BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran atau kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang ada di sekitar kita. tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang unggul dan berkepribadian yang baik, hal ini dilihat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar salah satunya dapat dilihat dari kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapat perhatian sentral, pertama,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan akan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi. dalam rangka mencerdaskan kahidupan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Kurikulum merupakan faktor peningkat mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. Press,Yogayakarta, 2003, hlm. 9. Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm.8-9.

BAB I PENDAHULUAN. Baikitu organisasi formal maupun nonformal. Di dalam suatu. organisasi tersebut pasti selalu ada seseorang yang dianggap mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. juga mempunyai sifat membangun dalam kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas pendidikan diangkat dengan tugas melakukan pembinaan dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan masyarakat yang madani dalam kehidupan pemerintahan,

2014 PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH D AN PENGARUHNYA TERHAD AP KINERJA MENGAJAR GURU D I SMK SMIP YPPT BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian dan prioritas secara optimal dari pemerintah maupun

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sebagai faktor penentu

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas merupakan ujung tombak kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu, menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk senantiasa meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut mendudukkan pentingnya upaya peningkatan kualitas pendidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang harus dilakukan terus-menerus, sehingga pendidikan dapat digunakan sebagai wahana dalam membangun watak bangsa 1 Tenaga pendidik dan kependidikan Islam dalam pendidikan Islam memegang peran strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik dalam masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran berkembambang amat cepat. Hal ini disebabkan ada dimensidimensi proses pendidikan Islam, atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh pendidik tidak dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi mereka tidak bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didik. Begitupun dengan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, tenaga perpustakaan, tenaga administrasi) mereka bertugas melaksanakan 1 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 17 1

2 administrasi, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis, untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Sehubungan dengan tuntutan ke arah profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan Islam, maka semakin dirasakannya desakkan untuk peningkatan mutu pendidikan Islam pada setiap jenis dan jenjang pendidikan Islam yang telah menjadi komitmen pendidikan nasional. 2 Dan ditengah kemampuan global ini juga, diakui atau tidak, lembaga pendidikan atau sistem persekolahan Islam dituntut untuk mengemukakan dengan kinerja kelembagaan yang efektif dan produktif. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab pendidikan dan pembelajaran di sekolah hendaknya dapat meyakinkan kepada masyarakat bahwa segala sesuatu telah berjalan dengan baik yang temasuk di dalamnya, salah satunya adalah pemanfaatan dan penyediaan sumber daya guru. Bagaimanapun kepala sekolah merupakan unsur vital bagi ekvektivitas lembaga pendidikan. Kepala sekolah yang baik akan bersifat dinamis menyiapkan berbagai macam program pendidikan. 3 Kepemimpinan berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotifasi individu untuk bekerja sama dalam kelompok untuk mewujudkan tujuan lembaga pendidikan. Seorang pemimpin dia harus 2 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 66 3 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Surabaya: elkaf, 2006), hal. 129.

3 memiliki kemampuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya dan sebagainya. Melakukan kegiatan sehari-hari (monitoring) dan (pengendalian), dan mengevaluasi kinerja anak buahnya. 4 Jika diamati lebih jauh tentang realita kompetensi guru agaknya masih beragam. Sudarwan Danim mengungkapkan bahwa salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia adalah guru belum mampu menunjukkan kinerja (work performance) yang memadai. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya ditopang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna untuk meningkatkan kompetensi. 5 Guru yang baik tetap berproses untuk meningkatkan kualitas ilmu, strategi pembelajaran, maupun kepribadiannya. Guru yang merasa sudah baik berarti ia bukan guru yang baik karena hal tersebut merupakan pertanda bahwa ia enggan berproses menjadi lebih baik. Guru yang ideal adalah guru yang pada saat bersamaan siap menjadi peserta didik yang baik, yang senantiasa menuntut ilmu dan keterampilan sundul langit. Ini merupakan sikap mandiri dalam belajar, yang berarti tetap belajar meski telah menjadi pengajar. 6 4 Agus Maimun dan Agus Zaenul Fitri, Madrasah Unggulan Lembaga Pendidikan Alternatif di Era Kompetitif, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2010), hal. 169 5Abdillah Faizun, Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam http://abdillahfaizun.blogspot.com2012/12/peran-kepemimpianan-kepala-sekolah dalam.html? m=1, diakses pada tangal 15-10-2015, pukul 20.52 WIB. 6 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 105

