1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat penting, karena apabila gizi yang diterima oleh bayi cukup maka pertumbuhan dan perkembangan bayi juga akan baik. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Diharapkan bahwa pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula nya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak ber rendah pula (Wawan dan Dewi, 2011, p.11). Tingkatan pendidikan seseorang semakin tinggi pendidikan, semakin mudah pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2011, p.83). Untuk mendukung Millenium Development Goals (MDG s) menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun bayinya. Manfaat memberikan Air Susu Ibu (ASI) bagi ibu tidak hanya menjalin kasih sayang, tetapi dapat mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mempercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan, mengurangi risiko terkena kanker payudara dan merupakan kebahagiaan tersendiri bagi ibu. ASI 1
2 merupakan salah satu makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Oleh sebab itu, pemberian ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Walaupun demikian masih terdapat kendala dalam pemantauan pemberian ASI eksklusif karena belum ada sistem yang dapat diandalkan untuk memantau pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2011). Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan telah ditetapkan dalam SK Menteri No. 450/Menkes/SK/IV/2004. ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman, kecuali obat atau vitamin. Bayi yang mendapat ASI eksklusif adalah bayi yang hanya mendapatkan ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan bahwa pemberian ASI di Indonesia saat ini memprihatinkan, persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai 6 bulan hanya 15,3 %. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah (Depkes RI, 2011). Berdasarkan data Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2009 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 40,21%, terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2008 yaitu 28,96% tetapi dirasakan masih sangat
3 rendah bila di bandingkan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang tahun 2011 cakupan ASI eksklusif di Kota Semarang pada tahun 2011 yaitu 45,09 % terjadi peningkatan sebesar 7,83 % dibandingkan pada tahun 2010 yaitu 37,26 %, tetapi pada kenyataannya masih banyak bayi usia 0-6 bulan yang tidak diberi ASI eksklusif selama 6 bulan. Data DKK Semarang tahun 2011, dari 37 di Kota Semarang cakupan ASI eksklusif terendah pada tahun 2011 adalah Candilama. Cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah Candilama sebesar 5,1 %. Jumlah ini masih belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu 40%. Hal ini dapat disebabkan karena rendahnya ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, faktor sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja dan gencarnya pemasaran susu formula. Untuk itu tingkat pencapaian dalam program ASI eksklusif ini harus mendapatkan perhatian khusus dan memerlukan pemikiran dalam mencari upaya-upaya terobosan serta tindakan nyata yang harus dilakukan oleh provider di bidang kesehatan dan semua komponen masyarakat dalam rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi guna meningkatkan dan kesadaran masyarakat (Data Profil Candilama, 2011).
4 Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Candilama terhadap 10 ibu hamil diperoleh hasil bahwa 5 ibu hamil berpendidikan lulus SMA, 2 ibu hamil lulusan SMP, 2 ibu hamil lulusan Perguruan Tinggi dan 1 ibu hamil lulusan SD. Sedangkan tingkat dari ibu hamil 3 responden mempunyai cukup, 2 responden mempunyai baik dan 5 responden mempunyai kurang. Dari 10 ibu hamil, 6 responden yang mendapat motivasi dari keluarga untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan dan yang 4 responden tidak mendapatkan motivasi dari keluarga untuk memberikan ASI eksklusif 6 bulan dikarenakan harus bekerja. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan pendidikan dan ibu hamil tentang manfaat ASI eksklusif motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif studi kasus di Candilama Kota Semarang tahun 2012. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan: Adakah hubungan pendidikan dan ibu hamil tentang manfaat ASI eksklusif motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif studi kasus di Candilama Kota semarang tahun 2012?.
5 C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan pendidikan dan ibu hamil tentang manfaat ASI eksklusif motivasi ibu memberikan ASI eksklusif di Candilama Kota Semarang tahun 2012. 2. Tujuan khusus a. Mendeskripsikan pendidikan b. Mendeskripsikan c. Mendeskripsikan motivasi ibu memberikan ASI eksklusif d. Menganalisis hubungan pendidikan motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif e. Menganalisis hubungan motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif D. Manfaat penelitian 1. Bagi Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukkan bagi agar lebih meningkatkan promosi tentang manfaat ASI eksklusif. 2. Bagi institusi Dapat menambah bahan kepustakaan diprogram D-III kebidanan Universitas Muhammadiyah Semarang dan sebagai sumber atau referensi untuk penelitian selanjutnya.
6 3. Bagi masyarakat Sebagai informasi pada masyarakat tentang manfaat ASI eksklusif. 4. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan peneliti serta sebagai media untuk menerapkan ilmu kebidanan yang telah didapat selama dibangku kuliah. E. Keaslian penelitian 1. Keaslian penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian No. Judul, Nama, Tahun 1 Hubungan antara pendidikan, pekerjaan dan ibu teknik menyusui yang benar di Desa Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Sasaran 37 Ibu yang menyusui 0-6 bulan di Desa Leteh Variabel yang diteliti Variable independen pendidikan, pekerjaan dan ibu tentang teknik menyusui dan variable dependen teknik menyusui yang benar. Metode Survey analitik explanatory study pendekatan potong lintang (cross sectional) Hasil Ada hubungan yang bermmakna antara pendidikan, pekerjaan dan teknik menyusui yang benar Azzade Dardiana 2011 Ellyn
7 Lanjutan tabel 1.1 Keaslian penelitian No. Judul, Nama, Tahun 2 Hubungan dan motivasi ibu menyusui praktik pemberian ASI di wilayah kerja Kendal 01 Kabupaten Kendal Ratna Sari 2011 Novita 3. Hubungan tingkat ibu tentang ASI eksklusif praktik pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di wilayah kerja Candilama Kota Semarang Witta Wulandani 2009 Sasaran 73 ibu yang mempunyai bayi 6-12 bulan yang berada di wilayah kerja Kendal 01 97 ibu yang mempunyai balita usia lebih dari 6 bulan di wilayah kerja Candilama Kota Semarang Variabel yang diteliti Variable independen dan motivasi ibu menyusui Variable dependen pemberian ASI Variable independen tingkat ibu tentang ASI eksklusif variable dependen praktik pemberian ASI eksklusif Metode Studi Deskriptif korelasi melalui metode pendekatan Cross sectional Jenis penelitian ini adalah eksplanatory research pendekatan Cross Sectional Hasil Ada hubungan praktik pemberian ASI di Kendal 01 Kab. Kendal dan ada hubungan motivasi praktik pemberian ASI di Kendal 01 Kab. Kendal Kategori cukup dan baik masingmasing sebanyak 40 (41,2%), jumlah terkecil kurang sebanyak 17 (17,5%). Jumlah ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak 57 (58,8%) dan ibu yang memberikan ASI eksklusif sebanyak 40 (41,2%).
8 2. Penelitian sekarang Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian, waktu penelitian dan variabel penelitian. Penelitian yang sekarang ini variabel yang digunakan yaitu pendidikan, ibu hamil motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Metode penelitian ini yaitu survei analitik pendekatan cross sectional. Lokasi penelitian yang akan dilakukan di Candilama Kota Semarang tahun 2012.