ANALYSIS POTENSI BAHAYA PADA PEKERJA PROYEK PEMBONGKARAN BAGESTING PT. ADHI KARYA Aprilia Sumolang*, Vanda Diana Doda*, Afnal Asrifuddin*

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari sekian banyak bidang usaha yang tergolong sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pesat dunia industri konstruksi bangunan di Indonesia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. pesat di segala bidang kehidupan seperti sektor industri, jasa, properti,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS IMPLEMENTASI IZIN KERJA DI KETINGGIAN TERHADAP KECELAKAAN KERJA DI PT. X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat

JOB SAFETY ANALYSIS PADA KONSTRUKSI TRANSMART CARREFOUR MANADO Cristine Sumolang*, Paul Arthur Tennov Kawatu*, Oksfriani Jufri Sumampouw*

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko

ANALISIS PENILAIAN RISIKO TERHADAP POTENSI BAHAYA PEKERJAAN DENGAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS PADA PEKERJA BAGIAN PROSES PRODUKSI PT

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT PKS RAMBUTAN PTPN-3 TEBING TINGGI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tepat akan dapat merugikan manusia itu sendiri. Penggunaan Teknologi


BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. industri atau yang berkaitan dengannya (Tarwaka, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja perlu dilakukan karena menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

SL : Selalu KD : Kadang-kadang SR : Sering TP : Tidak Pernah

USULAN PEDOMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK MEMINIMALKAN KECELAKAAN KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI RUMAH SAKIT LIMIJATI BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

ANALISIS PENERAPAN PELAPORAN DAN PERBAIKAN KEKURANGAN TINGKAT LANJUTAN SMK3 BERDASARKAN PP NO. 50 TAHUN 2012 DI PT. X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konstruksi juga memiliki karakteristik yang bersifat unik, membutuhkan sumber

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja juga tinggi (Ramli, 2013). terjadi kecelakaan kasus kecelakaan kerja, 9 pekerja meninggal

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang...

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

HUBUNGAN KEPATUHAN INSTRUKSI KERJA DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial di dunia industri. Perkembangan teknologi telah mengangkat standar hidup manusia dan

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat. untuk Memperoleh Ijazah. Disusun Oleh: WIKANINGRUM HIKMAH KUSUMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada daya kerja. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut

ANALISIS POTENSI BAHAYA MENGGUNAKAN METODE JOB SAFETY ANALYSIS

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Perusahaan Kontraktor BUMN dan Swasta Nasional

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS KECELAKAAN KERJA FATAL PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI INDONESIA MELLOUKEY ARDAN

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

BAB I PENDAHULUAN. adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di kawasan industri yang. membawa dampak terhadap keadaan sosial masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. akal sehingga dapat merencanakan sesuatu, menganalisa yang terjadi serta

BAB 1 : PENDAHULUAN. Hal ini tercermin dalam pokok-pokok pikiran danpertimbangan dalam undang-undang no. 1

Fakultas Kesehatan Masyarakat*, Universitas Sam Ratulangi*

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Petunjuk : Pilih salah satu jawaban dengan memberikan checklist ( ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban responden.

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditulis untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI Pendidikan Program Diploma III. Oleh :

ANALISIS KEPATUHAN KARYAWAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PT. KEBON AGUNG UNIT PG. TRANGKIL PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja terdapat berbagai potensi bahaya yang dapat

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JOB SAFETY ANALISYS TERHADAP PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG. OLEH: Hendra Wahyu NIM

BAB I PENDAHULUAN. kesusilaan dan perlakuan yang sesuai harkat dan martabat manusia serta nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

TUGAS AKHIR. DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (Studi di PT Tata Mulia Nusantara Indah, Proyek Java Cocoa Plant Gresik)

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI PENGAWASAN DAN PELAPORAN PEKERJAAN NON RUTIN MENGGUNAKAN FORM CHECKLIST DI PERUSAHAAN PEMBANGKIT

ANALISIS KESELAMATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DINDING GEDUNG BAGIAN LUAR DENGAN MEMANFAATKAN FOTO KONSTRUKSI

Analisis Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek Konstruksi Sahid Jogja Lifestyle City di Kabupaten Sleman

POTENSI BAHAYA K3 PADA BAGIAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL THE REGALE TAHUN 2013 SKRIPSI. Oleh : LIDYA TRIANTY NIM.

FAKTOR-FAKTOR PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG FAKULTAS KEDOKTERAN DI PT

Evaluasi Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Perusahaan Konstruksi Pemeliharaan Jalan di Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labour Organization (ILO), bahwa di seluruh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PT HARTA SAMUDRA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA AMBON TAHUN

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran aspek..., Aldo Zaendar, FKM UI, 2009

BAB IV HASIL telah berubah lagi menjadi PT. Indo Acidatama Tbk. Indonesia di bawah supervisi dari Krup Industri Teknik GMBH Jerman Barat

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

PELAKSANAAN METODE SPC DAN PENILAIAN TINGKAT RISIKO KECELAKAAN KERJA PEKERJAAN STRUKTUR PADA PROYEK X

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian penting dalam proses produksi (Ramli, 2009). kematian sebanyak 2,2 juta serta kerugian finansial 1,25 Triliun USD.

LAPORAN TUGAS AKHIR. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya. Linggar Esti Panggalih R

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan angka ketergantungan (Kementrian Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan suatu bangsa dan negara tentunya tidak bisa lepas dari peranan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

ANALYSIS POTENSI BAHAYA PADA PEKERJA PROYEK PEMBONGKARAN BAGESTING PT. ADHI KARYA Aprilia Sumolang*, Vanda Diana Doda*, Afnal Asrifuddin* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Indonesia yang sedang dikerjakan atau direncanakan. Semakin banyak proyek konstruksi yang dikerjakan di Indonesia, semakin meningkat juga angka kecelakaan kerja pada proyek konstruksi. Berdasarkan data dari Kementrian Ketenagakerjaan dalam berita yang dirangkum oleh BPJS Ketenagakerjaan, dari total seluruh kecelakaan kerja di Indonesia 32 persennya adalah kecelakaan konstruksi. Menurut data dari Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2015. Sulawesi Utara masuk peringkat kedua untuk kasus kecelakaan kerja, dan untuk kasus Penyakit Akibat Kerja (PAK) Sulawesi Utara masuk kedua tertinggi pada tahun 2011. Oleh karena itu dibutuhkan Analisa potensi bahaya di setiap proyek konstruksi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa potensi bahaya dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) pada pekerja proyek pemboongkaran PT.Adhi Karya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam kepada 5 informan yang terdiri dari 3 pekerja, 1 manager HSE dan 1 project manager. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Dari hasil pennelitian dilapangan potensi bahaya yang ditemukan yaitu 1 tertusuk paku, 2 terjatuh dari ketinggian, 3 tergores benda tajam, 4 kepala terbentur benda keras atau tajam, 5 kejatuhan material, 6 terpeleset, 7 tersandung material, 8 iritasi mata dan 9 pernapasan terganggu. Berdasarkan hasil penelitian potensi bahaya disebabkan oleh kurangnya kontrol dari pihak HSE dan kurangnya kepedulian pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini tentunya dapat mengakibatkan efek domino sehingga merugikan pekerja dan perusahaan. Kata kunci : Potensi Bahaya, Pembongkaran Bagesting, Job Safety Analysis (JSA) ABSTRACT Indonesia is a developing country, many construction projects in Indonesia are being done or planned. The more construction project being worked on, the higher the rate of work accidents on construction projects. Based on data from the ministry of manpower in the news summarized by social insurance administration organization (BPJS), 32% of the total accidents are construction accidents. According to data center from health ministry data center and information 2015, north Sulawesi ranked in the second place for work accident cases and second highest for cases of occupational illness in 2011. Therefore it is necessary to analyze the potential hazards by using JSA method on PT.Adhi Karya demolition bagesting project workers. This research uses qualitative research method with in depth interview to 5 informant consisting of 3 Workers, 1 HSE Manager, and 1 Project Manager. The collecting data method is done by in depth interview, observation and documentation. This research found that the potential hazards are punctured by 1 Spikes, 2 falling from height, 3 scratched sharp objects, 4 heads hit by sharp objects, 5 material fall, 6 slipping, 7 tripping, 8 eyes irritation, and 9 respiratory disturbed. Based on the results of research, the potential hazards caused by lack of awareness of workers on occupational health and safety. This can lead to a domino effect that is detrimental to workers and the company. Keywords : Danger potency, Demolition Bagesting, Job Safety Analysis (JSA) PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara berkembang, banyak proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan atau direncanakan. Perkembangan yang pesat ini menuntut tiap pelaku bisnis jasa

konstruksi dapat melaksanakannya sesuai biaya, kualitas dan waktu yang telah direncanakan serta diselesaikan dengan cara yang baik dan memperhatikan aspek keselamatan. Proyek konstruksi merupakan suatu bidang yang dinamis dan mempunyai potensi bahaya yang dapat mempengaruhi kinerja dan kualitas dari suatu proyek. Industri konstruksi sendiri adalah jenis industri yang paling banyak memberikan kontribusi dalam hal kecelakaan kerja. Meskipun hal tersebut tampak seperti sifat alamiah untuk industri konstruksi, tapi sebenarnya itu lebih disebabkan perencanaan yang tidak baik, training safety yang buruk, kurangnya anggaran, dan investigasi kecelakaan yang tidak memenuhi standar. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa setiap proyek konstruksi memiliki potensi bahaya yang cukup banyak. Termasuk proyek konstruksi yang dilakukan kontraktor. Selaku kontraktor sebagai proyek tersebut memiliki kewajiban untuk mengurangi potensi bahaya. Secara global menurut data dari International Labour Organization (ILO) tahun 2016 diperkirakan 337 juta kecelakaan kerja dan 2,3 juta kematian terjadi setiap tahun. Selain itu data dari Badan Usaha Milik Negara yaitu Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) mengungkapkan bahwa sekitar 0,7 persen pekerja di Indonesia mengalami kecelakaan kerja yang mengakibatkan kerugian keuangan nasional sebesar 50 triliun rupiah setiap tahunnya. Menurut Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementrian Kesehatan tahun 2014, Jumlah kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 yang paling tinggi pada tahun 2013 yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja. Provinsi Sulawesi Utara masuk peringkat dua tertinggi kasus kecelakaan kerja pada tahun 2013. Dan untuk jumlah kasus penyakit akibat kerja pada tahun 2011-2014, Sulawesi Utara masuk pada peringkat kedua tertinggi pada tahun 2011. (Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2015). Berdasarkan data dari Kementrian Ketenagakerjaan dalam berita yang dirangkum BPJS Ketenagakerjaan, dari total seluruh kecelakaan di Indonesia, 32 persennya adalah kecelakaan konstruksi. Pada bulan Februari tahun 2018 jumlah kecelakaan ada 3 kecelakaan ringan pada proyek pembangunan ini dan terdapat 2 kecelakaan ringan yang tidak tercatat yang masuk pada data kecelakaan kerja bulan maret 2018 (Sumber: Data Kecelakaan Kerja Proyek Konstruksi dan Hasil Observasi). Dengan kondisi seperti ini perusahan konstruksi harus melakukan tindakan pencegahan kecelakaan kerja untuk

meminimalisir kecelakaan kerja dengan potensi bahaya yang tinggi di perusahan. Pencegahan awal yang perlu di lakukan adalah dengan mengidentifikasi sumbersumber atau faktor-faktor bahaya di tempat kerja serta melakukan evaluasi dan perlu juga dilakukan upaya pengendalian terhadap bahaya yang ditemukan. Ada salah satu teknik untuk mengidentifikasi, menganalisa dan mengevaluasi faktorfaktor bahaya ditempat kerja sesuai dengan bidang K3, yaitu analisa keselamatan kerja atau lebih dikenal dengan istilah Job Safety Analysis (JSA) (Safety Sign Indonesia, 2015). Job Safety Analysis sangat diperlukan dan sangat penting untuk dilakukan karena apabila dalam suatu pekerjaan terdapat potensi bahaya yang memicu terjadinya kecelakaan kerja hingga menyebabkan kerugian, maka potensi bahaya itu dapat dicegah sedini mungkin dengan melakukan analisa keselamatan kerja agar semua pekerja dapat bekerja dengan aman sehingga tidak ada kerugian yang dapat terjadi (Safety Sign Indonesia, 2015). Dengan kejadian kecelakaan konstruksi yang cukup tinggi maka peneliti ingin melakukan penelitian di proyek pembangunan konstruksi dan ingin menganalisis potensi bahaya apa saja yang ada di proyek pembangunan seperti ini yang bisa menyebabkan angka kecelakaan konstruksi cukup tinggi. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, jenis penelitian kualitatif studi kasus adalah penelitian yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. (Sujarweni, 2014). Jenis pekerjaan yang diamati yaitu proses pembongaran bekisting. Penilaian risiko menggunakan metode JSA. Data diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara. Data dianalisis menggunakan analisis isi hasil penelitian menggunakan Job Safety Analysis (JSA) kemudian di analisa pemecahan masalah terhadap hasil pengamatan di lokasi pekerjaan, sehingga dapat diketahui tahapan pekerjaan, potensi bahaya, resiko, dan pengendalian serta rekomendasi untuk pencegahan kecelakaan kerja dan dapat dibuat usulan perbaikan kebijakan perusahaan terkait keselamatan kesehatan kerja. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, potensi bahaya yang ada di proses pembongkaran bekisting yaitu tertusuk paku, terjatuh dari ketinggian, tergores benda tajam, kepala terbentur benda keras atau tajam, kejatuhan material, terpeleset, tersandung material, iritasi mata dan pernapasan terganggu.

Tertusuk paku juga merupakan kecelakaan yang paling sering terjadi di proses pembongkaran bekisting ini, walaupun hanya berupa kecelakaan ringan namun hal ini merupakan sumber bahaya yang apabila tidak dilakukan analisa kecelakaan sedini mungkin, hal ini dapat merugikan pekerja. Kecelakaan berupa tertusuk paku dapat terjadi karena ada beberapa pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang sudah disediakan oleh perusahaan yaitu Safety Shoes. Dan bukan hanya safety shoes, namun ada juga pekerja yang tidak menggunakan helm, sarung tangan, kacamata, masker dan full body harness. Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh perusahaan sudah sanngat baik, namun dalam pelaksanaannya masih banyak kekurangan dan masih membutuhkan kedisiplinan dalam penerapan kebijakan tersebut. Contohnya untuk inspeksi penggunaan APD, peneliti menilai bahwa masih banyak pekerja yang tidak menggunakan APD pada saat bekerja tetapi tidak diberikan sanksi seperti yang dikatakan dalam wawancara dengan informan B1 dan B2. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian tentang Pengawasan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh Samsul, Widodo IKM FKM Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, bahwa ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan langkah dalam kepatuhan pada penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan risiko kerja yang akan terjadi di perusahaan. Dan bukan hanya itu saja, ketelitian dan sikap waspada pekerja juga merupakan hal yang harus diperhitungkan sebagai faktor terjadinya kecelakaan kerja. Pekerja bagian proses pembongkaran bekisting juga berpotensi terjatuh dari atas ketinggian 6,5 meter, maka dari itu pekerja dituntut untuk selalu teliti dan konsentrasi dalam bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengnan penelitian tentang Job Safety Analysis Pada Konstruksi Transmart Carrefour Manado oleh Christine, Sumolang IKM FKM Universitas Sam Ratulangi Manado, bahwa jika pekerjaan ini dilakukan terus menerus dengan tidak berhati-hati atau bekerja dengan tidak aman dan dengan posisi kerja yang tidak ergonomis maka risiko diatas dapat memungkinkan pekerja mengalami kecelakaan kerja yang bukan hanya merugikan perusahaan melainkan pekerja itu sendiri. Pengetahuan pekerja tentang JSA juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan. JSA adalah analisis keselamatan kerja dan di dalam proyek pembangunan ini sudah menerapkan Job Safety Analysis (JSA). Pekerja harus

mengetahui tentang JSA dan hasil yang ditemukan dari JSA. Baik potensi yang berakibat kecelakaan maupun potensi yang berakibat sakit akibat kerja. Dapat dilihat pada laporan diagnosa karyawan dan penyakit akibat kerja, sakit yang paling sering dialami pekerja yaitu flu dan demam. Hal ini diakibatkan karena pekerja terlalu lelah dalam bekerja dan cuaca yang tidak menentu juga dapat mengakibatkan pekerja terkena flu. Dengan JSA atau analisis K3 potensi-potensi bahaya yang didapati dapat dilakukan tindakan pencegahan, sehingga kecelakaan kerja maupun sakit akibat kerja dapat berkurang. Kontrol rutin dari pihak HSE juga sangat diperlukan untuk proyek pembangunan seperti ini, karena jika tidak dikontrol pekerja akan melakukan pekerjaan dengan tidak aman dan selamat. Dan kontrol HSE ini diperlukan juga apabila ada kecelakaan yang terjadi pada saat proses pembongkaran bekisting ini pekerja dapat langsung melaporkan, atau HSE Officer dapat langsung mencatatnya dan dimasukan dalam laporan atau data kecelakaan kerja diperusahaan. Namun menurut hasil wawancara dengan B1 ketika pekerja mengalami keelakaan ringan contohnya tertusuk paku, itu tidak dimasukan dalam catatatan kecelakaan kerja namun dimasukan dalam catatan nearmiss sehingga pada laporan kecelakaan kerja bulanan, tidak ada kecelakaan yang terjadi padahal dalam keadaan di lapangan ada 3 kecelakaan kerja namun dimasukan dalam kategori nearmiss dan 2 kecelakaan yang tidak tercatat. Menurut peneliti, pencatatan kecelakaan kerja adalah hal yang penting untuk dilakukan karena disitu kita dapat mengevaluasi mengapa kecelakaan masih terjadi dan bagaimana cara mengatasi agar kecelakaan tidak terjadi kembali. Namun sangat disayangkan, dalam proses pembangunan ini pencatatan kecelakaan kerja ringan tidak dilakukan karena apabila akan dimasukan dalam data kecelakaan kerja perusahaan peringkat konstruksi departemen Gedung dalam PT.Adhi Karya akan mengalami penurunan. Hal itu yang menyebabkan kecelakaan kerja ringan tidak dicatat dalam data kecelakaan kerja perusahaan, melainkan hanya dianggap sebagai nearmiss atau hampir terjadi kecelakaan yang pada kenyataannya tidak demikian. Menurut hasil Job Safety Analysis (JSA) dan penilaian tingkat risiko didapati bahwa tertusuk paku adalah kecelakaan ringan namun sering terjadi yang masuk dalam kategori kecelakaan ringan, namun ada satu kecelakaan yang belum pernah terjadi namun apabila terjadi dampak yang akan ditimbulkan yaitu kematian, kecelakaan tersebut yaitu

terjatuh dari ketinggian 6,5 meter. Berdasarkan tuntunan dari Manager HSE untuk penilaia risiko kecelakaan kerja didapati bahwa tertusuk paku mendapatkan nilai 2 dan terjatuh dari atas ketinggian diberikan nilai 20. Dengan potensi bahaya yang ada baik ringan dan sering terjadi maupun fatal dan belum pernah terjadi, diharapkan pekerja agar lebih berhati-hati dalam bekerja dan pihak perusahaan sendiri diharapkan dapat lebih meningkatkan kontrol terkait K3 ditempat kerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian tentang Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (JSA) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan PT.Indo Acidatama Tbk. Oleh Wikaningrum Kusumasari IKM FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta, bahwa untuk tingkat risiko bahaya tinggi maupun rendah perlu dilakukan pemberian pelatihan (training) dan penyuluhan tentang K3 secara berkala terhadap tenaga kerja. Namun, hal itu juga harus didukung dengan kontrol dan tindakan identifikasi potensi bahaya dan penilaian risiko seperti implementasi Job Safety Analysis (JSA). KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Potensi Bahaya Dengan Menggunakan Metode Job Safety Analisys pada Pekerja Pembongkaran Bagesting di Salah Satu Proyek Konstruksi di Kota Manado : 1. Potensi bahaya pada proses pembongkaran bagesting yaitu, tertusuk paku, berpotensi terpeleset, terjatuh dari ketinggian, tangan tergores benda tajam, berpotensi tersandung material yang berserakan dan menyebabkan terjatuh, kepala terbentur benda keras/tajam, berpotensi iritasi mata dan sesak nafas akibat terkena debu yang dihasilkan pada saat pembongkaran, dan juga berpotensi sakit flu dan batuk. 2. Berdasarkan frekuensi terjadinya kecelakaan, tertusuk paku adalah kecelakaan yang paling sering terjadi namun masih dalam kategori kecelakaan ringan dan diberikan nilai 2 yang dimana masih dalam kategori risiko rendah. Dan berdasarkan dampak, terjatuh dari atas ketinggian adalah hal yang mungkin terjadi namun dapat menyebabkan kematian dan diberikan nilai 20 dimana hal ini termasuk dalam risiko sangat tinggi. 3. Job Safety Analysis (JSA) adalah hal yang sangat diperlukan untuk mengontrol potensi bahaya didalam sebuah konstruksi. Di perusahan ini sudah menerapkan Job Safety Analysis (JSA) tetapi dalam kontrol yang dilakukan terkait K3 berdasarkan hasil Job Safety Analysis (JSA) masih

kurang. Job Safety Analysis (JSA) harus selalu diperbaharui, dilihat sesuai dengan kondisi dilapangan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2015. Situasi Kesehatan Kerja. Pusat Data dan Informasi Kementrian RI, Jakarta. dilihat 12 Agustus 2017 <http://www.depkes.go.id/resour ces/download/pusdatin/infodatin -kesja.pdf > Anonim. 2016 a. Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. Jumlah kecelakaan kerja di Indonesia masih tinggi. (online). dilihat 14 Agustus 2017,<https://id.scribd.com./docu ment/327904777/bpjs- Ketenagakerjaan-2013> Anonim. 2016 b. Konstruksi Sumbang 32 Persen Dari Seluruh Kecelakaan Kerja di Indonesia. Kliping Berita BPJS Ketenagakerjaan melalui media cetak & online. Anonim. Data Kecelakaan Kerja Perusahan. 2018 ILO. 2013 Safety Health At Work. dilihat 13 Agustus 2017 <http://www.ilo.org/global/topic s/safety-and-health-atwork/lang--en/indeks.htm Kusumasari, W. 2014. Penilaian Risiko Pekerjaan Dengan Job Safety Analysis (JSA) Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Pada Karyawan PT. Indo Acidatama Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar. Volume 4, Hal 21. www.eprints.ums.ac.id. Program Studi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Kesehata. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dilihat pada 21 April 2018 PT. Safety Sign Indonesia. 2015. Ebook Dokumen K3. BandungSujarweni. 2014. Metodologi Penelitian. Pustaka Baru Press, Jakarta Samsul, Widodo. 2017. Pengawasan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Welder di PT.Ganusama Utama Fabricators Kabupaten Serang. Volume 1, hal 191-196. https://publikasiilmiah.ums.ac.id. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Dilihat pada 21 April 2018

Sujarweni. 2014. Metodologi Penelitian. Pustaka Baru Press, Jakarta. Sumolang, C. Job Safety Analysis (JSA) Pada Konstruksi Transmart Carrefour Manado, 2017. Volume 1, hal 15-17. https://ejournalhealth.com. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado. Dilihat pada 21 April 2018