BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (keindahan bahasa) yang dominan.karya sastra merupakan ungkapan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri salah satu tujuan manusia hidup di dunia ini ialah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DAN SOSIOLOGI SASTRA. Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL YAKUZA MOON, STUDI PRAGMATIK DAN SEMIOTIK. pendek dalam bentuk prosa (Abrams, dikutip Nurgiyantoro. 1995:9).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMSA

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan, karena dapat memberi kesadaran kepada pembaca tentang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

ANALISIS NILAI MORAL PADA NOVEL BUMI BIDADARI KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terbukti dengan banyaknya sastrawan sastrawan yang terkenal di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB I ANALISIS CERITA NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAETSUBOI DILIHAT DARI SEGI PRAGMATIK

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

NILAI MORAL NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

ANALISIS NILAI PRAGMATIK DALAM NOVEL YAKUZA MOON KARYA SHOKO TENDO SHOKO TENDO NO YAKUZA MOON TO IU SHOUSETSU NI OKERU PURAGUMATIKKU KACHI NO BUNSEKI

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang telah dialaminya sendiri atau pengalaman yang dialami oleh orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.3

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan dalam bentuk tulisan (http://pelitaku.sabda.org/pemahaman_tentang_karya_sastra). Sastra lahir oleh dorongan manusia untuk mengungkapkan diri, tentang masalah manusia, kemanusiaan dan semesta (Semi dalam Siswanto 2008:67). Pengungkapan diri yang dituangkan oleh pengarang melalui sebuah karya sastra bisa saja merupakan pengalaman yang benar benar terjadi pada diri sastrawan. Karena sastrawan menganggap pengalamannya tersebut dapat berguna bagi penikmat sastra. Bahasa merupakan media yang sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari hari. Dengan bahasa, sastra dapat diungkapkan dengan banyak cara. Dalam dunia kesustraan, karya sastra dapat dibedakan dalam bentuk dan jenis yang berbeda beda. Seperti misalnya drama, puisi, roman, prosa dan sebagainya. Pada penelitian ini, penulis membahas suatu bentuk karya sastra dari jenis prosa yaitu novel. Novel merupakan bentuk prosa rekaan yang lebih pendek dari pada roman. Novel adalah karangan dalam bentuk prosa tentang peristiwa yang 1

2 menyangkut kehidupan manusia seperti yang dialami orang dalam kehidupan sehari, tentang suka duka, kasih dan benci, tentang watak dan jiwanya dan sebagainya. (Badudu dan Zain dalam Furqonul dan Abdul, 2010:2). Pada umumnya, setiap karya sastra memiliki dua unsur yang berpengaruh dalam membangun karya sastra tersebut, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau unsur unsur yang secara langsung membangun cerita. Unsur unsur yang dimaksud misalnya, tema, plot, latar, penokohan, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain lain. Sedangkan yang dimaksud ekstrinsik adalah unsur unsur yang berada diluar karya sastra itu, tapi secara tidak langsung mempengaruhi karya sastra tersebut atau dapat dikatakan sebagai unsur unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun tidak ikut menjadi bagian didalamnya. Unsur unsur ekstrinsik tersebut adalah kebudayaan, sosial, psikologis, ekonomi, politik, agama dan lain lain yang mempengaruhi pengarang dalam karya yang ditulisnya. Penulis membahas novel yang berjudul Yakuza Moon karya Shoko Tendo menggunakan sudut pandang pragmatik. Menurut Pradopo (dalam Wiyatmi, 2006: 85) pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, agama, maupun tujuan yang lain. Dalam praktiknya, pendekatan ini cenderung menilai karya sastra menurut keberhasilannya dalam mencapai tujuan tertentu bagi pembacanya (http://bambuberderit.wordpress.com/2011/06/16/sastra-

