BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang paling awal atau pra sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari bantuan dan mengadakan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses terencana untuk menyiapkan anak didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang dijelaskan dalam Undang Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. anak. Usia dini juga sering disebut sebagai masa keemasan (golden age), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. tentang isu kemerosotan nilai-nilai yang terkandung dalam keluarga cukup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan psikologisnya sehingga menjadi seorang yang unik. Anak mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki

Peran Guru dalam Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Anak pada Pendidikan Anak Usia Dini Yanuarita Niken P. I Pendahuluan Pendidikan Anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS TENTANG PELAKSANAAN METODE KETELADANAN DALAM PEMBINAAN AKHLAK ANAK DI RA NURUSSIBYAN RANDUGARUT TUGU SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. menyadari akan penting nya mencerdaskan rakyat nya, Cita cita mulia itu pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cahny Sudiarni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses. karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan manusia, sekaligus dasar

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang tuanya tentang moral-moral dalam kehidupan diri anak misalnya

L. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INGGRIS SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SDLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar belakang masalah. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

MAKALAH. 7 Permainan Untuk Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak Pada Golden Period. Untuk memenuhi tugas matakuliah. Teknologi Informasi dalam Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak (Yuliani Nurani Sujiono, 2009). Usia dini merupakan usia di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak untuk mengenali berbagai macam fakta di lingkungannya sebagai stimulans terhadap setiap aspek perkembangannya. Karena pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungannya, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa akan mempengaruhi kehidupan anak dimasa yang akan datang. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sehubungan dengan pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sujiono (2009:46) mengungkapkan fungsi pendidikan bagi anak usia dini harus menjadi perhatian, karena: (1) untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahap perkembangnnya; (2) mengenalkan anak dengan dunia sekitar; (3) mengembangkan sosialisasi anak; (4) mengenalkan peraturan dan disiplin pada anak; (5) memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya; (6) memberikan stimulus kultural pada anak; (7) memberikan ekspresi stimulis kultural. 1

2 Berdasarkan kutipan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan bagi anak usia dini bertujuan untuk memberikan stimulus serta memperkenalkan anak pada dunia di sekitarnya, sehingga seluruh aspek perkembangan anak dapat berkembang sesuai tahapan usianya. Selain itu, pendidikan bagi anak usia dini juga bertujuan untuk memperkenalkan seperti apa dunia anak-anak yang sesungguhnya. Melalui lembaga - lembaga pendidikan ini diharapkan pendidik dapat mengembangkan setiap aspek perkembangan yang dimiliki oleh setiap anak. Termasuk di dalamnya perkembangan moral anak. Pembentukan sumber daya manusia yang memiliki banyak potensi namun mengabaikan nilai-nilai moral dalam sikapnya, hanya akan menghasilkan manusia yang hanya memikirkan diri sendiri, tanpa mempedulikan bagaimana kondisi dan keadaan lingkungan di sekitarnya. Rendahnya rasa kasih sayang membuat orang mudah mengabaikan orang lain bahkan menyakiti dan rendahnya rasa tanggung jawab membuat orang bekerja kurang maksimal bahkan melalaikan pekerjaannya. Contoh nyata tentang rendahnya nilai moral seseorang adalah terjadinya kasus korupsi. Pelakunya sendiri adalah orang-orang yang dapat dikatakan pintar. Hanya saja rasa kasih sayang dan kepeduliannya terhadap sesama tidak ada. Kondisi tersebut meyakinkan minimnya pendidikan nilai-nilai moral. Dampak rendahnya pendidikan nilai-nilai moral terhadap perilaku masyarakat menjadikan pendidikan menjadi sorotan. Lembaga pendidikan prasekolah diharapkan mampu meningkatkan nilai moral sebagai lembaga pengembangan diri.

3 Menyadur dari Kurikulum Taman Kanak-Kanak (2010) diuraikan mengenai perkembangan moral anak usia 5-6 tahun, yaitu sebagai berikut: (1) terbiasa melakukan ibadah sesuai aturan menurut keyakinan, seperti berdoa, membaca surat pendek, serta menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan dengan cara memberi makan pada hewan dan menyiram tanaman; (2) terbiasa berperilaku sopan santun, seperti mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu, menyapa teman atau orang yang dikenal saat bertemu; (3) terbiasa berperilaku saling hormat menghormati, seperti memberi salam pada guru atau orang tua, bersedia meminta maaf dan memberi maaf, tidak mengacuhkan teman atau orang yang sedang bicara, serta berteman dengan siapa saja; (4) memiliki perilaku mulia, seperti berbicara jujur, rendah hati, disiplin, mandiri, dan menolong teman yang kesusahan; (5) membedakan perbuatan baik dan buruk, seperti dapat membedakan antara tokoh yang baik dan yang jahat dalam sebuah cerita; (6) melakukan kegiatan yang bermanfaat, seperti membuang sampah pada tempatnya, berperilaku hemat, serta menjaga kebersihan. Berdasarkan hasil observasi peneliti saat melakukan Program Pelatihan Lapangan Terpadu (PPLT) di TK Dahlia Indah, menunjukkan bahwa pendidikan moral di TK tersebut belum sepenuhnya mengembangkan moral anak dengan optimal. Anak masih sering melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan aturan yang ada atau nilai moral. Perilaku yang tidak sesuai dengan nilai moral, yaitu seperti; (1) anak berbicara kepada guru atau teman menggunakan suara yang terlalu keras sehingga orang yang ada di sekitarnya terganggu; (2) saat ada seorang anak yang maju ke depan kelas untuk bernyanyi beberapa anak tidak mendengarkan tetapi sibuk berbicara di tempat duduknya dengan teman di

4 sebelahnya; (3) saat tiba waktu makan sebagian besar anak tidak menjaga kebersihan seperti membuang sampah tidak di keranjang sampah, tapi membuangnya melalui jendela; (4) saat diberi sesuatu, anak sering lupa mengucapkan terima kasih dan lupa menggunakan tangan kanannya; (5) saat anak tidak ingin melakukan kegiatan belajar dengan serius sering kali anak mengganggu temannya yang sedang belajar; (6) saat melihat teman yang berpenampilan berbeda dari biasanya, anak akan langsung mengejek temannya tersebut; (7) ada anak yang tidak mau berteman dengan anak yang lain. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah tersebut terjadi, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor berasal dari dalam diri anak seperti tingkat intelegensi anak yang berbeda-beda, sehingga dapat mempengaruhi pemahaman tentang konsep moral dan kemampuan menilai suatu kondisi yang sedang dihadapi. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak seperti banyaknya gambar atau acara televisi yang tidak mengindahkan nilai moral dapat bebas dilihat anak, lingkungan sekitar anak yang kurang mendukung terlaksananya pendidikan moral. Serta sikap guru di sekolah yang terkadang kurang tegas terhadap perilaku anak yang kurang sesuai dengan peraturan. Dalam meningkatkan nilai moral anak usia dini, ada banyak cara yang dapat dilakukan seperti pendidikan holistik berbasis karakter, sosiodrama, bermain peran, dan mendongeng. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kegiatan mendongeng untuk meningkatkan nilai moral. Mendongeng bukanlah hal baru di zaman sekarang ini. Bahkan sudah sejak lama kegiatan mendongeng tersebut ada, yaitu sejak zaman nenek moyang dulu. Oleh karena itu, bangsa Indonesia

5 memiliki ragam cerita rakyat karena kebiasaan bertutur yang dimiliki oleh nenek moyang. Melalui cerita-cerita yang dituturkan tersebut, berbagai pengetahuan dan nasihat-nasihat yang patut diteladani oleh manusia diturunkan. Dongeng memiliki daya tarik tersendiri. Di sebagian sisi, terjadi suatu fenomena klise, bahwa anak-anak sebelum tidur kerap minta mendengar dongeng yang dikisahkan oleh ibu, nenek, atau orang dewasa yang berusaha menidurkannya. Meski bisa saja ditafsirkan bahwa dongeng tak selamanya menyenangkan, namun kenyataannya memang dongeng mudah membuat anak tertidur, disamping dongeng disetujui sebagai aktifitas rileks memang memiliki potensi konstruktif untuk mendukung pertumbuhkembangan mental anak. Mendongeng memiliki banyak manfaat diantaranya adalah mampu mengembangkan daya pikir dan imajinasi anak, mengembangkan kemampuan berbicara anak, mengembangkan daya sosialisasi anak dan yang terutama adalah sarana komunikasi anak dengan orang tuanya. Mendongeng sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak menjelang dewasa. Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara yang tak kalah ampuh dan efektif untuk memberikan human touch atau sentuhan manusiawi dan sportifitas bagi anak. Melalui dongeng pula jelajah cakrawala pemikiran anak akan menjadi lebih baik, lebih kritis, dan cerdas. Anak juga bisa memahami hal mana yang perlu ditiru dan yang tidak boleh ditiru. Hal ini akan membantu mereka dalam mengidentifikasikan diri dengan lingkungan sekitar di samping memudahkan mereka menilai dan memposisikan diri di tengahtengah orang lain.

6 Kegiatan mendongeng dapat dilakukan di rumah oleh orang tua dan di sekolah oleh guru. Selain dapat memberikan pemahaman akan nilai-nilai kebaikan kepada anak, kegiatan mendongeng juga dapat menciptakan relasi yang erat dan akrab anatara orang tua dan anak lewat kata-kata, belaian, pelukan, pandangan penuh sayang, senyuman, ekspresi kepedulian, dan lainnya. Begitu juga ketika dongeng dilakukan di sekolah, akan menciptakan hubungan yang erat antara guru dan anak. Mengembangkan imajinasi anak, serta dapat menumbuhkan minat baca anak. Hal penting yang bisa didapatkan saat mendongeng ialah bahwa secara tidak sadar pendongeng dapat mengungkapkan imajinasi dan pikirannya dengan cara bermain. Memberikan kegembiraan, pengetahuan, bersosialisasi, serta menciptakan pertemuan kecil yang bermanfaat. Khusus bagi anak, dongeng dapat memberikan rangsangan bagi kecerdasan anak. Karena melalui kegiatan mendongeng, anak akan bermain, bercanda, dan berinteraksi, sehingga kemampuan berfikir logis dan rasional akan terpacu dan membantu percepatan belajar anak. Dampak positif yang nyata pada anak adalah munculnya perkembangan dan kemampuan emosi anak dengan sendirinya, sehingga akan terbentuk sikap kreatif, ramah, mudah bergaul, spontan dalam merespons sekitarnya, dan terbangun empati pada lingkungan dan orang lain yang ada di sekitarnya. Melalui kegiatan mendongeng, nasihat-nasihat serta pemahaman akan nilainilai kebaikan dapat disampaikan kepada anak dengan cara yang menyenangkan. Anak dapat meniru perilaku-perilaku positif yang dilakonkan oleh para tokoh

7 yang ada dalam cerita. Sehingga jika hal itu terus dilakukan akan menjadi kebiasaannya hingga dewasa untuk berperilaku sesuai dngan nilai-nilai moral. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas serta pentingnya kegiatan mendongeng pada anak usia dini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Upaya meningkatkan nilai moral anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di TK Dahlia Indah 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Berbedanya tingkat intelegensi setiap anak, sehingga mempengaruhi pemahaman anak tentang nilai moral 2) Lingkungan sekitar anak yang kurang mendukung pendidikan moral 3) Sikap guru yang terkadang kurang tegas terhadap perilaku anak yang kurang sesuai peraturan 4) Perkembangan moral anak belum berkembang secara maksimal 1.3 Batasan Masalah Peneliti membuat batasan masalah pada judul di atas, yaitu : Upaya meningkatkan nilai moral anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di TK Dahlia Indah.

8 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah melalui kegiatan mendongeng dapat meningkatkan nilai moral anak usia 5-6 tahun di TK Dahlia Indah 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai moral anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan mendongeng di TK Dahlia Indah Laut Dendang tahun ajaran 2012/2013. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah : 1) Manfaat Teoritis a) Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan mendongeng dapat meningkatkan nilai moral anak usia dini. b) Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan bagi peneliti pendidikan yang terkait dengan penelitian anak usia dini. 2) Manfaat Praktis a) Bagi Anak : untuk meningkatkan nilai moral anak usia dini. b) Bagi Guru : diharapkan penelitian ini akan memberikan masukan bagi guru PAUD dalam upaya meningkatkan nilai moral anak dan sebagai

9 bahan pertimbangan guru untuk melakukan inovasi dalam meningkatkan nilai moral anak usia dini melalui kegiatan mendongeng. c) Bagi Sekolah : sebagai bahan evaluasi guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Taman Kanak-kanak. d) Bagi Peneliti : menambah wawasan peneliti mengenai bagaiman cara meningkatkan nilai moral anak melalui kegiatan mendongeng.