JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman Online di :

dokumen-dokumen yang mirip
REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman Online di :

STUDI TRANSPOR SEDIMEN DI PANTAI SLAMARAN PEKALONGAN

KAJIAN REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di :

ANALISIS REFRAKSI GELOMBANG LAUT BERDASARKAN MODEL CMS- Wave DI PANTAI KELING KABUPATEN JEPARA

Ujian P3 Tugas Akhir. Oleh : RACHMAT HIDAYAH

STUDI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN DASAR DI PERAIRAN PANTAI LARANGAN KABUPATEN TEGAL

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

DESAIN STRUKTUR PELINDUNG PANTAI TIPE GROIN DI PANTAI CIWADAS KABUPATEN KARAWANG

STUDI REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG PADA RENCANA BANGUNAN PELABUHAN DI TANJUNG BONANG, KABUPATENREMBANG Radhina Amalia, Warsito Atmodjo, Purwanto*)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 1 9 Online di :

JOURNAL OF OCEANOGRAPHY. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Online di :

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI WULAN DEMAK JAWA TENGAH MENGGUNAKAN PENDEKATAN MODEL GENESIS (Generalized Model for Simulating Shoreline Change)

PERENCANAAN PERLINDUNGAN PANTAI TANJUNG NIPAH, KALIMANTAN TENGAH

LONGSHORE CURRENT DAN PENGARUHNYA TERHADAP TRANSPORT SEDIMEN DI PERAIRAN PANTAI SENDANG SIKUCING, KENDAL

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di :

TRANSPORT SEDIMEN YANG DISEBABKAN OLEH LONGSHORE CURRENT DI PANTAI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU

PENGAMANAN PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

SEBARAN SEDIMEN DASAR MINERAL MAGNETIK DAN MINERAL NON- MAGNETIK DI PERAIRAN PANTAI SLAMARAN KOTA PEKALONGAN

STUDI SEBARAN SEDIMEN DASAR DI SEKITAR MUARA SUNGAI PEKALOGAN, KOTA PEKALONGAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di :

Online di :

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DI PERAIRAN KABUPATEN BATU BARA, SUMATERA UTARA

STUDI POLA TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN KOTA TEGAL

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

Run-up dan Overtopping Gelombang Pada Off-shore Breakwater di Pantai Tirtamaya, Indramayu AgungWindadi *, HeryosoSetiyono *, SugengWidada * )

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

Karakteristik Kecepatan Dan Arah Dominan Arus Sejajar Pantai (Longshore Current) Di Pantai Larangan Kabupaten Tegal Jawa Tengah

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

Model Distribusi Data Kecepatan Angin dan Pemanfaatannya dalam Peramalan Gelombang di Perairan Laut Paciran, Jawa Timur

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI PULAU GILI KETAPANG PROBOLINGGO DENGAN MENGGUNAKAN ONE-LINE MODEL

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI TUBAN, JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

Gambar 8. Peta lokasi penelitian

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

ANALISA PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP SEBARAN GUMUK PASIR DI PANTAI PARANGTRITIS TAHUN

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGARUH BESAR GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN GARIS PANTAI

SIMULASI PERUBAHAN GARIS PANTAI TERHADAP RENCANA JETTY MUARA LABUHAN HAJI

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

PERENCANAAN BANGUNAN PELINDUNG PANTAI TAMBAKHARJO, SEMARANG

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

KAJIAN SEBARAN UKURAN BUTIR SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK, JAWA TIMUR

DINAMIKA TRANSFORMASI GELOMBANG MENGGUNAKAN MODEL CMS-WAVE (COASTAL MODELLING SYSTEM - WAVE) DI PANTAI BOOM TUBAN, JAWA TIMUR

Kajian Pola Sebaran Sedimen di Perairan Pantai Sigandu Batang

SEBARAN SEDIMEN DI DALAM KOLAM PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di :

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH FASILITAS PELABUHAN TERHADAP PANTAI LABUHAN HAJI The Effect of Port Structure on Labuhan Haji Beach

KAJIAN KARAKTERISTIK LONGSHORE CURRENT PADA PERAIRAN SEKITAR BANGUNAN JETTY DI PANTAI KEJAWANAN CIREBON

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

BAB V ANALISIS PERAMALAN GARIS PANTAI

LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI SEMAT JEPARA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

STUDI SEBARAN SEDIMEN DASAR DAN KONDISI ARUS DI PERAIRAN KELING, KABUPATEN JEPARA

STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK

STUDI POLA TRANSPOR SEDIMEN DI PERAIRAN PELABUHAN TANJUNG ADIKARTA PANTAI GELAGAH, YOGYAKARTA

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pemodelan Hidrodinamika Arus dan Pasut Di Muara Gembong

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI TELUK BANTEN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT LANDSAT MULTITEMPORAL

KAJIAN KONDISI ARUS DAN SEBARAN SEDIMEN PADA SAAT MUSIM TIMUR DI PERAIRAN SEMARANG - DEMAK

Analisa Perubahan Garis Pantai Jasri, Kabupaten Karangasem Bali

BAB I. Indonesia yang memiliki garis pantai sangat panjang mencapai lebih dari

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

KAJIAN PENJALARAN DAN TRANSFORMASI GELOMBANG DI PERAIRAN TANJUNG KELIAN KABUPATEN BANGKA BARAT

Deteksi Perubahan Garis Pantai Pulau Gili Ketapang Kabupaten Probolinggo

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

PEMETAAN DAERAH YANG TERGENANG BANJIR PASANG AKIBAT KENAIKAN MUKA AIR LAUT DI PESISIR KOTA TEGAL

STUDI REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG UNTUK ANALISA EFEKTIVITAS LAYOUTBREAKWATER DI PELABUHAN PENDARATAN IKAN LARANGAN, KABUPATEN TEGAL

KAJIAN PENGARUH BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG TIPE SAMBUNG PANTAI TERHADAP GELOMBANG LAUT DI PELABUHAN TAPAKTUAN, ACEH SELATAN

KAJIAN PEMODELAN ARUS DAN SEDIMEN DI SEKITAR JETTY MUARA SUNGAI. Priyo Nugroho Parmantoro *)

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Alir Penyusunan Laporan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 : Definisi visual dari penampang pantai (Sumber : SPM volume 1, 1984) I-1

PENANGANAN ABRASI PANTAI DESA SEI RAJA KABUPATEN SUKAMARA KALIMANTAN TENGAH

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

KETIDAKSTABILAN PANTAI SEBAGAI KENDALA PENGEMBANGAN DAERAH PERUNTUKAN DI PERAIRAN LASEM JAWA TENGAH

STUDI POLA DAN KARATERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH PADA MUSIM PERALIHAN I

STUDI PERUBAHAN GARIS PANTAI DI PERAIRAN KELING KABUPATEN JEPARA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI MANGGAR BARU

Kajian Hidro-Oseanografi untuk Deteksi Proses-Proses Dinamika Pantai (Abrasi dan Sedimentasi)

KAJIAN PENGARUH GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN PANTAI MATANG DANAU KABUPATEN SAMBAS

SEBARAN KONSENTRASI SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN LARANGAN, KABUPATEN TEGAL MENGGUNAKAN MODEL MATEMATIK 2 DIMENSI SED2D

KAJIAN GELOMBANG RENCANA DI PERAIRAN PANTAI AMPENAN UNTUK PERENCANAAN BANGUNAN PANTAI ABSTRAK

STUDI POLA ARUS DAN SEDIMENTASI DI DEKAT BREAKWATER BAGIAN LUAR KOLAM LABUH PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

ANALISA PERBANDINGAN PERHITUNGAN MENGGUNAKAN METODE GENESIS DALAM PENANGANAN ABRASI PANTAI TANJUNG HARAPAN KAB. KUTAI KARTANEGARA

Transkripsi:

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 52-56 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose PERUBAHAN GARIS PANTAI LARANGAN, KABUPATEN TEGAL MELALUI PENDEKATAN MODEL GENESIS ( Generalized Model for Simulating Shoreline Change ) Lucky Kristi, Siddhi Saputro, Hariadi *) Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedharto, SH, Tembalang Semarang. 50275 Telp/Fax (024) 7474698 Email : saputrosiddhi@gmail.com; hariadimpi@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi perubahan garis pantai selama 5 tahun (2013-2018) dan mengetahui wilayah yang memiliki kemungkinan mengalami akresi dan erosi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2013 di Pantai Larangan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, sampel sedimen diambil dengan purposive sampling berupa sedimen dasar perairan. Pengukuran tinggi dan periode gelombang menggunakan ADCP Argonout XR. Peramalan gelombang menggunakan data angin yang diperoleh dari stasiun pengukuran angin Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tegal. Prediksi perubahan garis pantai didekati dengan pendekatan model yaitu dengan GENESIS (Generalized Model for Simulating Shoreline Change). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada rentang waktu 2013 sampai 2018, Pantai Larangan mengalami akresi atau penambahan sedimen sebanyak 764,16 m 2 serta mengalami erosi sebesar 125,87 m 2. Wilayah yang mengalami akresi paling besar berada di Desa Padaharja yaitu sebesar 358,63 m 2 dan erosi paling besar berada di Desa Munjungagung sebesar 77,34 m 2. Dengan demikian 5 tahun ke depan Pantai Larangan diprediksi akan mengalami penambahan luasan lahan atau akresi. Kata kunci: Perubahan Garis Pantai, GENESIS, Pantai Larangan Abstract The aim of the research is to predict shoreline change for five years (2013-2018) and to indicate the location where have being posibility of accreation or erosion. The research was conducted during May to June 2013 at Larangan Beach. Quantitative method was applied, the sample of sediment i.e. bottom sediment were taken with purposive sampling. Wave height and wave period, measured using ADCP Argonout XR. Wave forecasting using wind data obtained from wind measurement stations Meteorology, Climatology, and Geophysics (BMKG) Tegal. Shoreline change forecasting using model method with GENESIS (Generalized Model for Simulating Shoreline Change). The results showed that in 2013 until 2018, Larangan Beach will be facing 764,16 m 2 of accreation and 125,87 m 2 of erosion. The location which get the biggest accreation in Desa Padaharja is 358,63 m 2 and the biggest erosion in Desa Munjungagung is 77,34 m 2. Five years later Larangan Beach will be predicted facing accreation. Key words: Shoreline Change, GENESIS, Larangan Beach 1. Pendahuluan Pantai merupakan wilayah yang dipengaruhi parameter oseanografi yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Gelombang, arus, pasang surut, dan angin merupakan parameter oseanografi yang berpengaruh terhadap bentukan pantai seperti pengikisan (erosi) dan penambahan lahan (akresi). Erosi dan akresi ini terjadi karena adanya transpor sedimen yang berlangsung terus menerus dalam waktu tertentu dan mengakibatkan perubahan pantai salah satunya adalah perubahan garis pantai.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 53 Perubahan garis pantai akibat erosi dan akresi menjadi perhatian utama dikalangan masyarakat pesisir dan pemerintah. Hal ini dikarenakan erosi dan akresi berpengaruh terhadap luasan wilayah dan lahan yang dimiliki serta menganggu beberapa aktivitas potensial di kawasan pantai (Rais et al., 2004). Pantai Larangan merupakan wilayah yang berhadapan langsung dengan laut sehingga parameter oseanografi seperti gelombang, pasang surut, arus, dan angin akan menyebabkan terjadinya perubahan garis pantai di pantai ini. Selain itu, Pantai Larangan juga digunakan untuk berbagai aktivitas masyarakat antara lain sebagai tempat pariwisata, pemukiman, perikanan, serta industri sehingga adanya perubahan garis pantai akan berdampak terhadap perekonomian masyarakat setempat. Analisis perubahan garis pantai ini dilakukan dengan pendekatan model untuk menggambarkan kondisi pantai secara spasial dan time series. GENESIS (Generalized Model for Simulating Shoreline Change) merupakan program yang digunakan untuk mensimulasikan perubahan garis pantai dalam jangka panjang (Hanson dan Kraus, 1991). Hasil pemodelan akan menunjukkan perubahan garis pantai, luasan erosi dan akresi yang terjadi dan angkutan transpor sedimen yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi perubahan garis pantai selama 5 tahun dan mengetahui wilayah yang memiliki kemungkinan mengalami akresi dan erosi. 2. Materi dan Metode Penelitian A. Materi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Larangan Kabupaten Tegal pada bulan Mei sampai Juni 2013. Waktu penelitian tersebut meliputi pengukuran dan pengambilan data di lapangan, pengolahan data di laboratorium, dan analisis data hasil penelitian. Materi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data gelombang, data sedimen, data angin, data pasang surut, dan data batimetri Kabupaten Tegal. B. Metode Penelitian, Pengolahan, dan Analisis Data Metode Penentuan Lokasi Sampling Penentuan lokasi sampling menggunakan metode purposive sampling yaitu sebuah teknik mengambil sampel di lokasi yang mewakili keadaan sekitarnya dan memperhatikan serta mempertimbangkan kondisi-kondisi yang berada di lokasi penelitian. Pengukuran Sedimen Pengambilan sedimen dasar pada 14 titik lokasi menggunakan alat sedimen grab. Sebaran titik lokasi pengambilan sedimen mulai dari Desa Padaharja hingga Desa Kramat dapat dilihat pada Gambar 1. Analisis sedimen meliputi analisis ukuran butir sedimen sesuai dengan SNI 03-1968-1990 melalui SK SNI M 08-1989-F (NSPM KIMPRASWIL, 2002) dan Buchanan (1984) dalam Eleftheriou dan Mclntyre (2005). Pengukuran Gelombang Pengukuran gelombang dilakukan dengan menggunakan ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler) jenis Argonout XR yang diletakkan pada kedalaman 11 meter dan pada koordinat S : 06 49 42,614 (Lintang Selatan) dan E : 109 12 23,045 (Bujur Timur). Data yang diperoleh adalah tinggi dan periode gelombang. Pengambilan data gelombang dilakukan selama 3x24 jam dengan interval waktu perekaman data setiap 10 menit. Pengukuran Data Angin Data angin tiap jam tahun 2009-2013 diperoleh dari stasiun pengukuran angin Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kota Tegal. Data angin dilakukan koreksi dan analisis berdasarkan metode Bretschneider (1954) oleh Resio dan Vincent (1977) dalam CERC (1984). Metode Peramalan gelombang didekati dengan persamaan dalam CERC (1984). Model Perubahan Garis Pantai Perubahan garis pantai didekati dengan pendekatan model melalui GENESIS. Proses perhitungan dilakukan dengan memprediksi transpor sejajar pantai berdasarkan bentuk profil pantai. Sedangkan peramalan perubahan garis pantai mempertimbangkan volume transpor sedimen sejajar pantai. Untuk mensimulasikan perubahan garis pantai diperlukan modul seperti yang dijelaskan Hanson dan Kraus (1991) yaitu GRIDGEN, SPECGEN, WSAV, WMV, WWWL, dan WISHPH3. 3. Hasil dan Pembahasan Perubahan Garis Pantai Perubahan garis pantai selama 5 tahun (Gambar 2) menunjukkan Desa Padaharja mengalami akresi paling luas yaitu seluas 358,63 m 2 dan Desa Munjungagung mengalami erosi paling besar yaitu 77,34 m 2. Triatmodjo (1999) menjelaskan suatu pantai mengalami erosi, akresi, maupun tetap stabil tergantung pada suplai sedimen di pantai tersebut. Ketika suplai sedimen yang masuk lebih banyak dibandingkan suplai sedimen keluar maka pantai tersebut mengalami akresi. Sebaliknya, pantai akan mengalami erosi saat suplai sedimen keluar lebih banyak dibandingkan suplai sedimen masuk. Transpor sedimen sepanjang

