BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

I. PENDAHULUAN. setiap negara yang ada di dunia untuk berlomba lomba meningkatkan daya

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol.14, No.02 Desember

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi sangat diperlukan oleh suatu Negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah berorientasi pada proses. Suatu proses yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan suatu perekonomian dalam satu periode ke periode

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB I PENDAHULUAN. Investasi menambah modal, teknologi yang dipergunakan menjadi. berkembang dan juga tenaga kerja akan bertambah sebagai akibat

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi kemiskinan (Madris, 2010). Indikator ekonomi makro (PDRB)

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. kota dan desa, antara pulau Jawa dengan luar Pulau Jawa maupun antara dua

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan perkapita (income per capital) dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi. Di lain segi istilah tersebut bertujuan untuk menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dalam proses pertumbuhan ekonomi tersebut. Salah satu indikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. dinantikan serta diinginkan oleh rakyat Indonesia. Harapan dan cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

Perekonomian Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

BAB I PENDAHULUAN. telah resmi dimulai sejak tanggak 1 Januari Dalam UU No 22 tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang khusus oleh pemerintah seperti halnya sektor industri dan jasa.

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam analisis makro. Teori Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

Analisis Pendapatan Regional Kabupaten Pulau Morotai 2013

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS TRANSFORMASI EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UTAMA PEREKONOMIAN PROVINSI BANTEN DI MASA DEPAN OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDUHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi menjadi tujuan dari semua negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses perubahan struktural di Indonesia dapat ditandai dengan: (1) menurunnya pangsa

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kabupaten Ponorogo merupakan daerah di Provinsi Jawa Timur

TRANSFORMASI STRUKTURAL PEREKONOMIAN INDONESIA BY : DIANA MA RIFAH

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pengertian pembangunan ekonomi secara essensial dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Selain itu dapat dilihat subtansi dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting yang dapat diprioritaskan. Dimana pembangunan ekonomi merupakan: (i) suatu proses, yang berarti merupakan perubahan terus menerus, (ii) usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan perkapita, dan (iii) kenaikan pendapatan perkapita itu harus berlangsung melalui proses jangka panjang. Didalam analisa pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai suatu proses yang saling berkaitan dan hubungan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menghasilkan pada aspek pembangunan ekonomi. Selanjutnya pembangunan ekonomi perlu dipandang sebagai kenaikan dalam tingkat pendapatan perkapita, karena kenaikan ini merupakan suatu pencerminan dari timbulnya suatu perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat. Dalam realita pada segala aspek aktivitas masyarakat yang menunjukkan lajunya pembangunan ekonomi suatu Negara ditunjukkan dengan menggunakan tingkat pertambahan Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product atau GDP). (Sukirno, 2004: 14). Dalam pengertian secara tradisional, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. Pembangunan merupakan suatu

2 proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap mental yang sudah terbiasa dan lembaga-lembaga nasional termasuk pula suatu percepatan atau akselerasi dari pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketimpangan dan pemberantasan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2006, 21). Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana Pemerintah Daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan menjalin pola-pola kemitraan antara Pemerintah Daerah dan pihak swasta guna penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di Daerah yang bersangkutan (Suparmoko, 2002). Dalam proses Perencanaan Daerah, analisis fungsi merupakan suatu alat yang efektif untuk melihat kerangka-kerangka umum seperti tersebut diatas, dan secara efektif dapat digunakan untuk melihat dan sebagai instrumen kegiatan ekonomi masyarakat yang dikonsentrasikan dalam suatu area tertentu pada lingkungan wilayah pembangunan, sehingga dapat memudahkan para perencana untuk menentukan prioritas-prioritas yang mendorong masyarakat untuk memperoleh fasilitas pelayanan secara mudah. Keberhasilan pembangunan ekonomi Daerah, sangat ditentukan oleh sasaran kebijakan-kebijakan pembangunan yang berlandaskan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah, produktivitas dan efisien. Dalam penentuan kebijakan, haruslah memperhitungkan kondisi internal maupun perkembangan eksternal. Perbedaan kondisi internal dan eksternal hanyalah pada jangkauan

3 suatu wilayah, dimana kondisi internal meliputi wilayah daerah/regional, sedangkan kondisi eksternal meliputi pada wilayah nasional. Perbaikan ekonomi bukan hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, tetapi pemerintah daerah juga mengupayakan perbaikan tersebut, baik perbaikan secara makro ataupun mikro. Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan tingkat pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu: kenaikan seluruh nilai tambah (value added) yang terjadi. Indikator perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari kurun waktu ke kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riil, artinya dinyatakan dalam harga konstan. Biasanya Badan Pusat Statisik dalam menerbitkan laporan pendapatan regional tersedia angka dalam harga berlaku dan harga konstan. Pendapatan wilayah menggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor aktivitas produksi di daerah tersebut (tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi), yang berarti secara essensial dapat menggambarkan kondisi kemakmuran daerah tersebut. Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh seberapa besar terjadi transfer payment, yaitu bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau mendapat aliran dana dari luar wilayah. Menurut Boediono (1992: 1): Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Jadi, persentase pertambahan output haruslah lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah

4 penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu akan berlanjut. Selain itu menurut pendapat Boediono bahwa ada ahli ekonomi yang membuat definisi yang lebih eksplisit, yaitu: bahwa pertumbuhan itu haruslah bersumber dari proses intern perekonomian tersebut. Dalam penggunaan secara umum, istilah pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menyatakan kondisi perkembangan ekonomi di Negara berkembang. Akhirnya, suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita menunjukkan kecenderungan (trend) jangka panjang yang meningkat. Pada aspek ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikan terus menerus. (Sukirno, 2004: 14). Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau transformasi ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Transformasi struktural merupakan indikator penting dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri. Proses terjadinya perubahan struktur perekonomian ditandai dengan beberapa hal yaitu: (1) menurunnya pangsa sektor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Sejarah pertumbuhan ekonomi negara-negara maju

5 menunjukkan pentingnya pengaruh tingkat perkembangan struktural dan sektoral yang tinggi dalam proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen yang utama dari proses perubahan struktural tersebut antara lain mencakup pergeseran bertahap dari aktivitas sektor pertanian ke sektor non pertanian. Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur perekonomian. Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan jasa, dimana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang berbeda-beda. Pada umumnya dengan transformasi yang terjadi di Negara sedang berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri. Perubahan struktur ekonomi atau transformasi ekonomi dari tradisional menjadi modern secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang berkaitan dengan komposisi penyerapan tenaga kerja, produksi, perdagangan, dan faktor-faktor lain yang diperlukan secara terus menerus untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan perkapita (Chenery 1994). Struktur ekonomi daerah berdampak pada peningkatan sektor-sektor perekonomian lainnya yang saling berkaitan. Suatu daerah dapat dikatakan maju apabila ditunjang dari segi pengetahuan masyarakat yang tinggi, adanya sumber daya alam yang cukup memadai yang dikelola oleh sumber daya manusia yang mempunyai potensi besar guna tercapainya kemajuan pembangunan daerah. Proses industrialisasi diharapkan dapat menanggulangi permasalahan peningkatan kebutuhan lapangan pekerjaan.

6 Salah satu indikator keberlangsungan pembangunan ekonomi suatu daerah adalah laju pertumbuhan ekonomi. Statistik pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu derivatif dari statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Bila kita melakukan data plotting terhadap angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kediri, maka akan kita ketahui trend yang terus meningkat. Walaupun terus menunjukkan angka peningkatan, namun laju percepatan pembangunan tiap tahun selalu fluktuatif dan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kediri tidak pernah melampaui pertumbuhan ekonomi pada tingkat Provinsi apalagi Nasional. Sektor Industri yang diharapkan mampu sebagai substitute sektor atau sektor pengganti, perkembangannya masih jauh dari harapan. Kecenderungan pertumbuhan sektor industri sebenarnya cukup menjanjikan. Namun karena beberapa hal, sektor industri hingga tahun ini belum berhasil menjadi substitute sektor, diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Kabupaten Kediri relative jauh dari bandara dan pelabuhan. 2) Iklim usaha dan perijinan yang belum kondusif. 3) upah buruh yang relative mahal (Kabupaten Kediri termasuk ring 2). 4) lahan yang masih prospektif untuk pertanian. Tahun ini saja, sektor industri sedikit mengalami percepatan dengan tumbuh 6,96%. Secara keseluruhan pertumbuhan sektor ini lebih disebabkan oleh pertumbuhan yang menunjukkan angka positif diseluruh sub sektornya, utamanya sub-sektor makanan dan minuman.

7 Dimana kondisi PDRB ADHK 2000 mulai tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 di Kabupaten Kediri dapat dijelaskan pada sajian Gambar 1.1 sebagai berikut: Gambar 1.1 PDRB Kabupaten Kediri Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2008-2013 (dalam jutaan rupiah) Sumber: Diolah dari BPS Kabupaten Kediri Dalam Angka 2013 Berdasarkan dari sajian Gambar 1.1 diatas menunjukkan nilai PDRB ADHK 2000 di Kabupaten Kediri mulai dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 pada masing-masing sektor ekonomi, dimana nilai sektor ekonomi masih didominasi oleh sektor pertanian hingga pada tahun 2013. Sedangkan nilai sektor ekonomi terendah yaitu terdapat pada sektor Listrik, Gas dan Air Bersih hingga pada tahun 2013. Berdasarkan indikator PDRB ADHK 2000 tersebut struktur perekonomian di Kabupaten Kediri menunjukkan sangat dominan berperan mengandalkan pada sektor primer. Berdasarkan dari subtansi latar belakang diatas, maka secara spesifik akan dibahas dan ditinjau secara empiris mengenai kondisi atas struktural

8 perekonomian di Kabupaten Kediri tersebut melalui penelitian ini dengan judul Analisis Pergeseran Struktural Perekonomian Di Kabupaten Kediri Tahun 2003-2013. B. RUMUSAN MASALAH Terkait dengan hal ini, maka masalah dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut: Dengan memperhatikan latar belakang diatas tentang pentingnya subtansi kondisional struktur perekonomian di Kabupaten Kediri, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam Penelitian ini adalah: 1. Bagaimana struktur ekonomi di Kabupaten Kediri pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2013? 2. Apa yang menjadi sektor unggulan kompetitif dan spesialisasi pada perekonomian di Kabupaten Kediri? 3. Apakah terjadi pergeseran struktural pada perekonomian di Kabupaten Kediri? C. BATASAN MASALAH Berdasarkan perumusan masalah, agar penelitian lebih terarah dan terfokus dari permasalahan yang essensial dalam tujuan penelitian, maka pada penelitian ini penulis hanya fokus untuk menganalisis struktural ekonomi di Kabupaten Kediri, mengetahui sektor ekonomi apa yang menjadi unggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Kediri dan untuk mengetahui apakah terjadi pergeseran struktural pada perekonomian di Kabupaten Kediri mulai dari Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2013.

9 D. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian menggungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilakukannya penelitian terhadap suatu masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya. Oleh karena itu isi dan rumusan tujuan penelitian tersebut mengacu pada subtansi dari rumusan masalah penelitian yang diformulasikan. Maka dari itu berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi struktur ekonomi di Kabupaten Kediri! 2. Untuk menganalisa sektor ekonomi apa yang menjadi unggulan kompetitif dan spesialisasi di Kabupaten Kediri! 3. Untuk menganalisa apakah terjadi pergeseran struktural pada perekonomian di Kabupaten Kediri! 2. Manfaat penelitian Setiap penelitian tentu mempunyai kegunaan (manfaat) penelitian yang berguna bagi lembaga pendidikan, bagi instansi yang dijadikan objek penelitian dan juga dapat berguna bagi peneliti itu sendiri. Adapun kegunaan (manfaat) penelitian ini adalah: a. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri Sebagai kontribusi pemikiran dan informasi saran untuk bahan evaluasi yang bermanfaat dalam melakukan reftifikasi program kinerja pembangunan dan formulasi capaian sasaran kebijakan-kebijakan yang diorientasikan oleh pemerintah dalam mengembangkan perekonomian

10 dan mengetahui terjadinya disparitas potensi sektoral ekonomi di Kabupaten Kediri wilayah Provinsi Jawa Timur. b. Bagi Universitas Muhammadiyah Malang Dapat menambah referensi dan koleksi literatur penelitian di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Malang sehingga dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai kontribusi acuan referensi dan literatur untuk pengembangan penelitian berikutnya c. Bagi Peneliti Penelitian ini digunakan peneliti sebagai salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana dan pengembangan pemikiran guna memperoleh pengalaman belajar dalam kerangka eksploirasi suatu masalah untuk menentukan apresiasi solusi sebagai konsep teoritis dalam menyelesaikan dan mengatasi masalah yang telah diteliti serta menambah wawasan dalam pengembangan pengetahuan yang selama ini telah diperoleh.