4 Dalam memperjelas kemampuan guru dalam proses pembelajaran, guru harus punya 4 kompetensi yaitu: Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. 7 Secara Pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting, karena pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat, dinilai kering dari aspek psikologis, dan sekolah nampak lebih mekanis sehingga peserta didik cenderung kerdil karena tidak mempunyai dunianya sendiri. Peserta didik dipandang sebagai benjana yang akan diisi air (ilmu) oleh gurunya. Oleh karena itu, pembelajaran nampak seperti sebuah kegiatan menabung, peserta didik sebagai celengan dan guru sebagai penabung. 8 Padahal, setiap manusia dilahirkan dengan dibekali potensi masing-masing yang berbeda dan sebenarnya tugas guru hanya mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa-siswanya. Di buku yang berjudul Psikologi Pendidikan karangan Drs. M. Dalyono ditegaskan: Faktor penting yang menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa adalah faktor lingkungan sekolah yang salah satunya dari lemahnya kompetensi pedagogik guru tersebut, seperti guru yang tidak berkualitas dan mengajar bukan pada faknya, hubungan guru dengan murid yang kurang baik, guru yang menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak, guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnisis kesulitan belajar, dan guru menggunakan metode mengajar yang tidak tepat dan dapat menimbulkan kesulitan belajar. 9 7 Saiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta,2009), hal. 30 8 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru..., hal. 76 9 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hal. 242

5 Berdasakan uraian-uraian di atas penulis menyimpulkan seiring semakin meningkatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sehingga timbul tuntutan untuk lebih meningkatan lagi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan hal ini juga tidak dapat terlepas dari peran penting Pendidikan Agama Islam, dimana pendidikan akan berperan sebagai Way of Life sehingga dapat menjadi tameng dari pengaruh buruk perkembangan zaman yang semakin maju. Terutama bagi peserta didik yang masih menginjak usia remaja dimana sering terbawa arus negatif jika pendidikan Agama yang diajarkannya tidak begitu kuat dan benar-benar tertananam dalam jiwa mereka. Akan tetapi seperti yang kita ketahui bahwa sanya pelajaran PAI ini hanya diajarkan selama 2 jam pelajaran dalam seminggu atau hanya ada sekali tatap muka dalam satu minggu. Sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI bukan hal yang mudah bagi Guru PAI itu sendiri. Meskipun akhir-akhir ini yang dikembangkan adalah corak pendidikan yang berorientasi pada kompetensi anak didik (Student Center) tetapi juga tidak mengurangi pentingnya seorang guru dalam proses pembelajaran. Karena keberhasilan proses belajar mengajar tersebut tidak terlepas dari guru sebagai tenaga pengajar, sebab guru menjadi first person di kelas yang mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keberhasilan mengajar. Sehingga guru perlu profesionalisme dalam mengajar. Dan dalam meningkatkan Kompetensi pedagogik Guru tidak dapat terlepas dari peran kepala sekolah sebagai penentu kebijakan, dan yang memberikan pengarahan dan bimbingan serta memotivasi para Guru PAI.

