CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa peranan pupuk sangat penting dalam peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional; b. bahwa untuk meningkatkan kemampuan petani dalam penerapan pemupukan berimbang diperlukan adanya subsidi pupuk; c. bahwa atas dasar hal-hal tersebut di atas, dan untuk penyediaan pupuk dengan harga yang wajar sampai di tingkat petani, dipandang perlu menetapkan Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2007; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2824); 2. Undang-Undarg Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 4. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4411); CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HET PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TA 2007 183
Analiais Kebijakan Pertanian. Volume 5 No. 1, Maret 2007 : 183-191 184 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2006 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2007 (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4662); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4079); 9. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 10. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005; 11. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia; 12. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2005 tentang Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan; 13. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 634/MPP/Kep/9/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang dan atau Jasa yang Beredar di Pasar; 14. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 09/Kpts/TP.260/1/ 2003 tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Pupuk An-Organik; 15. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 237/Kpts/OT.210/4/ 2003 tentang Pedoman Pengawasan Pengadaan, Peredaran dan Penggunaan Pupuk An-Organik; 16. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 239/Kpts/OT.210/4/ 2003 tentang Pengawasan Formula Pupuk An-Organik;
Memperhatikan: 1. 17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 299/Kpts/OT.140/7/ 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian; 18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 341/Kpts/OT.210/9/ 2005 tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian; 19. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 03/M-DAG/PER/2/2006 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian; 20. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 34/M-DAG/PER/10/2006 tentang Pencabutan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 27/M-DAG/PER/7/2006 tentang Perubahan atas Lampiran I Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 03/M-DAG/PER/2/2006 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanan; 21. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 01/Kpts/SR.130/1/ 2006 tentang Rekomendasi Pemupukan N, P dan K Pada Padi Sawah Spesifik Lokasi; 22. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 456/Kpts/OT.160/7/ 2006 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Khusus Pengkajian Kebijakan Pupuk Dalam Mendukung Ketahanan Pangan; 23. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 465/Kpts/OT.160/7/ 2006 tentang Pembentukan Tim Pengawas Pupuk Bersubsidi Tingkat Pusat; Hasil Rapat Kerja Panitia Anggaran DPR RI dengan Pemerintah tanggal 19 September - 15 Oktober 2006; 2. Hasil Rapat Kerja Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR RI, tanggal 29 Nopember 2006; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2007. CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HET PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TA 2007 185
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pupuk adalah bahan kimia atau organisme yang berperan dalam penyediaan unsur hara bagi keperluan tanaman secara langsung atau tidak langsung. 2. Pupuk bersubsidi adalah pupuk yang pengadaan dan penyalurannya ditataniagakan dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan di tingkat pengecer resmi atau kelompok tani. 3. Sektor Pertanian adalah sektor yang berkaitan dengan budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, hijauan pakan ternak dan budidaya ikan atau udang. 4. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia yang mengusahakan lahan milik sendiri atau bukan, untuk budidaya tanaman pangan atau hortikultura. 5. Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia yang mengusahakan lahan milik sendiri atau bukan, untuk budidaya tanaman perkebunan rakyat. 6. Peternak adalah perorangan warga negara Indonesia yang mengusahakan lahan, milik sendiri atau bukan, untuk budidaya tanaman hijauan pakan ternak. 7. Pembudidaya ikan atau udang adalah perorangan warga negara Indonesia yang mengusahakan lahan, milik sendiri atau bukan, untuk budidaya ikan atau udang. 8. Produsen adalah perusahaan yang memproduksi pupuk Urea, NPK, ZA dan atau SP-36 di dalam negeri. 9. Distributor pupuk adalah badan usaha yang sah dan ditunjuk oleh produsen pupuk untuk melakukan pembelian, penyimpanan, penjualan serta pemasaran pupuk bersubsidi dalam partai besar untuk dijual kepada pengecer resmi. 10. Pengecer Resmi adalah perorangan atau badan usaha yang ditunjuk oleh distributor untuk melakukan penjualan pupuk bersubsidi secara langsung kepada konsumen akhir (petani/pekebun/peternak/pembudidaya ikan atau udang). 11. Cadangan pupuk bersubsidi adalah pupuk Urea bersubsidi yang dikuasai oleh Pemerintah (Departemen Pertanian) yang digunakan untuk memenuhi kekurangan alokasi kebutuhan pupuk di daerah agar tidak terjadi kelangkaaan. Analiais Kebijakan Pertanian. Volume 5 No. 1, Maret 2007 : 183-191 186
12. Kelompok tani adalah kumpulan petani yang mempunyai kesamaan kepentingan dalam memanfaatkan sumberdaya pertanian untuk bekerja sama meningkatkan produktivitas usahatani dan kesejahteraan anggotanya dalam mengusahakan lahan usahatani secara bersama pada satu hamparan atau kawasan, yang dikukuhkan oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk. 13. Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RD KK) adalah perhitungan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang disusun kelompok berdasarkan rekomendasi pemupukan berimbang spesifik lokasi untuk tanaman pangan atau standar teknis untuk tanaman perkebunan yang akan dibeli oleh petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan atau udang. 14. Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KPP) adalah wadah koordinasi instansi terkait dalam pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh Gubernur untuk tingkat provinsi dan oleh Bupati/Walikota untuk tingkat kabupaten/kota. BAB II PERUNTUKKAN PUPUK BERSUBSIDI Pasal 2 (1) Pupuk bersubsidi diperuntukkan bagi petani, pekebun, peternak dan pembudidaya ikan atau udang. (2) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak diperuntukkan bagi perusahaan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan atau perusahaan perikanan budidaya. BAB III ALOKASI KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI Pasal 3 (1) Kebutuhan pupuk bersubsidi dihitung sesuai dengan anjuran pemupukan berimbang spesifik lokasi dan standar teknis dengan mempertimbangkan alokasi anggaran subsidi pupuk tahun 2007. (2) Kebutuhan pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirinci menurut provinsi, jenis dan jumlah, seperti tercantum pada Lampiran Peraturan ini. (3) Kebutuhan pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dirinci lebih lanjut menurut kabupaten/kota, jenis, jumlah dan sebaran bulanan yang disahkan dengan Keputusan Gubernur. CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HET PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TA 2007 187
(4) Kebutuhan pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirinci lebih lanjut menurut kecamatan, jenis, jumlah dan sebaran bulanan yang disahkan dengan Keputusan Bupati/Walikota. (5) Kebutuhan pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diajukan oleh petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan atau udang berdasarkan RDKK yang disetujui oleh petugas teknis, penyuluh atau Kepala Cabang Dinas (KCD) setempat. Pasal 4 (1) Kekurangan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi di suatu wilayah tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), akan dipenuhi melalui realokasi antar wilayah. (2) Realokasi antar kecamatan dalam wilayah kabupaten/kota ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati/Walikota. (3) Realokasi antar kabupaten/kota dalam wilayah provinsi ditetapkan lebih lanjut oleh Gubernur. (4) Realokasi antar provinsi ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Analiais Kebijakan Pertanian. Volume 5 No. 1, Maret 2007 : 183-191 188 BAB IV CADANGAN PUPUK BERSUBSIDI Pasal 5 (1) Untuk memenuhi kekurangan pupuk Urea bersubsidi, terutama pada puncak musim tanam, disediakan cadangan sebanyak 200.000 ton. (2) Cadangan pupuk Urea bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bagian dari alokasi pupuk Urea sebanyak 4.500.000 ton. (3) Pemanfaatan cadangan pupuk Urea bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan. (4) Mekanisme penyaluran cadangan pupuk Urea bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai Peraturan Menteri Perdagangan... BAB V PENYALURAN DAN HET PUPUK BERSUBSIDI Pasal 6 (1) Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) terdiri atas pupuk Urea, ZA, SP-36 dan NPK yang diadakan oleh Produsen.
(2) Produsen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Pupuk Kujang, PT. Pupuk Kalimantan Timur dan PT. Petrokimia Gresik. Pasal 7 Pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) harus diberi label tambahan yang berbunyi "Pupuk Bersubsidi Pemerintah" yang mudah dibaca dan tidak mudah hilang/terhapus. Pasa! 8 (1) Pengecer resmi yang ditunjuk harus menjual pupuk bersubsidi sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). (2) Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut: a. Pupuk Urea = Rp. 1.200,- per kg; b. Pupuk ZA = Rp. 1.050,- per kg; c. Pupuk SP-36 = Rp. 1.550,- per kg; d. Pupuk NPK = Rp. 1.750,- per kg. (3) Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam kemasan 50 kg atau 20 kg yang dibeli oleh petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan atau udang di kios pengecer resmi secara tunai. Pasal 9 Produsen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), distributor, dan pengecer resmi wajib menjamin ketersediaan pupuk bersubsidi saat dibutuhkan petani, pekebun, peternak, pembudidaya ikan atau udang sesuai alokasi yang telah ditetapkan. Pasal 10 Pelaksanaan pengadaan, penyaluran, dan peredaran pupuk bersubsidi dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian. CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HET PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TA 2007 189
BAB VI PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 11 Produsen berkewajiban melakukan monitoring dan pengawasan terhadap penyediaan, penyaluran dan harga pupuk bersubsidi di wilayah tanggung jawabnya. Pasal 12 (1) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida di Provinsi dan Kabupaten/Kota melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penyaluran, penggunaan dan harga pupuk bersubsidi di wilayahnya. (2) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida kabupaten/kota dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dan Tenaga Pendampingan Masyarakat (TPM). Pasal 13 (1) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida di kabupaten/kota wajib menyampaikan laporan pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi di wilayah kerjanya kepada Bupati/Walikota. (2) Bupati/Walikota menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi kepada Gubernur. (3) Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida di provinsi menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi kepada Gubernur. (4) Gubernur menyampaikan laporan hasil pemantauan dan pengawasan pupuk bersubsidi kepada Menteri Pertanian. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Ketentuan pelaksanaan dan hal-hal teknis yang belum diatur dalam Peraturan ini, ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan. Analiais Kebijakan Pertanian. Volume 5 No. 1, Maret 2007 : 183-191 190
Pasal 15 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2007. SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada Yth. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Desember 2006 MENTERI PERTANIAN ttd ANTON APRIYANTONO 1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 2. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara; 3. Menteri Perindustrian; 4. Menteri Perdagangan; 5. Menteri Kelautan dan Perikanan; 6. Menteri Keuangan; 7. Gubernur di seluruh Indonesia; 8. Bupati/Walikota di seluruh Indonesia; 9. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Pertanian. CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HET PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TA 2007 191
Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Lampiran 1 Nomor : 66/Permentan/OT.140/12/2006 Tanggal : 29 Desember 2006 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2007 MENURUT SUBSEKTOR Sub Sektor UREA SP-36 ZA NPK Tanaman Pangan 2.795.000 461.367 297.870 445.585 Hortikultura 396.326 39.173 121.475 62.809 Perkebunan Rakyat 948.745 240.925 278.993 191.605 Peternakan 12.699 1.079 1.661 - Perikanan Budidaya 147.231 57.456 - - Cadangan Pupuk Bersubsidi 200.000 - - - JUMLAH 4.500.000 800.000 700.000 700.000 Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 29 Desember 2006 MENTERI PERTANIAN, ttd ANTON APRIYANTONO
Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 66/Permentan/OT.140/12/2006 Tanggal : 29 Desember 2006 Lampiran 2 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2007 MENURUT PROPINSI 9,4 NO. PROPINSI UREA SP-36 ZA NPK 1 N A D 60.000 16.831 2.863 4.507 2 SUMATERA UTARA 200.000 37.814 39.238 38.148 3 SUMATERA BARAT 95.000 33.854 19.305 22.851 4 J A M B I 60.000 7.283 1.833 3.528 5 R I A U 80.000 12.113 6.429 9.589 6 BENGKULU 25.000 7.171 3.248 4.118 7 SUMATERA SELATAN 160.000 36.557 5.233 12.427 8 BANGKA BELITUNG 15.000 1.251 966 2.628 9 LAMPUNG 245.000 42.675 9.056 27.458 10 KEP. RIAU 1.000 1.000 200 400 11 DKI. JAKARTA 1.000 500 500 500 12 BANTEN 87.000 19.500 18.500 19.500 13 JAWA BARAT 730.000 129.000 95.000 100.000 14 D.I. YOGYAKARTA 70.000 15.000 12.000 17.500 15 JAWA TENGAH 780.000 148.500 120.000 135.000 16 JAWA TIMUR 1.050.000 180.000 288.100 215.000 17 B A L I 55.000 7.500 11.000 12.500 18 KALIMANTAN BARAT 40.000 7.855 382 11.938 19 KALIMANTAN TENGAH 15.000 3.260 22 1.530 20 KALIMANTAN SELATAN 42.000 9.709 1.194 8.511 21 KALIMANTAN TIMUR 16.000 5.594 1.124 4.436 22 SULAWESI UTARA 23.000 4.642 118 8.346 23 GORONTALO 20.000 1.310 782 4.913 24 SULAWESI TENGAH 35.000 4.514 5.410 2.588 25 SULAWESI TENGGARA 20.000 5.841 2.242 1.395 26 SULAWESI SELATAN 235.000 34.863 41.670 21.113 27 SULAWESI BARAT 16.000 3.722 4.647 2.448 28 NUSA TENGGARA BARAT 95.000 14.037 8.395 5.140 29 NUSA TENGGARA TIMUR 16.000 6.426 119 1.092 30 MALUKU 4.000 13 27 125 31 PAPUA 5.000 1.342 319 505 32 MALUKU UTARA 2.000 185-135 33 IRJA BARAT 2.000 138 76 132 34 CADANGAN PUPUK BERSUBSIDI 200.000 - - - 4.500.000 800.000 700.000 700.000
Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Lampiran 3 Nomor : 66/Permentan/OT.140/12/2006 Tanggal : 29 Desember 2006 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2007 MENURUT SEBARAN BULAN Jenis Pupuk Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des UREA 4.300.000 584.800 503.100 430.000 344.000 378.400 305.300 258.000 236.500 258.000 322.500 335.400 344.000 SP-36 800.000 83.730 69.421 72.611 70.090 70.590 63.470 54.971 53.920 49.130 52.159 73.189 86.718 ZA 700.000 75.503 54.266 54.971 59.732 58.689 56.207 45.610 43.332 40.874 61.540 72.852 76.426 NPK 700.000 76.067 53.957 60.477 60.835 60.764 48.336 43.324 35.194 40.344 65.815 75.844 79.044 JUMLAH 6.500.000 820.100 680.744 618.059 534.657 568.443 473.313 401.905 368.946 388.348 502.014 557.285 586.188 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2007 MENURUT SUBSEKTOR DAN SEBARAN BULAN Jenis Pupuk : UREA Sub Sektor Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tanaman Pangan 2.795.000 380.120 327.015 279.500 223.600 245.960 198.445 167.700 153.725 167.700 209.625 218.010 223.600 Hortikultura 396.326 53.900 46.370 39.633 31.706 34.877 28.139 23.780 21.798 23.780 29.724 30.913 31.706 Perkebunan Rakyat 948.745 129.029 111.003 94.874 75.900 83.490 67.361 56.925 52.181 56.925 71.156 74.002 75.900 Peternakan 12.699 1.727 1.486 1.270 1.016 1.117 902 762 698 762 952 990 1.016 Perikanan Budidaya 147.231 20.023 17.226 14.723 11.778 12.956 10.453 8.834 8.098 8.834 11.042 11.484 11.778 JUMLAH 4.300.000 584.800 503.100 430.000 344.000 378.400 305.300 258.000 236.500 258.000 322.500 335.400 344.000 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2007 MENURUT SUBSEKTOR DAN SEBARAN BULAN Jenis Pupuk : SP-36 Sub Sektor Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tanaman Pangan 461.367 48.288 40.036 41.876 40.422 40.710 36.604 31.702 31.096 28.334 30.081 42.209 50.011 Hortikultura 39.173 4.100 3.399 3.556 3.432 3.457 3.108 2.692 2.640 2.406 2.554 3.584 4.246 Perkebunan Rakyat 240.925 25.216 20.907 21.867 21.108 21.259 19.114 16.555 16.238 14.796 15.708 22.041 26.116 Peternakan 1.079 113 94 98 95 95 86 74 73 66 70 99 117 Perikanan Budidaya 57.456 6.013 4.986 5.215 5.034 5.070 4.558 3.948 3.872 3.528 3.746 5.256 6.228 JUMLAH 800.000 83.730 69.421 72.611 70.090 70.590 63.470 54.971 53.920 49.130 52.159 73.189 86.718 KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2007 MENURUT SUBSEKTOR DAN SEBARAN BULAN Jenis Pupuk : ZA Sub Sektor Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tanaman Pangan 297.870 32.129 23.092 23.392 25.418 24.974 23.918 19.408 18.439 17.393 26.187 31.001 32.521 Hortikultura 121.475 13.102 9.417 9.539 10.366 10.185 9.754 7.915 7.520 7.093 10.679 12.642 13.263 Perkebunan Rakyat 278.993 30.092 21.628 21.909 23.807 23.391 22.402 18.178 17.270 16.291 24.527 29.036 30.460 Peternakan 1.661 179 129 130 142 139 133 108 103 97 146 173 181 Perikanan Budidaya - - - - - - - - - - - - - JUMLAH 700.000 75.503 54.266 54.971 59.732 58.689 56.207 45.610 43.332 40.874 61.540 72.852 76.426
KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI TAHUN 2007 MENURUT SUBSEKTOR DAN SEBARAN BULAN Jenis Pupuk : NPK Sub Sektor Setahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Tanaman Pangan 445.585 48.420 34.346 38.496 38.724 38.679 30.768 27.578 22.403 25.681 41.895 48.278 50.316 Hortikultura 62.809 6.825 4.841 5.426 5.459 5.452 4.337 3.887 3.158 3.620 5.905 6.805 7.092 Perkebunan Rakyat 191.605 20.821 14.769 16.554 16.652 16.632 13.231 11.859 9.633 11.043 18.015 20.760 21.636 Peternakan - - - - - - - - - - - - - Perikanan Budidaya - - - - - - - - - - - - - JUMLAH 700.000 76.067 53.957 60.477 60.835 60.764 48.336 43.324 35.194 40.344 65.815 75.844 79.044
Lampiran 4 KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 100,0 13,6 11,7 10,0 8,0 8,8 7,1 6,0 5,5 6,0 7,5 7,8 8,0 1 N A D 60.000 8.160 7.020 6.000 4.800 5.280 4.260 3.600 3.300 3.600 4.500 4.680 4.800 2 SUMATERA UTARA 200.000 27.200 23.400 20.000 16.000 17.600 14.200 12.000 11.000 12.000 15.000 15.600 16.000 3 SUMATERA BARAT 95.000 12.920 11.115 9.500 7.600 8.360 6.745 5.700 5.225 5.700 7.125 7.410 7.600 4 J A M B I 60.000 8.160 7.020 6.000 4.800 5.280 4.260 3.600 3.300 3.600 4.500 4.680 4.800 5 R I A U 80.000 10.880 9.360 8.000 6.400 7.040 5.680 4.800 4.400 4.800 6.000 6.240 6.400 6 BENGKULU 25.000 3.400 2.925 2.500 2.000 2.200 1.775 1.500 1.375 1.500 1.875 1.950 2.000 7 SUMATERA SELATAN 160.000 21.760 18.720 16.000 12.800 14.080 11.360 9.600 8.800 9.600 12.000 12.480 12.800 8 BANGKA BELITUNG 15.000 2.040 1.755 1.500 1.200 1.320 1.065 900 825 900 1.125 1.170 1.200 9 LAMPUNG 245.000 33.320 28.665 24.500 19.600 21.560 17.395 14.700 13.475 14.700 18.375 19.110 19.600 10 KEP. RIAU 1.000 136 117 100 80 88 71 60 55 60 75 78 80 11 DKI. JAKARTA 1.000 136 117 100 80 88 71 60 55 60 75 78 80 12 BANTEN 87.000 11.832 10.179 8.700 6.960 7.656 6.177 5.220 4.785 5.220 6.525 6.786 6.960 13 JAWA BARAT 730.000 99.280 85.410 73.000 58.400 64.240 51.830 43.800 40.150 43.800 54.750 56.940 58.400 14 D.I. YOGYAKARTA 70.000 9.520 8.190 7.000 5.600 6.160 4.970 4.200 3.850 4.200 5.250 5.460 5.600 15 JAWA TENGAH 780.000 106.080 91.260 78.000 62.400 68.640 55.380 46.800 42.900 46.800 58.500 60.840 62.400 16 JAWA TIMUR 1.050.000 142.800 122.850 105.000 84.000 92.400 74.550 63.000 57.750 63.000 78.750 81.900 84.000 17 B A L I 55.000 7.480 6.435 5.500 4.400 4.840 3.905 3.300 3.025 3.300 4.125 4.290 4.400 18 KALIMANTAN BARAT 40.000 5.440 4.680 4.000 3.200 3.520 2.840 2.400 2.200 2.400 3.000 3.120 3.200 19 KALIMANTAN TENGAH 15.000 2.040 1.755 1.500 1.200 1.320 1.065 900 825 900 1.125 1.170 1.200 20 KALIMANTAN SELATAN 42.000 5.712 4.914 4.200 3.360 3.696 2.982 2.520 2.310 2.520 3.150 3.276 3.360 21 KALIMANTAN TIMUR 16.000 2.176 1.872 1.600 1.280 1.408 1.136 960 880 960 1.200 1.248 1.280 22 SULAWESI UTARA 23.000 3.128 2.691 2.300 1.840 2.024 1.633 1.380 1.265 1.380 1.725 1.794 1.840 23 GORONTALO 20.000 2.720 2.340 2.000 1.600 1.760 1.420 1.200 1.100 1.200 1.500 1.560 1.600 24 SULAWESI TENGAH 35.000 4.760 4.095 3.500 2.800 3.080 2.485 2.100 1.925 2.100 2.625 2.730 2.800 25 SULAWESI TENGGARA 20.000 2.720 2.340 2.000 1.600 1.760 1.420 1.200 1.100 1.200 1.500 1.560 1.600 26 SULAWESI SELATAN 235.000 31.960 27.495 23.500 18.800 20.680 16.685 14.100 12.925 14.100 17.625 18.330 18.800 27 SULAWESI BARAT 16.000 2.176 1.872 1.600 1.280 1.408 1.136 960 880 960 1.200 1.248 1.280 28 NUSA TENGGARA BARAT 95.000 12.920 11.115 9.500 7.600 8.360 6.745 5.700 5.225 5.700 7.125 7.410 7.600 29 NUSA TENGGARA TIMUR 16.000 2.176 1.872 1.600 1.280 1.408 1.136 960 880 960 1.200 1.248 1.280 30 MALUKU 4.000 544 468 400 320 352 284 240 220 240 300 312 320 31 PAPUA 5.000 680 585 500 400 440 355 300 275 300 375 390 400 32 MALUKU UTARA 2.000 272 234 200 160 176 142 120 110 120 150 156 160 33 IRJA BARAT 2.000 272 234 200 160 176 142 120 110 120 150 156 160 4.300.000 584.800 503.100 430.000 344.000 378.400 305.300 258.000 236.500 258.000 322.500 335.400 344.000
KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 4-1 Subsektor : Tanaman Pangan 0,650 1 N A D 39.000 5.304 4.563 3.900 3.120 3.432 2.769 2.340 2.145 2.340 2.925 3.042 3.120 2 SUMATERA UTARA 130.000 17.680 15.210 13.000 10.400 11.440 9.230 7.800 7.150 7.800 9.750 10.140 10.400 3 SUMATERA BARAT 61.750 8.398 7.225 6.175 4.940 5.434 4.384 3.705 3.396 3.705 4.631 4.817 4.940 4 J A M B I 39.000 5.304 4.563 3.900 3.120 3.432 2.769 2.340 2.145 2.340 2.925 3.042 3.120 5 R I A U 52.000 7.072 6.084 5.200 4.160 4.576 3.692 3.120 2.860 3.120 3.900 4.056 4.160 6 BENGKULU 16.250 2.210 1.901 1.625 1.300 1.430 1.154 975 894 975 1.219 1.268 1.300 7 SUMATERA SELATAN 104.000 14.144 12.168 10.400 8.320 9.152 7.384 6.240 5.720 6.240 7.800 8.112 8.320 8 BANGKA BELITUNG 9.750 1.326 1.141 975 780 858 692 585 536 585 731 761 780 9 LAMPUNG 159.250 21.658 18.632 15.925 12.740 14.014 11.307 9.555 8.759 9.555 11.944 12.422 12.740 10 KEP. RIAU 650 88 76 65 52 57 46 39 36 39 49 51 52 11 DKI. JAKARTA 650 88 76 65 52 57 46 39 36 39 49 51 52 12 BANTEN 56.550 7.691 6.616 5.655 4.524 4.976 4.015 3.393 3.110 3.393 4.241 4.411 4.524 13 JAWA BARAT 474.500 64.532 55.517 47.450 37.960 41.756 33.690 28.470 26.098 28.470 35.588 37.011 37.960 14 D.I. YOGYAKARTA 45.500 6.188 5.324 4.550 3.640 4.004 3.231 2.730 2.503 2.730 3.413 3.549 3.640 15 JAWA TENGAH 507.000 68.952 59.319 50.700 40.560 44.616 35.997 30.420 27.885 30.420 38.025 39.546 40.560 16 JAWA TIMUR 682.500 92.820 79.853 68.250 54.600 60.060 48.458 40.950 37.538 40.950 51.188 53.235 54.600 17 B A L I 35.750 4.862 4.183 3.575 2.860 3.146 2.538 2.145 1.966 2.145 2.681 2.789 2.860 18 KALIMANTAN BARAT 26.000 3.536 3.042 2.600 2.080 2.288 1.846 1.560 1.430 1.560 1.950 2.028 2.080 19 KALIMANTAN TENGAH 9.750 1.326 1.141 975 780 858 692 585 536 585 731 761 780 20 KALIMANTAN SELATAN 27.300 3.713 3.194 2.730 2.184 2.402 1.938 1.638 1.502 1.638 2.048 2.129 2.184 21 KALIMANTAN TIMUR 10.400 1.414 1.217 1.040 832 915 738 624 572 624 780 811 832 22 SULAWESI UTARA 14.950 2.033 1.749 1.495 1.196 1.316 1.061 897 822 897 1.121 1.166 1.196 23 GORONTALO 13.000 1.768 1.521 1.300 1.040 1.144 923 780 715 780 975 1.014 1.040 24 SULAWESI TENGAH 22.750 3.094 2.662 2.275 1.820 2.002 1.615 1.365 1.251 1.365 1.706 1.775 1.820 25 SULAWESI TENGGARA 13.000 1.768 1.521 1.300 1.040 1.144 923 780 715 780 975 1.014 1.040 26 SULAWESI SELATAN 152.750 20.774 17.872 15.275 12.220 13.442 10.845 9.165 8.401 9.165 11.456 11.915 12.220 27 SULAWESI BARAT 10.400 1.414 1.217 1.040 832 915 738 624 572 624 780 811 832 28 NUSA TENGGARA BARAT 61.750 8.398 7.225 6.175 4.940 5.434 4.384 3.705 3.396 3.705 4.631 4.817 4.940 29 NUSA TENGGARA TIMUR 10.400 1.414 1.217 1.040 832 915 738 624 572 624 780 811 832 30 MALUKU 2.600 354 304 260 208 229 185 156 143 156 195 203 208 31 PAPUA 3.250 442 380 325 260 286 231 195 179 195 244 254 260 32 MALUKU UTARA 1.300 177 152 130 104 114 92 78 72 78 98 101 104 33 IRJA BARAT 1.300 177 152 130 104 114 92 78 72 78 98 101 104 2.795.000 380.120 327.015 279.500 223.600 245.960 198.445 167.700 153.725 167.700 209.625 218.010 223.600
KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 4-2 Subsektor : Hortikultura 0,092 1 N A D 5.530 752 647 553 442 487 393 332 304 332 415 431 442 2 SUMATERA UTARA 18.434 2.507 2.157 1.843 1.475 1.622 1.309 1.106 1.014 1.106 1.383 1.438 1.475 3 SUMATERA BARAT 8.756 1.191 1.024 876 700 771 622 525 482 525 657 683 700 4 J A M B I 5.530 752 647 553 442 487 393 332 304 332 415 431 442 5 R I A U 7.374 1.003 863 737 590 649 524 442 406 442 553 575 590 6 BENGKULU 2.304 313 270 230 184 203 164 138 127 138 173 180 184 7 SUMATERA SELATAN 14.747 2.006 1.725 1.475 1.180 1.298 1.047 885 811 885 1.106 1.150 1.180 8 BANGKA BELITUNG 1.383 188 162 138 111 122 98 83 76 83 104 108 111 9 LAMPUNG 22.581 3.071 2.642 2.258 1.807 1.987 1.603 1.355 1.242 1.355 1.694 1.761 1.807 10 KEP. RIAU 92 13 11 9 7 8 7 6 5 6 7 7 7 11 DKI. JAKARTA 92 13 11 9 7 8 7 6 5 6 7 7 7 12 BANTEN 8.019 1.091 938 802 641 706 569 481 441 481 601 625 641 13 JAWA BARAT 67.283 9.151 7.872 6.728 5.383 5.921 4.777 4.037 3.701 4.037 5.046 5.248 5.383 14 D.I. YOGYAKARTA 6.452 877 755 645 516 568 458 387 355 387 484 503 516 15 JAWA TENGAH 71.892 9.777 8.411 7.189 5.751 6.326 5.104 4.314 3.954 4.314 5.392 5.608 5.751 16 JAWA TIMUR 96.777 13.162 11.323 9.678 7.742 8.516 6.871 5.807 5.323 5.807 7.258 7.549 7.742 17 B A L I 5.069 689 593 507 406 446 360 304 279 304 380 395 406 18 KALIMANTAN BARAT 3.687 501 431 369 295 324 262 221 203 221 277 288 295 19 KALIMANTAN TENGAH 1.383 188 162 138 111 122 98 83 76 83 104 108 111 20 KALIMANTAN SELATAN 3.871 526 453 387 310 341 275 232 213 232 290 302 310 21 KALIMANTAN TIMUR 1.475 201 173 147 118 130 105 88 81 88 111 115 118 22 SULAWESI UTARA 2.120 288 248 212 170 187 151 127 117 127 159 165 170 23 GORONTALO 1.843 251 216 184 147 162 131 111 101 111 138 144 147 24 SULAWESI TENGAH 3.226 439 377 323 258 284 229 194 177 194 242 252 258 25 SULAWESI TENGGARA 1.843 251 216 184 147 162 131 111 101 111 138 144 147 26 SULAWESI SELATAN 21.660 2.946 2.534 2.166 1.733 1.906 1.538 1.300 1.191 1.300 1.624 1.689 1.733 27 SULAWESI BARAT 1.475 201 173 147 118 130 105 88 81 88 111 115 118 28 NUSA TENGGARA BARAT 8.756 1.191 1.024 876 700 771 622 525 482 525 657 683 700 29 NUSA TENGGARA TIMUR 1.475 201 173 147 118 130 105 88 81 88 111 115 118 30 MALUKU 369 50 43 37 29 32 26 22 20 22 28 29 29 31 PAPUA 461 63 54 46 37 41 33 28 25 28 35 36 37 32 MALUKU UTARA 184 25 22 18 15 16 13 11 10 11 14 14 15 33 IRJA BARAT 184 25 22 18 15 16 13 11 10 11 14 14 15 396.326 53.900 46.370 39.633 31.706 34.877 28.139 23.780 21.798 23.780 29.724 30.913 31.706
KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 4-3 Subsektor : Perkebunan Rakyat 0,221 1 N A D 13.238 1.800 1.549 1.324 1.059 1.165 940 794 728 794 993 1.033 1.059 2 SUMATERA UTARA 44.128 6.001 5.163 4.413 3.530 3.883 3.133 2.648 2.427 2.648 3.310 3.442 3.530 3 SUMATERA BARAT 20.961 2.851 2.452 2.096 1.677 1.845 1.488 1.258 1.153 1.258 1.572 1.635 1.677 4 J A M B I 13.238 1.800 1.549 1.324 1.059 1.165 940 794 728 794 993 1.033 1.059 5 R I A U 17.651 2.401 2.065 1.765 1.412 1.553 1.253 1.059 971 1.059 1.324 1.377 1.412 6 BENGKULU 5.516 750 645 552 441 485 392 331 303 331 414 430 441 7 SUMATERA SELATAN 35.302 4.801 4.130 3.530 2.824 3.107 2.506 2.118 1.942 2.118 2.648 2.754 2.824 8 BANGKA BELITUNG 3.310 450 387 331 265 291 235 199 182 199 248 258 265 9 LAMPUNG 54.056 7.352 6.325 5.406 4.325 4.757 3.838 3.243 2.973 3.243 4.054 4.216 4.325 10 KEP. RIAU 221 30 26 22 18 19 16 13 12 13 17 17 18 11 DKI. JAKARTA 221 30 26 22 18 19 16 13 12 13 17 17 18 12 BANTEN 19.196 2.611 2.246 1.920 1.536 1.689 1.363 1.152 1.056 1.152 1.440 1.497 1.536 13 JAWA BARAT 161.066 21.905 18.845 16.107 12.885 14.174 11.436 9.664 8.859 9.664 12.080 12.563 12.885 14 D.I. YOGYAKARTA 15.445 2.100 1.807 1.544 1.236 1.359 1.097 927 849 927 1.158 1.205 1.236 15 JAWA TENGAH 172.098 23.405 20.135 17.210 13.768 15.145 12.219 10.326 9.465 10.326 12.907 13.424 13.768 16 JAWA TIMUR 231.670 31.507 27.105 23.167 18.534 20.387 16.449 13.900 12.742 13.900 17.375 18.070 18.534 17 B A L I 12.135 1.650 1.420 1.214 971 1.068 862 728 667 728 910 947 971 18 KALIMANTAN BARAT 8.826 1.200 1.033 883 706 777 627 530 485 530 662 688 706 19 KALIMANTAN TENGAH 3.310 450 387 331 265 291 235 199 182 199 248 258 265 20 KALIMANTAN SELATAN 9.267 1.260 1.084 927 741 815 658 556 510 556 695 723 741 21 KALIMANTAN TIMUR 3.530 480 413 353 282 311 251 212 194 212 265 275 282 22 SULAWESI UTARA 5.075 690 594 507 406 447 360 304 279 304 381 396 406 23 GORONTALO 4.413 600 516 441 353 388 313 265 243 265 331 344 353 24 SULAWESI TENGAH 7.722 1.050 904 772 618 680 548 463 425 463 579 602 618 25 SULAWESI TENGGARA 4.413 600 516 441 353 388 313 265 243 265 331 344 353 26 SULAWESI SELATAN 51.850 7.052 6.066 5.185 4.148 4.563 3.681 3.111 2.852 3.111 3.889 4.044 4.148 27 SULAWESI BARAT 3.530 480 413 353 282 311 251 212 194 212 265 275 282 28 NUSA TENGGARA BARAT 20.961 2.851 2.452 2.096 1.677 1.845 1.488 1.258 1.153 1.258 1.572 1.635 1.677 29 NUSA TENGGARA TIMUR 3.530 480 413 353 282 311 251 212 194 212 265 275 282 30 MALUKU 883 120 103 88 71 78 63 53 49 53 66 69 71 31 PAPUA 1.103 150 129 110 88 97 78 66 61 66 83 86 88 32 MALUKU UTARA 441 60 52 44 35 39 31 26 24 26 33 34 35 33 IRJA BARAT 441 60 52 44 35 39 31 26 24 26 33 34 35 948.745 129.029 111.003 94.874 75.900 83.490 67.361 56.925 52.181 56.925 71.156 74.002 75.900
KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 4-4 Subsektor : Peternakan 0,003 1 N A D 177 24 21 18 14 16 13 11 10 11 13 14 14 2 SUMATERA UTARA 591 80 69 59 47 52 42 35 32 35 44 46 47 3 SUMATERA BARAT 281 38 33 28 22 25 20 17 15 17 21 22 22 4 J A M B I 177 24 21 18 14 16 13 11 10 11 13 14 14 5 R I A U 236 32 28 24 19 21 17 14 13 14 18 18 19 6 BENGKULU 74 10 9 7 6 6 5 4 4 4 6 6 6 7 SUMATERA SELATAN 473 64 55 47 38 42 34 28 26 28 35 37 38 8 BANGKA BELITUNG 44 6 5 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 9 LAMPUNG 724 98 85 72 58 64 51 43 40 43 54 56 58 10 KEP. RIAU 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 DKI. JAKARTA 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 BANTEN 257 35 30 26 21 23 18 15 14 15 19 20 21 13 JAWA BARAT 2.156 293 252 216 172 190 153 129 119 129 162 168 172 14 D.I. YOGYAKARTA 207 28 24 21 17 18 15 12 11 12 16 16 17 15 JAWA TENGAH 2.303 313 270 230 184 203 164 138 127 138 173 180 184 16 JAWA TIMUR 3.101 422 363 310 248 273 220 186 171 186 233 242 248 17 B A L I 162 22 19 16 13 14 12 10 9 10 12 13 13 18 KALIMANTAN BARAT 118 16 14 12 9 10 8 7 6 7 9 9 9 19 KALIMANTAN TENGAH 44 6 5 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 20 KALIMANTAN SELATAN 124 17 15 12 10 11 9 7 7 7 9 10 10 21 KALIMANTAN TIMUR 47 6 6 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 22 SULAWESI UTARA 68 9 8 7 5 6 5 4 4 4 5 5 5 23 GORONTALO 59 8 7 6 5 5 4 4 3 4 4 5 5 24 SULAWESI TENGAH 103 14 12 10 8 9 7 6 6 6 8 8 8 25 SULAWESI TENGGARA 59 8 7 6 5 5 4 4 3 4 4 5 5 26 SULAWESI SELATAN 694 94 81 69 56 61 49 42 38 42 52 54 56 27 SULAWESI BARAT 47 6 6 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 28 NUSA TENGGARA BARAT 281 38 33 28 22 25 20 17 15 17 21 22 22 29 NUSA TENGGARA TIMUR 47 6 6 5 4 4 3 3 3 3 4 4 4 30 MALUKU 12 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 PAPUA 15 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32 MALUKU UTARA 6 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 33 IRJA BARAT 6 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 12.699 1.727 1.486 1.270 1.016 1.117 902 762 698 762 952 990 1.016
KEBUTUHAN PUPUK UREA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 4-5 Subsektor : Perikanan Budidaya 0,034 1 N A D 2.054 279 240 205 164 181 146 123 113 123 154 160 164 2 SUMATERA UTARA 6.848 931 801 685 548 603 486 411 377 411 514 534 548 3 SUMATERA BARAT 3.253 442 381 325 260 286 231 195 179 195 244 254 260 4 J A M B I 2.054 279 240 205 164 181 146 123 113 123 154 160 164 5 R I A U 2.739 373 320 274 219 241 194 164 151 164 205 214 219 6 BENGKULU 856 116 100 86 68 75 61 51 47 51 64 67 68 7 SUMATERA SELATAN 5.478 745 641 548 438 482 389 329 301 329 411 427 438 8 BANGKA BELITUNG 514 70 60 51 41 45 36 31 28 31 39 40 41 9 LAMPUNG 8.389 1.141 981 839 671 738 596 503 461 503 629 654 671 10 KEP. RIAU 34 5 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 11 DKI. JAKARTA 34 5 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 12 BANTEN 2.979 405 349 298 238 262 211 179 164 179 223 232 238 13 JAWA BARAT 24.995 3.399 2.924 2.499 2.000 2.200 1.775 1.500 1.375 1.500 1.875 1.950 2.000 14 D.I. YOGYAKARTA 2.397 326 280 240 192 211 170 144 132 144 180 187 192 15 JAWA TENGAH 26.707 3.632 3.125 2.671 2.137 2.350 1.896 1.602 1.469 1.602 2.003 2.083 2.137 16 JAWA TIMUR 35.952 4.889 4.206 3.595 2.876 3.164 2.553 2.157 1.977 2.157 2.696 2.804 2.876 17 B A L I 1.883 256 220 188 151 166 134 113 104 113 141 147 151 18 KALIMANTAN BARAT 1.370 186 160 137 110 121 97 82 75 82 103 107 110 19 KALIMANTAN TENGAH 514 70 60 51 41 45 36 31 28 31 39 40 41 20 KALIMANTAN SELATAN 1.438 196 168 144 115 127 102 86 79 86 108 112 115 21 KALIMANTAN TIMUR 548 75 64 55 44 48 39 33 30 33 41 43 44 22 SULAWESI UTARA 788 107 92 79 63 69 56 47 43 47 59 61 63 23 GORONTALO 685 93 80 68 55 60 49 41 38 41 51 53 55 24 SULAWESI TENGAH 1.198 163 140 120 96 105 85 72 66 72 90 93 96 25 SULAWESI TENGGARA 685 93 80 68 55 60 49 41 38 41 51 53 55 26 SULAWESI SELATAN 8.046 1.094 941 805 644 708 571 483 443 483 603 628 644 27 SULAWESI BARAT 548 75 64 55 44 48 39 33 30 33 41 43 44 28 NUSA TENGGARA BARAT 3.253 442 381 325 260 286 231 195 179 195 244 254 260 29 NUSA TENGGARA TIMUR 548 75 64 55 44 48 39 33 30 33 41 43 44 30 MALUKU 137 19 16 14 11 12 10 8 8 8 10 11 11 31 PAPUA 171 23 20 17 14 15 12 10 9 10 13 13 14 32 MALUKU UTARA 68 9 8 7 5 6 5 4 4 4 5 5 5 33 IRJA BARAT 68 9 8 7 5 6 5 4 4 4 5 5 5 147.231 20.023 17.226 14.723 11.778 12.956 10.453 8.834 8.098 8.834 11.042 11.484 11.778
Lampiran 5 KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 100,0 499.500 10,5 8,3 8,7 9,9 9,3 8,8 7,8 6,4 6,1 6,7 7,5 10,0 1 N A D 16.831 1.729 1.431 1.548 1.407 1.435 1.193 1.125 1.062 1.073 1.523 1.581 1.723 2 SUMATERA UTARA 37.814 3.885 3.216 3.480 3.161 3.224 2.680 2.528 2.384 2.410 3.423 3.553 3.871 3 SUMATERA BARAT 33.854 3.478 2.879 3.115 2.830 2.887 2.400 2.263 2.134 2.158 3.064 3.181 3.466 4 J A M B I 7.283 748 619 670 609 621 516 487 459 464 659 684 746 5 R I A U 12.113 1.252 1.041 1.128 1.005 1.033 848 710 769 781 1.129 1.166 1.252 6 BENGKULU 7.171 736 610 660 599 612 508 480 452 457 649 673 734 7 SUMATERA SELATAN 36.557 3.756 3.109 3.364 3.056 3.117 2.591 2.445 2.304 2.331 3.309 3.434 3.742 8 BANGKA BELITUNG 1.251 129 106 115 105 106 89 84 79 79 113 117 128 9 LAMPUNG 42.675 4.384 3.629 3.927 3.568 3.639 3.024 2.853 2.691 2.721 3.862 4.009 4.369 10 KEP. RIAU 1.000 105 83 87 99 93 88 78 64 61 67 75 100 11 DKI. JAKARTA 500 52,5 41,5 43,5 49,5 46,5 44 39 32 30,5 33,5 37,5 50 12 BANTEN 19.500 2.068 1.719 1.757 1.751 1.754 1.636 1.361 1.368 1.170 967 1.763 2.190 13 JAWA BARAT 129.000 13.650 11.320 11.610 11.610 11.610 10.890 9.030 9.030 7.740 6.450 11.610 14.450 14 D.I. YOGYAKARTA 15.000 1.590 1.320 1.350 1.350 1.350 1.260 1.050 1.050 900 750 1.350 1.680 15 JAWA TENGAH 148.500 15.710 13.040 13.360 13.360 13.360 12.550 10.400 10.400 8.910 7.420 13.360 16.630 16 JAWA TIMUR 180.000 19.040 15.800 16.200 16.200 16.200 15.200 12.600 12.600 10.800 9.000 16.200 20.160 17 B A L I 7.500 790 660 680 680 680 620 520 520 450 380 680 840 18 KALIMANTAN BARAT 7.855 807 668 723 657 670 557 525 496 500 711 738 804 19 KALIMANTAN TENGAH 3.260 335 277 299 273 278 231 218 206 208 295 306 334 20 KALIMANTAN SELATAN 9.709 998 826 893 812 828 688 649 612 620 879 912 994 21 KALIMANTAN TIMUR 5.594 574 476 515 468 477 397 374 352 357 507 525 573 22 SULAWESI UTARA 4.642 478 395 428 387 397 328 311 293 295 420 436 474 23 GORONTALO 1.310 135 112 120 109 112 93 88 82 84 118 123 134 24 SULAWESI TENGAH 4.514 464 384 415 377 385 320 301 285 288 409 424 462 25 SULAWESI TENGGARA 5.841 600 496 538 489 498 414 390 368 372 529 548 598 26 SULAWESI SELATAN 34.863 3.582 2.965 3.207 2.915 2.972 2.471 2.331 2.198 2.222 3.155 3.276 3.569 27 SULAWESI BARAT 3.722 382 318 342 311 319 264 250 233 237 337 349 381 28 NUSA TENGGARA BARAT 14.037 1.442 1.193 1.292 1.174 1.197 994 939 885 894 1.270 1.319 1.437 29 NUSA TENGGARA TIMUR 6.426 660 546 591 538 547 456 429 406 410 581 604 658 30 MALUKU 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 PAPUA 1.342 137 113 123 113 115 96 90 84 86 122 125 137 32 MALUKU UTARA 185 19 16 17 15 16 13 12 12 12 17 17 19 33 IRJA BARAT 138 14 12 13 12 12 10 9 9 9 13 13 14 800.000 83.730 69.421 72.611 70.090 70.590 63.470 54.971 53.920 49.130 52.159 73.189 86.718
KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 5-1 Subsektor : Tanaman Pangan 0,577 1 N A D 9.707 997 826 893 811 828 688 649 612 619 878 912 994 2 SUMATERA UTARA 21.808 2.240 1.854 2.007 1.823 1.859 1.546 1.458 1.375 1.390 1.974 2.049 2.232 3 SUMATERA BARAT 19.524 2.006 1.660 1.796 1.632 1.665 1.384 1.305 1.231 1.245 1.767 1.835 1.999 4 J A M B I 4.200 431 357 387 351 358 298 281 265 268 380 394 430 5 R I A U 6.986 722 600 651 580 596 489 409 443 450 651 672 722 6 BENGKULU 4.135 424 352 381 345 353 293 277 261 264 374 388 423 7 SUMATERA SELATAN 21.082 2.166 1.793 1.940 1.762 1.798 1.494 1.410 1.328 1.344 1.908 1.980 2.158 8 BANGKA BELITUNG 721 74 61 66 61 61 51 48 46 46 65 67 74 9 LAMPUNG 24.611 2.528 2.093 2.264 2.058 2.099 1.744 1.645 1.552 1.569 2.227 2.312 2.519 10 KEP. RIAU 577 61 48 50 57 54 51 45 37 35 39 43 58 11 DKI. JAKARTA 288 30 24 25 29 27 25 22 18 18 19 22 29 12 BANTEN 11.246 1.192 991 1.013 1.010 1.011 943 785 789 674 557 1.016 1.263 13 JAWA BARAT 74.395 7.872 6.528 6.696 6.696 6.696 6.280 5.208 5.208 4.464 3.720 6.696 8.333 14 D.I. YOGYAKARTA 8.651 917 761 779 779 779 727 606 606 519 433 779 969 15 JAWA TENGAH 85.641 9.060 7.520 7.705 7.705 7.705 7.238 5.998 5.998 5.138 4.279 7.705 9.591 16 JAWA TIMUR 103.808 10.981 9.112 9.343 9.343 9.343 8.766 7.267 7.267 6.228 5.190 9.343 11.626 17 B A L I 4.325 456 381 392 392 392 358 300 300 260 219 392 484 18 KALIMANTAN BARAT 4.530 465 385 417 379 386 321 303 286 288 410 426 464 19 KALIMANTAN TENGAH 1.880 193 160 172 157 160 133 126 119 120 170 177 192 20 KALIMANTAN SELATAN 5.599 576 476 515 468 477 397 374 353 358 507 526 573 21 KALIMANTAN TIMUR 3.226 331 274 297 270 275 229 216 203 206 292 302 330 22 SULAWESI UTARA 2.677 276 228 247 223 229 189 179 169 170 242 251 273 23 GORONTALO 756 78 65 69 63 65 54 51 47 48 68 71 77 24 SULAWESI TENGAH 2.603 268 221 240 217 222 185 174 164 166 236 245 266 25 SULAWESI TENGGARA 3.369 346 286 310 282 287 239 225 212 215 305 316 345 26 SULAWESI SELATAN 20.106 2.065 1.710 1.850 1.681 1.714 1.425 1.344 1.268 1.281 1.820 1.889 2.058 27 SULAWESI BARAT 2.146 220 183 197 179 184 152 144 135 137 194 201 220 28 NUSA TENGGARA BARAT 8.095 832 688 745 677 691 573 542 510 516 732 761 829 29 NUSA TENGGARA TIMUR 3.706 381 315 341 310 316 263 247 234 236 335 348 379 30 MALUKU 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31 PAPUA 774 79 65 71 65 67 55 52 48 50 70 72 79 32 MALUKU UTARA 107 11 9 10 9 9 7 7 7 7 10 10 11 33 IRJA BARAT 80 8 7 7 7 7 6 5 5 5 7 7 8 461.367 48.288 40.036 41.876 40.422 40.710 36.604 31.702 31.096 28.334 30.081 42.209 50.011
KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 5-2 Subsektor : Hortikultura 0,049 1 N A D 824 85 70 76 69 70 58 55 52 53 75 77 84 2 SUMATERA UTARA 1.852 190 157 170 155 158 131 124 117 118 168 174 190 3 SUMATERA BARAT 1.658 170 141 153 139 141 118 111 104 106 150 156 170 4 J A M B I 357 37 30 33 30 30 25 24 22 23 32 33 37 5 R I A U 593 61 51 55 49 51 42 35 38 38 55 57 61 6 BENGKULU 351 36 30 32 29 30 25 24 22 22 32 33 36 7 SUMATERA SELATAN 1.790 184 152 165 150 153 127 120 113 114 162 168 183 8 BANGKA BELITUNG 61 6 5 6 5 5 4 4 4 4 6 6 6 9 LAMPUNG 2.090 215 178 192 175 178 148 140 132 133 189 196 214 10 KEP. RIAU 49 5 4 4 5 5 4 4 3 3 3 4 5 11 DKI. JAKARTA 24 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 12 BANTEN 955 101 84 86 86 86 80 67 67 57 47 86 107 13 JAWA BARAT 6.317 668 554 569 569 569 533 442 442 379 316 569 708 14 D.I. YOGYAKARTA 734 78 65 66 66 66 62 51 51 44 37 66 82 15 JAWA TENGAH 7.272 769 639 654 654 654 615 509 509 436 363 654 814 16 JAWA TIMUR 8.814 932 774 793 793 793 744 617 617 529 441 793 987 17 B A L I 367 39 32 33 33 33 30 25 25 22 19 33 41 18 KALIMANTAN BARAT 385 39 33 35 32 33 27 26 24 24 35 36 39 19 KALIMANTAN TENGAH 160 16 14 15 13 14 11 11 10 10 14 15 16 20 KALIMANTAN SELATAN 475 49 40 44 40 41 34 32 30 30 43 45 49 21 KALIMANTAN TIMUR 274 28 23 25 23 23 19 18 17 17 25 26 28 22 SULAWESI UTARA 227 23 19 21 19 19 16 15 14 14 21 21 23 23 GORONTALO 64 7 5 6 5 5 5 4 4 4 6 6 7 24 SULAWESI TENGAH 221 23 19 20 18 19 16 15 14 14 20 21 23 25 SULAWESI TENGGARA 286 29 24 26 24 24 20 19 18 18 26 27 29 26 SULAWESI SELATAN 1.707 175 145 157 143 146 121 114 108 109 155 160 175 27 SULAWESI BARAT 182 19 16 17 15 16 13 12 11 12 17 17 19 28 NUSA TENGGARA BARAT 687 71 58 63 57 59 49 46 43 44 62 65 70 29 NUSA TENGGARA TIMUR 315 32 27 29 26 27 22 21 20 20 28 30 32 30 MALUKU 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 PAPUA 66 7 6 6 6 6 5 4 4 4 6 6 7 32 MALUKU UTARA 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 IRJA BARAT 7 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 39.173 4.100 3.399 3.556 3.432 3.457 3.108 2.692 2.640 2.406 2.554 3.584 4.246
KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 5-3 Subsektor : Perkebunan Rakyat 0,301 1 N A D 5.069 521 431 466 424 432 359 339 320 323 459 476 519 2 SUMATERA UTARA 11.388 1.170 968 1.048 952 971 807 761 718 726 1.031 1.070 1.166 3 SUMATERA BARAT 10.195 1.047 867 938 852 869 723 682 643 650 923 958 1.044 4 J A M B I 2.193 225 186 202 184 187 155 147 138 140 198 206 225 5 R I A U 3.648 377 314 340 303 311 255 214 231 235 340 351 377 6 BENGKULU 2.160 222 184 199 180 184 153 145 136 138 195 203 221 7 SUMATERA SELATAN 11.009 1.131 936 1.013 920 939 780 736 694 702 996 1.034 1.127 8 BANGKA BELITUNG 377 39 32 34 32 32 27 25 24 24 34 35 39 9 LAMPUNG 12.852 1.320 1.093 1.182 1.075 1.096 911 859 810 819 1.163 1.207 1.316 10 KEP. RIAU 301 32 25 26 30 28 27 23 19 18 20 23 30 11 DKI. JAKARTA 151 16 12 13 15 14 13 12 10 9 10 11 15 12 BANTEN 5.873 623 518 529 527 528 493 410 412 352 291 531 660 13 JAWA BARAT 38.849 4.111 3.409 3.496 3.496 3.496 3.280 2.719 2.719 2.331 1.942 3.496 4.352 14 D.I. YOGYAKARTA 4.517 479 398 407 407 407 379 316 316 271 226 407 506 15 JAWA TENGAH 44.722 4.731 3.927 4.023 4.023 4.023 3.780 3.132 3.132 2.683 2.235 4.023 5.008 16 JAWA TIMUR 54.208 5.734 4.758 4.879 4.879 4.879 4.578 3.795 3.795 3.252 2.710 4.879 6.071 17 B A L I 2.259 238 199 205 205 205 187 157 157 136 114 205 253 18 KALIMANTAN BARAT 2.366 243 201 218 198 202 168 158 149 151 214 222 242 19 KALIMANTAN TENGAH 982 101 84 90 82 84 70 66 62 63 89 92 100 20 KALIMANTAN SELATAN 2.924 301 249 269 244 249 207 195 184 187 265 275 299 21 KALIMANTAN TIMUR 1.685 173 143 155 141 144 120 113 106 108 153 158 173 22 SULAWESI UTARA 1.398 144 119 129 117 120 99 94 88 89 126 131 143 23 GORONTALO 395 41 34 36 33 34 28 27 25 25 36 37 40 24 SULAWESI TENGAH 1.360 140 116 125 114 116 96 91 86 87 123 128 139 25 SULAWESI TENGGARA 1.759 181 149 162 147 150 125 117 111 112 159 165 180 26 SULAWESI SELATAN 10.499 1.079 893 966 878 895 744 702 662 669 950 987 1.075 27 SULAWESI BARAT 1.121 115 96 103 94 96 80 75 70 71 101 105 115 28 NUSA TENGGARA BARAT 4.227 434 359 389 354 361 299 283 267 269 382 397 433 29 NUSA TENGGARA TIMUR 1.935 199 164 178 162 165 137 129 122 123 175 182 198 30 MALUKU 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 PAPUA 404 41 34 37 34 35 29 27 25 26 37 38 41 32 MALUKU UTARA 56 6 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 6 33 IRJA BARAT 42 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 240.925 25.216 20.907 21.867 21.108 21.259 19.114 16.555 16.238 14.796 15.708 22.041 26.116
KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 5-4 Subsektor : Peternakan 0,001 1 N A D 23 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 SUMATERA UTARA 51 5 4 5 4 4 4 3 3 3 5 5 5 3 SUMATERA BARAT 46 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 4 J A M B I 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 R I A U 16 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 6 BENGKULU 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 7 SUMATERA SELATAN 49 5 4 5 4 4 3 3 3 3 4 5 5 8 BANGKA BELITUNG 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 LAMPUNG 58 6 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 6 10 KEP. RIAU 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 DKI. JAKARTA 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 BANTEN 26 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 13 JAWA BARAT 174 18 15 16 16 16 15 12 12 10 9 16 19 14 D.I. YOGYAKARTA 20 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 15 JAWA TENGAH 200 21 18 18 18 18 17 14 14 12 10 18 22 16 JAWA TIMUR 243 26 21 22 22 22 21 17 17 15 12 22 27 17 B A L I 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 KALIMANTAN BARAT 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 KALIMANTAN TENGAH 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 20 KALIMANTAN SELATAN 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21 KALIMANTAN TIMUR 8 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 22 SULAWESI UTARA 6 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 23 GORONTALO 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 SULAWESI TENGAH 6 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 25 SULAWESI TENGGARA 8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 26 SULAWESI SELATAN 47 5 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 5 27 SULAWESI BARAT 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 28 NUSA TENGGARA BARAT 19 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 29 NUSA TENGGARA TIMUR 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 MALUKU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 PAPUA 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32 MALUKU UTARA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 IRJA BARAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.079 113 94 98 95 95 86 74 73 66 70 99 117
KEBUTUHAN PUPUK SP-36 BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 Lampiran 5-5 Subsektor : Perikanan Budidaya 0,072 1 N A D 1.209 124 103 111 101 103 86 81 76 77 109 114 124 2 SUMATERA UTARA 2.716 279 231 250 227 232 192 182 171 173 246 255 278 3 SUMATERA BARAT 2.431 250 207 224 203 207 172 163 153 155 220 228 249 4 J A M B I 523 54 44 48 44 45 37 35 33 33 47 49 54 5 R I A U 870 90 75 81 72 74 61 51 55 56 81 84 90 6 BENGKULU 515 53 44 47 43 44 36 35 32 33 47 48 53 7 SUMATERA SELATAN 2.625 270 223 242 219 224 186 176 165 167 238 247 269 8 BANGKA BELITUNG 90 9 8 8 8 8 6 6 6 6 8 8 9 9 LAMPUNG 3.065 315 261 282 256 261 217 205 193 195 277 288 314 10 KEP. RIAU 72 8 6 6 7 7 6 6 5 4 5 5 7 11 DKI. JAKARTA 36 4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 12 BANTEN 1.400 148 123 126 126 126 117 98 98 84 69 127 157 13 JAWA BARAT 9.265 980 813 834 834 834 782 649 649 556 463 834 1.038 14 D.I. YOGYAKARTA 1.077 114 95 97 97 97 90 75 75 65 54 97 121 15 JAWA TENGAH 10.665 1.128 937 960 960 960 901 747 747 640 533 960 1.194 16 JAWA TIMUR 12.928 1.367 1.135 1.163 1.163 1.163 1.092 905 905 776 646 1.163 1.448 17 B A L I 539 57 47 49 49 49 45 37 37 32 27 49 60 18 KALIMANTAN BARAT 564 58 48 52 47 48 40 38 36 36 51 53 58 19 KALIMANTAN TENGAH 234 24 20 21 20 20 17 16 15 15 21 22 24 20 KALIMANTAN SELATAN 697 72 59 64 58 59 49 47 44 45 63 65 71 21 KALIMANTAN TIMUR 402 41 34 37 34 34 29 27 25 26 36 38 41 22 SULAWESI UTARA 333 34 28 31 28 29 24 22 21 21 30 31 34 23 GORONTALO 94 10 8 9 8 8 7 6 6 6 8 9 10 24 SULAWESI TENGAH 324 33 28 30 27 28 23 22 20 21 29 30 33 25 SULAWESI TENGGARA 420 43 36 39 35 36 30 28 26 27 38 39 43 26 SULAWESI SELATAN 2.504 257 213 230 209 213 177 167 158 160 227 235 256 27 SULAWESI BARAT 267 27 23 25 22 23 19 18 17 17 24 25 27 28 NUSA TENGGARA BARAT 1.008 104 86 93 84 86 71 67 64 64 91 95 103 29 NUSA TENGGARA TIMUR 462 47 39 42 39 39 33 31 29 29 42 43 47 30 MALUKU 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 PAPUA 96 10 8 9 8 8 7 6 6 6 9 9 10 32 MALUKU UTARA 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 33 IRJA BARAT 10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 57.456 6.013 4.986 5.215 5.034 5.070 4.558 3.948 3.872 3.528 3.746 5.256 6.228
Lampiran 6 KEBUTUHAN PUPUK ZA BERSUBSIDI SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2007 544.600 9,9 8,3 8,0 7,0 9,0 8,0 8,0 7,2 7,4 8,4 9,1 9,7 1 N A D 2.863 335 208 221 245 244 198 177 136 156 269 331 342 2 SUMATERA UTARA 39.238 4.601 2.858 3.035 3.360 3.348 2.713 2.427 1.863 2.127 3.693 4.532 4.681 3 SUMATERA BARAT 19.305 2.264 1.406 1.493 1.653 1.647 1.335 1.195 916 1.048 1.817 2.230 2.303 4 J A M B I 1.833 215 134 142 157 156 127 113 87 99 173 212 219 5 R I A U 6.429 757 466 497 554 547 443 394 300 344 608 747 772 6 BENGKULU 3.248 381 237 252 278 277 225 201 154 176 305 375 388 7 SUMATERA SELATAN 5.233 614 381 405 448 446 361 324 248 284 492 604 624 8 BANGKA BELITUNG 966 114 69 75 83 81 68 60 46 52 91 112 115 9 LAMPUNG 9.056 1.062 660 700 775 773 626 560 430 491 852 1.046 1.080 10 KEP. RIAU 200 20 17 16 14 18 16 16 14 15 17 18 19 11 DKI. JAKARTA 500 50 42 40 35 45 40 40 36 37 42 46 49 12 BANTEN 18.500 1.941 1.459 1.460 1.585 1.545 1.550 1.210 1.214 1.093 1.598 1.875 1.972 13 JAWA BARAT 95.000 9.930 7.490 7.490 8.100 7.930 7.930 6.310 6.270 5.660 8.190 9.590 10.110 14 D.I. YOGYAKARTA 12.000 1.250 950 950 1.020 1.000 1.000 800 790 720 1.030 1.210 1.280 15 JAWA TENGAH 120.000 12.550 9.470 9.470 10.240 10.020 10.020 7.920 7.930 7.150 10.350 12.110 12.770 16 JAWA TIMUR 288.100 30.130 22.730 22.730 24.580 24.050 24.050 19.060 19.030 17.180 24.840 29.070 30.650 17 B A L I 11.000 1.150 870 870 940 920 920 710 730 660 950 1.110 1.170 18 KALIMANTAN BARAT 382 382 - - - - - - - - - - - 19 KALIMANTAN TENGAH 22-3 8 - - 11 - - - - - - 20 KALIMANTAN SELATAN 1.194 140 87 92 102 102 82 74 57 65 112 138 143 21 KALIMANTAN TIMUR 1.124 132 82 87 96 96 78 70 53 61 106 130 134 22 SULAWESI UTARA 118 14 9 9 10 10 8 7 6 6 11 14 14 23 GORONTALO 782 92 57 60 67 67 54 49 37 42 74 90 93 24 SULAWESI TENGAH 5.410 634 396 417 463 463 374 336 255 293 510 623 645 25 SULAWESI TENGGARA 2.242 263 164 173 192 192 155 139 106 121 211 258 268 26 SULAWESI SELATAN 41.670 4.887 3.035 3.223 3.568 3.556 2.881 2.578 1.978 2.259 3.922 4.812 4.971 27 SULAWESI BARAT 4.647 547 334 362 401 391 325 288 223 250 435 538 552 28 NUSA TENGGARA BARAT 8.395 984 612 649 718 716 580 519 399 455 790 969 1.001 29 NUSA TENGGARA TIMUR 119 14 9 9 10 10 8 7 6 6 11 14 14 30 MALUKU 27 3 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 31 PAPUA 319 38 23 25 27 27 22 20 15 17 30 37 38 32 MALUKU UTARA - - - - - - - - - - - - - 33 IRJA BARAT 76 9 6 6 7 7 5 5 3 4 7 9 9 700.000 75.503 54.266 54.971 59.732 58.689 56.207 45.610 43.332 40.874 61.540 72.852 76.426