PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Keragaman memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang. dari pada modal bangsa Indonesia (Hanifah, 2010:2).

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir

BAB I PENDAHULUAN. Bali dikenal sebagai daerah dengan ragam budaya masyarakatnya yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang kita dapatkan. Banyak orang berilmu membagi wawasan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki culture yang

2015 PENGARUH PENERAPAN STRATEGI COMPETING THEORIES TERHADAP KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA SMA PADA MATERI ELASTISITAS

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara Hukum. Pengaturan ini termuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bila berbicara mengenai penyimpangan dimasyarakat, perhatian seseorang

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan akan terus berkembang mengikuti dinamika masyarakat itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. problematika individu di lingkungan keluarga, tidak terkecuali dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

I. PENDAHULUAN. akan selalu ada, seperti penyakit dan kematian yang selalu berulang dan musim

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan multikultural yang terdiri dari keragaman ataupun

BAB I PENDAHULUAN. tepatnya pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Secara filosofis, ibadah dalam Islam tidak semata-mata bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat ke rumah sakit atau ke balai pengobatan itu sendiri. Hal ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Konflik antar kelompok telah menjadi sebuah fenomena yang tidak dapat terhindarkan dalam suatu negara plural. Hal ini dapat terjadi karena beragamnya etnis, agama, dan kelompok dengan ideologi 1 masing-masing yang mungkin berbeda satu sama lain, yang pada akhirnya dapat memunculkan penafsiran yang berbeda terhadap penerapan peranan ideologi yang dimiliki oleh masing-masing kelompok (Sihbudi & Nurhasim, 2001). Hal ini yang dipercaya dapat menjelaskan telah seringnya konflik terjadi di Indonesia sebagai sebuah negara yang terkenal dengan pluralismenya. Berbicara mengenai keragaman kelompok dalam suatu negara plural, layaknya Indonesia, Berry mengungkapkan bahwa dalam setiap negara plural sudah pasti terdapat kelompok dominan dan kelompok non-dominan, dengan masing-masing ideologi yang mereka anggap benar dan keduanya hidup bersama dan membentuk hubungan atau interaksi satu sama lain dengan saling berbagi kerangka sosial yang ada (Berry, 2011; Sihbudi & Nurhasim, 2001). Melihat keadaan ini, Indonesia merupakan sebuah negara plural dengan beragam kelompok (dominan dan non-dominan) dengan penafsiran terhadap peranan masing-masing ideologi yang dimiliki oleh masing-masing kelompok 1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi berarti seperangkat sistem atau himpunan kepercayaan, nilai, norma, ide, dan cara berpikir yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang menjadi dasar dalam menentukan sikap, arah, dan tujuan hidup. Penjelasan lebih lanjut mengenai ideologi yang menjadi fokus dalam penelitian ini dapat dilihat pada bab 2 hal. 9. 1

2 sehingga membuat keadaan Indonesia rentan akan konflik. Oleh karena itu, fokus penelitian ini bergerak dari hubungan (positif atau negatif) antara kelompok dominan dan non-dominan dengan masing-masing ideologi mereka. Indonesia dikenal sebagai negara dengan masyarakat muslim terbesar di dunia. Perbandingan angka statistik penduduk tiap-tiap negara pada periode tahun 2010 tercatat bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan masyarakat muslim terbesar, yakni 12.7% dari total penduduk di dunia dan 88.1% dari total penduduk Indonesia (Gibbons, 2013; InfoTembalang, 2013). Mengacu kepada fakta tersebut, kelompok Islam merupakan satu kelompok dominan di Indonesia. Oleh karena penelitian ini hendak melihat determinan konflik sebagai kualitas hubungan yang negatif antara kelompok dominan dan non-dominan, maka peneliti mengambil kelompok Ahmadiyah (Qadiyan dan Lahore) 2 sebagai contoh kelompok non-dominan melihat dari kualitas hubungan kelompok ini dan kelompok Islam mainstream 3. Kelompok Ahmadiyah (Qadiyan dan Lahore) tidaklah termasuk ke dalam bagian dari Islam mainstream di Indonesia (Van-Bruinessen, 1992). Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Human Right Watch (2013) ditemukan bahwa telah terjadi konflik antara Islam mainstream dan Ahmadiyah Qadiyan (dikenal juga dengan Jema at Ahmadiyah) di Cikeusik pada Februari 2011, sebanyak 1.500 militan Islamis melakukan penyerangan terhadap 21 2 Kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore merupakan dua kelompok yang berbeda. Adapun perbedaan antara kedua kelompok ini dapat dilihat pada bab 2 hal. 9. 3 Mainstream atau ortodoks merupakan suatu aliran induk atau faham yang dianut oleh mayoritas masyarakat setempat. Islam mainstream diartikan sebagai arus utama Islam yang mengarah kepada kelompok-kelompok islam dengan faham yang dianut oleh mayoritas masyarakat Islam (Van- Bruinessen, 1992). Penjelasan lebih lanjut dapat di lihat pada bab 2 hal. 12.

