METODELOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

MATERI DAN METODE. Prosedur

MATERI. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penyediaan Pakan Pemeliharaan Hewan Uji

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

MATERI DAN METODE. Materi

METODE PENELITIAN. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

MATERI DAN METODE P1U4 P1U1 P1U2 P1U3 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4. Gambar 1. Kambing Peranaka n Etawah yang Diguna ka n dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

Bab III Bahan dan Metode

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian tepung keong mas (Pomacea

METODE. Materi. Alat. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Ransum

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul keluaran kreatinin lewat urin pada domba lokal

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Januari

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

Tyas Widhiastuti. Pembimbing: Dr. Ir. Anis Muktiani, M.Si Dr. Ir. Mukh. Arifin, M.Sc

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

Transkripsi:

21 METODELOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Produksi Ternak Ruminansia Besar, Laboratorium Lapang Kandang sapi potong, Fakultas Peternakan IPB, Laboratorium Biologi Hewan PPSHB IPB dan Balitnak Ciawi Bogor. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2009 sampai Desember 2009. Materi Penelitian Hewan Percobaan Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi PO (Peranakan Ongole) sebanyak 16 ekor berumur 2 tahun dengan bobot rata-rata 143.60±14.02 kg. Salah satu sapi PO yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Sapi yang digunakan dalam penelitian Peralatan yang digunakan antara lain kandang individu berukuran 2x1 m 2. Tiap kandang individu dilengkapi dengan tempat minum dan tempat pakan. Peralatan yang digunakan adalah sekop, timbangan pegas 25 kg dengan ketelitian 100 gram untuk menimbang pakan, timbangan digital merk RUDD WEIGHT

22 kapasitas 1 ton dengan ketelitian 0.5 kg untuk menimbang sapi, botol penampung urin, pompa vacum penyedot cairan rumen, syringe, waterbath, mikroburet, oven, labu Kjeldahl, tabung Folin-Wu, tanur, cawan Conway, labu Erlenmeyer, labu ukur, botol gelas gelap, botol polyethylene gelap, tabung EDTA, tabung film, tabung destilasi, aluminium foil, veno jack, jarum suntik, aluminium foil, dan alat sentrifuse. Peralatan yang digunakan dalam penelitian seperti Gambar 4. (a) (b) (c) Gambar 4. (a) Kandang individu, (b) Timbangan bobot badan, (c) Pompa vacum penyedot cairan rumen Bahan Kimia Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah kloroform 0.5%, HCl 6,0 N, HCl pekat 2%, Selenium mixture, NaOH 40%, NaOH 5%, asam borat 4%, mix indikator, H 2 SO 4 15%, H 2 SO 4 5%, phenylhidrazine hydrokloride 0,67%, sodium hidroksida, sodium nitroferricianida, disodium posfat heptathidrat (Na2HPO4.7H2O), botol polyethilene, NaCl 20%, amonium sulfat, larutan NaOH 0,5%, larutan HCl 0,5 N dan aquadest.

23 Ransum Bahan pakan yang digunakan sebagai penyusun ransum percobaan berupa rumput lapang, konsentrat dan daun murbei. Daun murbei yang digunakan merupakan varietas Morus alba yang diperoleh dari kebun IPB dan kebun murbei Pasir Sarongge Cipanas kabupaten Cianjur dalam bentuk segar dan diberikan ke ternak sapi dalam bentuk kering giling ukuran 50 mash. Susunan ransum penelitian yang diberikan ke ternak sapi tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Susunan ransum penelitian Ransum Perlakuan Bahan/Nutrien P1 P2 P3 P4 Komposisi Bahan (%) Rumput lapang 40 40 40 40 Jagung kuning 9.6 35.58 0 0 Bungkil Kedelai 3 0 0 0 Bungkil kelapa 4.2 0 0 0 Onggok 9.6 0 0 35.4 Dedak padi 9.6 0 35.7 0 Tetes 3 3 3 3 Murbei 19.8 19.8 19.8 19.8 Garam 0.3 0.3 0.3 0.3 Urea 0.3 0.72 0.6 0.9 Premix 0.3 0.3 0.3 0.3 DCP (Dicalsium Pospat) 0.3 0.3 0.3 0.3 TOTAL 100 100 100 100 Komposisi Nutrien (%) Protein Kasar 15.12 15.06 15.05 12.51 Lemak Kasar 5.42 4.55 2.43 1.45 Serat Kasar 9.99 5.78 14.70 7.74 TDN 73.63 83 63.19 70.4 Ket: Komposisi nutrien merupakan hasil perhitungan dari data hasil analisis proksimat bahan pakan yang digunakan

