2 hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta (Almatsier, 2002, p.153) Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program penangg

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. postpartum adalah masa yang dimulai dari tanda akhir periode intrapartum

BAB I PENDAHULUAN. prekursor / provitamin A / karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

Mahasiswa Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang 2

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Selama usia sekolah, pertumbuhan tetap terjadi walau tidak secepat

EFEKTIFITAS PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU 24 JAM POST PARTUM TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI BAYI DALAM RANGKA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

10 terdapat di sayuran dan buah-buahan yang berwarna, seperti wortel, tomat, apel, semangka, dan sebagainya (Dinkes Jateng, 2007) Vitamin A adalah sal

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencapaian derajat kesehatan ditandai dengan menurunnya angka kematian

PEMAHAMAN TENTANG KAPSUL VITAMIN A SERTA AKIBAT KEKURANGANNYA OLEH: ELVI ZULIANI, SKM

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah gizi yang paling tinggi kejadiannya di dunia sekitar 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai masalah yang berkaitan dengan pangan dialami banyak

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

PEMAHAMAN TENTANG KAPSUL VITAMIN A SERTA AKIBAT KEKURANGAN VITAMIN A OLEH: ELVI ZULIANI, SKM

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah masa anak anak

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta merupakan kota metropolitan yang terbagi. Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Kep.Seribu (Riskesdas 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DENGAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BALITA DI POSYANDU MEKARSARI KROYO KARANGMALANG SRAGEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. antara asupan (intake dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan. pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Hasil Riset Kesehatan Dasar pada

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KADARZI DENGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA JAGAN KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. setelah kelahiran (Cunningham, 2013). Periode nifas ini terjadi pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menghasilkan suatu kesepakatan yang tercantum dalam MDG s

BAB 1 PENDAHULUAN. lambat untuk mencapai tujuan target Milenium (millenium development goals. 5, adalah penurunan 75% rasio kematian maternal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG WORTEL PADA PEMBUATAN BISKUIT DITINJAU DARI KADAR β-karoten, SIFAT ORGANOLEPTIK DAN DAYA TERIMA

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. vision di dunia. Data dari VISION 2020, suatu program kerjasama antara

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN. kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi terbaik bagi bayi. ASI ibarat emas yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan.

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini terbukti dengan masih ditemukannya kasus gizi kurang dan gizi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

Kekurangan Vitamin A (KVA)

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

PENDAHULUAN. dalam kandungan disertai dengan pemberian Air susu ibu (ASI) sejak usia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (seperti tomat atau cushingoid), badan montok, bengkak, kemerahan, dan kulit. Makrosomia juga sering disebut dengan giant baby atau

PENGARUH PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI), KONSUMSI GIZI, DAN KELENGKAPAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) TERHADAP STATUS GIZI BAYI

Pertanyaan yang Sering Diajukan (PSD) tentang Suplementasi Vitamin A

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau minyak (Soejarwo, 2002). Vitamin A merupakan komponen penting dari retina (selaput jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan. Disamping itu vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai peranan penting dalam jaringan epitel (Karta Sapoetra & Warsetyo, 2003,p.31). Pada ibu nifas vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi, dan tulang, perkembangan syaraf penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Selain itu ibu menyusui juga mendapat tambahan berupa kapsul vitamin A (200.000 IU) (Waryana, 2010 p.67). Dampak kekurangan vitamin A menyebabkan gugup, penyakit pernafasan dan peredaran darah, penurunan elastisitas kulit dan penglihatan (Waryana, 2010, p.136). Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Di seluruh dunia (WHO, 1991), di antara anak-anak prasekolah diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeroftalmia tiap tahun, kurang lebih 10% di antaranya menderita kerusakan kornea. Di antara yang menderita kerusakan kornea ini 60% meninggal dalam waktu satu tahun, sedangkan di antara yang 1

2 hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta (Almatsier, 2002, p.153) Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program penanggulangan kekurangan vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) pada periode sebelum 40 hari setelah melahirkan. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 87,31%, mengalami penurunan dibandingkan dengan cakupan tahun 2008 yang mencapai 92,94%. Cakupan tertinggi (100%) dicapai oleh Kabupaten Banyumas dan Kota Semarang. Sementara cakupan terendah adalah di Kabupaten Cilacap sebesar 50,18% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.92). Faktor yang berhubungan dengan konsumsi vitamin A dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor predisposisi dan faktor pemungkin dan faktor penguat. Pada faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Pada faktor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Sedangkan pada faktor penguat meliputi faktor sikap dan perilaku Tokoh Masyarakat (Toma), Tokoh Agama (Toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan (Notoadmodjo, 2003,p.13).