3 Jema at Ahmadiyah dengan koban jiwa sebanyak 3 orang tewas dan 5 lainnya luka berat akibat insiden tersebut. Selain itu, penyerangan rumah ibadah Ahmadiyah Qadiyan juga terjadi pada tahun 2008 dengan sebanyak 33 masjid Ahmadiyah Qadiyan dirusak oleh kelompok Islam mainstream, pelecehan verbal bahkan sampai kekerasan fisik yang dilakukan oleh seorang guru Islam terhadap anak-anak Ahmadiyah Qadiyan di sekolah-sekolah, dan paksaan Islam mainstream terhadap Ahmadiyah Qadiyan untuk meninggalkan Cikeusik. Melihat dari latar belakang kelompok ini, kelompok Ahmadiyah Qadiyan (Jema at Ahmadiyah) mengatasnamakan Ideologi kelompok mereka sebagai bagian dari Islam. Salah satu kepercayaan Ahmadiyah Qadiyan yang paling mencolok adalah mereka mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi dan keberadaan kitab suci mereka yang disebut dengan Al-Kitab Al-Mubin dan juga disebut Tadzkira (Dzahir, 2008; Jaiz, 2009). Ideologi yang berbeda tersebut yang membuat Islam mainstream menolak Ahmadiyah Qadiyan yang mengatasnamakan kelompok mereka sebagai bagian dari Islam karena ideologi mereka yang berbeda bahkan menyimpang dari ideologi Islam pada umumnya (Nasution, 2008). Melihat dari fenomena ini jelas terlihat bahwa telah terjadi kesenjangan orientasi dan strategi akulturasi antara kedua kelompok ini. Seperti yang diungkapkan oleh Bourhis, Moise, Perreault, dan Senecal (1997) bahwa konflik dapat terjadi akibat dari kesenjangan orientasi dan strategi akulturasi yang dilakukan oleh kelompok dominan dan non-dominan. Kesenjangan antara orientasi dan strategi akulturasi dari kelompok dominan dan non-dominan merupakan salah satu determinan konflik antar

4 kelompok (lihat Bourhis, dkk., 1997), dan melihat peran ideologi yang mungkin berbeda antara masing-masing kelompok yang dapat menjadi sumber potensi konflik (Sihbudi & Nurhasim, 2001), membuat peneliti tertarik untuk menelaah dinamika antara ideologi antar kelompok dan orientasi akulturasinya dalam hubungannya dengan kualitas hubungan antar kelompok (positif atau negatif). Dinamika ini akan dibahas pada bab selanjutnya. Berdasarkan penjabaran sebelumnya bahwa kualitas hubungan negatif antara Ahmadiyah Qadiyan dan Islam mainstream diakibatkan oleh kesenjangan orientasi dan strategi akulturasi kedua kelompok akibat dari ketidaksesuaian ideologi antara kedua kelompok ini (lihat Bourhis, dkk., 1997; Nasution, 2008). Sedangkan kelompok Ahmadiyah Lahore memiliki ideologi yang dapat dikatakan hampir sesuai dengan ideologi Islam pada umumnya, dan konflik antara Islam mainstream dengan Ahmadiyah Lahore sangat jarang terdengar. Fenomena ini semakin memperkuat asumsi peneliti bahwa peran kesesuaian ideologi kelompok non-dominan dan kelompok dominan sangat berpengaruh kepada orientasi akulturasi sebagai determinan kualitas hubungan antar kelompok. Konflik itu sendiri merupakan suatu proses yang dapat merugikan suatu kelompok, perseorangan, bahkan dalam cakupan yang lebih besar adalah Negara (lihat Waskita & Simanjuntak, 2013; Ali-Fauzi, Alam & Panggabean, 2009; Human Right Watch, 2013). Mengetahui bahwa orientasi dan strategi akulturasi yang dilakukan oleh kelompok dominan dan non-dominan dapat mengarahkan kepada konflik, maka dari itu perlu dilakukan penelitian untuk mengungkap variabel-variabel lain yang turut berkontribusi terhadap orientasi dan strategi

5 akulturasi dalam hubungannya dengan konflik atau kualitas hubungan antar kelompok yang negatif. Dengan demikian akan ditemukan determinan-determinan konflik atau sumber potensi konflik secara empiris, sehingga upaya-upaya pembinaan, penggalangan, dan pencegahan dapat dilakukan sebelum konflik terjadi oleh para pihak terkait (stakeholders) (Sutadi, 2009). Berdasarkan penjabaran singkat di atas mengarahkan peneliti dalam menetapkan variabel kesesuaian ideologi dan sikap terhadap kesesuaian ideologi tersebut serta implikasinya terhadap orientasi akulturasi kelompok dominan yang dapat menentukan kualitas hubungan antara kedua kelompok dominan dan nondominan yang akan dijelaskan pada bab berikutnya. Peneliti berasumsi bahwa kesesuaian ideologi berkontribusi terhadap pembentukan orientasi akulturasi kelompok dominan melalui peran sikap terhadap kesesuaian ideologi tersebut. Untuk menelaah asumsi ini, peneliti mengambil contoh kasus Islam mainstream (sebagai kelompok dominan) dan Ahmadiyah (Qadiyan dan Lahore) (sebagai kelompok non-dominan). B. KEUTAMAAN PENELITIAN Melihat maraknya konflik antar kelompok yang kerap terjadi di Indonesia dengan segala kerugian materi dan jumlah korban jiwa yang memprihatinkan, perlu dilakukan penanganan lebih lanjut untuk menekan jumlah konflik yang ada. Untuk mengurangi konflik antar kelompok yang ada, perlu ditemukannya determinan atau sumber potensi konflik yang sewaktu-waktu dapat memecahkan konflik, sehingga ketika determinan ditemukan dapat membuka wawasan dan pertimbangan dalam menemukan solusi yang tepat untuk menurunkan jumlah

6 konflik antar kelompok. Berdasarkan pengamatan, penyelesaian konflik yang selama ini dilakukan cenderung bersifat kuratif, yakni setelah konflik terjadi. Dengan kata lain, aparat keamanan dan penegak hukum dikerahkan setelah banyak korban jiwa dan kerugian materi akibat konflik yang terjadi. Jika demikian adanya, konflik-konflik yang terjadi tidak akan pernah habis. Namun ketika penanganan konflik bersifat preventif, maka dapat dilakukan upaya pembinaan, penggalangan, dan pencegahan sebelum konflik terjadi. Untuk menemukan penanganan yang bersifat preventif tersebut, perlu ditemukannya determinan dan sumber potensi konflik sebagai bahan pertimbangan untuk merancang suatu rencana atau program yang dapat diimplementasikan dalam mencegah terulangnya konflik yang serupa (Sutadi, 2009). Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya penyelesaian konflik yang bersifat preventif tersebut. C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELTIAN 1. Tujuan Utama Penelitian a. Mengetahui sikap kelompok dominan terhadap kelompok nondominan yang ideologinya sesuai dan tidak sesuai dengan ideologi mereka. b. Mengetahui orientasi akulturasi kelompok dominan sebagai dampak dari sikap mereka terhadap kesesuaian ideologi pada kelompok nondominan. c. Mengetahui peran sikap terhadap kesesuaian ideologi dalam memprediksi preferensi akulturasi kelompok dominan.

7 2. Tujuan Tambahan Penelitian d. Mengetahui sikap Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah (Qadiyan dan Lahore). e. Mengetahui orientasi akulturasi Islam mainstream terhadap kedua kelompok Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qadiyan sebagai dampak dari sikap mereka terhadap kesesuaian ideologi mereka dengan kedua kelompok Ahmadiyah. 3. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data tambahan terhadap kajian seputar proses akulturasi dan hubungan antar kelompok dalam masyarakat plural. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun strategi penanganan konflik yang bersifat preventif guna menekan angka konflik yang kerap terjadi, dan penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. D. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I: Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang permasalahan, yakni gambaran konflik di Indonesia dan diikuti dengan variabel yang akan diteliti, keutamaan penelitian, paparan manfaat dan tujuan penelitian, serta sistematika penulisan peneltian.

8 BAB II: Landasan Teori Bab ini berisi penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, gambaran mengenai ideologi Islam mainstream dan ideologi kedua kelompok Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, paparan teori dan penalaran teoritis antara ideologi, sikap terhadap kesesuaian ideologi dan proses akulturasi sebagai determinan ketegangan antar kelompok dan konflik, dan pemaparan hipotesis penelitian. BAB III: Metode Penelitian Bab ini berisi penjelasan mengenai identifikasi dan operasionalisasi variabel, hipotesis penelitian, gambaran populasi serta teknik pengambilan sampel, metode pengambilan data, validitas, reliabilitas, dan metode analisis data. BAB IV: Bab ini berisikan tentang gambaran hasil dan pembahasan hasil penelitian serta rekomendasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. BAB V: Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran penelitian.