24 Prosedur Pemeliharaan Sapi PO sebanyak 16 ekor dibagi menjadi 4 perlakuan dan 4 kelompok. Ternak sapi PO dipelihara dalam kandang individu selama 3 bulan. Dua minggu pertama digunakan sebagai masa adaptasi pakan (preliminary) dan pada minggu ketiga sampai minggu ke dua belas dilakukan pengamatan. Pemberian pakan 2.5-3% dari bobot badan dilakukan dua kali sehari pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB dan pada sore hari pada pukul 16.00-17.00 WIB. Pakan diberikan dengan cara dicampur antara konsentrat atau murbei dengan rumput lapang, sedangkan air minum diberikan secara ad libitum. Pakan yang digunakan terdiri atas rumput lapang sebanyak 40% serta konsentrat dan tepung daun murbei sebanyak 60% dengan jumlah tepung daun murbei sebanyak 20% pada setiap perlakuan. Kandungan nutrien ransum diberikan secara iso protein. Pakan terlebih dahulu ditimbang sebelum diberikan, begitu juga dengan sisa pakan yang tidak terkonsumsi perhari. Penimbangan bobot badan ternak dilakukan setiap bulan. Pembuatan Tepung daun Murbei Daun murbei segar yang dibeli dari daerah Cipanas Kabupaten Cianjur Jawa Barat dijemur di bawah terik matahari sampai kering. Daun murbei kering digiling dengan mesin penggiling menggunakan saringan 50 mash untuk mendapatkan tepung yang homogen ukuran 1 mm. Pengambilan Feses dan Urin Pengambilan sampel feses sebanyak 5% dari total pengeluaran harian, juga dikompositkan dan ditambah bahan pengawet yaitu kloroform 0.5% dari bobot feses. Sampel dikoleksi kemudian dianalisa proksimat. Pengambilan sampel urin dilakukan dengan cara menampung urin dengan botol plastik PE yang sebelumnya telah ditambahkan HCl pekat 2% (v/v). Koleksi urin diambil sebanyak 5% kemudian disimpan dalam freezer. Sampel urin sebanyak 1% dikomposit untuk dianalisa kandungan nitrogennya.

25 Pengambilan Cairan Rumen Pengambilan cairan rumen dilakukan dengan cara disedot menggunakan pompa melalui selang kecil yang dimasukkan ke dalam rumen sapi (stomach tube). Cairan rumen yang diambil sebanyak 20 ml. Kegiatan pengambilan cairan rumen dilakukan di minggu ke 8 menjelang akhir penelitian. Metode Penelitian Perlakuan Penelitian Enam belas ekor sapi Peranakan Ongole (PO) dibagi menjadi 4 kelompok dan masing-masing kelompok akan mendapatkan 4 perlakuan ransum secara acak, keempat perlakuan ransum tersebut adalah: P1 = Pakan hijauan berupa rumput lapang dan pakan konsentrat berupa murbei dan konsentrat komplit P2 = Pakan hijauan berupa rumput lapang dan pakan konsentrat berupa murbei dan konsentrat jagung P3 = Pakan hijauan berupa rumput lapang dan pakan konsentrat berupa murbei dan konsentrat dedak padi P4 = Pakan hijauan berupa rumput lapang dan pakan konsentrat berupa murbei dan konsentrat onggok Model Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 kelompok dengan model matematikanya sebagai berikut (Mattjik & Sumerta Jaya 2002) Yij = µ + τi + βj + εij Keterangan : i : Perlakuan j : Kelompok Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

26 µ : Nilai rataan umum τ i : Efek perlakuan ke-i βj : Efek kelompok ke-j εij : Error perlakuan ke-i dan kelompok ke-j Analisa Data Data yang diperoleh dianalisis dengan Sidik Ragam (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel & Torrie 1993). Peubah yang Diamati Berbagai macam peubah yang akan diamati dalam penelitian ini adalah pertambahan bobot badan, konsumsi pakan, efisiensi pakan, Income Over Feed Cost, R-C ratio, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, kecernaan protein kasar, serat kasar, lemak kasar, BETN, retensi nitrogen, NPU (Net Protein Utilization), nilai biologis, alantoin urin, konsentrasi VFA total dan NH 3. Pertambahan Bobot Badan Harian Pertambahan bobot badan harian (PBBH) ternak percobaan diperoleh dari selisih antara bobot akhir periode pengamatan dan bobot badan awal periode pengamatan dibagi lama masa pengamatan. PBBH dihitung dengan menggunakan persamaan: Keterangan: Wt : bobot ternak pada akhir periode pengamatan Wo : bobot ternak pada awal periode pengamatan t : lama waktu pengamatan Konsumsi Pakan Konsumsi pakan dihitung dari selisih pemberian dikurangi sisa. Dihitung berdasarkan jumlah pakan yang diberikan dikurangi dengan sisa pakan (kg).

