PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 130 TAHUN 2017 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA) PENDIDIKAN KELUARGA

WORKSHOP EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA

Pokja Pendidikan Keluarga

2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negar

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG

PERMENDIKBUD NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas Terkait Akreditasi PAUD dan PNF

KEGIATAN SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN KELUARGA

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENGUATAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN BIMBINGAN TEKNIS PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA PADA SATUAN PENDIDIKAN

BIMTEK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KELUARGA, DAN PENGUATAN PELAKU PENDIDIKAN KELUARGA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS

Kebijakan Ditjen PAUD dan Dikmas dalam Penguatan dan Pemanfaatan Hasil Akreditasi

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PELIBATAN KELUARGA DI SATUAN PENDIDIKAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PROGRAM DAN ANGGARAN LAYANAN PENDIDIKAN KELUARGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BANJAR. BAB I KETENTUAN UMUM.

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN LITERASI KABUPATEN SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 33 PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 15-C TAHUN 2011 TENTANG

KATA PENGANTAR Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga

PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN TATA KELOLA POKJA AKREDITASI PAUD DAN PNF KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PIDIE NOMOR : 09 TAHUN 2016 TENTANG

Petunjuk Teknis Pelibatan Keluarga Pada Penyelenggaraan Pendidikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

- 1 - BUPATI BANYUWANGI

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KOTA BATU

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGASUHAN ANAK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemeri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEBIJAKAN PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 63 Tahun : 2016

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 61 TAHUN 2013

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

MEMUTUSKAN : : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN. BAB I KETENTUAN UMUM

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KETAHANAN KELUARGA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

MONITORING DAN EVALUASI

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 71 Tahun : 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

BUPATI MAGETAN PERATURAN BUPATI MAGETAN NOMOR 58 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN BUPATI MAGETAN,

KEBIJAKAN TEKNIS PELIBATAN KELUARGA DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN (PERMENDIKBUD NO. 30/2017)

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 75 Tahun : 2016

BUPATI CILACAP TENTANG KABUPATEN CILACAP BUPATI CILACAP,

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MUSI RAWAS

2018, No Menteri Dalam Negeri tentang Kewaspadaan Dini di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (

PETUNJUK TEKNIS LAYANAN TERPADU DI UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PERTEMUAN WALI KELAS DENGAN ORANG TUA

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

1

SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 130 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA) PENDIDIKAN KELUARGA PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Menimbang : a. bawa dalam rangka pembinaan pendidikan keluarga oleh dinas pendidikan provinsi dan/atau dinas pendidikan kabupaten/kota melibatkan antar bidang dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, dan lembaga/organisasi masyarakat; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan pada Pasal 17 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang Petunjuk Teknis Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan Keluarga; 2

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15); 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 91/M Tahun 2015 tentang Pengangkatan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat; 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 593); 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1378). MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA PENDIDIKAN KELUARGA PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA. Pasal 1 (1) Petunjuk Teknis Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan Keluarga pada Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini, merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. 3

(2) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sebagaimana yang dimaksud ayat (1) yaitu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang belum membentuk kelompok kerja pendidikan keluarga. Pasal 2 Petunjuk Teknis Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan Keluarga sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 merupakan pedoman bagi Dinas Pendidikan Provinsi dan atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam pembentukan kelompok kerja pendidikan keluarga sesuai kewenangannya. Pasal 3 Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal November 2017 Direktur Jenderal, ttd Harris Iskandar Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Bagian Hukum, Tatalaksana, dan Kepegawaian, ttd Agus Salim NIP 196308311988121001 4

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 130 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA) PENDIDIKAN KELUARGA PADA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN/KOTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh berfungsinya peran keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat sebagai tri-sentra pendidikan. Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama, sekaligus orang tua adalah pendidik yang pertama dan yang paling utama bagi anak-anaknya. Menyadari arti penting dan strategisnya peran keluarga dan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan, pada tahun 2015 Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) membentuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD dan Dikmas). Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pendidikan keluarga dengan tujuan untuk memperkuat kerjasama antara keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat sebagai tri sentra pendidikan dalam rangka membangun insan dan ekosistem pendidikan keluarga yang mampu menumbuhkan karakter dan budaya literasi peserta didik berdasarkan prinsip kemitraan dan gotong royong. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga memiliki fungsi: (a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang pendampingan pembelajaran, sumber 5

belajar, dan pendanaan pendidikan keluarga; (b) koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendampingan pembelajaran, sumber belajar, dan pendanaan pendidikan keluarga; (c) peningkatan kualitas pendidikan karakter anak dan remaja; (d) fasilitasi sumber belajar dan pendanaan pendidikan keluarga; (e) fasilitasi penjaminan mutu pendidikan keluarga; (f) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pendampingan pembelajaran, sumber belajar, dan pendanaan pendidikan keluarga; (g) pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pendidikan keluarga; (h) pelaksanaan evaluasi dan laporan di bidang pendidikan keluarga; dan (i) pelaksanaan administrasi Direktorat. Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga mengembangankan kegiatan yang diarahkan untuk memastikan tercapainya visi dan misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui: (1) peningkatan pemahaman orang tua khususnya yang masih memiliki anak usia sekolah (di bawah 21 tahun) terhadap peran dan fungsi keluarga dalam pendidikan anak; (2) peningkatan pengetahuan dan pemahaman pelaku pendidikan keluarga tentang pengasuhan positif dan berbagai kiat mendidikan anak dengan baik dan benar; (3) peningkatan pelibatan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anak di keluarga, satuan pendidikan (sekolah) dan masyarakat untuk mendukung penumbuhan karakter (budi pekerti) dan budaya prestasi anak; dan (4) penyebarluasan informasi barbagai praktik baik mendidik anak sebagai inspirator dan motivator bagi keluarga maupun pelaku pendidikan keluarga lainnya. Sasaran utama program pendidikan keluarga adalah keluarga/orangtua yang memiliki anak usia sampai dengan 21 tahun atau yang masih berstatus sebagai peserta didik PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, PKLK dan pendidikan kesetaraan (Paket A, Paket B, dan Paket C) pada jalur PNF). Pelaksanaan pendidikan keluarga melibatkan satuan pendidikan mulai jenjang PAUD hingga sekolah menengah, baik pada jalur pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, serta lembaga/organisasi/individu pegiat pendidikan keluarga, sehingga pembinaan pendidikan keluarga di tingkat provinsi maupaun kabupaten dan kota melibatkan lintas bidang pada dinas pendidikan, bahkan lintas instansi/lembaga sesuai dengan kewenangannya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2017 Tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaran Pendidikan mengatur pelaksanaan pelibatan keluarga pada satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Agar implementasi Permendikbud tersebut 6

efektifitas dan kesinambungan program pendidikan keluarga perlu dibentuk Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan Keluarga di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Tugas utama Pokja adalah membantu dinas pendidikan provinsi dan atau kabupaten/kota dalam pembinaan dan/atau pendampingan pelaksanaan pendidikan keluarga pada satuan pendidikan sesuai dengan kewenangannya. Untuk membentuk Pokja Pendidikan Keluarga tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat diperlukan Petunjuk Peknis Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga. Petunjuk teknis tersebut dimaksudkan sebagai acuan untuk membentuk Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga di tingkat Provinsi dan atau Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga di tingkat Kabupaten/Kota. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157); 4. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter; 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang 7

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 593); 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1072); 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 47 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1802); 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 101); 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 2117); 10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Tahun 2017; 11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2017 Tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaran Pendidikan. C. Tujuan Tujuan Petunjuk Teknis Pembentukan Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga adalah untuk memberikan acuan kepada dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota dalam menyusun organisasi dan jumlah anggota Pokja Pendidikan Keluarga Provinsi dan Pokja Pendidikan Keluarga Kabupaten/Kota dari unsur lintas bidang, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat, pengawas/penilik, dan fasilitator yang diketuai oleh Sekretaris Dinas Pendidikan yang dibentuk melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan. Selain itu, Petunjuk Teknis Pembentukan Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga ditujukan untuk memberikan arahan dalam melaksanakan kegiatan dan evaluasi program kelompok kerja. 8

BAB II KELOMPOK KERJA PENDIDIKAN KELUARGA A. Pengertian Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan: 1. Pelibatan Keluarga adalah proses dan/atau cara keluarga untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan nasional. 2. Penyelenggaraan Pendidikan adalah kegiatan pelaksanaan komponen sistem pendidikan pada satuan atau program pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar proses pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 3. Penguatan Pendidikan Karakter adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari gerakan nasional revolusi mental. 4. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan kesetaraan. 5. Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. 6. Masyarakat adalah kelompok warga negara Indonesia nonpemerintah yang mempunyai perhatian dan peranan dalam bidang pendidikan. 7. Keluarga adalah unit terkecil dalam Masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai dengan derajat ketiga. 8. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang selanjutnya disebut Kementerian adalah kementerian yang bertanggung jawab terhadap urusan pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan. 9. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur pengelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 10. Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga adalah kelompok kerja yang dibentuk oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota dalam rangka penyelenggaraan program pendidikan keluarga di satuan pendidikan, keluarga, dan 9

masyarakat. 11. Penilik adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan managerial pada satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal (Kelompok Belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, lembaga kursus dan pelatihan, majelis taklim, dan Satuan PNF sejenis lainnya). 12. Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan managerial pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan formal (TK. SD, SMP, SMA, SMK, SLB). 13. Fasilitator adalah sumber daya manusia yang telah mengikuti pelatihan calon pelatih pendidikan keluarga dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga. 14. Praktisi atau ahli pendidikan adalah sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi dalam bidang pendidikan keluarga. B. Peran dan Fungsi 1. Peran Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga memiliki peran sebagai berikut: a) Pemberi pertimbangan (advisory body) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan keluarga yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah berdasarkan kewenangannya. b) Pendukung (supporting agency), baik dalam bentuk pemikiran, tenaga maupun finansial dalam penyelenggaraan pendidikan keluarga. c) Pengontrol (controlling agency) dalam rangka mewujudkan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan keluarga. d) Mediator antara pemerintah (eksekutif) dan pemangku kepentingan dengan masyarakat. 2. Fungsi Untuk menjalankan perannya, Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga memiliki fungsi sebagai berikut: a) Mendorong terwujudnya kerjasama penyelenggara pendidikan antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat dalam mewujudkan insan dan ekosistem 10

pendidikan keluarga yang dapat menumbuhkan karakter dan budaya literasi peserta didik berdasarkan prinsip kemitraan dan gotong royong; b) Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi), pemerintah dan DPRD berkenaan dengan penyelenggaraan program pendidikan keluarga; c) Melakukan koordinasi/menjalin kemitraan dengan berbagai instansi terkait dalam pelaksanaan program pendidikan keluarga di keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat; d) Melakukan koordinasi dan penguatan kepada pengawas, penilik, fasilitator dalam rangka pendampingan, asistensi dan supervisi pelaksanaan program pendidikan keluarga di keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat; e) Melakukan pendampingan, supervise, dan asistensi pelakanaan pendidikan keluarga kepada keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat; f) Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan keluarga yang diajukan oleh keluarga dan masyarakat; g) Melakukan evaluasi, pengawasan, pelaporan, dan rekomendasi terhadap kebijakan serta penyelenggaraan program pendidikan keluarga. C. Tujuan Pembentukan Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga Tujuan dibentuknya Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga ini adalah untuk: 1. Meningkatkan efektivitas koordinasi pelaksanaan pendidikan keluarga dengan berbagai instansi/lembaga/organisasi terkait. 2. Meningkatkan kapasitas pengawas sekolah, penilik pendidikan nonformal, pelatih/fasilitator pendidikan keluarga dalam rangka pendampingan, asistensi dan supervisi pelaksanaan program pendidikan keluarga di keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat. 3. Meningkatkan efektivitas pembinaan dan pendampingan pelaksanaan pelibatan keluarga/orang tua pada satuan pendidikan sesuai dengan kewenangannya. D. Organisasi Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga Pokja Pendidikan Keluarga adalah bagian dari dan berkedudukan di dinas pendidikan. Pokja Pendidikan Keluarga pada dinas pendidikan provinsi disebut Pokja Pendidikan Keluarga 11

Provinsi, sedangkan Pokja Pendidikan Keluarga pada dinas pendidikan kabupaten/kota disebut Pokja Pendidikan Keluarga Kabupaten/Kota. Pokja Pendidikan Keluarga beranggotakan sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dan sebanyak-banyaknya 15 (lima belas) orang dipimpin oleh seorang ketua (diharapakan sekretaris dinas pendidikan atau pejabat lain yang ditunjuk), seorang sekretaris, dan beberapa orang anggota (sesuai dengan kebutuhan) yang terdiri dari unsur: dinas pendidikan, UPT Pendidikan Pusat/Daerah, dinas atau instansi terkait, pengawas/penilik, dan pelatih/fasilitator/pegiat pendidikan keluarga, dan unsur lainnya yang relevan. Contoh: 1. Keanggotaan Kelompok Kerja Provinsi No Nama Jabatan Struktural/Fungsional Jabatan dalam Pokja 1 Kepala Dinas Pendidikan Pembina 2 Sekretaris Dinas Pendidikan Ketua Pokja 3 Sekretaris Pokja 4 Kepala Bidang SMA Anggota 5 Kepala Bidang SMK Anggota 6 Kepala Bidang PKLK Anggota 7 UPT Pusat (PP/BP PAUD dan Dikmas) Anggota 8 Pengawas SMA *) Anggota 9 Pengawas SMK/PKLK *) Anggota 10 Fasilitator **) Anggota 11 Tenaga Administrasi Anggota 12 Tenaga Administrasi Anggota *) Pengawas yang pernah mengikuti sosialisasi program pendidikan keluarga **) Fasilitator yang pernah mengikuti TOT yang diselenggaraakan oleh Direktorat Bindikkel Jika wilayah pembinaan cukup luas/jumlah satuan pendidikan banyak, maka anggota pengawas dan/atau fasilitator dapat ditambah masing-masing menjadi dua orang. 2. Keanggotaan Kelompok Kerja Kabupaten/Kota No Nama Jabatan Struktural/Fungsional Jabatan dalam Pokja 1 Kepala Dinas Pendidikan Pembina 2 Sekretaris Dinas Pendidikan Ketua Pokja 3 Sekretaris Pokja 4 Kepala Bidang SD Anggota 5 Kepala Bidang SMP Anggota 6 Kepala Bidang PNF/PAUDNI Anggota 7 Pengawas SD *) Anggota 8 Pengawas SMP *) Anggota 9 Penilik PNF/PAUDNI *) Anggota 10 Fasilitator **) Anggota 11 Tenaga Administrasi Anggota 12 Tenaga Administrasi Anggota 12

*) Penilik diutamakan yang pernah mengikuti sosialisasi program pendidikan keluarga **) Fasilitator diutamakan yang pernah mengikuti TOT yang diselenggaraakan oleh Direktorat Bindikkel Jika wilayah pembinaan cukup luas/jumlah satuan pendidikan banyak, maka anggota pengawas, penilik, dan/atau fasilitator dapat ditambah masing-masing menjadi dua orang. E. Hubungan dan Tata Kerja Organisasi Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas melalui Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga menyusun Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam membuat kebijakan sebagai perwujudan pelaksanaan tugas dan fungsi program pendidikan keluarga yang dilaksanakan pembinaannya oleh dinas provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya. Dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota melakukan pembinaan implementasi program pendidikan keluarga kepada satuan pendidikan dengan mengacu kepada NSPK. Satuan pendidikan melaksanakan pelayanan pendidikan keluarga kepada masyarakat berdasarkan kebijakan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota. 13

F. Jadwal dan Mekanisme Kerja Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga dalam menjalankan fungsi dan tugasnya dapat digambarkan sebagai berikut. 14

BAB III PEMBINAAN DAN PELAKSANAAN TUGAS KELOMPOK KERJA A. Pembinaan Kelompok Kerja dan Strategi Pembinaan 1. Pembinaan Kelompok Kerja Keberadaan Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan Keluarga diharapkan dapat membantu dinas pendidikan provinsi dan atau dinas pendidikan kabupaten/kota untuk meningkatkan efektivitas dan kesinambungan program pendidikan keluarga. Untuk itu, diperlukan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas Pokja. Daalam rangka pemberdayaan dan peningkatan kapasitas Pokja Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga berkewajiban melakukan pembinaan Pokja provinsi dan kabupaten/kota. Dengan demikian Pokja dapat menjalankan peran dan fungsinya dengan baik, sehingga dapat mengoptimalkan implementasi dari peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2017 Tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan. 2. Pelaksanaan Tugas Kelompok Kerja Sesuai dengan tugas dan fungsi Pokja Pendidikan Keluarga melakukan pembinaan pelaksanaan program pendidikan keluarga di satuan pendidikan. Pembinaan dilakukan melalui monitoring dan supervisi. Monitoring ini diperlukan untuk memastikan pelaksanaan program yang telah disusun oleh Pokja dapat dilaksanakan di satuan pendidikan. Selain dari itu program monitoring juga dilakukan untuk melihat implementasi program pelibatan keluarga di satuan pendidikan sesuai dengan rencana tindak lanjut yang disusun oleh satuan pendidikan. Hasil monitoring diharapkan dapat menjadi masukan untuk penguatan program Pokja dan pelaksanaan pendidikan keluarga dapa satuan pendidikanpada tahun berikutnya. Pembinaan implementasi program di satuan pendidikan juga dilakukan oleh Pokja melalui supervisi implementasi program di satuan pendidikan. Program supervisi yang dilakukan oleh penilik atau pengawas diintegrasikan dengan program tugas sebagai penilik atau pengawas di satuan pendidikan dengan menggunakan instrument 15

pendampingan yang disediakan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam mengatasi berbagai persoalan di satuan pendidikan, Pokja juga melakukan pendampingan di satuan pendidikan dengan menggunakan tenaga fasilitator atau praktisi pendidikan keluarga. Program pendampingan Pokja Keluarga diharapkan dapat memberikan masukan bagi satuan pendidikan dalam mengoptimalkan pelibatan keluarga di satuan pendidikan. B. Pelaksanaan Tugas Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga 1. Memastikan implementasi peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2017 di satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat. 2. Meningkatkan kemitraan keluarga dengan satuan pedidikan dan masyarakat untuk mensinergikan dan menyeleraskan program pendidikan di keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat dalam rangka mewujudkan insan dan ekosistem pendidikan keluarga yang aman, nyaman, menyenangkan, dan menumbuhkan karakter dan budaya prestasi. 3. Melakukan koordinasi pembinaan dan pendampingan pelaksanaan pendidikan keluarga pada satuan pendidikan dengan dinas/instansi/lembaga/organisasi terkait. 4. Melakukan koordinasi dan memberdayakan pengawas, penilik, pelatih/fasilitator/pegiat pendidikan keluarga dalam rangka pendampingan dan supervisi pelaksanaan program 16

pendidikan keluarga. 5. Melakukan pembinaan dan pendampingan pendidikan keluarga, khususnya terkait dengan pelibatan keluarga dan masyarakat di satuan pendidikan. 6. Menampung dan menganalisis berbagai aspirasi, ide, dan kebutuhan pendidikan keluarga dari satuan pendidikan dan masyarakat. 7. Melakukan supervisi, monitoring, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan program pendidikan keluarga. 8. Menyusun rekomendasi pelaksanaan program pendidikan keluarga tahun berikutnya. C. Indikator Keberhasilan 1. Adanya program kerja di satuan pendidikan yang telah mengintegrasikan peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Nomor 127 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis Implementasi Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan. 2. Adanya koordinasi antara Pokja Pendidikan Keluarga dengan instansi terkait tentang penyelenggaraan pendidikan keluarga. 3. Adanya program kerja pembinaan dan supervisi pelaksanaan program pendidikan keluarga di satuan pendidikan. 4. Adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh Pokja Pendidikan Keluarga terhadap pengawas, penilik, dan pelatih/fasilitator/pegiat pendidikan keluarga, kepala satuan pendidikan, guru tentang pelaksanan program pendidikan keluarga. 5. Adanya pembinaan dan pendampingan yang dilakukan dinas pendidikan dan instansi terkait untuk memastikan implementasi program pendidikan keluarga sesuai dengan petunjuk teknis. 6. Terlaksananya pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan sesuai dengan Permendikbud No. 30 Tahun 2017. 7. Adanya supervisi dan asistensi pelaksanaan program oleh penilik, pengawas, dan pelatih/fasilitator pendidikan keluarga dalam rangka peningkatan kualitas pelibatan keluarga pada satuan pendidikan dan masyarakat. 8. Adanya laporan kelompok kerja tentang pelaksanaan program di satuan pendidikan. 17

BAB IV MONITORING DAN EVALUASI Monitoring adalah suatu kegiatan pengumpulan data dan pengukuran kemajuan pelaksanaan program Pendidikan keluarga yang telah ditetapkan pada tengah tahun/tengah periode dalam rangka membantu pengelola program untuk menjawab segala pertanyaan berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan. Hasil dari monitoring digunakan sebagai bahan dalam penyusunan laporan pelaksanaan program, disamping sebagai masukan dalam kegiatan evaluasi program pendidikan keluarga. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh pengawas dan penilik sebagai anggota Pokja yang menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh ioleh pejabat berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan jalur pendidikan formal dan nonformal, dalam hal ini melaksanakan program pendidikan keluarga sebagai tindal lanjut bimbingan tehnis pendidikan keluarga di satuan pendidikan (Rencana Tindak Lanjut/RTL). Pelaksanaan monitoring dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan program pada semester ganjil dan semester genap. Hasil monitoring dan evaluasi yang menggunakan lembar pendampingan yang telah disiapkan oleh Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga (Lampiran 2) diolah oleh kelompok kerja menjadi Laporan Kelompok Kerja yang formalnya telah disediakan (Lampiran 1). 18

Monitoring dan evaluasi menggunakan beberapa prinsip sebagai berikut: 1. Kegunaan (Utility): ukuran baku untuk mengarahkan evaluasi menjadi jelas, tepat waktu dan mempunyai pengaruh. Ukuran baku yang termasuk kegunaan ini antara lain: indentifikasi pengamat, kredibilitas evaluator, seleksi dan lingkup informasi, interpretasi penilaian, kejelasan laporan, ketepatan laporan dan dampak evaluasi. 2. Kelayakan (Feasibility): ukuran baku yang mengakui bahwa evaluasi dilakukan dalam setting alami, dan evaluasi tersebut membutuhkan sumber-sumber yang berharga. Ukuran baku dalam kelayakan ini adalah prosedur praktis, kelangsungan politis, dan keefektifan biaya. Secara umum kelayakan menghendaki agar evaluasi itu realistik, bijaksana, diplomatis, dan hemat. 3. Kepatutan (Propriety): ukuran baku yang merujuk bahwa evaluasi dilakukan secara sah, beretika, jujur, lengkap, dan mendukung kepentingan semua pihak yang terlibat dalam evaluasi. 4. Ketepatan (Accuracy): dilakukan sejak menyusun dan menvalidasi instrumen, mengolah dan menganalisis data, sampai kepada pengambilan keputusan menggunakan informasi yang akurat dan rasional baik melalui penilaian pakar dan panelis guna penetapan keputusan pada setiap tahapan evaluasi. 19

BAB V PENUTUP Petunjuk Teknis ini merupakan acuan utama untuk membentuk dan/atau memperluas peran, fungsi, dan keanggotaan Kelompok Kerja Pendidikan Keluarga Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota. Dalam membentuk Pokja tersebut pemrakarsa dapat berkonsultasi dengan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Jika diperlukan, pembentukan Kelompok Kerja dapat diatur melalui keputusan kepala daerah/sekretaris daerah dan/atau kepala dinas pendidikan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal November 2017 Direktur Jenderal, ttd Harris Iskandar Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Bagian Hukum, Tatalaksana, dan Kepegawaian, ttd Agus Salim NIP 196308311988121001 20