1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga merupakan mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Akhir Nasional (UAN). Mata pelajaran Bahasa Indonesia mempunyai empat keterampilan berbahasa yang mencakup menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu keterampilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan menulis. Di kelas V keterampilan menulis yang diberikan salah satunya adalah menulis puisi. Dalam Standar Kompetensi (SK) Bahasa Indonesia di kelas V semester dua dijelaskan bahwa keterampilan yang harus dicapai siswa dalam proses pembelajaran yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi bebas yang salah satu Kompetensi Dasarnya (KD) adalah menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat. Menulis puisi pada hakikatnya menulis kreatif, yang artinya dapat mengungkapkan perasaan dan emosi, bisa menumbuhkan kreativitas siswa dalam hal menulis. Dengan dilaksanakan pembelajaran menulis puisi diharapkan siswa mampu mengungkapkan daya emosional, mengembangkan kreativitas, menanamkan kepercayaan diri dan keberanian serta membantu siswa menuangkan ide, pikiran, pengalaman, dan perasaan. Ketika menulis, 1
2 siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasan secara tertulis berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Aktivitas tersebut memerlukan kesungguhan untuk mengolah, menata, dan mempertimbangkan secara kritis gagasan yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. Melihat banyaknya manfaat yang akan diperoleh, seharusnya kegiatan menulis menjadi kegiatan yang diminati siswa. Namun realita di beberapa sekolah menunjukkan bahwa menulis masih menjadi kegiatan yang sulit bagi siswa. Berdasarkan observasi kelas dan wawancara dengan guru kelas V A peneliti mendapat keterangan bahwa kemampuan menulis puisi siswa masih rendah yang ditunjukkan dengan nilai siswa dalam menulis puisi masih banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Bahasa Indonesia, yaitu 70. Hal ini disebabkan karena siswa masih mengalami kesulitan menuangkan ide dan kata-kata ketika proses pembuatan puisi. Di samping itu imajinasi siswa tidak berkembang dengan baik ketika pembuatan puisi. Hal ini disebabkan oleh perbendaharaan kosa kata siswa masih terbatas sehingga mereka cenderung menggunakan kata yang sama dalam menyusun kalimat puisi. Di samping kemampuan menulis yang masih perlu diperbaiki, kreativitas siswa dalam penulisan puisi juga masih rendah. Hal ini disebabkan karena terbatasnya waktu untuk praktek/latihan membuat puisi padahal menulis puisi memerlukan proses yang lama dan dipengaruhi oleh kebiasaan siswa. Kondisi ini dapat disebabkan salah satunya karena penggunaan strategi pembelajaran oleh guru yang kurang maksimal menyebabkan siswa pasif dan tidak kreatif.
3 Selama ini guru masih kurang memberikan waktu berlatih bagi siswa untuk menulis puisi. Pembelajaran lebih banyak menekankan pada pengertian dan definisi yang dilakukan dengan cara ceramah, sehingga waktu untuk melakukan praktek menjadi kurang. Dari beberapa permasalahan di atas peneliti dan guru kelas VA setuju untuk berkolaborasi guna melakukan perbaikan khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis puisi dengan cara Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Untuk memperbaiki kondisi proses pembelajaran, peneliti dan guru kelas VA sepakat untuk menggunakan teknik Akrostik pada materi menulis puisi. Tenik akrostik dipilih karena dengan teknik ini diharapkan siswa dapat mengalami suatu proses pembelajaran yang terarah, menyenangkan dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa akan dipandu mulai dari tahap penggalian ide dan penentuan ide, dibimbing untuk memilih ide yang dekat dan berhubungan dengan dirinya yaitu tentang pengalaman pribadinya. Pada penulisan ide, teknik akrostik juga membentuk siswa dalam menulis puisi, karena puisi yang akan ditulis menggunakan pola huruf-huruf awal berhubungan dengan tema pengalaman pribadi siswa. Selanjutnya disunting oleh siswa untuk diperbarui kekurangannya yang terdapat dalam puisi. Dengan adanya tahap-tahap tersebut proses pembuatan puisi lebih terarah. Atas dasar tersebut di atas perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengatasi rendahnya kreativitas dan kemampuan menulis puisi bebas pada siswa kelas VA melalui teknik akrostik di SD Negeri
4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah kreativitas siswa kelas VA dalam pembelajaran menulis puisi dapat ditingkatkan melalui teknik akrostik di SD Negeri Karangdadap? 2. Apakah kemampuan menulis puisi bebas pada siswa kelas VA dapat ditingkatkan melalui teknik akrostik di SD Negeri Karangdadap? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Meningkatkan kemampuan menulis puisi bebas siswa kelas VA pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui teknik akrostik di SD Negeri b. Meningkatkan kreativitas menulis puisi bebas siswa kelas VA pada pembelajaran bahasa Indonesia melalui teknik akrostik di SD Negeri D. Manfaat Penelitian ini dapat memberi manfaat : 1. Bagi Siswa a. Meningkatkan kemampuan menulis puisi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. b. Meningkatkan kreativitas siswa dalam materi menulis puisi.
5 2. Bagi Guru a. Dapat memberikan proses belajar yang bermakna bagi siswa. b. Dapat meningkatkan profesionalisme guru. c. Dapat digunakan untuk berbagi pengalaman dengan guru lain. 3. Bagi Sekolah a. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam proses pembelajaran siswa di sekolah tersebut. b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan seagai bahan penyempurnaan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan pengembangan metode pembelajaran Bahasa Indonesia.