27 Konsumsi pakan (kg) = Pemberian (kg) sisa (kg) Konsumsi pakan (kg/e/h) = Konsumsi selama pemeliharaan (kg/ekor) Lama Penelitian Efisiensi Pakan Efisiensi pakan adalah perbandingan antara pertambahan bobot badan yang dihasilkan dengan pakan yang dikonsumsi, dengan rumus sebagai berikut Efisiensi pakan = PBBH Konsumsi BK pakan Income Over Feed Cost (IOFC) Income over feed cost dihitung dari selisih penerimaan dengan pengeluaran. Pada penelitian IOFC penerimaan dihitung dari perkalian rataan PBBH dengan harga sapi/kg BH, sedangkan pengeluaran dihitung dari perkalian rataan konsumsi pakan as fed/ekor/hari dengan harga ransum masing-masing sapi percobaan. Perhitungan IOFC dapat dilihat pada Tabel 6. Rumus IOFC adalah: IOFC (Rp) = penerimaan (Rp) - pengeluaran (Rp) Tabel 6. Perhitungan nilai income over feed cost (IOFC) dan R-C ratio Faktor Pengamatan Perlakuan P1 P2 P3 P4 Penerimaan (Ii) I1 I2 I3 I4 Pengeluaran (Ci) C1 C2 C3 C4 IOFC (I1-C1) (I2-C2) (I3-C3) (I4-C4) R-C ratio (I1/C1) (I2/C2) (I3/C3) (I4/C4) Keterangan: Ii = penerimaan yang dihitung dari pertambahan bobot badan per harinya x harga jual sapi per kilogram bobot hidup. Ci = pengeluaran yang dihitung dari biaya pembuatan ransum setiap perlakuan x konsumsi as fed (kg/hari). R-C ratio R-C ratio diperoleh dari perbandingan antara penerimaan dan pengeluaran (Tabel 6). Penerimaan diperoleh dari pertambahan bobot badan perharinya dikalikan harga jual sapi per kilogram bobot hidup sedangkan pengeluaran

28 diperoleh dari biaya pembuatan ransum setiap perlakuan dikalikan konsumsi as fed (kg/hari). Kecernaan Bahan Kering Kecernaaan bahan kering didapatkan dengan cara mengurangi bahan kering konsumsi dengan bahan kering feses lalu dibagi dengan bahan kering konsumsi, kemudian dikali seratus persen berdasarkan McDonald et al. (2002). Bahan kering konsumsi didasarkan pada hasil analisis proksimat dan bahan kering feses diukur dari hasil rata-rata pengukuran bahan kering feses selama empat hari terakhir periode penelitian. Koefisien cerna bahan kering dihitung dengan rumus : KCBK (%) = BK Konsumsi - BK feses x 100% BK Konsumsi Kecernaan Bahan Organik Kecernaaan bahan organik didapatkan dengan cara mengurangi bahan organik pakan dengan bahan organik feses lalu dibagi dengan bahan organik pakan kemudian dikali seratus persen berdasarkan McDonald et al. (2002). Koefisien cerna bahan kering dihitung dengan rumus : KCBK (%) = BO Konsumsi - BO feses x 100% BO Konsumsi Kecernaan protein kasar Kecernaan protein dapat dihitung dengan cara kandungan protein bahan yang dikonsumsi dikurangi kandungan protein feses lalu dibagi dengan kandungan protein bahan yang dikonsumsi kemudian dikali seratus persen. Protein yang dikonsumsi didasarkan pada hasil analisis proksimat bahan pakan dan protein feses diukur dari hasil rata-rata pengukuran protein feses selama lima hari terakhir periode penelitian. Koefisien cerna protein dihitung dengan rumus : Kecernaan PK (%) = Konsumsi PK - PK feses x 100% Konsumsi PK Kecernaan serat kasar Kecernaan serat dapat dihitung dengan cara kandungan serat kasar bahan yang dikonsumsi dikurangi kandungan serat kasar feses lalu dibagi dengan

29 kandungan serat kasar bahan yang dikonsumsi kemudian dikali seratus persen. Serat kasar yang dikonsumsi didasarkan pada hasil analisis proksimat bahan pakan dan serat kasar feses diukur dari hasil rata-rata pengukuran serat kasar feses selama lima hari terakhir periode penelitian. Koefisien cerna serat dihitung dengan rumus: Kecernaan SK (%) = Konsumsi SK - SK feses x 100% Konsumsi SK Kecernaan lemak kasar Kecernaan lemak dapat dihitung dengan cara kandungan lemak bahan yang dikonsumsi dikurangi kandungan lemak feses lalu dibagi dengan kandungan lemak bahan yang dikonsumsi kemudian dikali seratus persen. lemak yang dikonsumsi didasarkan pada hasil analisis proksimat bahan pakan dan lemak feses diukur dari hasil rata-rata pengukuran lemak feses selama lima hari terakhir periode penelitian. Koefisien cerna lemak dihitung dengan rumus : Kecernaan LK (%) = Konsumsi LK - LK feses x 100% Konsumsi LK Konsentrasi VFA Total Konsentrasi VFA diukur menggunakan teknik destilasi uap dengan menggunakan prinsip asam-basa (AOAC 1990). Lima mililiter supernatan (berasal dari cairan rumen sapi yang telah disentrifuge) dimasukkan ke dalam tabung destilasi, kemudian ditambahkan 1 ml H2SO4 15%. Dinding tabung dibilas dengan aquadest dan secepatnya ditutup dengan sumbat karet yang telah dihubungkan dengan pipa destilasi berdiameter ± 0.5 cm. Kemudian ujung pipa yang lain dihubungkan dengan alat pendingin Liebig. Tabung destilasi dimasukkan ke dalam labu didih yang telah berisi air mendidih tanpa menyentuh permukaan air tersebut. Hasil destilasi berupa VFA akan tertangkap dalam labu Erlenmeyer yang telah diisi 5 ml NaOH 0.5 N. Destilat ditampung hingga mencapai ± 300 ml. Destilat yang tertampung ditambah indikator phenophtalein (PP) sebanyak 2-3 tetes, lalu dititrasi dengan HCl 0,5 N sampai terjadi perubahan dari warna merah

30 jambu menjadi tidak berwarna (bening). Konsentrasi VFA total diukur dengan rumus : Konsentrasi VFA total (mm) = (a-b) x N HCl x 1000/5 ml Keterangan : a = volume titran blanko (ml) b = volume titran sampel (ml) Alantoin Urin Analisis alantoin urin menggunakan metode Larson (1954). Sampel beku diencerkan, jika perlu dicentifuge pada 3000 rpm selama 15 menit. Larutan standar disiapkan pada 12, 6, 3 dan 0 mg/dl, kemudian urin diencerkan sebanyak 20 kali dengan mencampurkan 100 mikroliter urin dan 1900 mikroliter air. Dari larutan tersebut diambil sebanyak 0,4 ml lalu dimasukkan ke tabung berpenutup dan dicampurkan di dalamnya 1 ml 0,2N NaOH. Larutan dipanaskan dalam air mendidih yang telah disiapkan selama 1 menit lalu didinginkan kemudian ditambahkan dengan 1 ml campuran 0,67% phenylhydrazine hydrochloride. Dipanaskan kembali selama 2 menit lalu didinginkan. Ditambahkan ke dalam tabung sebanyak 3 ml 6.0 N HCl dan 0.5 ml larutan 1.67% ferricianida kalium. Kemudian dilakukan pembacaan pada panjang gelombang 520 nm. Larutan alantoin standar 1 mg dibuat untuk dibandingkan dengan sampel. Retensi Nitrogen Retensi Nitrogen ditentukan dengan menghitung selisih N yang dikonsumsi dengan N yang dikeluarkan bersama feses dan urin (Mumo & Allison 1960). Retensi N dapat dihitung dengan rumus: RN = Konsumsi N (N feses + N urin) Net Protein Utilization (NPU) Menurut Parakkasi (1999) NPU dapat dicari dengan rumus: NPU (%) = N intake - (N feses N urin) x 100% N intake

31 Nilai Biologis (BV) Menurut Williamson & Payne (1993) nilai biologis dapat dicari dengan rumus: BV Nitrogen (%) = N intake - (N feses N urin) x 100% N intake - N feses