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 54 pantai akan membawa sedimen terangkut sampai jauh dan sesuai dengan penjalaran gelombang dan menyebabkan perubahan garis pantai sehingga transpor sedimen sejajar pantai merupakan penyebab utama terjadinya perubahan garis pantai. Volume transpor sedimen selama 5 tahun menunjukkan suplai sedimen yang masuk lebih besar daripada suplai sedimen yang keluar sehingga menyebabkan Pantai Larangan mengalami akresi. Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Sedimen di Pantai Larangan Kabupaten Tegal Tabel 1. Volume Transpor Sedimen per Tahun Tahun Suplai Sedimen Masuk (m 3 ) Suplai Sedimen Keluar (m 3 ) 2013-2014 284.769 161.063 2014-2015 287.766 172.471 2015-2016 290.867 158.793 2016-2017 294.051 156.225 2017-2018 310.120 153.326 Tabel 2. Luas Wilayah Akresi dan Erosi Tahun Desa Luasan Akresi (m 2 ) Luasan Erosi (m 2 ) Padaharja 358,63 34,41 2013-2018 Munjungagung 182,12 77,34 Bongkok 153,85 4,86 Kramat 69,56 9,26

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 55 Akresi Erosi Akresi Erosi Gambar 2. Peta Wilayah Akresi dan Erosi di Pantai Larangan Kabupaten Tegal Tahun 2013-2018. Faktor Hidro-Oseanografi Dari hasil pengamatan gelombang selama 19-22 Mei 2013, gelombang di Pantai Larangan dikategorikan sebagai gelombang yang dibangkitkan oleh angin karena memiliki periode (T S ) 4,409 detik. Hal ini didukung oleh Munk (1951) dalam Houlthuijsen (2007) yang menjelaskan bahwa gelombang yang dibangkitkan oleh angin memiliki periode antara 1-10 detik. Sedangkan tinggi gelombang (H S ) selama pengukuran adalah 0,166 meter. Dari hasil peramalan gelombang didapatkan tinggi dan periode gelombang pada setiap musim selam 5 tahun. Pada musim barat tinggi gelombang (H S ) yang terjadi adalah 0,173 meter dengan periode (T S ) 3,754 detik. Pada musim timur tinggi gelombang yang terbentuk adalah 0,132 meter dengan periode 3,379 detik. Musim Tabel 3. Tinggi dan Periode Gelombang Lapangan (Mei 2013) Data H (meter) T (detik) Signifikan 0,166 4,409 Maksimum 0,277 5,6 Minimum 0,033 3,5 Tabel 4. Hasil Peramalan Gelombang per Musim (2009-2013) Signifikan Maksimum Minimum Tinggi Periode Tinggi Periode Tinggi Periode (meter) (detik) (meter) (detik) (meter) (detik) Barat 0,173 3,754 0,400 5,277 0,103 3,062 Peralihan I 0,148 3,515 0,293 4,663 0,103 3,062 Timur 0,132 3,379 0,166 3,710 0,103 3,062 Peralihan II 0,137 3,413 0,259 4,436 0,103 3,062

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 56 Untuk mengetahui tingkat validasi hasil peramalan gelombang dilakukan verifikasi hasil peramalan gelombang saat di lapangan dengan data gelombang lapangan dengan melakukan perhitungan koreksi kesalahan relatife (mean relative error). Besar relative error yang didapat adalah sebesar 7,28% untuk tinggi gelombang dan 12,7% untuk periodenya. Dengan demikian, data gelombang hasil peramalan dapat digunakan sebagai masukan dalam model GENESIS karena memiliki nilai relative error yang kecil. Tabel 5. Verifikasi Data Lapangan dengan Hasil Peramalan Data H (meter) T (detik) Relative Error Lapangan 0,166 4,409 7,28 % Peramalan 0,154 3,849 12,7 % Hasil peramalan gelombang menunjukkan arah dominan gelombang datang berasal dari timur laut. Sesuai pernyataan Triatmodjo (1999), gelombang yang menuju pantai akan pecah dan membentuk sudut terhadap garis pantai akibat perubahan kedalaman sehingga menyebabkan terjadinya arus sejajar pantai. Arah datang gelombang dominan dari timur laut menyebabkan transpor sedimen sepanjang pantai bergerak dari timur ke barat. Transpor sedimen yang bergerak menuju barat mengangkut sedimen pantai dari wilayah yang dilaluinya dan akan terendapkan ketika energi pengangkutnya berkurang sehingga menyebabkan akresi paling besar terjadi di Desa Padaharja. Arah transpor sedimen dominan juga dapat dilihat dari kondisi lapangan dimana akresi yang berada di sebelah kanan jetty menunjukkan arah transpor sedimen berasal dari timur. Komar (1976) menyatakan bahwa arah transpor sedimen dominan dapat diketahui dari bentuk garis pantai akibat faktor alami dan sedimentasi pada bangunan pantai. Erosi paling besar terjadi di Desa Munjungagung karena adanya jetty yang terdapat di mulut sungai. Transpor sedimen akibat arus sejajar pantai yang bergerak ke barat terhalang oleh jetty yang berada di mulut sungai sehingga menyebabkan terjadinya pengendapan di bagian timur jetty. Ketika melewati jetty, arus sejajar pantai mengalami kekosongan angkutan sedimen sehingga arus sejajar pantai akan kembali mengangkut sedimen yang berada di Desa Munjungagung dan menyebabkan desa ini mengalami erosi yang besar. 4. Kesimpulan Pada rentang waktu 2013 sampai 2018, Pantai Larangan mengalami akresi atau penambahan sedimen sebanyak 764,16 m 2 serta mengalami erosi sebesar 125,87 m 2 dimana wilayah yang mengalami akresi paling besar berada di Desa Padaharja yaitu sebesar 358,63 m 2 dan yang mengalami erosi paling besar berada di Desa Munjungagung sebesar 77,34 m 2. Dengan demikian 5 tahun ke depan Pantai Larangan diprediksi akan mengalami penambahan luasan lahan atau akresi. Daftar Pustaka [CERC] Coastal Engineering Research Center. 1984. Shore Protection Manual. US Army Coastal Engineering Research Center., Washington. Eleftheriou, A. and A. Mclntyre. 2005. Methods for The Study of Marine Benthos. 2 nd ed. Blackwell Science Ltd., Oxford. Hanson, H. and C. Kraus. 1991. GENESIS: GENEralized model for Simulation Shoreline Change. US Army Corps of Engineers., Washington. Holthuijsen, Leo. H. 2007. Waves in Oceanic and Coastal Waters. Cambridge University Press., Cambridge. Komar, Paul. D. 1976. Beach Processes and Sedimentation. Printice Hall, New Jersey. [NSPM KIMPRASWIL] Norma, Standar, Pedoman, dan Manual Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Pekerjaan Umum. 2002. Metode, Spesifikasi, dan Tata Cara Bagian 2: Batuan, Sedimen, Agregat. Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta. Rais, J., B. Sulistyo, S. Diamar, T. Gunawan, M. Sumampouw, Tj.A.Soeprapto, I. Suhardi, A. Karsidi, M.S. Widodo. 2004. Menata Ruang Laut Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta.