1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak atau minyak (Soejarwo, 2002). Vitamin A merupakan komponen penting dari retina (selaput jala), maka fungsi utama adalah untuk penglihatan. Disamping itu vitamin A juga membantu pertumbuhan dan mempunyai peranan penting dalam jaringan epitel (Karta Sapoetra & Warsetyo, 2003,p.31). Pada ibu nifas vitamin A digunakan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi, dan tulang, perkembangan syaraf penglihatan, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Selain itu ibu menyusui juga mendapat tambahan berupa kapsul vitamin A (200.000 IU) (Waryana, 2010 p.67). Dampak kekurangan vitamin A menyebabkan gugup, penyakit pernafasan dan peredaran darah, penurunan elastisitas kulit dan penglihatan (Waryana, 2010, p.136). Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup. Di seluruh dunia (WHO, 1991), di antara anak-anak prasekolah diperkirakan terdapat sebanyak 6-7 juta kasus baru xeroftalmia tiap tahun, kurang lebih 10% di antaranya menderita kerusakan kornea. Di antara yang menderita kerusakan kornea ini 60% meninggal dalam waktu satu tahun, sedangkan di antara yang 1
2 hidup, 25% menjadi buta dan 50-60% setengah buta (Almatsier, 2002, p.153) Suplementasi vitamin A pada ibu nifas merupakan salah satu program penanggulangan kekurangan vitamin A. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A adalah cakupan ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) pada periode sebelum 40 hari setelah melahirkan. Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 sebesar 87,31%, mengalami penurunan dibandingkan dengan cakupan tahun 2008 yang mencapai 92,94%. Cakupan tertinggi (100%) dicapai oleh Kabupaten Banyumas dan Kota Semarang. Sementara cakupan terendah adalah di Kabupaten Cilacap sebesar 50,18% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009, p.92). Faktor yang berhubungan dengan konsumsi vitamin A dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor predisposisi dan faktor pemungkin dan faktor penguat. Pada faktor predisposisi mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya. Pada faktor pemungkin mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Sedangkan pada faktor penguat meliputi faktor sikap dan perilaku Tokoh Masyarakat (Toma), Tokoh Agama (Toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan (Notoadmodjo, 2003,p.13).
3 Banyak sekali keadaan yang mempengaruhi status vitamin A seseorang. Salah satu faktor yang penting ialah kecukupan asupan vitamin A dan provitamin A. Asupan yang dianjurkan minimal sebesar 180-450 µg retinol dan kesetaraan retinol (RE) dalam sehari bergantung pada usia, jenis kelamin, serta keadaan fisiologis. Sumber vitamin A untuk masyarakat yang mengalami defisiensi sebagian besar berasal dari buah dan sayuran berwarna kuning dan hijau yang mengandung karotenoid. Bahan pangan ini kerap bersifat musiman. Karena itu, untuk membangun cadangan vitamin A, seseorang harus mengkonsumsi buah dan sayuran ini sebanyak beberapa kali dari jumlah yang dianjurkan (konsumsi sayuran kurang dari sekali seminggu akan meninggikan resiko sebesar 7,3 kali). (Arisman, 2004,p.122) Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (JNPK-KR, 2006). Ibu nifas yang cukup mendapatkan vitamin A akan meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu ibu (ASI), sehingga bayi yang di susui lebih kebal terhadap penyakit disamping itu kesehatan ibu lebih cepat pulih. Kekurangan vitamin A dengan demikian dapat disimpulkan sebagai penyakit sistemik yang mengganggu sel dan jaringan seluruh tubuh. Pengaruh terbesar dan paling khas terjadi pada mata. (Arisman, 2004, p. 121).
4 Perilaku tenaga kesehatan dalam pemberian vitamin A bagi ibu nifas yaitu pada ibu nifas di berikan vitamin A sebanyak 2 x 200.000 SI dalam kurun waktu 2 (dua) hari berturut-turut pada masa nifas yang diberikan 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pertama di minum segera setelah melahirkan dan 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah kedua di minum pada hari berikutnya. Jarak kapsul pertama dan kedua minimal 24 jam. (Depkes RI, JICA, 2009, p.10). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Mei sebanyak 10 ibu nifas di Puskesmas Ngesrep didapatkan ibu nifas yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (30%), pengetahuan cukup 2 orang (20%) dan berpengetahuan kurang 5 orang (50%). Wulandari (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A di RB Nur Hikmah Desa Kwaron Kecamatan Gubug. Berdasarkan uraian diatas tersebut peneliti akan melakukan penelitian tentang Hubungan Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan Tentang Vtamin A dengan Konsumsi Kapsul Vitamin A Pada Ibu Masa Nifas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka didapat perumusan masalah sebagai berikut; Apakah ada hubungan tingkat pendidikan dan tingkat
5 pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas yang bersalin Puskesmas Ngesrep. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas yang bersalin Puskesmas Ngesrep tahun 2011. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan tingkat pendidikan ibu masa nifas. b. Mendeskripsikan tingkat pengetahuan tentang vitamin A pada ibu masa nifas. c. Mendeskripsikan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas d. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas. e. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk memberikan tambahan referensi tentang hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang vitamin A dengan
6 konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas, serta sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan metodologi penelitian. 2. Maanfaat Praktis a. Bagi Penulis Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis tentang hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A pada masa nifas di Puskesmas Ngesrep Kota Semarang dengan menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama masa perkuliahan. b. Bagi Institusi Kesehatan Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan dalam sistem pendidikan. Terutama untuk materi perkuliahan dan memberikan gambaran serta informasi bagi penelitian selanjutnya. c. Bagi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi masukan bagi petugas kesehatan dan membagi pengetahuan tentang pentingnya konsumsi vitamin A pada masa nifas.
7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1 Keaslian Penelitian No Judul, Nama, Tahun 1. Studi Deskriptif Pengetahuan Bidan Tentang Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kecamatan Pulokulon dan Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobokan Tahun 2010. Nama : Yunita Pupitasari. 2. Hubungan Pengetahuan Tentang Vitamin A Dengan Konsumsi Kapsul Vitamin A Pada Ibu Nifas di RB Nur Hikmah Desa Kwaron Kecamatan Gubug tahun 2010 Nama : Asri Wulandari. Sasaran ibu nifas sejumlah 30 yang mengkonsumsi vitamin A ibu nifas sejumlah 35 yang mengkonsumsi vitamin A Variasi yang diteliti Variabel penelitian adalah pengetahuan Bidan tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas berdasarkan tingkat pendidikan. Variabel independen adalah pengetahuan tentang vitamin A sedangkan variabel dependen adalah konsumsi kapsul vitamin A pada ibu nifas. Metode Studi Deskriptif Desain rancangan korelasi Hasil Sebagian responden berpengetahuan cukup tentang pemberian vitamin A pada ibu nifas pengetahuan baik sebanyak 15 responden (46,9%), pengetahuan sedang sebanyak 10 responden (31,3%), dan pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (21,9%), ternyata mayoritas responden mempunyai pengetahuan cukup. Pendidikan tinggi (15%), pendidikan sedang (65,6%), pendidikan rendah (19,4%) ternyata mayoritas responden mempunyai pendidikan sedang Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang vitamin A dengan konsumsi kapsul vitamin A di RB Nur Hikmah Desa Kwaron Kecamatan Gubug.
8 Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan terdapat perbedaan yaitu tempat penelitian, tahun penelitian, dan variabel penelitian. Pada penelitian yang akan dilakukan, variabel bebasnya adalah pendidikan dan pengetahuan. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti lebih lanjut tentang hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pengetahuan dengan konsumsi kapsul vitamin A pada ibu masa nifas.