3 sebagai-sarana-refleksi-diri-arifin-m-z/ diakses tanggal 16 Maret 2014). Berdasarkan pengertian diatas dapat dikatakan pendekatan pragmatik bersifat mendidik dalam hal moral. Nilai pendidikan merupakan batasan segala sesuatu yang mendidik kearah kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi kehidupannya yangdiperolehmelalui proses pendidikan. Secara umum moral menyaran pada pengertian tentang ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan sebagainya (KBBI dalam Nurgiyantoro 1995:321). Moral dalam karya sastra biasanya menceritakan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai nilai kebenaran, dan hal itu lah yang ingin disampaikan ke pembaca. Nilai-nilai Jepang terbentuk karena lingkungan geografis, budaya, agama serta unsur-unsur lainnya. Nilai budaya yang sudah berakar, mempengaruhi pola pikir dan pandangan hidup masyarakat Jepang dalam perjuangan hidupnya dari dulu sampai sekarang. Semangat juang yang tinggi ini dikenal dengan moral Bushido. Bushido berasal dari kata bu artinya beladiri, shi artinya Samurai (orang) dan do artinya jalan. Secara sederhana bushido berarti jalan terhormat yang harus ditempuh seorang Samurai dalam pengabdiannya (Benedict, 1982:335). Dalam etika Bushido terkandung ajaran-ajaran moral yang tinggi terkait dengan tanggung jawab, kesetiaan, sopan santun, tata krama, disiplin, kerelaan berkorban, pengabdian, kerja keras, kebersihan, hemat, kesabaran, ketajaman, berpikir, kesederhanaan, kesehatan jasmani, dan rohani, kejujuran, pengendalian diri.

4 http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi/article/download/6232/5266 Berdasarkan uraian diatas Yakuza Moon adalah novel otobiografi dari Shoko Tendo. Biografi adalah berisi tentang untaian hidup sastrawan, perkembangan moral, mental dan intelektual (Wellek dan Warmen, dalam Siswanto, 2008:2). Novel Yakuza Moon menceritakan kisah hidup nyata dari anak perempuan yang berasal dari keluarga Yakuza. Shoko Tendo adalah putri seorang pimpinan Yakuza. Shoko Lahir dari keluarga yang kaya, keluarga yang bahagia dan disegani oleh anggota Yakuza lainnya. Namun, masalah mulai datang saat kakek dan nenek Shoko meninggal dunia. Timbul masalah keluarga karena HiroyashuAyah Shoko dengan saudara-saudaranya bertengkar untuk saling memperebutkan harta peninggalan orang tua mereka yang sudah meninggal. Ayah Shoko terlilit perkara dan akhirnya ia dijebloskan ke penjara. Hal itu membuat isteri dan anak-anak Hiroyashu terkena imbasnya. Para tetangga, bahkan guru mengolok-olok mereka dengan perkataan kasar karena masalah Hiroyashu ini dan status Hiroyashu sebagai kepala gangster Yakuza. Selepas ayahnya bebas dari penjara, masalah pun belum rampung. Setiap hari Ayah Shoko datang ke bar dan pulang dalam keadaan mabuk bersama dengan para wanita penghibur. Jika merasa gundah, Ayah Shoko akan meraung sekeras-kerasnya dan membantingi apa saja yang ada di rumah. Melihat kehidupan keluarganya yang menjadi seperti itu, Shoko menjadi Yanki (sebutan untuk anak liar yang mengecat putih rambutnya dan kebut kebutan mobil). Ia mengikuti jejak kakaknya yang terlebih dahulu, Maki. Sejak saat itu, kehidupan Shoko pun berubah menjadi anak nakal.

5 Suatu hari Shoko masuk penjara akibat kenakalannya. Perilaku Shoko mulai mengalami perubahan setelah masuk rumah tahanan. Tak lama Shoko keluar dari rumah tahanan, tiba tiba ayahnya terserang penyakit TBC. Hal itu menyebabkan ekonomi keluarga Shoko memburuk. Ditambah lagi Ayah Shoko menjadi penjamin seorang kenalan yang meninggalkan utang sangat besar. Bersamaan dengan hal itu bisnis mereka yang lain juga bangkrut dan mereka terpaksa bekerja sama dengan para lintah darat. Pada usia remaja Shoko sudah mengenal narkoba, seks bebas, menjadi gadis simpanan anggota yakuza, mendapatkan perlakuan yang kejam, penganiyaan secara fisik dan diperkosa. Setelah melewati masa remaja yang sulit, Shoko beranjak dewasa dengan pola pikir yang dihadapinya. Shoko harus menjadi tulang punggung keluarga dan kakaknya Maki. Shoko bekerja siang-malam dan bekerja sebagai apa saja agar bisa menyambung kehidupan di hari berikutnya. Namun dari keadaan yang seperti itulah, bisa membangkitkan rasa kasih sayang antar keluarga yang kemudian terjalin erat kembali. Setelah membaca novel ini, yang merupakan kisah nyata dari kehidupan penulis dengan memakai nama Shoko Tendo, penulis merasa tertarik untuk membahas nilai pragmatik. Penulis tertarik karena kemampuan tokoh utama untuk menata kembali kehidupannya yang sudah berantakan dan semangat hidupnya di tengah-tengah permasalahan kehidupan keluarganya. Dalam novel ini mengajarkan nilai keberanian, kasih sayang, kejujuran dan kesetian. Hal-hal yang telah diuraikan di ataslah yang melatar belakangi penulis untuk menganalisis novel Yakuza Moon karya Shoko Tendo menggunakan

6 pendekatan pragmatik dengan judul Analisis Nilai Pragmatik dalam Novel Yakuza Moon karya Shoko Tendo. 1.2 Perumusan Masalah Novel Yakuza Moon merupakan sebuah novel kisah nyata dari kehidupan Shoko Tendo. Berawal dari Ayah Shoko masuk penjara, para tetangga selalu mengolok ngolok dengan perkataan kasar karena masalah Hiroyashu, ayah Shoko status sebagai kepala gangster Yakuza dan berawal dari rasa penasaran, yang membuat Shoko mengikuti jejak kakaknya yang terlebih dahulu menjadi seorang Yanki sebutan untuk anak liar yang mengecat putih rambutnya dan kebut kebutan mobil atau motor dengan knalpot tanpa peredam suara, berkelahi, menghirup thinner, seks bebas. Nilai nilai yang tercermin dalam cerita berkaitan dengan tokoh utama novel Yakuza Moon, yaitu Shoko Tendo. Walaupun kehidupan Shoko Tendo berantakan, tapi dia mampu menata kembali kehidupannya. Nilai nilai yang mampu memberikan pendidikan bagi pembaca antara lain keberanian, kasih sayang, kejujuran dan kesetian. Untuk memberikan arahan pada suatu penelitian, maka perlu dibuat suatu rumusan masalah. Berdasarkan alasan alasan tersebut dan berkaitan dengan pendekatan pragmatik, maka penulis mengangkat permasalahan dalam bentuk pertanyaansebagai berikut: 1. Nilai pragmatik sepeti apa yang terkandung dalam novel Yakuza Moon?

7 2. Bagaimana karakteristik Shoko Tendo di dalam isi cerita novel Yakuza Moon yang dapat dijadikan cerminan yang baik bagi pembaca? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dari semua permasalahan yang ada, perlu adanya ruang lingkup dalam membatasi masalah. Hal ini bertujuan agar penelitian yang dilakukan penulis tidak menjadi luas dan tetap terfokus pada masalah yang ingin diteliti. Penulis menggunakan novel Yakuza Moon karya Shoko Tendo dalam versi terjemahan bahasa Indonesia yang terdiri dari 245 halaman yang diterbitkan pada tahun 2008 oleh GagasMedia. Dalam hal ini, penulis hanya fokus dengan pembahasan nilai pragmatik yang ada didalam novel Yakuza Moon karya Shoko Tendo dengan cara mengambil cuplikan cuplikan kalimat yang mengandung nilai nilai pragmatik. Nilai-nilai yang akan dibahas antara lain Keberanian, kasih sayang, kejujuran dan kesetian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan pragmatik dan pendekatan semiotik. 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori 1.4.1 Tinjauan Pustaka Sastra Lahir oleh dorongan manusia untuk mengungkapkan diri tentang masalah manusia, kemanusiaan, dan semesta (Semi dalam Siswanto, 2008:67).

8 Karya sastra adalah karya yang dimaksudkan oleh pengarangnya sebagai karya sastra, berwujud karya sastra, dan diterima oleh masyarakat sebagai karya sastra (Sapardi dalam Siswanto 2008:92). Sastra merupakan suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Dalam karya sastra ada bersifat fiksi maupun non fiksi. Misalnya: puisi, roman, drama, prosa, novel dan lain sebagainya. Menurut Jacob Sumardjo (dalam Manik, 2010:1), novel adalah genre sastra yang berupa cerita, mudah dibaca dan dicerna. Novel juga mengandung unsur pemikat dalam alur ceritanya yang mudah menimbulkan sikap penasaran bagi pembacanya. Jadi, dalam novel terdapat bahasa sastra yang berusaha mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya mengubah sikap pembaca. Dari aspek pragmatik, teks sastra dikatakan berkualitas apabila memenuhi keinginan pembaca. Penulis mampu menghibur dan sekaligus mengajarkan sesuatu, membuat pembaca merasa nikmat dan sekaligus ada sesuatu yang dipetik atau memberi gambaran bahwa pembaca mendapatkan manfaat yang mampu mengubah dirinya (Suwardi,2008:117) Pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami dan menghayati karya sastra. Pembaca sangat berperan dalam menentukan sebuah karya itu merupakan karya sastra atau bukan. Sebagai sebuah keutuhan komunikasi sastrawan karya sastra pembaca (Siswanto dan Roekhan dalam Siswanto,2008:190)

9 1.4.2 Kerangka Teori Dalam meneliti suatu karya sastra dibutuhkan suatu pendekatan yang berfungsi sebagai acuan penulis dalam menganalisi karya tersebut. Dalam penulisan ini penulis akan menggunakan pendekatan pragmatikdan pendekatan semiotik. Pendekatan pragmatik yang digunakan peneliti sebagai landasan teori dalam menganalisi novel Yakuza Moon adalah pendekatan pragmatik yang dikemukakan oleh Horatius dalam Ars Poetica yang dikutip Endraswara (2008 : 116) bahwa tujuan penyair adalah berguna untuk memberi nikmat ataupun sekaligus mengatakan hal hal yang baik dan berfaedah untuk kehidupan. Dalam pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pragmatik berhubungan dengan moral. Moral dalam sastra merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, merupakan makna yang terkandung dalam karya sastra, makna yang disarankan lewat sastra. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh, pembaca dapat mengambil hikmah dari pesan-pesan moral yang disampaikan, yang diamanatkan. Pesan moral menunjukkan pesan yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkungan sosial termasuk hubungannya dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Contoh masalah yang berhubungan antara sesama manusiadan hubungan sosial berwujud persahabatan, kesetiaan, kasih sayang, pengkhianatan, hubungan suami-istri, orang tua-anak, sesama dan lainlain yang mengakibatkan interaksi manusia (Nurgiyantoro, 1995:325). Moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan, message.

10 Untuk mengetahui nilai pragmatik yang ada dalam isi cuplikan novel, maka penulis menggunakan pendekatan semiotik. Semiotik adalah ilmu atau tanda metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed dalam Nurgiyantoro 1995:40). Semiotik mempelajari sistem sistem, aturan aturan yang mungkin tanda tanda tersebut mempunyai arti. Dengan pendekatan ini penulis dapat menafsirkan segala tanda yang merujuk adanya nilai-nilai keberanian, kasih sayang, kejukuran dan kesetian yang terdapat dalam novel Yakuza Moon yang di prediksikan dapat menjadi cerminan yang baik bagi pembaca. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merangkum tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana penokohan Shoko Tendo yang terdapat dalam novel Yakuza Moon karya Shoko Tendo. 2. Untuk mendiskripsikan nilai nilai pragmatik yang terdapat dalam novel Yakuza Moon karya Shoko Tendo. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :

11 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang nilai nilai pragmatik yang terdapat dalam novel Yakuza Moon yang dapat berguna bagi pembaca. 2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal memahami menyikapi dan menentukan pilihan hidup, serta bertindak yang benar jika keadaan yang dialami oleh tokoh utama dalam novel ini, suatu saat nanti juga terjadi pada kita. 1.6 Metode Penelitian Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah metode penelitian sebagai alat untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan. Metode adalah langkah atau cara yang tersusun untuk melakukan sesuatu. Metode penelitian yang digunakan penulis dalam melakukan peneletian ini adalah metode deskriptif. Menurut Ratna (2003:53) metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan, dengan maksud untuk menemukan unsur-unsurnya, kemudian dianalisis, bahkan juga diperbandingkan. Dalam metode ini, penulis menguraikan, memberikan pemahaman serta penjelasan dari topik yang diteliti. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dari metode pustaka (library research). Dalam mengumpulkan data-data yang berguna untuk mendukung teori, penulis mengambil dari kepustakaan yang berhubungan dengan penelitian. Sumber-sumber kepustakaan tersebut dapat bersumber dari buku, hasil-hasil penelitian (skripsi), internet, dan sumber-sumber lainnya yang dibutuhkan.