BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menyelenggarakan pendidikan selalu di hadapkan dengan berbagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. siswa memahami materi yang diajarkannya, sangat sesuai dengan kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bervariasi untuk kepentingan pembelajaran matematika. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat banyak sekali nilai-nilai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. merasa, atau tindakan dapat dianggap sebagai pendidikan. Pendidikan biasanya

KELAS: X. 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

BAB I PENDAHULUAN. karena dari keluargalah dasar pembentukan tingkah laku, watak, dan moral anak.

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. mengandung pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih setiap

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA )/MADRASAH ALIYAH (MA)/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

4. Menentukan Himpunan Penyelesaian untuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

12. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR EKONOMI SMA/MA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

44. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMA/SMK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kunci keberhasilan suatu bangsa dan merupakan

SILABUS MATA PELAJARANPERAKITAN KOMPUTER (DASAR PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

SILABUS PRODUKTIF MULTIMEDIA

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH/ SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB AUTIS

RPP (RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

SILABUS MATA PELAJARAN GAMBAR INTERIOR DAN EKSTERIOR BANGUNAN GEDUNG

LAMPIRAN 3 : SILABUS 136

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

13. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SOSIOLOGI SMA/MA

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Hasil

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam bekerja sama memenemukan dan memahami keteraturan atom, unsur dan molekul.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

3.5 Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan momentum, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi

1. PENDAHULUAN. Pendidikan, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang sisdiknas No.

I. PENDAHULUAN. dan berpartipasi secara aktif dalam pembangunan. Pendidikan memegang. agar mutu pendidikan dapat terus ditingkatkan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pemahaman konsep matematis siswa untuk setiap sampel penelitian yaitu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB II KAJIAN TEORI. lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. rumusan kuntitatif, rumusan institusional, dan rumusan kualitatif.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS AKUNTANSI KEUANGAN

A. Kompetensi Inti (KI) : B. Kompetensi Dasar (KD) yang diintegrasikan pada semua proses pembelajaran:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP PERUBAHAN FISIKA SERTA MENGEMBANGKAN KARAKTER KOMUNIKATIF, KERJA KERAS, DAN RASA INGIN TAHU SISWA SMP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nomor : 5 Kelas/Semester : XI/1 Materi Pembelajaran : Impuls dan Momentum Linear Alokasi Waktu : 4 45 menit

PERANAN PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

SILABUS SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN AJARAN 2017/2018

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam belajar dapat diketahui dari prestasi yang dicapai oleh

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nomor : 5 Kelas/Semester : XI/1 Materi Pembelajaran : Impuls dan Momentum Linear Alokasi Waktu : 4 45 menit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PROGRAM TAHUNAN. Nama Sekolah : SMA N 1 Banguntapan Mata Pelajaran : Fisika. Tahun Pelajaran : 2016/2017 KOMPETENSI INTI ALOKASI WAKTU SEM

SILABUS MATA PELAJARAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan. Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 1 x 30 menit

C. Indikator 1. Menentukan konfigurasi elektron suatu unsur golongan utama.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan profesionalisasi dan sistem menajemen tenaga kependidikan serta

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Jerman

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menyelenggarakan pendidikan selalu di hadapkan dengan berbagai masalah nyata. Kegiatan belajar mengajar memiliki peranan yang sangat penting agar pendidikan dapat berjalan dengan baik. Terdapat beberapa komponen dalam belajar mengajar diantaranya : tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, metode alat, sumber belajar dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain dalam rangka berlangsungnya proses belajar mengajar. Apabila salah satu komponen tersebut tidak ada, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Slameto (2010:2) menyatakan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Salah satu keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang di perolehnya. Apabila prestasi yang di capai baik maka dapat di katakan bahwa siswa tersebut berhasil dalam belajar dan apabila prestasi yang di capai tidak baik maka siswa tersebut kurang berhasil dalam belajar. Aktivitas belajar bagi masing-masing individu tidak selamanya berjalan lancar. Pada hakikatnya di dalam aktivitas belajar senantiasa terdapat berbagai macam rintangan dan hambatan yang di alami oleh setiap siswa. Siswa yang menghadapi rintangan dan hambatan dalam belajarnya dapat dikatakan bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar. Ahmadi dan Supriyanto (2013:77) 1

berpendapat bahwa dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang dinamakan kesulitan belajar. Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa adanya pertanda seorang siswa mengalami kesulitan belajar diantaranya adalah menunjukkan prestasi yang rendah, hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan, lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar, menunjukkan sikap yang kurang wajar, menunjukkan tingkah laku yang berlainan, anak didik yang memiliki IQ tinggi tetapi kenyataannya mereka mendapatkan prestasi belajar yang rendah dan anak didik yang selalu menunjukkan prestasi belajar yang tinggi untuk sebagian besar mata pelajaran tetapi dilain waktu prestasi belajarnya menurun drastis. Diduga kesulitan belajar ditentukkan oleh motivasi belajar siswa. Menurut Dalyono (2007:57) motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan menurut Djamarah (2008:148) menyatakan bahwa motivasi adalah sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan adanya motivasi akan memudahkan seseorang dalam mencapai sesuatu yang dikehendaki. Begitu juga halnya dengan motivasi belajar yang mempunyai peran penting dalam mengatasi kesulitan belajar. Rifa i dan Anni (2011:97) juga menjelaskan bahwa peserta didik yang bermotivasi rendah, misalnya, akan mengalami kesulitan didalam persiapan belajar dan dalam proses belajar. Selain itu, kesulitan belajar juga ditentukan oleh lingkungan keluarga. lingkungan keluarga merupakan tempat dimana anak didik memperoleh 2

pengasuhan dan pendidikan yang baik dari orang tua. Anak yang berada pada lingkungan keluarga yang baik akan menghindarkan anak dari kesulitan belajar. Seperti yang telah dikemukakan oleh Djamarah (2008:241) bahwa : Ketika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anak, ketika orang tua tidak memberikan suasana sejuk dan menyenangkan bagi belajar anak, ketika keharmonisan keluarga tak tercipta, ketika sistem kekerabatan semakin renggang, dan ketika kebutuhan belajar anak tidak terpenuhi terutama kebutuhan yang krusial, maka ketika itulah suasana keluarga tidak menciptakan dan menyediakan suatu kondisi dengan lingkungan yang kreatif bagi belajar anak. Maka lingkungan keluarga yang demikian ikut terlibat menyebabkan kesulitan belajar anak. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, data yang diperoleh mengenai kesulitan belajar adalah prestasi belajar dan nilai sikap siswa yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X MA PPKP Darul Ma la Pati Kelas Jumlah Rata-rata Belum Tuntas Tuntas Siswa Nilai <75 % >75 % X-A 35 74.6 17 48.57% 18 51.43% X-B 33 74.5 10 30.30% 23 69.70% X-C 31 74.3 19 61.29% 12 38.71% X-D 31 71.9 23 74.19% 8 25.81% Sumber : Data nilai guru ekonomi kelas X tahun ajaran 2014/2015 Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi adalah rendah. Nilai ketuntasan yang digunakan di MA PPKP Darul Ma la Pati adalah 75. Dari seluruh siswa kelas X yang berjumlah 130 siswa, hanya 61 siswa yang tuntas atau sekitar 46,9% dan masih terdapat 69 siswa yang belum tuntas atau 53,1%. Rendahnya prestasi belajar dijadikan sebagai indikator bahwa siswa tersebut mengalami kesulitan belajar. 3

Tabel 1.2 Data Nilai Sikap Siswa Kelas X MA PPKP Darul Ma la Pati Kelas Jumlah Kategori Nilai Siswa Baik (B) Cukup (C) X-A 35 23 12 X-B 33 19 14 X-C 31 18 13 X-D 31 15 16 Jumlah 130 75 55 57.69% 42.31% Sumber: Data guru ekonomi kelas X MA PPKP Darul Ma la Dari tabel 1.2 menunjukkan bahwa dari penilaian sikap yang dilakukan oleh guru terhadap siswa, masih terdapat 42,31% atau 55 siswa yang memperoleh nilai c. Nilai c dapat diartikan bahwa terdapat beberapa komponen sikap yang tidak dimiliki oleh siswa. Komponen sikap yang dijadikan sebagai penilaian adalah sebagai berikut: menghayati ajaran agama, mengamalkan ajaran agama, jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, gotong-royong, kerjasama, toleransi, damai, santun, responsif proaktif, dan bagian dari solusi. Hal ini berarti jika seorang siswa tidak memiliki salah satu atau lebih komponen sikap yang tertera diatas maka dapat dikatakan bahwa siswa tersebut menunjukkan sikap yang kurang wajar. Sikap kurang wajar yang dimaksud adalah acuh tak acuh berarti ia tidak peduli, berpura-pura (berbong/tidak jujur), berdusta, mudah tersinggung dan lain sebagainya. Selain dari data nilai seperti yang sudah dijelaskan diatas, sikap yang kurang wajar ditunjukkan siswa pada saat peneliti melakukan observasi awal dimana pada saat jam pelajaran berlangsung terdapat beberapa siswa yang tidak berada dikelas. Berdasarkan keterangan dari guru mata pelajaran ekonomi, hal tersebut sudah 4

menjadi kebiasaan siswa apabila setelah jam istirahat mereka tidak langsung masuk ke dalam kelas namun masih berada dikantin. Upaya agar siswa tertib pun sudah dilakukan yaitu dengan menegur. Namun upaya tersebut seringkali tidak dihiraukan oleh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak mempunyai kedisiplinan. Siswa yang memiliki sikap tersebut dapat diindikasikan bahwa ia mengalami kesulitan belajar. Dalam proses belajar, motivasi belajar memang sangat penting. Motivasi belajar yang ada pada diri siswa bersifat tidak tetap. Adakalanya seorang siswa mempunyai motivasi yang tinggi dalam belajarnya namun juga sebaliknya terkadang siswa mempunyai motivasi yang rendah. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi maka ia akan mempunyai keinginan yang tinggi pula dalam kegiatan belajarnya. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di MA PPKP Darul Ma la Pati, pada saat guru menjelaskan materi siswa memperhatikan dengan cermat apabila tidak paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru maka mereka berani untuk bertanya. Selain itu pada saat guru memberikan soal-soal baik itu individu maupun kelompok, mereka sangat antusias untuk mengerjakannya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa tersebut cukup tinggi. Keberhasilan seorang anak juga tidak terlepas dari keluarga. Lingkungan keluarga lah yang mempunyai peran penting dalam pendidikan anak. lingkungan keluarga dalam hal ini salah satunya adalah faktor orang tua. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang 5

perhatian dan bimbingan orang tua rukun atau tidaknya kedua orang tua dengan anak- anaknya, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak (Dalyono, 2009:59). Data yang diperoleh mengenai lingkungan keluarga adalah sebagai berikut: Tabel 1.3 Data Pekerjaan Orang Tua Siswa Kelas X MA PPKP Darul Ma la Pati No Pekerjaan Jumlah Persentase 1 Petani 39 30% 2 Buruh/karyawan 24 18.46% 3 Wiraswasta 48 36.92% 4 PNS/Guru 19 14.61% Sumber: Data TU MA Darul Ma la Pati Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua siswa di MA PPKP Darul Ma la Pati adalah wiraswasta artinya tingkat ekonomi orang tua siswa menengah keatas. Dengan tingkat ekonomi menengah keatas, orang tua siswa tentu dapat memenuhi kebutuhan belajar anak sehingga anak tidak mengalami kesulitan dalam belajarnya. Hal ini berarti bahwa anak berada pada lingkungan keluarga yang baik. Dari penjelasan diatas, hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X MADRASAH ALIYAH PPKP DARUL MA LA PATI TAHUN AJARAN 2014/2015 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain : 6

1. Adakah pengaruh motivasi belajar terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma la Pati? 2. Adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma la Pati? 3. Adakah pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma la Pati? 1.3 Tujuan Penelitian Dengan mengacu kepada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma la Pati tahun ajaran 2014/2015. 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma la Pati tahun ajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X Madrasah Aliyah PPKP Darul Ma la Pati tahun ajaran 2014/2015. 1.4 Kegunaan Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1.4.1 Kegunaan Teoritis a. Bagi pembaca 7

Menambah pengetahuan pembaca tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan adanya kesulitan belajar serta pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar. b. Bagi peneliti berikutnya Sebagai landasan bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh motivasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap kesulitan belajar dan penelitian yang sejenisnya. 1.4.2 Kegunaan Praktis : a. Bagi guru Sebagai bahan masukan bagi guru agar dapat meningkatkan motivasi siswa serta mendorong guru untuk mencari tindakan alternatif dalam mengatasi kesulitan siswa dalam belajar ekonomi. b. Bagi siswa Sebagai bahan masukan bagi siswa agar siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya serta dapat mengatasi masalah yang terkait dengan kesulitan belajar yang dihadapainya. c. Bagi sekolah Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya mengatasi kesulitan belajar dengan meningkatkan motivasi belajar serta kerja sama yang baik dengan pihak orang tua dalam rangka membina anak didik agar dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik. 8