BUPATI BOGOR Cibinong, Desember 2017 Nomor : / -DPMD Kepada Sifat : Penting Yth. Camat Se-Kabupaten Bogor Lampiran : 1 (satu) Berkas Perihal : Penganggaran, Pelaksanaan, Pelaporan, Pertanggungjawaban, Pemantauan dan Pengawasan Pembangunan Desa. di Tempat Dasar : 1. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2004 tentang Desa; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2104 tentang Desa; 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangun Desa; 6. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib Dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 6 Tahun 2015 tentang Desa;
8. Peraturan Bupati Bogor Nomor 39 tahun 2015 tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa di Desa; 9. Peraturan Bupati Bogor Nomor 44 tahun 2015 tentang Pengelolaan Keuangan Desa; Dalam rangka penganggaran, pelaksanaan, pelaporan, pertanggungjawaban, pemantauan dan pengawasan pembangunan desa, dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Bahwa seluruh pendapatan Desa baik yang bersumber dari: a. Pendapatan Asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa b. Alokasi dari APBN dalam belanja transfer ke Daerah/Desa (Dana Desa); c. Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten (BHPRD); d. Alokasi Dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten; e. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten; f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga dan lain-lain pendapatan Desa yang sah. dan seluruh kegiatan yang bersumber dari pendapatan tersebut baik di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat harus dituangkan dalam APBDes yang ditetapkan dengan Peraturan Desa. 2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menyelenggarakan Musyawarah Desa yang diselenggarakan dalam rangka penyusunan rancangan APBDesa berdasarkan RKP Desa. Musyawarah Desa membahas rancangan APBDesa yang
disusun oleh Pemerintah Desa, dengan mengundang masyarakat dusun dan/atau kelompok masyarakat yang mengajukan usulan rencana kegiatan pembangunan Desa. Rancangan APBDesa yang disepakati dalam Musyawarah Desa menjadi dasar bagi Kepala Desa dan BPD untuk menetapkan Peraturan Desa tentang APBDesa, dan BPD menyebarluaskan informasi tentang hasil kesepakatan musyawarah desa. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Tertib Dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa. 3. APBDes dapat dilakukan perubahan yang tetapkan dengan Peraturan Desa. APBDes dapat diubah apabila terjadi: a. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran antar jenis belanja; b. keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan; c. terjadi penambahan dan/atau pengurangan dalam pendapatan desa pada tahun berjalan; d. terjadi keadaan memaksa (force majeure), seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan;dan/atau e. perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah, seperti informasi pagu definitif ADD, BHPRD, Dana Desa dan Bantuan Keuangan; 4. Dalam hal bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten serta hibah dan bantuan pihak ketiga yang tidak tercantum dalam APBDes ditetapkan dan disalurkan setelah ditetapkannya Peraturan Desa tentang Perubahan APB Desa, maka perubahan APBDes ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Desa tentang perubahan APBDesa yang diinformasikan kepada BPD dan Camat; 5. Bahwa proses dan prosedur penetapan APBDes dan Perubahan APBDes dengan Peraturan Desa atau Peraturan Kepala Desa meliputi: a. Tata cara penyusunan peraturan di desa mengacu kepada Permendagri No. 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa; b. Tata cara penyusunan APBDes mengacu kepada Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Bupati Bogor No. 44 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Keuangan Desa; c. Tata cara pelaksanaan musyawarah desa mengacu kepada Permendes No. 2 Tahun 2015 tentang Musyawarah Desa; 6. Dalam hal penerimaan ADD, BHPRD, Dana Desa, Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi dan Bantuan Keuangan dari APBD Kabupaten pada akhir tahun anggaran dan tidak cukup waktu untuk dilaksanakan sesuai dengan kegiatan dalam APBDesa, maka menjadi sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) dan dipergunakan untuk kegiatan yang sama serta dicantumkan dalam APBDes/Perubahan APBDes dalam tahun berikutnya; 7. Dalam hal kegiatan pembangunaan Desa tidak dapat selesai dilaksanakan ditahun berkenaan, maka kegiatan pembangunaan dihentikan dan dihitung besaran belanjanya, apabila terdapat kelebihan pengambilan uang oleh pelaksana kegiatan maka dikembalikan ke kas desa, kemudian sisa dana dan sisa kegiatan yang belum dilaksanakan dianggarkan kembali dalam APBDes tahun berikutnya;
8. Bahwa dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa agar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan: a. Kepala Desa mengoordinasikan kegiatan pembangunan Desa yang dilaksanakan oleh perangkat Desa dan/atau unsur Lembaga kemasyarakatan dan masyarakat Desa; b. Kegiatan pembangunan desa dilaksanakan dengan melalui tahapan persiapan dan tahapan pelaksanan. Tahapan persiapan meliputi: a) penetapan pelaksana kegiatan; b) penyusunan rencana kerja; c) sosialisasi kegiatan; d) pembekalan pelaksana kegiatan; e) penyiapan dokumen administrasi; f) pengadaan tenaga kerja; g) pengadaan bahan/material. c. Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Desa dilaksanakan melalui tahapan: 1) rapat kerja dengan pelaksana kegiatan; 2) pemeriksaan pelaksanaan kegiatan infrastruktur Desa; 3) perubahan pelaksanaan kegiatan; 4) pengelolaan pengaduan dan penyelesaian masalah; 5) penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan; 6) musyawarah pelaksanaan kegiatan Desa dalam rangka pertanggungjawaban hasil pelaksanaan kegiatan; dan 7) pelestarian dan pemanfaatan hasil kegiatan;
9. Dalam hal pemeriksaan perkembangan kegiatan infrastruktur, Kepala Desa dapat dibantu oleh Tenaga Ahli dibidang pembangunan Infrastruktur yang diutamakan dari masyarakat desa, jika tidak tersedia dapat meminta bantuan kepada Bupati melalui Camat perihal kebutuhan Tenaga Ahli dibidang pembangunan infrastruktur yang berasal dari Perangkat Daerah dan/atau Pendamping Profesional; 10. Pemantauan, pengawasan, pelaporan, dan pertanggungjawaban pembangunan desa dilakukan dengan cara: a. Proses pengawasan dan pemantauan pembangunan Desa dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat Desa. Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa. Hasil pengawasan dan pemantauan pembangunan Desa menjadi dasar pembahasan musyawarah Desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan Desa; b. Apabila terdapat pengaduan masyarakat dalam pelaksanan pembangunan Desa, maka penyelesaian masalah sampai status penyelesaian masalahnya diutamakan untuk dilakukan secara mandiri oleh Desa berdasarkan kearifan lokal dan pengarusutamaan perdamaian melalui musyawarah Desa; c. Pelaksana kegiatan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Desa. Penyampaian laporan disesuaikan dengan jenis kegiatan dan tahapan penyaluran dana kegiatan. Laporan disusun berdasarkan pertanggungjawaban terhadap penggunaan dana yang diterima dan tahapan perkembangan pelaksanaan kegiatan;
d. BPD menyelengarakan musyawarah desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan desa. Musyawarah Desa diselenggarakan setiap semester yaitu pada bulan Juni dan bulan Desember tahun anggaran berjalan. Pada musyawarah desa tersebut Pelaksana Kegiatan menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan dengan cara: 1) Menyampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan kepada kepala Desa; dan 2) Menyerahkan hasil pelaksanaan kegiatan untuk diterima kepala Desa dengan disaksikan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat Desa; berdasarkan laporan akhir Pelaksana Kegiatan tersebut, Kepala Desa menyampaikan kepada Badan Permusyawaratan Desa tentang laporan pelaksanaan pembangunan Desa, dan laporan keterangan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa. e. Berdasarkan hasil penyelenggaraan musyawarah desa `dalam rangka pelaksanaan pembangunan, Kepala Desa menyusun laporan realisasi pelaksanaan APBDes Semester Pertama dan Semester Akhir tahun serta laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes; f. Apabila pada bulan Juni, BPD belum menyelenggarakan musyawarah desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan desa semester pertama, maka dapat diselenggarakan secara bersamaan pada musyawarah desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan desa semester akhir tahun pada bulan Desember tahun berkenaan; 11. Kepala Desa menyampaikan laporan kepada Bupati melalui Camat berupa:
a. Laporan realisasi pelaksanaan APBDes semester pertama disampaikan paling lambat pada akhir bulan Juli tahun berjalan; b. Laporan realisasi pelaksanaan APBDes akhir tahun disampaikan paling lambat pada akhir bulan Januari tahun berikutnya; c. Laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDes yang ditetapkan dengan Peraturan Desa paling lambat 1 (satu) bulan terakhir tahun anggaran disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhir tahun anggaran; Sehubungan pelaksanaan tahapan pembangunan di desa, untuk melaksanakan fungsi Camat dalam pembinaan dan pengawasan Desa maka diminta: 1. Mensosialisasikan tahapan pembangunan di desa mulai dari penganggaran, pelaksanaan, pelaporan, pertanggungjawaban, pemantauan dan pengawasan kepada Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, Lembaga Kemasyarakatan, dan masyarakat; 2. Memastikan tahapan pembangunan desa tersebut dilaksanakan oleh Desa; 3. Mengoptimalkan peran dan fungsi dari pendamping desa dalam pelaksanaan tahapan pembangunan Desa; 4. Mengarahkan kegiatan pemberdayaan dalam hal peningkatan kapasitas fungsi Kepala Desa, Perangkat Desa, BPD, Lembaga Kemasyarakatan dan masyarakat; 5. Mengedepankan asas transparansi, partisipasi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap desa; 12. Pedoman pelaksanaan pembangunan Desa, Pelaporan dan Pertanggungjawaban beserta dengan dokumen pendukung
DAFTAR KENDALI PROSES LAPORAN REALISASI