3 Banyak sekali keadaan yang mempengaruhi status vitamin A seseorang. Salah satu faktor yang penting ialah kecukupan asupan vitamin A dan provitamin A. Asupan yang dianjurkan minimal sebesar 180-450 µg retinol dan kesetaraan retinol (RE) dalam sehari bergantung pada usia, jenis kelamin, serta keadaan fisiologis. Sumber vitamin A untuk masyarakat yang mengalami defisiensi sebagian besar berasal dari buah dan sayuran berwarna kuning dan hijau yang mengandung karotenoid. Bahan pangan ini kerap bersifat musiman. Karena itu, untuk membangun cadangan vitamin A, seseorang harus mengkonsumsi buah dan sayuran ini sebanyak beberapa kali dari jumlah yang dianjurkan (konsumsi sayuran kurang dari sekali seminggu akan meninggikan resiko sebesar 7,3 kali). (Arisman, 2004,p.122) Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (JNPK-KR, 2006). Ibu nifas yang cukup mendapatkan vitamin A akan meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu ibu (ASI), sehingga bayi yang di susui lebih kebal terhadap penyakit disamping itu kesehatan ibu lebih cepat pulih. Kekurangan vitamin A dengan demikian dapat disimpulkan sebagai penyakit sistemik yang mengganggu sel dan jaringan seluruh tubuh. Pengaruh terbesar dan paling khas terjadi pada mata. (Arisman, 2004, p. 121).

4 Perilaku tenaga kesehatan dalam pemberian vitamin A bagi ibu nifas yaitu pada ibu nifas di berikan vitamin A sebanyak 2 x 200.000 SI dalam kurun waktu 2 (dua) hari berturut-turut pada masa nifas yang diberikan 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pertama di minum segera setelah melahirkan dan 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah kedua di minum pada hari berikutnya. Jarak kapsul pertama dan kedua minimal 24 jam. (Depkes RI, JICA, 2009, p.10). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Mei sebanyak 10 ibu nifas di Puskesmas Ngesrep didapatkan ibu nifas yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (30%), pengetahuan cukup 2 orang (20%) dan berpengetahuan kurang 5 orang (50%). Wulandari (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A di RB Nur Hikmah Desa Kwaron Kecamatan Gubug. Berdasarkan uraian diatas tersebut peneliti akan melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan Tentang Vtamin A dengan Konsumsi Kapsul Vitamin A Pada Ibu Masa Nifas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka didapat perumusan masalah sebagai berikut; Apakah ada hubungan tingkat pendidikan dan tingkat

5 pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas yang bersalin Puskesmas Ngesrep. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas yang bersalin Puskesmas Ngesrep tahun 2011. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat pendidikan ibu masa nifas. b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan tentang vitamin A pada ibu masa nifas. c. Mendeskripsikan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas d. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas. e. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk memberikan tambahan referensi tentang hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang vitamin A dengan

6 konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas, serta sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan metodologi penelitian. 2. Maanfaat Praktis a. Bagi Penulis Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis tentang hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A pada masa nifas di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama masa perkuliahan. b. Bagi Institusi Kesehatan Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dalam sistem pendidikan. Terutama untuk materi perkuliahan dan memberikan gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya. c. Bagi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi masukan bagi petugas kesehatan dan membagi pengetahuan tentang pentingnya konsumsi vitamin A pada masa nifas.

7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1 Keaslian Penelitian No Judul, Nama, Tahun 1. Studi Deskriptif Pengetahuan Bidan Tentang Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Pulokulon dan Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobokan Tahun 2010. Nama : Yunita Pupitasari. 2. Hubungan Pengetahuan Tentang Vitamin A Dengan Konsumsi Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas di RB Nur Hikmah Desa Kwaron Kecamatan Gubug tahun 2010 Nama : Asri Wulandari. Sasaran ibu nifas sejumlah 30 yang mengkonsumsi vitamin A ibu nifas sejumlah 35 yang mengkonsumsi vitamin A Variasi yang diteliti Variabel penelitian adalah pengetahuan Bidan tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas berdasarkan tingkat pendidikan. Variabel independen adalah pengetahuan tentang vitamin A sedangkan variabel dependen adalah konsumsi kapsul vitamin A pada ibu nifas. Metode Studi Deskriptif Desain rancangan korelasi Hasil Sebagian responden berpengetahuan cukup tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas pengetahuan baik sebanyak 15 responden (46,9%), pengetahuan sedang sebanyak 10 responden (31,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (21,9%), ternyata mayoritas responden mempunyai pengetahuan cukup. Pendidikan tinggi (15%), pendidikan sedang (65,6%), pendidikan rendah (19,4%) ternyata mayoritas responden mempunyai pendidikan sedang Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A di RB Nur Hikmah Desa Kwaron Kecamatan Gubug.

8 Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat perbedaan yaitu tempat penelitian, tahun penelitian, dan variabel penelitian. Pada penelitian yang akan dilakukan, variabel bebasnya adalah pendidikan dan pengetahuan. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti lebih lanjut tentang hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas.