STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR BRIKET BATUBARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

OPTIMASI UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN MEVARIASI TEMPERATURE UDARA AWAL

PENGARUH DISTRIBUSI UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

PENGARUH DISTRIBUTOR UDARA PADA TUNGKU GASIFIKASI UPDRAFT

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN VARIASI ISOLATOR DENGAN KECEPATAN UDARA 7,6 M/S

Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

Pengaruh Kecepatan Udara Terhadap Kerja Reaktor Bubble Fluidized Bed Gasifire

REKAYASA BURNER TUNGKU GASIFIKASI BIOMASSA DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG DAN KETINGGIAN PENYANGGA PADA BURNER

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SERUTAN KAYU JATI

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

Pengaruh Ukuran Partikel Terhadap Kerja Reaktor Bubble Fluidized Bed Gasifire

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

BAB I PENDAHULUAN. alternatif penghasil energi yang bisa didaur ulang secara terus menerus

KINERJA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR TONGKOL JAGUNG DENGAN KECEPATAN UDARA 3.0, 4.0, 5.0 m/s

NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPERIMEN PENGARUH UKURAN BAHAN BAKAR TERHADAP KERJA PADA REAKTOR FLUIDIZED BED GASIFIER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah di Indonesia. menyebabkan konsumsi bahan bakar yang tidak terbarukan seperti

Karakterisasi Gasifikasi Biomassa Sampah pada Reaktor Downdraft Sistem Batch dengan Variasi Air Fuel Ratio

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

Studi Eksperimen Gasifikasi Pada Reaktor Fluidized Bed Dengan Bahan Bakar Ampas Tebu

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR SEKAM PADI DENGAN VARIASI ISOLATOR DENGAN KECEPATAN UDARA 7,6 M/S UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

PENGARUH VARIASI PEMANASAN AWAL UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI SEKAM PADI TOP LIT UPDRAFT (TLUD)

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE DENGAN PENGISIAN ULANG 2 KALI

SISTEM GASIFIKASI FLUIDIZED BED BERBAHAN BAKAR LIMBAH RUMAH POTONG HEWAN DENGAN INERT GAS CO2

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

REKAYASA BURNER TUNGKU GASIFIKASI BIOMASSA DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG DAN KETINGGIAN PENYANGGA PADA BURNER

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI UPDRAFT DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

RANCANG BANGUN TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT CONTINUE BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT KONTINU

TUGAS AKHIR PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SERUTAN KAYU JATI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

PENGARUH TEMPERATUR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU TIPE DOWNDRAFT

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

PEMBERSIH GAS DENGAN MEDIA BONGGOL JAGUNG, ZEOLIT, SERBUK GERGAJI DARI REAKTOR FLUIDIZED BED GASIFIER

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

KINERJA TUNGKU GASIFIKASI DOWNDRAFT CONTINUE BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

PENGARUH KOMPOSISI BIOMASSA SERBUK KAYU DAN BATU BARA TERHADAP PERFORMA CO-GASIFIKASI REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP UNJUK KERJA FLUIDIZED BED GASIFIER DENGAN DISTRIBUTOR UDARA JENIS PLAT

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

UJI KINERJA REAKTOR GASIFIKASI SEKAM PADI TIPE DOWNDRAFT PADA BERBAGAI VARIASI DEBIT UDARA

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BED TERHADAP SYNGAS YANG DIHASILKAN BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI UPDRAFT DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

PENGARUH VARIASI DESAIN DISTRIBUTOR UDARA TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa hasil penelitian berkaitan dengan kompor masak gasifikasi

Peningkatan Kualitas Pembakaran Tungku Briket Batu Bara Yang Ramah Lingkungan Untuk Aplikasi di Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. Ketika konsumsi domestik bahan bakar minyak terus meningkat. sehingga membawa Indonesia sebagai net oil importet, dimana kita

STUDI EKSPERIMEN CO-GASIFIKASI BATUBARA- TEMPURUNG KELAPA DENGAN VARIASI EQUIVALENCE RATIO(ER) PADA REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

6/23/2011 GASIFIKASI

TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER DAN TANPA AIR HEATER UNTUK BEJANA PENGUAP PIPA API

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI BAHAN BAKAR PADA TUNGKU GASIFIKASI TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat, Peningkatan kebutuhan energi yang tidak diimbangi. pengurangan sumber energy yang tersedia di dunia.

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

PENGARUH VARIASI PEMANASAN AWAL UDARA DAN PENAMBAHAN UDARA BANTU PADA REAKTOR TERHADAP PERFORMA KOMPOR GASIFIKASI SEKAM PADI TOP LIT UPDRAFT (TLUD)

PENGARUH KECEPATAN UDARA PRIMER MULA TERHADAP OUTPUT POWER TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENGARUH ISOLATOR TERHADAP KINERJA TUNGKU GASIFIKASI TIPE DOWNDRAFT

RANCANG BANGUN BURNER DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG SECONDARY AIRFLOW 11, 13, 15, 17 DAN DIAMETER LUBANG 5 MM, 10 MM, 15 MM PADA TUNGKU GASIFIKASI

SKRIPSI PENGARUH KOMPOSISI BIOMASSA SERBUK KAYU DAN BATU BARA TERHADAP PERFORMANSI PADA CO-GASIFIKASI SIRKULASI FLUIDIZED BED

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran untuk mencari alternatif sumber energi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. Sampah menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat. indonesia, di daerah perdesaan banyak sekali sampah organik kebun

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

TUGAS AKHIR PENGARUH PENGGUNAAN FILTER DENGAN MEDIA ARANG TEMPURUNG KELAPA, ZEOLIT DAN SILICA GEL TERHADAP GAS YANG DIHASILKAN DARI REAKTOR GASIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

Unjuk Kerja Tungku Gasifikasi Tg 30-1 Dengan Bahan Bakar Sekam Padi Dengan Variasi Kandungan Kadar Air Dan Kecepatan Udara Pembakaran

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

Gasifikasi - Pirolisis Pembakaran

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan. tak berharga. Seperti sampah organik yang banyak di pedesaan, meski

PENGARUH KOMPOSISI BIOMASSA SERBUK KAYU DAN BATU BARA TERHADAP PERFORMA CO-GASIFIKASI REAKTOR BUBBLING FLUIDIZED BED GASIFIER

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses fotosintetis,

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

Transkripsi:

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR BRIKET BATUBARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik oleh : MUHAMMAD ABDUL AZIZ NIM : D200 090 086 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018 i

ii i

iii ii

iv iii

STUDI GASIFIKASI BERBAHAN BAKAR BRIKET BATUBARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN ABSTRAKSI Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial di dunia. Krisis energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbarukan. Briket batubara merupakan energi yang dapat diperbaharui dan sangat potnsial di Indonesia. Melalui teknologi gasifikasi, briket batubara dibakar dengan oksigen terbatas untuk menghasilkan gas metan yang mempan bakar. Pengujian gasifikasi briket batubara ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel terhadap temperatur pembakaran, temperatur pendidian air, nyala efektif dan efisiensi thermal tungku. Penelitian diawali dengan menyuplai udara dari blower diberi kecepatanya 6.5 m/s. kemudian digunakan variasi ukuran partikel pada briket batubara. Ukuran partikel yang digunakan adalah berdiameter 10 mm, 15 mm, 30 mm, kemudian diukur temperatur pembakaran dan temperatur pendidihan air tiap 1 menit. Hasil penelitian menunjukan variasi ukuran diameter sangat berpengaruh terhadap temperatur pembakaran, temperatur pendidihan air, nyala efektif serta efisiensi thermal tungku yang dihasilkan. Ukuran diameter 10 mm temperatur pembakaran tertinggi sebesar 588.33 0 C, temperatur pendidihan air selama 94 menit, nyala efektif selama 94 menit, dan efisiensi thermal tungku sebesar 36.68 %. Ukuran diameter 15 mm temperatur pembakaran tertinggi sebesar 513.33 0 C, air mendidih selama 78 menit, nyala efektif selama 78 menit dan efisiensi thermal tungku sebesar 38.95 %. Ukuran diameter 30 mm temperatur pembakaran tertinggi sebesar 705.66 0 C, waktu pendidihan air selama 55 menit, nyala efektif selama 55 menit dan efisiensi thermal sebesar 40.01 %. Kata kunci: Gasifikasi, briket batubara, ukuran partikel ABSTRACT In the recent years, energy has become a crucial issue in the world. The energy crisis caused by growth of population and depletion of world oil reserves along with the emission issue from the fossil fuels gives pressure to each country to immediately produce and use renewable energy. Coal briquette is a renewable energy which is also very potential in Indonesia. By using gasification technology, coal briquettes are burned with limited oxygen to produce a fuel-burning methane gas. The testing of coal briquette gasification aims to find out the effect of diameter size on combustion temperature, boiling temperature of water, effective flame and thermal efficiency of the furnace. The research began by supplying air from the blower with 6.5 m/s speed. Then, diameter sizes variations on coal briquettes were apllied. The diameter size used were 10 mm, 15 mm, and 30 mm. Afterwards, combustion temperature and boiling temperature of water were measured per one minute. The fidings showed that variations on diameter size were highly significant on the combustion temperature, boiling temperature of water, effective flame and thermal efficiency of the furnace produced. In the diameter size of 10 mm, the highest burning temperature was 1

588.33 0 C, the boiling temperature was for 94 minutes, the flame effective was for 94 minutes, and the thermal efficiency of furnace was by 36.88 %. Next, in the diameter size of 15 mm, the highest burning temperature was 513.33 0 C, the boiling temperature was for 78 minutes, the flame effective was for 78 minutes, and the thermal efficiency of furnace was by 39,14 %. Lastly, in the diameter size of 30 mm, the highest burning temperature was 705.66 0 C, the boiling temperature was for 55 minutes, the flame effective was for 55 minutes, and the thermal efficiency of furnace was by 40.11 %. Keywords : gasification, coal briquette, diameter size 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial di dunia. Krisis energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbarukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia terutama Indonesia. Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang tidak seimbang dengan produksinya sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang. Mengantisipasi hal itu, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan blueprint pengelolaan energi nasional 2005-2025. Kebijakan ini ditekankan pada usaha menurunkan ketergantungan penggunaan energi hanya pada minyak bumi. Salah satu energi terbarukan yang mempunyai potensi besar di Indonesia adalah gasifikasi. Hal ini tercantum dalam Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi (energi hijau) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, misalkan briket batubara. Briket batubara dikonversi menjadi energi dalam bentuk bahan bakar cair, gas, panas, dan listrik. Teknologi konversi briket batubara menjadi bahan bakar padat, cair, dan gas, antara lain teknologi pirolisa (bio-oil), esterifikasi (bio-diesel), teknologi fermentasi (bio- 2

etanol), anaerobik digestion (biogas). Teknologi konversi briket batubara menjadi energi panas yang kemudian dapat diubah menjadi energi mekanis dan listrik, antara lain, teknologi pembakaran dan gasifikasi. Teknologi konversi termal briket batubara meliputi pembakaran langsung, gasifikasi, dan pirolisis atau karbonisasi. Masing-masing metode memiliki karakteristik yang berbeda dilihat dari komposisi udara dan produk yang dihasilkan. 1.2 Pembatasan masalah 1) Pengujian tidak membahas tentang pembuatan alat gasifikasi reaktor updraft. 2) Bahan yang dipakai untuk pengujian adalah briket batu bara 3) Kecepatan yang digunakan adalah 6.5 m/s 4) Variasi ukuran diameter yang digunakan adalah dengan diameter 10 mm, 15 mm, 30 mm. 1.3 Tujuan penelitian 1) Untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran diameter bahan terhadap tempertur pembakaran. 2) Untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran diameter bahan terhadap waktu pendidihan air. 3) Untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran diameter bahan terhadap waktu nyala efektif produk gas metana. 4) Untuk mengetahui pengaruh variasi ukuran diameter bahan terhadap efisiensi thermal tungku. 1.4 Tinjauan pustaka Proses gasifikasi pada gasifier terdiri beberapa tahapan. Menurut Mathieu dan Dubuisson (2002), proses gasifikasi berlangsung dengan empat tahapan dasar yaitu pyrolysis, combustion, boudouard reaction, dan gasification processes. Perbedaan gasifikasi dengan pembakaran langsung terletak pada jumlah oksigen yang dipakai untuk reaksi pembakaran. Gasifikasi dikondisikan kurang O 2, besarnya sekitar 25% dari kebutuhan O 2 untuk pembakaran sempurna. Apabila jumlah O melebihi dari 25% efisiensi gasifikasi turun. Pemanasan awal udara juga berpengaruh menaikan efisiensi gasifikasi. 3

Penelitian parameter-parameter yang mempengaruhi efisiensi gasifier dilakukan oleh Jayah, dkk (2003). Parameter-parameter tersebut yaitu kandungan moistur, temperatur udara masuk, dan heat loss. Mereka menyimpulkan bahwa kandungan moistur bahanbakar semakin tinggi, nilai kalor syngas semakin rendah, dengan kata lain efisiensi gasifikasi semakin kecil dengan tingginya kandungan moisture bahan bakar. Nilai tertinggi dari kandungan moistur dari bahan-bakar tidak boleh lebih dari 33%. Untuk pengaruh temperatur udara masuk, semakin tinggi temperatur udara masuk gasifier akan menaikan efisiensi gasifikasi. Disamping itu, pemanasan udara masuk bisa menurunkan air fuel ratio. Sedangkan pengaruh besarnya heat loss, semakin kecil heat loss semakin besar pemgaruhnya terhadap efisiensi konversi gasifikasi. 1.5 Dasar teori 1.5.1 Pembakaran Pembakaran adalah reaksi kimia yang cepat antara oksigen dan bahan yang dapat terbakar, disertai timbulnya cahaya dan menghasilkan kalor. Tujuan dari pembakaran yang baik adalah melepaskan seluruh panas yang terdapat dalam bahan bakar. Pembakaran terjadi karena bahan bakar bertemu dengan udara dan api/suhu tinggi. Berdasarkan gas sisa yang dihasilkan dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1) Pembakaran sempurna, yaitu pembakaran dimana semua konstituen yang terbakar membentuk gas karbondioksida (CO 2), air (H 2 O) dan sulfur (SO 2 ) sehingga tidak ada lagi bahan yang tersisa. 2) Pembakaran tidak sempurna, yaitu pembakaran yang menghasilkan gas karbonmonoksida (CO) dimana salah satu penyebabnya adalah kekurangan jumlah oksigen. 1.5.2 Briket Batubara Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari Batubara dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka. Briket Batubara mampu menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak Tanah sepeti untuk : Pengolahan Makanan, Pengeringan, Pembakaran dan Pemanasan. Bahan baku utama Briket Batubara adalah Batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun. Teknologi pembuatan Briket tidaklah terlalu rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat maupun pihak swasta dalam waktu singkat. Sebetulnya di Indonesia 4

telah mengembangkan Briket Batubara sejak tahun 1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik mengingat Minyak Tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah, sehingga masyarakat lebih memilih Minyak Tanah untuk bahan bakar sehari-hari. Namun dengan kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak mau masyasrakat harus berpaling pada bahan bakar alternatif yang lebih murah seperti Briket Batubara. 1.5.3 Jenis Briket Batubara 1) Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu proses dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan serendah mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau dan berasap, namun biaya produksi menjadi meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah tangga serta lebih aman dalam penggunaannya. 2) Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi sebelum diproses menjadi Briket dan harganyapun lebih murah. Karena zat terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan kompor) sehingga akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil. 1.5.4 Gasifikasi Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara thermokimia menjadi gas, dimana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran. Jenis reaktor gasifikasi berdasarkan arah aliran : 1) Updraft gasifier 2) Downdraft gasifier 3) Crosdraft gasifier Tahapan Proses gasifikasi 1) Tahap Pengeringan 2) Tahap Pirolisis 5

3) Tahap Reduksi 4) Tahap Oksidasi 1.6 Gas metana Metana adalah hidrokarbon paling sederhana yang berbentuk gas dengan rumus kimia CH 4. Metana murni tidak berbau, tidak berwarna dan mudah terbakar. 1) Reaksi pembakaran gas metana dengan oksigen murni. Reaksi: CH 4 + 2O 2 CO 2 + 2H 2 O 2) Reaksi pembakaran gas metana dengan udara di alam. Reaksi: CH 4 + 2O 2 + 7.52N 2 CO 2 + 2H 2 O + 7.52N 2 + heat 1.7 Kalor Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda berentuhan. Kalor berbeda dengan suhu, karna suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. 2. Metode Penelitian 2.1 Diagram Alir Gambar 1. Diagram alir penelitian 6

2.2 Instalasi pengujian Gambar 2. Instalasi alat pengujian Keterangangambar: 1) Pot holder 2) Burner 3) Reactor 4) Ash chamber 5) Pipa saluran udara blower 2.3 Alat dan bahan penelitian 6) Pegangan pintu 7) Pengunci 8) Ash discharge lever 9) Handle burner 10) Seconday air hole Gambar 3. Reaktor pembakaran Gambar 4. Ash chamber 7

Gambar 8. Anemometer digital Gambar 5. Burner Gambar 9. Timbangan analog Gambar 6. Blower Gambar 10. Stopwatch Gambar 7. Termometer rider Gambar 11. Thermometer Gambar 12. Briket Batubara 8

Temperatur (ᵒC) 2.4 Langkah penelitian Langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1) Mengisi reaktor pembakaran dengan briket batubara sesuai dengan variasi diameter yang telah ditentukan pada tiap tiap pengujian. 2) Gunakan potongan kertas atau dedaunan kering dan minyak lalu letakan di atas briket batu bara yang berada pada reaktor pembakaran. 3) Bakar kertas tersebut, agar menghasilkan bara api dari briket batu bara, kemudian hidupkan blower dengan kecepatan udara yang telah direncanakan. 4) Kemudian tutup reaktor pembakaran dengan burner. 5) Setelah gas metana terbakar secara sempurna letakan panci yang terisi air 5 kg di atas burner. 6) Mengambil dan mencatat data dari temperatur pembakaran, temperatur pendidihan air, temperatur dinding isolasi,dan masing masing, dalam waktu 1 menit, kemudian pada hasil akhir didapatkan nyala efektif dari bahan bakar. 3. Hasil dan pembahasan 3.1 Perbandingan Temperatur Pembakaran pada Ukuran Berdiameter 10 mm, 15 mm, 30 mm 800 700 600 500 400 300 200 100 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Waktu (menit) 10 mm 15 mm 30 mm Gambar 13. Perbandingan temperatur pembakaran pada ukuran berdiameter 10 mm,15 mm, 30 mm. 9

Temperatur (ᵒC) Gambar 13. Adalah perbandingan temperatur pembakaran pada ukuran diameter 10 mm, 15 mm, 30 mm. Menjelaskan bahwa nyala efektif yang paling lama adalah dengan menggunakan ukuran diameter 10 mm yaitu selama 94 menit, ukuran diameter 15 mm selama 78 menit, dan ukuran diameter 30 mm selama 55 menit. Temperatur pembakaran tertinggi yaitu pada percobaan dengan menggunakan ukuran diameter 30 mm, pada menit ke-49 dengan temperatur 705.66 0 C, untuk diameter 15 mm pada menit ke-23 sebesar 513.33 0 C,dan pada diameter 10 mm pada menit ke-14 sebesar 588.33 0 C. Dari perbandingan temperatur pembakaran antara diameter 10 mm, 15 mm, 30 mm, menunjukan diameter terkecil akan menghasilkan nyala efektif yang lebih lama, sedangkan dengan menggunakan diameter paling besar akan diperoleh temperatur pembakaran yang besar. 3.2 Perbandingan Temperatur Pendidihan Air pada Ukuran Diameter 10 mm, 15 mm, 30 mm. 120 100 80 60 40 20 0 0 20 40 60 80 100 Waktu (menit) 10 mm 15 mm 30 mm Gambar 14. Perbandingan temperatur pendidihanair pada ukuran diameter 10 mm, 15 mm, 30 mm. Gambar 14. menjelaskan bahwa waktu tercepat untuk menaikan temperatur sampai 100 0 C atau mencapai titik didih adalah dengan menggunakan diameter 30 mm yaitu dengan waktu 6 menit 30 detik, untuk ukuran diameter 15 mm mampu menaikan temperatatur sampai 100 0 C dengan 8 menit, sadangkan pada ukuran diameter 10 mm mampu menaikan temperatur 100 0 C diperlukan waktu selama 8 menit. Hal ini dikarenakan temperatur pembakaran tertinggi adalah pada ukuran diameter 30 mm yaitu 705.66 0 C, diameter 15 mm sebesar 513.33 0 C,dan pada diameter 10 mm sebesar 10

Waktu ( menit ) 588.33 0 C, semakin tinggi temperatur pembakaran yang dihasilkan maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai temperatur 100 0 C. Tabel 1. Tabel perhitungan kalor laten air d (mm) m uap (Kg ) h fg ( Kj/Kg ) Q l ( Kj ) 10 mm 3.719 Kg 8676.43 Kj 15 mm 3.987 Kg 2333.0 Kj/Kg 9301.68 kj 30 mm 4.101 Kg 9567.64 j 3.3 Perbandingan Nyala Efektif pada Ukuran Berdiameter 10 mm, 15 mm, 30 mm. 100 80 60 40 20 0 Diameter 10 mm Diameter 15 mm Diameter 30 mm Gambar 15. Diagram perbandingan nyala efektif pada ukuran diameter 10 mm, 15 mm, 30 mm. Gambar 15 adalah perbandingan nyala efekif pada ukuran diameter 10 mm, 15 mm, 30 mm menjelaskan bahwa, pada diameter 10 mm nyala efektif yang dihasilkan selama percobaan adalah selama 94 menit, ukuran diameter 15 mm selama 78 menit dan ukuran diameter 30 mm selama 55 menit. Artinya semakin besar ukuran partikel yang digunakan akan semakin singkat nyala efektif yang dihasilkan. 11

3.4 Perbandingan Efisiensi Thermal Tungku pada Ukuran Diameter 10 mm, 15 mm, 30 mm. 41.00% 40.00% 39.00% 38.95% 40.01% 38.00% 37.00% 36.68% 36.00% 35.00% Diameter 10 mm Diameter 15 mm Diameter 30 mm Gambar 16. Diagram perbandingan efisiensi thermal tungku pada ukuran diameter 10 mm, 15 mm, 30 mm.. Gambar 16. menjelaskan bahwa efisiensi thermal tiap-tiap percobaan bebeda, pada percobaan dengan menggunakan ukuran diameter 10 mm efisiensi thermal sebesar 36.88%, untuk percobaan dengan menggunakan ukuran diameter 15 mm sebesar 39.14%,dan percobaan dengan menggunakan ukuran diameter 30 mm sebessar 40.11%. Sehingga efisiensi thermal terbesar adalah pada percobaan dengan menggunakan ukuran diameter 30 mm sebesar 40.11%. Hal ini dipengaruhi oleh temperatur api yang lebih tinggi, masa uap yang diuapkan pun lebih besar, sehingga kalor yang digunakan untuk pendidihan air lebih besar. Tabel 2. Perhitungan efisiensi thermal tungku Kalor Bahan Bakar Kalor Terpakai ( d (mm) (Q) ( % ) Kj ) ( Kj ) 10 mm 10140.83 Kj 36.68 % 15 mm 10766.08 Kj 27644.7 Kj 38.95 % 30 mm 11032.04 Kj 40.01 12

4. Penutup Dari hasi penelitian dapat ditarik kesimpulan, yaitu: 1) Temperatur pembakaran tertinggi pada diameter 10 mm sebesar 588.33 0 C, diameter 15 mm sebesar 513.33 0 C, dan diameter 30 mm sebesar 705.66 0 C 2) Waktu pendidihan air pada percobaan dengan menggunakan diameter 30 mm adalah yang paling cepat dengan waktu 6 menit, jika dibandingkan dengan ukuran diameter 15 mm dan 10 mm. 3) Nyala efektif produk gas metana gasifikasi briket batubara menggunakan ukuran diameter 10 mm selama 94 menit, 15 mm selama 78 menit, dan 30 mm selama 55 menit 4) Efisiensi thermal tungku gasifikasi briket batubara pada ukuran diameter 10 mm adalah sebesar 36.68%, ukuran diameter 15 mm sebesar 38.95%, dan ukuran diameter 30 mm sebesar 40.01%. DAFTAR PUSTAKA Atmoko, Yudhi A, 2010. Pengaruh Variasi Distribusi Udara Terhadap Karakteristik Pembakaran Tungku Gasifikasi Batubara. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Teknik, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Belonio,Alexis T. 2005. Rice Husk Gas Stove Handbook.Philippines: College of Agriculture Central Philippine University Iloilo City. Habib,Z.A.G.A., 2008, Gasifikasi batubara dengan unggun terfluidakan, Diakses pada tanggal 27 maret 2014 jam 15.30 WIB. Handoyo. 2013., Pengaruh Variasi Kecepatan Udara Terhadap Temperatur Pembakaran Pada Tungku Gasifikasi Sekam Padi, Tugas Akhir S-1, Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 13

http://majarimagazine.com/2008/06/gasifikasi-batubara-dengan-unggun-terfluidakan/ Mathieu, dkk, Sasol Coal-to Liquids Developments, Gasification Technologies Conference, San Francisco, 2002. Diakses pada tanggal 27 maret 2014 jam 16.00 WIB. http://imambudiraharjo.wordpress.com/2009/03/06/gasifikasi-batubara/. xiv 14