BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan ibadah haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragama Islam terbesar di dunia. Terkait dengan penyelenggaraan ibadah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu lembaga yang sah dan memiliki kewenangan untuk melakukan

MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI (STUDI KASUS PELAKSANAAN PELATIHAN MANASIK HAJI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah Haji merupakan ibadah yang Allah wajibkan bagi umat Islam. Allah

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 97 yang

BAB IV MANASIK HAJI ANAK-ANAK USIA DINI DI KB-TK UMMUL QURO GUNUNGPATI SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dua hal, yaitu rukun islam dan rukun iman. Rukun islam ada lima, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PADA BIMBINGAN IBADAH HAJI DI KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau tulisan lisan dari orang-orang dan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebar di berbagai pemukiman masyarakat muslim, maka masjid adalah

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI SOP DALAM PENDAFTARAN IBADAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG ( PERSPEKTIF EXCELLENT SERVICE ) Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN MENEJEMEN PELAYANAN JAMA AH HAJI DI KBIH NAHDLOTUL ULAMA KAB. KUDUS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perkembangan dakwah Islam, pondok pesantren merupakan. lembaga pendidikan Islam yang mempunyai peran dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan salah satu bagian dari rukun Islam yang. adalah mampu secara fisik (jasmani), rohani, ekonomi dan keamanan.

BAB I PENDAHULUAN. (Fakultas Dakwah UIN Walisongo, 04 Februari 2012). Ibadah Haji bahwa penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH DI PANTI ASUHAN YATIM PIATU BAITUS SALAM KOTA SEMARANG JAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Ditinjau dari sudut pandang pendekatannya, penelitian yang penulis lakukan

BAB III METODE PENELITIAN. mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jl. Kebalen Wetan No. 01 Selatan Cukam. Lokasi ini dipilh karena

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Pendekatan. pemikiran individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2012: 60).

BAB I PENDAHULUAN. Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke lima. Ibadah haji wajib

BAB III METODE PENELITIAN. (Arikunto, 2006: 239) bahwa penelitian kualitatif deskriptif bersifat eksploratif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci.

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan karena seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian adalah BMT UGT Sidogiri yang beralamatkan di Jl.

BAB I PENDAHULUAN. H. Saiful Sagala, Administrasi Pendidkan Kontemporer, cet. V, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 21.

BAB III METODE PENELITIAN. research) penulis menggunakan jenis penelitian campuran (mixed

BAB III METODE PENELITIAN

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasawarsa ini perkembangan organisasi, semakin pesat, baik

A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

BAB I PENDAHULUAN. atau orang-orang yang melakukan kejahatan. Lembaga Pemasyarakatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subyek penelitian, data dan jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen

BAB IV ANALISIS PENERAPAN FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS BIMBINGAN PADA KELOMPOK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secara produktif, efektif dan efisien, sehingga menghasilkan lulusan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah. 50

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

pada diri mereka sehingga mudah menguasai bahasa yang dipelajari baik secara aktif maupun pasif. Demikian juga penciptaan lingkungan dan budaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk dan nilai 1. Berhasil tidaknya suatu usaha atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara alamiyah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan. sistematis untuk mewujudkan kebenaran.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

METODE PENELITIAN. dengan menginterpretasikan data kualitatif. Menurut Ronny Kountur (2003:105),

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PENYELENGGARAAN MANASIK HAJI PADA KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) AR-RAHMAH KOTA DEMAK TAHUN

Transkripsi:

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam ajaran agama Islam, dikenal adanya Rukun Islam yang lima. Salah satu dari rukun Islam adalah ibadah haji, yang merupakan rukun Islam ke lima. Anjuran untuk melaksanakan ibadah haji banyak diterangkan dalam Al-Qur an maupun Al- Hadist. Salah satu firman Allah SWT yang tertuang dalam Al- Qur an, yaitu Qur an surat Ali Imran ayat 97: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam (Ali Imran: 97) (Depag RI, 2007: 62). Pelaksanaan ibadah haji sangat berkaitan dengan adanya bimbingan manasik haji. Bimbingan manasik haji ini sangat penting dilakukan sebelum para jamaah haji berangkat ke tanah suci. Tujuan dari bimbingan manasik haji ialah meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji. Pengetahuan seputar ibadah haji yang diberikan meliputi syarat, rukun dan wajib haji sampai akhlak, hikmah, kesehatan dan lain- 1

lain dapat diterima calon jamaah haji melalui bimbingan manasik haji. Beberapa masalah yang dihadapi dalam pembelajaran manasik haji, sebagai faktor penghambat keberhasilan tujuan pembelajaran secara efektif, yaitu latar belakang calon jamaah haji yang beragam terutama pendidikan. Menurut data yang diperoleh lebih dari 50% berpendidikan Sekolah Dasar dan masih ditemukan adanya calon jamaah haji yang tidak bisa berbahasa Indonesia, tidak bisa membaca dan menulis huruf latin (Depag RI, 2006: 2). Selain itu, seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi informasi yang begitu cepat dan diiringi dengan daya kritis masyarakat, maka khususnya calon jamaah haji perlu mendapatkan informasi tentang berbagai masalah perhajian secara lengkap, jelas dan benar sehingga memperoleh pembinaan, pelayananan dan perlindungan yang menjadi haknya (Depag, 2008: 1). Oleh sebab itu, kegiatan operasional penyelenggaraan manasik haji yang telah berlangsung bertahun-tahun dilaksanakan seirama dengan situasi dan kondisi kemasyarakatan karena perkembangan masyarakat yang semakin dinamis, kritis dan korektif. Kondisi masyarakat yang terus berkembang memunculkan tuntutan-tuntutan baru yang harus direspon secara positif dengan memperhatikan teknologi informasi (Depag, 2008: 5). Dari beberapa faktor penghambat yang terdapat dalam bimbingan manasik haji, muncul adanya gagasan mengenai 2

pelatihan manasik haji sejak anak-anak ke dalam program sekolah khususnya sekolah yang berbasis agama Islam. Akan tetapi tidak semua sekolah berbasis agama Islam memasukkan program pelatihan manasik haji ke dalam agenda sekolah mereka, karena program ini merupakan kebijakan yang diambil dari masingmasing sekolah. Agenda pelaksanaan pelatihan manasik haji bagi anak-anak usia dini mengikuti kesepakatan pelaksanaan kegiatan dalam masing-masing sekolah. Tidak ada lembaga atau organisasi di Kota Semarang yang secara khusus menangani program pelatihan manasik haji bagi anak-anak usia dini, akan tetapi terdapat beberapa sekolah yang mempunyai inisiatif untuk bergabung menjadi satu dan membuat sebuah gugus. Dari data Islamic Center Semarang pada tahun 2013 tercatat ada 13 sekolah KB-TK se-semarang yang menggunakan fasilitas manasik haji untuk pelatihan manasik haji anak didik mereka, antara lain adalah KB-TK Islam Al-Azhar 22, TK Siti Zulaikhah 4, IGTKM NU Kota Semarang yang merupakan gabungan dari beberapa sekolah menjadi satu gugus, KB-TK Mekar Jaya, TK Hj. Isriati, KB-TK IT Mutiara Hati, TK Baiturrahman, TK Burul Qomar, TK Fajar rahma, TK-SD Sultan Agung (Arsip Masuk Manasik Haji tahun 2013 di Islamic Center Semarang). Data ini diperoleh dari arsip masuk pada tahun 2013 di Islamic Center, karena pada setiap tahunnya selalu berbeda-beda sekolah yang akan meminjam tempat di Islamic Center sebagai tempat latihan manasik haji. 3

Salah satu sekolah yang memperkenalkan pelatihan manasik haji sejak usia dini yaitu KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. Walaupun sekolah ini merupakan sekolah yang relatif baru, namun salah satu agenda kegiatan tahunan KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang yaitu pelatihan manasik haji bagi anak-anak usia dini (Profil KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang). Dibandingkan dengan beberapa sekolah usia dini yang sama-sama berbasis agama Islam yang sudah berdiri terlebih dahulu, namun tidak memasukkan pelatihan manasik haji ke dalam program kegiatan sekolah mereka. KB-TK Ummul Quro mencoba memperkenalkan dan memberikan pemahaman kepada para anak didik mereka tentang ibadah haji dan tata cara pelaksanaan ibadah haji sejak usia dini. Tujuannya adalah agar anak-anak dapat mengetahui mengapa ibadah haji itu dilaksanakan dan kapan mereka berkewajiban untuk malaksanakannya. Tujuan lain dari pelatihan manasik haji anakanak usia dini ini untuk memotivasi diri anak-anak tersebut, menanamkan jiwa keagamaan mereka sejak dini, sehingga pada waktu dewasa mereka akan mengekspresikan motivasi tersebut ke dalam tindakan untuk melaksanakan ibadah haji. 1 Seperti halnya yang dikemukakan oleh Mc. Donald bahwa, motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan 1 Wawancara dengan Dra. Sundari selaku Kepala Sekolah KB-TK Islam Ummul Quro Gunungpati, pada hari Senin, tanggal 24 Februari 2014, pada jam 09.40 4

reaksi untuk mencapai tujuan (Djamarah, 2011: 148). Dari tujuan pelatihan manasik haji inilah memberikan manfaat yang besar terhadap jiwa keagamaan anak-anak sejak usia dini. Maka adanya program pelatihan manasik haji bagi anak-anak usia dini di KB-TK dianggap penting. Karena dapat dijadikan sebagai media kontribusi dakwah dalam meningkatkan ilmu pengetahuan anak-anak sejak usia dini. Dalam program pelatihan manasik haji bagi anak-anak usia dini di KB-TK Ummul Quro dibutuhkan suatu pengelolaan, yang meliputi planning, actuating, controlling dan organizing. Akan tetapi dalam penelitian ini lebih ditekankan pada proses actuating (pelaksanaan). Hal ini dibutuhkan untuk menunjang tujuan utama dan keberhasilan program pelatihan manasik haji anak-anak usia dini di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. Tujuan tidak mungkin tercapai tanpa pelaksanaan atau tindakan atau kegiatan. Orang yang ingin sukses (mencapai tujuan) berarti ia harus mau menjalankan kegiatan dan tindakan untuk mencapainya, tidak ada pencapaian tujuan tanpa tindakan pelaksanaan kegiatan (Wijono, 2004: 58). Dalam hal ini berkaitan dengan pemberian dorongan dan motivasi dari pimpinan sekolah Ummul Quro kepada para guru supaya yang menjadi tujuan dari pelatihan manasik haji ini dapat tercapai dan telaksana dengan baik. Penulis memfokuskan penelitian ini pada tahun 2013. Hal ini bertujuan supaya dalam perolehan data akan lebih mudah, jelas dan fokus pada satu tahun. Karena pelatihan manasik haji bagi anak- 5

anak usia dini merupakan program agenda tahunan KB-TK Ummul Quro yang diikuti oleh peserta anak didik KB-TK Ummul Quro yang selalu berubah-ubah setiap tahunnya. Disamping itu, KB-TK Ummul Quro pada tahun 2013 dapat melaksanakan kegiatan manasik haji anak-anak usia dini dalam lingkungan sekolah. Berbeda dengan pelaksanaan manasik haji pada tahun sebelumnya yang dilaksanakan di Islamic Center. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud untuk melaksanakan penelitian terkait dengan proses pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. Peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Manasik Haji Anak-anak Usia Dini (Studi Kasus Pelaksanaan Pelatihan Manasik Haji Di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang). B. Rumusan Masalah Dengan memperhatikan latar belakang penelitian diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah landasan dari dimasukkannya pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro? 3. Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro? 6

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui konsep dasar pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro. b. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro. c. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis yang dapat diambil dalam penelitian ini yaitu; 1) Sebagai bahan rujukan kajian ilmu yang digunakan oleh KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang terkait dengan manajemen pelaksanaan yang berhubungan dengan masalah pelaksanaan pelatihan manasik haji untuk anak-anak usia dini. 2) Memperluas khasanah ilmu pengetahuan dakwah khususnya jurusan manajemen dakwah, dengan harapan dapat dijadikan salah satu bahan studi banding oleh peneliti lainnya. 7

b. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari hasil penelitian ini yaitu; 1) Diharapkan sebagai bahan pertimbangan dan masukan terhadap kemajuan pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. 2) Sebagai bahan acuan praktis di lapangan agar dalam pelaksanaan manasik haji di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang bisa lebih efektif dan berlangsung dengan lancar. D. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesamaan penulisan dan plagiatisme, maka berikut ini penulis sampaikan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut : Pertama skripsi yang telah disusun oleh Zaenal Arifin (2011): Penyelenggaraan Manasik Haji di Kementerian Agama Kabupaten Boyolali pada Tahun 2010-2011 Studi Analisis SWOT. Skripsi ini menjelaskan tentang penyelenggaraan manasik haji yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan haji, merupakan landasan umum dalam melaksanakan kegiatan pelayanan haji. Salah satu instansi yang bisa menyelenggarakan manasik haji adalah Kemenag tingkat Kabupaten atau Kota salah satunya yaitu Kabupaten Boyolali. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana penyelenggaraan manasik haji di Kemenag Kabupaten Boyolali 8

tahun 2010-2011 serta bagaimana analisis SWOT dalam penyelenggaraan manasik haji di Kemenag Kabupaten Boyolali tahun 2010-2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelenggaraan manasik haji di Kemenag Kabupaten Boyolali tahun 2010-2011 serta bagaimana analisis SWOT dalam penyelenggaraan manasik haji di Kemenag Kabupaten Boyolali tahun 2010-2011. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan analisis deskriptif, yaitu menyajikan data dengan cara menggambarkan kenyataan sesuai dengan data yang diperoleh dari hasil penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, penyelenggaraan manasik haji di Kemenag Kabupaten Boyolali mencakup rapat koordinasi ang merupakan perencanaan, membuat susunan panitia yang merupakan organizing, rapat evaluasi yang merupakan controlling, actuating dalam hal ini melaksanakan bimbingan dengan mengacu pada jadwal-jadwal yang sudah direncanakan sebelumnya. Kaitannya dengan analisis SWOT berupa kekuatan yaitu berupa dana yang sudah tersedia dari anggaran pusat. Faktor kelemahan yaitu persoalan teknis seperti kurangnya sarana dan prasarana untuk praktek manasik itu sendiri, serta etos kerja serta kedisiplinan pegawai. Melihat peluang dalam penyelenggaraan manasik haji sangat besar dikarenakan bimbingan manasik haji sudah menjadi tanggung jawab pemerintah di bawah 9

koordinasi Kementerian Agama dalam hal ini adalah Kemenag Kabupaten Boyolali. Yang merupakan ancaman sendiri bagi Kemenag Kabupaten Boyolali adalah ketidakpuasan calon jama ah haji dalam pelaksanaan manasik haji tahun 2010-2011. Kedua, skripsi yang disusun oleh Adnin Mufattahah (2009): Manajemen Penyelenggaraan Bimbingan Ibadah Haji Pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) NU Kota Semarang. Skripsi ini menjelaskan tentang Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Nahdlatul Ulama Kota Semarang dalam menyelenggarakan bimbingan ibadah haji baik bimbingan selama di tanah air sampai di tanah suci hingga bimbingan pasca ibadah haji selalu menerapkan fungsi-fungsi manajemen di dalam pengelolaannya. Hal itu terbukti, KBIH NU Kota Semarang selalu membuat perencanaan di setiap kegiatan, baik bimbingan di tanah air maupun bimbingan di tanah suci. Perencanaan yang telah dibuat, tidak hanya sekedar perencanaan saja tetapi juga diaplikasikan atau diimplementasikan pengurus, sebagaimana terlihat adanya susunan pengurus dengan dilengkapi pembagian kerja di setiap kegiatan. Fungsi pengawasan juga sudah diterapkan oleh pengurus, hal ini terbukti adanya penilaian dan evaluasi di setiap pasca kegiatan terhadap program yang telah direncanakan dan diimplementasikan. Salah satu bentuk adanya evaluasi yang dilakukan oleh KBIH NU Kota Semarang adalah KBIH NU Kota Semarang selalu membuat laporan kegiatan kepada Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah setelah ibadah haji selesai. 10

Ketiga, skripsi yang disusun oleh Dimas Priyo Sembodo (2010): Pelayanan Jama ah Haji Kota Semarang tahun 2009 (Analisis Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2008). Dalam penelitian ini, penulis berusaha menggambarkan bagaimana kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Kementerian Agama Semarang khususnya seksi Gara Haji dan Umroh dalam melayani jama ah haji kota Semarang tahun 2009. Pada tahun 2009 pemerintah memberlakukan peraturan baru yang mengatur penyelenggaraan ibadah haji yaitu Undang-Undang No. 13 tahun 2008. Peraturan tersebut memuat beberapa perubahan dalam pelaksanaan ibadah haji. Berdasarkan dari hasil wawancara dan pengumpulan dokumen-dokumen haji yang diperoleh, pelayanan jamaah haji yang dilakukan oleh Kementerian Agama Kota Semarang pada tahun 2009 tidak berbeda jauh dengan pelayanan tahun-tahun sebelumnya. Namun dalam pelayanan pengurusan paspor ada perubahan. Jika pada tahun-tahun sebelumnya paspor yang digunakan adalah paspor haji, maka mulai tahun 2009 paspor yang digunakan adalah paspor internasional. Keempat, skripsi yang disusun oleh Ishmatul Maula (2012): Manajemen Penyelenggaraan Manasik haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)Ar-Rahmah Kota Demak tahun 2010-2011. Dalam penelitian ini akan dijelaskan tentang manajemen penyelenggaraan manasik haji pada KBIH Ar-Rahmah Kota Demak tahun 2010-2011. Menurut prinsip-prinsip 11

manajemen maka akan menjamin tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga yang bersangkutan dan akan menumbuhkan sebuah citra (image) profesionalisme di kalangan masyarakat (khususnya jamaah haji yang membutuhkan jasa KBIH Ar-Rahmah Kota Demak. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui manajemen penyelenggaraan bimbingan manasik haji di KBIH Ar- Rahmah Kota Demak tahun 2010-2011 dan mengetahui sistem evaluasi manajemen penyelenggaraan manasik haji di KBIH Ar- Rahmah Kota Demak tahun 2010-2011. Penelitian ini merupakan penelitian kualitataif, sedangkan spesifikasi yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini berupa teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa KBIH Ar-Rahmah Kota Demak dalam menyelengarakan bimbingan manasik haji dengan sistem pengelompokkan baik bimbingan selama di tanah air maupun di tanah suci selalu menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actuating, controlling, meskipun asih kurang optimal yang disebabkan oleh banyaknya faktor penghambat yang ada. Kelima, skripsi yang disusun oleh Siti Suhartatik (2006): Manajemen Bimbingan Manasik Haji Departemen Agama Kota Semarang Tahun 2003-2005 (Studi Tentang Penerapan Fungsifungsi Manajemen Dakwah). Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauhmana penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah 12

pada Departemen agama Kota Semarang terhadap proses penyelenggaraan bimbingan manasik haji tahun 2003-2005 serta untuk mengetahui kendala atau hambatan yang dihadapinya. Mengkaji lebih dalam mengenai penerapan fungsi-fungsi manajemen dakwah serta faktor penghambat dan pendukung dalam pelaksanaan bimbingan manasik haji di Departemen Agama Kota Semarang, dikarenakan bimbingan manasik haji diperlukan pengelolaan yang baik agar dapat berjalan efektif dan efisien, dan hal itu dapat terwujud dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actuating, controlling. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif sebagai teknik analisa data, yang beracuan pada pola pikir deduktif dan induktif. Hasil dari penelitian ini yaitu pada Departemen Agama Kota Semarang dalam penyelenggaraan bimbingan manasik haji tahun 2003-2005 bertujuan untuk meningkatkan kualitas jamaah agar lebih mandiri dan dalam pelaksanaannya sudah menerapkan fungsi-fungsi manajemen dakwah yaitu: planning, organizing, actuating, controlling, meskipun masih kurang optimal dikarenakan beberapa faktor kendala yang ada. Berdasarkan representasi dari lima skripsi di atas, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan antara skripsi-skripsi sebelumnya dengan skripsi yang akan dibuat penulis yaitu: 1. Persamaan 13

a. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif. b. Dalam pengolahan datanya sama-sama menggunakan analisis data deskriptif. c. Pembahasan peneliti secara umum mengenai penyelenggaraan manasik haji. 2. Perbedaan a. Fokus penelitian ini adalah tentang manajemen pelaksanaan manasik haji yang diadakan di sekolah anak-anak usia dini dan memfokuskan pada lembaga atau sekolah KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. b. Kajian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah tentang Manajemen Pelaksanaan Pelatihan Manasik Haji bagi Anak-anak Usia Dini yang berfokus pada KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. Adapun kajian dalam penelitian ini belum pernah dibahas dalam skripsi-skripsi sebelumnya. E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Moleong mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2000: 3). Spesifikasi penelitian yang digunakan kualitatif 14

deskriptif yang bertujuan mengumpulkan informasi ataupun data untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis (Moleong, 2008: 257) dan penelitian kualitatif deskriptif ini adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status sesuai gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 1990: 309). Study kasus (case study) adalah suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses dan memperoleh pemahaman dari individu, kelompok, atau situasi (Emzir, 2012: 20). 2. Sumber Data Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sumber sekunder. a. Sumber Data Primer Data primer, atau data tangan pertama, adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengunakan alat pengukur atau pengambilan data langsung dari subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 1998: 91). Penulis menggunakan metode ini untuk mendapatkan informasi dan data-data tentang Pelaksanaan Pelatihan Manasik Haji di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang pada tahun 2013 yang menjadi subyek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru-guru dan para wali murid KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. 15

b. Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder menurut Lexy J. Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah katakata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2004: 157). Data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh pihak lain. Tidak langsung di peroleh dari subjek penelitiannya. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Azwar, 1998: 91). Menurut Burhan Bungin (2009: 122) data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber data yang kita butuhkan. Yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini berupa arsip, buku-buku, dokumentasi, dan semua informasi yang berkaitan tentang Pelaksanaan (actuating) Pelatihan Manasik Haji di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang pada tahun 2013. 3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: a. Observasi Observasi adalah sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti (Hadi, 2004:151). Observasi (observation) atau pengamatan merupakan teknik pengumpulan data yang paling utama dalam penelitian kualitatif. Observasi berbeda dengan 16

interview, cakupan observasi lebih luas dibanding dengan interview, observasi tidak hanya terbatas pada manusianya saja, benda-benda yang sekecil apapun dalam bentuk apapun dapat diamati melalui observasi langsung ke lapangan. Observasi dalam KBBI berarti pengamatan atau peninjauan secara cermat. Alwasilah C. (2003:211) menyatakan bahwa, observasi adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan rediabilitanya (Satori, 2012; 104). Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang pada tahun 2013. b. Interview (wawancara) Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada seseorang yang berwenang tentang suatu masalah (Arikunto, 1990: 231). Metode ini digunakan untuk mendapatkan dan menggali data tentang sesuatu yang berkaitan dengan penerapan fungsi pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB- TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. Dalam wawancara ini penulis menggunakan wawancara terstruktur. Di samping itu sebagai bentuk pertanyaan, digunakan wawancara terbuka yaitu wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya sehingga narasumber diberi kebebasan 17

untuk menjawabnya (Emzir, 2012: 51). Adapun yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru-guru dan para wali murid KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data dari data-data tertulis yang dalam pelaksanaannya untuk menyelidiki tanda-tanda tertulis seperti buku-buku, dokumen, majalah, satuan catatan harian dan notulen rapat (Arikunto, 2002: 200). Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh informasi dari dokumen-dokumen atau arsip dari sekolah KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang seperti sejarah berdiri, struktur organisasi, visi dan misi dan programprogram dalam sekolah terutama dokumentasi mengenai pelaksanaan pelatihan manasik haji pada tahun 2013 di KB- TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. d. Metode Analisis Data Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar dan sebagainya (Moleong, 2006: 247). Penggunaan metode ini memfokuskan penelitian pada adanya usaha untuk menganalisa seluruh data (sesuai dengan pedoman rumusan 18

masalah) sebagai satu kesatuan dan tidak dianalisa secara terpisah. Setelah data terdeskripsikan langkah selanjutnya adalah menganalisisnya dengan menggunakan metode analisis induktif yaitu berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa yang khusus, ditarik generalisasi yang bersifat umum (Hadi, 2004: 42). Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui penerapan fungsi pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB- TK Ummul Quro Gunungpati Semarang pada tahun 2013. Dengan demikian analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung yang dimiliki oleh KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang dalam melaksanakan program sekolah yang berkaitan dengan manasik haji pada tahun 2013. F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini agar terbentuk suatu sistematika penulisan yang baik dan terarah, maka dalam pembahasannya terbagi menjadi lima bab yakni: BAB I : Pendahuluan. Dalam pendahuluan ini terdapat paparan tentang; latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitiaan, tinjauaan pustaka, metode penelitiaan, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : Pelatihan Manasik Haji Perspektif Teoritis. Bab ini memuat tiga sub bab yang disusun secara sistematis yaitu sub bab pertama 19

mengenai manasik haji meliputi; pengertian manasik haji, dasar hukum haji, rukun dan wajib haji, hikmah haji. Sub bab kedua mengenai anak-anak usia dini meliputi; pengertian anak usia dini, pendidikan anak usia dini (PAUD), tujuan pendidikan anak-anak usia dini. Sub bab ketiga menjelaskan tentang pelaksanaan (actuating) meliputi; pengertian manajemen pelaksanaan (atuating), fungsi pelaksanaan (atuating). BAB III : Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Bab ini terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama berisi tentang profil KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang yang meliputi; letak geografis Kabupaten Semarang, letak geografis KB-TK Ummul Quro, sejarah, visi dan misi, program-program unggulan, struktur organisasi, sarana dan prasarana, sub bab kedua berisi tentang pelaksanaan pelatihan manasik haji anak-anak usia dini di tahun 2013, yang meliputi; landasan pelaksanaan pelatihan manasik haji, pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang tahun 2013, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam program pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro Gunugpati Semarang tahun 2013. BAB IV : Manasik Haji Anak-anak Usia Dini di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. Bab ini terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama mengenai analisis landasan pelatihan manasik haji. Sub bab kedua mengenai pelaksanaan pelatihan manasik haji di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang pada tahun 2013. Sub bab ketiga mengenai analisis faktor pendukung dan faktor penghambat pelatihan 20

manasik haji tahun 2013 di KB-TK Ummul Quro Gunungpati Semarang. BAB V : Penutup. Bab ini meliputi; kesimpulan, saran-saran, dan penutup 21