BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. bentuknya yang terkecil, hidup bersama itu dimulai dengan adanya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut senada dengan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan 1.

BAB I PENDAHULUAN. istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga ( Rumah Tangga ) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan yang ada di negara kita menganut asas monogami. Seorang pria

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kehidupan masyarakat diatur oleh hukum termasuk mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Negara. Perkawinan menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, suami istri memikul suatu tanggung jawab dan kewajiban.

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dinyatakan pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menarik untuk dibicarakan, karena persoalan ini bukan hanya menyangkut tabiat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

BAB I PENDAHULUAN. wanita telah sepakat untuk melangsungkan perkawinan, itu berarti mereka

BAB I PENDAHULUAN. dengan melangsungkan Perkawinan manusia dapat mempertahankan

SKRIPSI PELAKSANAAN PERKAWINAN MELALUI WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah merupakan makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam ajarannya, bahwa manusia adalah zoon politicon artinya bahwa manusia

BAB I. Persada, 1993), hal Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cet.17, (Jakarta:Raja Grafindo

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Hak dan kewajiban tersebut harus dipenuhi oleh pasangan suami istri yang terikat

BAB I PENDAHULUAN. suatu dinamakan perkawinan yang diharapkan dapat berlangsung selama-lamanya,

BAB I PENDAHULUAN. dari perkawinan itu adalah boleh atau mubah. Namun dengan melihat

Oleh: IRSAM DIAN BACHTIAR C

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Apabila mereka melangsungkan perkawinan maka timbullah hak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan dalam agama Islam disebut Nikah yang berarti

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kodrat manusia sejak dilahirkan ke dunia selalu mempunyai

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. yang didukung oleh umat beragama mustahil bisa terbentuk rumah tangga tanpa. berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perkawinan yang dimulai dengan adanya rasa saling cinta dan kasih sayang

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi manusia, hewan, dan tumbuhan. Diantara ciptaan-nya, manusia

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Masyarakat Indonesia tergolong heterogen dalam segala aspeknya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

I. PENDAHULUAN. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan

PERKAWINAN USIA MUDA DAN PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT PERCERAIAN DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN AGAMA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. yang ditakdirkan untuk saling berpasangan dan saling membutuhkan 1. Hal

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat dan saling berinteraksi. Manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa. adanya atau dengan membentuk sebuah keluarga.

KEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI

TINJAUAN HUKUM TENTANG HADLANAH (HAK ASUH ANAK) AKIBAT PERCERAIAN. (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tuhan telah menciptakan makhluknya berpasang-pasangan, menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. perceraian/pemutusan perkawinan.

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak jaman dahulu hingga saat ini. Karena perkawinan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang hasilnya dipergunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan usia muda merupakan perkawinan yang terjadi oleh pihak-pihak

III. METODE PENELITIAN. empiris sebagai penunjang. Pendekatan secara yuridis normatif dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. serta membutuhkan manusia lainnya untuk hidup bersama dan kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga. Melalui perkawinan dua insan yang berbeda disatukan, dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih sayang sebagai sebuah rahmat dari-nya. Dimana semua itu bertujuan agar manusia dapat saling berkasih sayang, antara laki-laki dan perempuan sebagai makhluk-nya, dan juga merupakan cara untuk mengembangkan keturunan yang bisa meneruskan perjuangan mereka. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ar-ruum ayat 21, yang artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir. Seperti makhluk lainnya, manusia juga bebas mengikuti nalurinya dalam berhubungan dengan lawan jenisnya. Tetapi, untuk membedakan antara manusia dengan hewan ataupun makhluk lainnya serta demi menjaga martabat dan kehormatan manusia, maka Allah SWT mengadakan hukum sesuai dengan martabat tersebut. Dengan demikian, hubungan antara laki-laki dan perempuan diatur secara terhormat berdasarkan suatu ikatan perkawinan. Dalam hukum positif, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, disebutkan bahwa: Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dari pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa perkawinan bertujuan untuk menciptakan keluarga yang bahagia dan kekal sampai ajal memisahkan. Pada dasarnya setiap pasangan yang akan melangsungkan perkawinan bertujuan untuk

menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah warrahmah serta kekal untuk selamalamanya seperti yang disebutkan dalam pasal 3 Kompilasi Hukum Islam (KHI) : Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warrahmah. Tetapi ada kalanya dalam menjalani rumah tangga terdapat konflik atau masalah yang dapat mengakibatkan perselisihan diantara suami istri yang berujung pada putusnya tali perkawinan atau perceraian. Sesuai dengan ketentuan pasal 39 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 bahwa : perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan, setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Apabila perceraian terjadi, maka akan timbul akibat hukum terputusnya ikatan antara suami dan istri, dan juga berakibat pada hubungan hukum kekeluargaan dan hubungan hukum harta kekayaan selama dalam perkawinan.setiap sesuatu yang diperoleh si suami atau oleh si isteri secara usaha masing-masing atau secara usaha bersama menjadi harta bersama dalam perkawinan.1 Dalam Pasal 35 dan Pasal 36 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dijelaskan bahwa: Pasal 35: 1. Harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama 2. Harta bawaan dari masing-masing suami istri dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan adalah dibawah penguasaan masingmasing sepanjang para pihak tidak menentukan lain. Pasal 36: 1. Mengenai harta bersama, suami dan istri dapat bertindak atas persetujuan kedua belah pihak. 2. Mengenai harta bawaan masing-masing suami dan istri mempunyai hak sepenuhnya untuk melakukan perbuatan hukum mengenai harta bendanya. Aturan-aturan tersebut pada dasarnya telah memberikan gambaran yang cukup jelas. Namun sering terjadi kesulitan dalam pelaksanaannya. Sehingga dapat 1 Sudarsono,Hukum Perkawinan Nasional,(Jakarta:PT Rineka Cipta,2005),hlm.122.

menimbulkan sengketa antar kedua belah pihak. Hal ini dikarenakan biasanya masing-masing pihak merasa bahwa ia berhak untuk mendapatkan bagian yang lebih banyak daripada pihak lain. Dan cenderung ingin menguasai harta itu sendiri. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka penulis ingin mengadakan penelitian tentang : PELAKSANAAN PUTUSAN PEMBAGIAN HARTA BERSAMA AKIBAT HUKUM PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI KELAS IB B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan pembagian harta bersama akibat perceraian di Pengadilan Agama Bukittinggi kelas IB? 2. Bagaimana pelaksanaan putusan pembagian harta bersama di Pengadilan Agama Bukittinggi kelas IB? 3. Apakah hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembagian harta bersama di Pengadilan Agama Bukittinggi kelas IB? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana pertimbangan hakim dalam menentukan pembagian harta bersama akibat hukum perceraian. 2. Untuk memahami pelaksanaan putusan pembagian harta bersama di Pengadilan Agama Bukittinggi Kelas IB. 3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam pelaksanaan pembagian harta bersama di Pengadilan Agama Bukittinggi Kelas IB. D. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu tambahan dalam ilmu pengetahuan hukum perdata khususnya di bidang perkawinan tentang hukum harta bersama dan penyelesaiannya. 2. Secara praktis a. Bagi aparat hukum khususnya hakim, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pedoman dalam menentukan vonis yang lebih bijak dalam sengketa pembagian harta bersama setelah perceraian. b. Bagi pemerintah,diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan ataupun sebagai bahan pembanding bagi lembaga-lembaga peradilan khususnya peradilan umum dan peradilan agama. c. Bagi para pihak yang terkait yakni suami dan istri, yaitu agar mereka mengetahui kedudukan atau status dari suatu harta benda yang dimilikinya, sehingga masing-masing dapat melaksanakan kewajibannya. E. Metode penelitian Dalam rangka melengkapi dan menyempurnakan penulisan karya ilmiah ini, penulis melaksanakan penelitian guna mendapatkan data yang kongkrit untuk dijadikan sebagai bahan dan jawaban objektif dengan langkah sebagai berikut: 1. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah yang penulis gunakan adalah pendekatan yuridis-sosiologis yaitu merupakan pendekatan terhadap masalah yang ada dengan cara mempelajari hukum positif dari suatu objek penelitian dan bagaimana kenyataan atau prakteknya di lapangan. 2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan permasalahan objek yang diteliti secara objektif. 3. Sumber dan Jenis Data Yang dimaksud sumber data penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Mengacu pada pendekatan masalah yang telah dikemukakan, maka sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah : a. Penelitian Kepustakaan (library Research) Di dalam penelitian kepustakaan data yang diperoleh adalah data sekunder yakni data yang telah terolah atau tersusun. Data sekunder mencakup dokumendokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, buku harian dan seterusnya. Penelitian kepustakaan ini penulis lakukan pada: 1) Perpustakaan Pusat Universitas Andalas 2) Perpustakaan fakultas Hukum Universitas Andalas 3) Situs-situs hukum dari internet b. Penelitian Lapangan (field Research) Adalah penelitian yang dilakukan secara sistematis dan ilmiah untuk memperoleh data primer, yakni data yang belum diolah dan diperoleh langsung dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Penelitian lapangan ini penulis lakukan pada Pengadilan Agama Bukittinggi Kelas IB dan juga terhadap para pihak yang terkait dalam sengketa ini. Selain dari sumber data tersebut diatas, penulis juga mengumpulkan 2 jenis data sebagai berikut:

1. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian, melainkan data sekunder ini diperoleh melalui penelitian perpustakaan antara lain: a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan penelitian yang berasal dari Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan judul dan perumusan masalah seperti: 1) Kitab Undang-undang Hukum Perdata 2) Kompilasi Hukum Islam 3) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan 4) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan hukum yang erat kaitannya dengan hukum primer dan dapat menganalisa, memahami, dan menjelaskan bahan hukum primer antara lain: 1) Literatur yang sesuai dengan masalah penelitian 2) Makalah-makalah ilmiah, bahan seminar, tulisan ilmiah dalam berbagai majalah ataupun koran yang relevan dengan penelitian ini c. Bahan Hukum Tersier yaitu bahan-bahan hukum yang memberi informasi, petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum dan lain sebagainya. 2. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau melalui penelitian lapangan, untuk memperoleh data primer ini maka akan dilakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait. 4. Populasi dan Sampel

a. Populasi Populasi adalah sejumlah manusia atau unit yang mempunyai ciri-ciri atau karakteristik yang sama. 2 Populasi dalam penelitian ini adalah semua kasus pembagian harta bersama yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Agama Bukittinggi Kelas IB. b. Sampel Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti 2 kasus tentang pembagian harta bersama yang telah ditetapkan oleh Pengadilan Agama Bukittinggi kelas IB, yaitu perkara nomor:318/pdt.g/2011/pa.bkt dan perkara nomor:618/pdt.g/2012/pa.bkt. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu dengan tidak memberikan kesempatan yang sama terhadap individu dalam unit populasi yang ada. Teknik ini digunakan karena tidak memungkinkan bagi penulis untuk meneliti semua populasi yang jumlahnya terlalu besar. Bentuk non-probability sampling yang penulis gunakan adalah bentuk judgmental atau purposive sampling,yaitu penulis langsung menunjuk sampel atau responden mana yang dapat mewakili populasi dengan menetapkan sendiri syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dalam memilih unsur-unsur dari sampel. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Dengan mempelajari buku-buku, makalah-makalah, maupun literatur yang terkait dengan penelitian ini. 2 Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum,(Jakarta:Universitas Indonesia,2008),Hlm.172

b. Studi Dokumen Studi dokumen yaitu pengumpulan data atau bahan-bahan dengan cara mempelajari peraturan perundang-undangan, putusan hakim, dan dokumendokumen yang beraitan dengan penelitian ini. c. Wawancara Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan menggunakan teknik wawancara semi terstruktur dengan cara menyusun daftar pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan objek penelitian yang ditujukan kepada narasumber yang ada di Pengadilan Agama Bukittinggi Kelas IB. 6. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Data yang diperoleh akan diolah dengan cara : a. Editing, yaitu meneliti kembali catatan-catatan yang ada untuk mengetahui apakah catatan-catatan tersebut telah cukup baik dan dapat segera disiapkan untuk keperluan proses berikutnya. b. Coding, yaitu proses untuk mengklasifikasikan data menurut kriteria yang ditetapkan dengan tujuan untuk memudahkan kegiatan analisa data yang dilakukan. 2. Analisis Data Data yang diperoleh dilapangan dianalisis secara kualitatif yakni analisis yang dilakukan dengan tidak menggunakan rumus statistik, karena data tidak berupa angka-angka. Tetapi menggunakan kalimat-kalimat yang merupakan pandangan para pakar, peraturan perundang-undangan, termasuk data yang penulis peroleh

dilapangan yang memberikan gambaran secara detail mengenai permasalahan memperlihatkan penelitian yang bersifat deskripstif. G. Sistematika Penulisan Hasil dari penelitian ini terdiri dari 4 (empat) bab, dengan rincian sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini dikemukakan mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Teoritis, Metode Penelitian dan Sisitematika Penelitian. BAB II : TINJAUAN PUSATAKA Pada bab ini diuraikan tinjauan umum tentang Perkawinan yang meliputi pengertian perkawinan, syarat-syarat perkawinan,asas perkawinan, dan larangan perkawinan. Kemudian dibahas juga mengenai tinjauan khusus tentang perceraian dan harta bersama. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan mengenai pelaksanaan pembagian harta bersama dalam prakteknya,mengenai pertimbangan hakim dalam menentukan pembagian harta bersama akibat hukum perceraian serta hambatanhambatan dalam pelaksanaan pembagian harta bersama dalam prakteknya. BAB IV: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan terhadap semua permasalahan yang telah dibahas dan saran yang perlu untuk perbaikan mengenai permasalahan yang diteliti. DAFTAR KEPUSTAKAAN