BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Firman Allah SWT. Dalam Surat Al-Mujaadilah [58:11]:

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB 1 PENDAHULUAN. rumusan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. derajat dan kedudukan suatu negara tersebut menjadi lebih tinggi. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Kenyataan ini menunjukkan bahwa manusia memerlukan pendidikan. Akan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. Islam memandang manusia sebagai makhluk yang termulia dan sempurna. Ia

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah memberikan dorongan agar manusia menuntut ilmu, itu

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk. khusus memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang fundamental dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang dapat bersaing di zaman modern yang

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang dimiliki oleh bangsa tersebut. Setiap lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan sara dan wahana yang sangat baik

BAB I PENDAHULUAN. potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan nasional. Perkembangan zaman saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. orang berusaha membekali diri dengan iman, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berfikir secara kritis dan mandiri serta menyeluruh dalam

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE DAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar untuk menciptakan masa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman yang dilalui manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dasar untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan berupaya

BAB I PENDAHULUAN. penting karena dapat menentukan perkembangan dan kemajuan suatu kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, sampai kapan dan dimanapun ia berada. sebagaimana sabda

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. bersikap kritis, berinisiatif, unggul, dan kompetitif selain menguasai ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu ingin maju dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan. mengembangkan potensi dan kemampuan anak didik sesuai dengan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam Q.S. ar-ra d ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dan berkualitas. Pendidikan adalah hal yang penting dan sangat berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran agama Islam, umat Islam diperintahkan untuk semangat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Teknologi (IPTEK) merupakan salah satu faktor penunjang yang penting

BAB I PENDAHULUAN. * Seluruh Teks dan terjemah Al-Qur`ān dalam skripsi ini dikutip dari Microsoft Word Menu Add-Ins

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak, baik pemerintah, orang tua maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan kepada anak-anaknya dengan memberikan bimbingan, perintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. lingkungan masyarakat atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, sejahtera lahir dan batin, material, dan. yang beriman dan berilmu pengetahuan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, sebab

BAB I PENDAHULUAN pasal 31 yang menyatakan bahwa (1) setiap warga negara berhak

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan lewat

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini, tuntutan untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jati diri dan membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan, watak, kepribadian, moral,

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting untuk membekali siswa menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al- terutama bidang kerohanian. Disana Al-Quran merupakan pedoman pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan manusia dapat berkembang maju dan mampu mengelola alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Hal ini karena pendidikan kini telah menjadi salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia. Disamping itu selain berperan penting dalam kehidupan manusia secara individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu dengan adanya pendidikan dapat menghasilkan manusia yang memiliki kemampuan berpikir logis, bersikap kritis, berinisiatif, unggul, dan kompetitif selain menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Pasal 2 tahun 2003 disebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalm rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta betanggung jawab. 1 Dalam Alquran surah Al Mujadalah ayat 11 Allah SWT berfirman mengenai orang-orang yang berilmu: ي ا أ ي ه ا ال ذ ين آم ن وا إ ذ ا ق يل ل ك م ت ف س ح وا ف ي ال م ج ال س ف اف س ح وا ي ف س ح الل ه ل ك م و إ ذ ا ق يل ان ش ز وا ف ان ش ز وا ي ر ف ع الل ه ال ذ ين آم ن وا م ن ك م و ال ذ ين أ وت وا ال ع ل م د ر ج ات و الل ه ب م ا ت ع م ل ون خ ب ير. )المجادلة : ١١( 1 Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Serta Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h.76 1

2 Dalam ayat tersebut Allah menerangkan betapa tingginya nilai sebuah ilmu. Dengan ilmu tersebut maka kemulian seseorang akan meningkat. Rasul juga pernah menerangkan bahwa kunci mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat adalah dengan ilmu. Sejalan dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, peranan pendidikan sebagai usaha sadar untuk meningkatkan sumber daya manusia yang menjadi perhatian khusus bagi pemerintah dan masyarakat, sehingga pemerintah selalu mengadakan pembaharuan untuk mengembangkan dan meningkatkan pendidikan nasional. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat diprioritaskan, karena pendidikan merupakan kewajiban yang berlangsung sepanjang hayat. Pelajaran matematika sebagai salah satu pembelajaran yang diberikan pada jenjang pendidikan dasar berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan umum pendidikan matematika ditekankan pada siswa untuk memiliki: 1. Kemampuan yang berkaitan dengan matematika yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika, pelajaran lain, maupun masalah yang berkaitan dengan kehidupan nyata. 2. Kemampuan menggunakan matematika sebagai alat komunikasi. 3. Kemampuan menggunakan matematika sebagai cara bernalar. 2 2 Pusat Kurikulum Balitbang Depertemen Pendidikan Nasional, KBK, Kurikulum dan Hasil Belajar Rumpun pelajaran Matematika, (Jakarta: Balitbang, 2002), h. 3

3 Ilmu matematika memegang peranan sangat penting dalam kehidupan manusia. Salah satunya adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel atau yang biasa disingkat dengan SPLDV. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel merupakan konsep matematika yang sering tanpa disadari bersentuhan dengan kehidupan kita sehari-hari. Misalkan kita membeli 2 pasang sepatu dan 3 pasang sandal seharga Rp270.000, dengan mengandaikan harga sepatu x dan harga sandal y maka dapat kita nyatakan dengan 2x + 3y = 270.000, kemudian teman kita membeli 3 pasang sepatu dan 4 pasang sandal dengan model yang sama seharga Rp390.000 maka dengan pengandaian yang sama dapat kita nyatakan 3x + 4y = 390.000, dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel akan dapat kita ketahui harga sepasang sepatu dan harga sepasang sandal. Keberhasilan dalam pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diharapkan, seperti keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Untuk mencapai keberhasilan ini melibatkan beberapa peran, diantaranya yaitu: peran guru sebagai pendidik dan peran siswa sebagai peserta didik. Guru dan siswa saling berinteraksi untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar yang tinggi dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam keberhasilan proses belajar mengajar serta tercapainya tujuan pendidikan. Tetapi dalam kenyataan di lapangan sampai saat ini hasilnya masih kurang memuaskan, bahkan mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami oleh sebagian siswa.

4 Pengalaman penulis sendiri waktu PPL 2 di SMPN 23 Banjarmasin, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) merupakan salah satu konsep matematika yang masih dianggap sulit oleh sebagian siswa. Apalagi jika diberikan soal penerapan dalam kehidupan sehari-hari (soal cerita), hasil mereka kurang memuaskan. Sedangkan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk mata pelajaran matematika pada tahun 2010/2011 di sekolah tersebut adalah 65,00. Hasil wawancara dengan guru matematika menyebutkan bahwa rata-rata nilai mereka pada materi tersebut berada di bawah KKM. Saat ini mayoritas guru matematika dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, langkah-langkah yang digunakan dalam memberikan pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis. Pembelajaran cenderung text book oriented, dan abstrak, sehingga konsep-konsep akademik sulit dipahami siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, perlu adanya perubahan dalam langkah langkah mengajar para guru yang terencana dan sistematis, pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan intelektual, mental, emosional, sosial dan motorik agar siswa menguasai tujuan-tujuan instruksional yang harus dicapainya. Konsep yang harus dikembangkan dalam proses pembelajaran

5 bukan hanya apa yang dipelajari siswa, tetapi juga bagaimana siswa harus mempelajarinya. Dengan kata lain, siswa belajar bagaimana belajar. 3 Upaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan siswa diantaranya dapat dilakukan melalui melalui perbaikan proses pengajaran. Dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting. Oleh karena itu, guru sepatutnya mampu mencari model pembelajaran yang tepat untuk tercapainya pembelajaran secara efektif, dan hasil belajarpun diharapkan dapat lebih ditingkatkan. Salah satu cara yang dipandang sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Problem Based Instruction (PBI) atau disebut juga pembelajaran berdasarkan masalah. Model pembelajaran PBI ini adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegralkan ilmu (knowledge) baru. PBI adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka pahami sebelumnya sehingga akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Dengan menggunakan PBI ini, siswa akan h. 13. 3 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),

6 bekerja secara kooperatif, dan yang paling penting membina kemahiran untuk menjadi siswa yang belajar secara mandiri. Hasil penelitian Charlia Dwiyani menyimpulkan, hasil belajar matematika siswa SMAN 1 Banjarbaru menggunakan pendekatan Problem Based Instruction (PBI) dilihat dari rata-rata nilai evaluasi akhir berada pada kualifikasi baik. 4 Hasil penelitian juga oleh Hidayati dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan hasil belajar siswa tentang segitiga menggunakan model PBI kelas VII SMP Islam Ukhuwah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2009/2010 menyimpulkan bahwa pengajaran matematika melalui model PBI aspek-aspek yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses pembelajaran mengalami peningkatan yaitu dari kualitas kurang baik menjadi baik. Berdasarkan uraian-uraian di atas muncul pertanyaan dalam diri penulis, berkenaan dengan cara terbaik yang dapat dilakukan guru dalam membantu kegiatan belajar mengajar, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pelajaran matematika. Di sini penulis mengangkat materi tentang Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, karena materi tersebut termasuk materi yang dianggap siswa lumayan sulit untuk dipahami. Sehingga penulis tertarik untuk menelitinya lebih jauh, yaitu dengan menerapkan salah satu model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI) pada materi tersebut. Untuk itu penulis mengangkat judul Perbandingan Hasil Belajar antara Pembelajaran yang 4 Charlia Dwiyani, Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Problem Based Instruction Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Banjarbaru Tahun Pelajaran 2007/2008, Skripsi, (Banjarmasin: Perpustakaan PMIPA UNLAM, 2008)

7 Menggunakan Model Kooperatif Tipe Problem Based Instruction (PBI) dengan Model Pembelajaran Konvensional pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Siswa Kelas VIII SMPN 23 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2011/2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI)? 2. Bagaimana hasil belajar belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ekspositori? 3. Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe PBI dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ekspositori? C. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap judul penelitian di atas, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut: a. Perbandingan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perbandingan berasal dari kata banding kemudian mendapat imbuhan awalan per dan akhiran an sehingga menjadi rangkaian kata perbandingan yang berarti

8 perbedaan (selisih). 5 Jadi yang dimaksud perbandingan di sini adalah perbandingan hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI) dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional metode ekspositori. b. Hasil belajar matematika siswa adalah skor siswa dalam menyelesaikan soalsoal tentang Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dalam bentuk hasil cerita setelah diajarkan oleh guru menggunakan model kooperatif tipe pbi dengan model pembelajaran konvensional metode ekspositori. c. Model pembelajaran merupakan suatu tindakan atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang ditetapkan guru, agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan efektif dan efisien. d. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) adalah model pembelajaran yang berlandaskan teori belajar konstruktivisme yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah. PBI adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka pahami sebelumnya sehingga akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. 5 Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kedua, (Jakarta: balai pustaka, 1992), h. 75

9 e. Model pembelajaran konvensional yang dimaksud di sini adalah model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru, yakni metode ekspositori. Metode ekspositori adalah metode pembelajaran yang digunakan dengan memberikan keterangan terlebih dahulu definisi, prinsip dan konsep materi pelajaran serta memberikan contoh dalam bentuk ceramah, latihan, tanya jawab dan penugasan. f. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) Persamaan adalah kalimat terbuka yang memuat tanda sama dengan (=). Persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah persamaan yang memiliki dua variabel dan masing-masing variabel berpangkat satu. 6 Sedangkan sistem persamaan linear dua variabel adalah beberapa persamaan linear dua variabel yang memiliki himpunan penyelesaian yang sama. Jadi yang dimaksud dengan judul yang akan diteliti oleh penulis adalah perihal mempraktekkan model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI) pada materi sistem persamaan linear dua variabel dalam bentuk soal cerita. 2. Lingkup Pembahasan Selanjutnya agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas, maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: 2007), hal. 108. 6 M. Cholik Adinawan dan Sugijono, Matematika Untuk SMP Kelas VIII, (Jakarta: Erlangga,

10 1. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIII SMPN 23 Banjarmasin tahun pelajaran 2011/ 2012. 2. Penelitian dilaksanakan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI) dan model pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori. 3. Penelitian dilakukan dalam menyelesaian soal-soal sistem persamaan linear dua variabel bentuk soal cerita. 4. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai tes akhir dalam menyelesaikan soalsoal sistem persamaan linear dua variabel bentuk soal cerita. Jadi, yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah suatu penelitian yang mengukur perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI) dengan model konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel bentuk soal cerita pada siswa kelas VIII SMPN 23 Banjarmasin. D. Alasan Memilih Judul 1. Matematika sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari, dan merupakan pelajaran yang sangat penting namun selama ini sering dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit. 2. Mengingat pentingnya penerapan model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran Matematika dengan harapan model pembelajaran kooperatif

11 tipe Problem Based Instruction (PBI) ini dapat dijadikan alternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar sehingga pembelajaran akan tercapai. 3. Penulis ingin mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI) pada mata pelajaran matematika di sekolah menengah pertama. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI) pada materi sistem persamaan linear dua variabel dalam bentuk soal cerita. 2. Mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ekspositori pada materi sistem persamaan linear dua variabel dalam bentuk soal cerita. 3. Mengetahui perbedaan hasil belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI) dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi sistem persamaan linear dua variabel dalam bentuk soal cerita pada siswa kelas VIII SMPN 23 Banjarmasin.

12 F. Kegunaan (Signifikansi) Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan bisa diambil dari penelitian ini adalah: 1. Siswa termotivasi dalam mempelajari matematika karena dapat menyampaikan pendapat, ide, gagasan dan pertanyaan secara berani dan benar. 2. Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok. 3. Peneliti dapat menerapkan teori-teori yang didapat dalam perkuliahan serta dapat menambah pengalaman peneliti mengenai pembelajaran di sekolah yang akan sangat berguna bagi peneliti sebagai seorang calon guru. 4. Guru memperoleh model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa. G. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Berdasarkan teori yang ada bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) siswa akan bekerja secara kooperatif dan bertanggung jawab dalam kumpulannya untuk menyelesaikan masalah serta dapat membina kemahiran untuk menjadi siswa yang belajar secara sendiri. Peneliti mengasumsikan bahwa model pembelajaran koopertif tipe Problem Based Instruction (PBI) bila diterapkan dengan baik dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

13 2. Hipotesis Adapun hipotesis yang diambil dalam penelitian ini yaitu, Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI) dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional metode ekspositori pada materi sistem persamaan linear dua variabel dalam bentuk soal cerita pada siswa kelas VIII SMPN 23 Banjarmasin H. Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sistematika penelitian yang terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa subbab yakni sebagai berikut: Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan lingkup pembahasan, alasan memilih judul, tujuan penelitian, kegunaan (signifikansi) penelitian, anggapan dasar dan hipotesis dan sistematika penulisan. Bab II Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Problem Based Instruction (PBI) Dan Model Pembelajaran Konvensional Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP berisi, pengajaran matematika di SMP, model pembelajaran, model kooperatif tipe Problem Based Instruction (PBI), dan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).

14 Bab III Metode Penelitian berisi jenis dan pendekatan, desain (metode) penelitian, objek penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, prosedur penelitian Bab IV Penyajian Data dan Analisis berisi deskripsi lokasi penelitian, pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen, deskripsi kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen, deskripsi kemampuan awal siswa, uji beda kemampuan awal siswa, deskripsi hasil belajar matematika siswa, uji beda hasil belajar matematika siswa, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup berisi simpulan dan saran