6 Karena kepala sekolah harus mampu membantu guru meningkatkan kapasitasnya untuk membelajarkan peserta didik secara optimal. Dengan demikian maka, kepala sekolah diharapkan dengan sendirinya dapat mengelola lembaga pendidikan kearah perkembangan yang lebih baik dan dapat menjanjikan masa depan. SMP Negeri 2 Sumbergempol merupakan salah satu sekolah Negeri di kabupaten Tulungagung yang berada di kecamatan Sumbergempol. SMP Negeri 2 Sumbergempol ini menarik, karena meskipun letaknya jauh dari keramaian sudah berstatus negeri. Sehingga fasilitas pembelajaran dan tenaga pengajarnya sudah memenuhi syarat profesi. SMP Negeri 2 Sumbergempol walaupun para guru pendidikan agama Islam sudah sarjana tetapi dalam menjalankan tugasnya masih membutuhkan pengarahan dan pembinaan dari kepala sekolah. Dalam melaksanakan peran sebagai kepala sekolah di SMP Negeri 2 Sumbergempol dituntut dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan agama Islam seiring dengan perkembangan zaman. Permasalahan yang ingin diungkap oleh penulis yaitu bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi Pedagogik guru pendidikan agama Islam, sedangkan kepala sekolah SMP Negeri 2 Sumbergempol merupakan seorang yang sibuk sehingga waktu kepala sekolah di sekolah sangat terbatas. Bagaimana sebenarnya langkah kepemimpinan yang dilakukan kepala sekolah selama ini seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga meskipun dengan waktu yang terbatas beliau selalu memantau perkembangan kemampuan mengelola pembelajaran para guru pendidikan agama Islam.

7 Dari latar belakang tersebut, mendorong penulis ingin mengetahui kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI agar terciptanya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan Islam dengan mengamati secara teliti dan sistematis melalui penelitian, dengan judul Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016. B. Fokus Penelitan 1. Bagaimanakah kebijakan Kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di SMPN 2 Sumbergempol? 2. Bagaimanakah strategi kepala sekolah dalam membimbing dan mengarahkan guru PAI untuk meningkatkan kompetensi pedagogik di SMPN 2 Sumbergempol? 3. Bagaimanakah motivasi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di SMPN 2 Sumbergempol? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui kebijakan Kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di SMPN 2 Sumbergempol. 2. Untuk mengetahui strategi kepala sekolah dalam membimbing dan mengarahkan guru PAI untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di SMPN 2 Sumbergempol. 3. Untuk mengetahui motivasi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di SMPN 2 Sumbergempol. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi nilai guna pada berbagai pihak yaitu:

8 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah keilmuan bidang agama Islam, khususnya dalam pengembangan kualitas pembelajaran. dan juga dapat dijadikan alternatif bagi guru untuk meningkatkan profesionalisme. 2. Secara Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh: a. Bagi penulis Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti serta tambahan pengetahuan sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan landasan dan kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu pengetahuan dengan praktek serta melatih diri dalam research ilmiah. b. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini bagi Kepala Sekolah dapat digunakan sebagai masukan untuk lebih meningkatkan kepemimpinan dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan Agama Islam c. Bagi Guru PAI Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan kontribusi pemikiran pada kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan Agama Islam d. Bagi Perpustakaan IAIN Tulungagung

9 Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah literature dibidang pendidikan ( Tarbiyah ) e. Bagi Peneliti yang akan datang Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pijakan dalam perumusan desain penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan lebih komprehensif khususnya yang berkenaan dengan kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru pendidikan Agama Islam E. Penegasan Istilah Untuk menjaga dan menghindari adanya kekeliruan atau kesalahan dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis merasa perlu untuk lebih dahulu menegaskan pengertian masing-masing istilah yang terdapat di dalamnya, sehingga akan memudahkan bagi pembaca dalam memahami maksud dari judul tersebut. Judul skripsi ini selengkapnya adalah Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016. Dari judul tersebut, penulis jelaskan pengertiannya sebagai berikut: 1. Penegasan konseptual a. Peran : Serangkaian Perilku yang diharapkan pada seseorang yang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi (ketentuan) dan harapan peran yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar

10 dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran tersebut 10 b. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus,perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dandiologis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 11 c. Guru Agama Islam adalah seorang pembimbing dalam proses pembelajaran di bidang agama khususnya agama Islam. 2. Penegasan operasional Secara operasional yang dimaksud Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kopetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam dalah Usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mengembangkan, mendorong, dan memotivasi guru PAI dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik di SMPN 2 Sumbergempol Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016. F. Sistematika Penulisan Skripsi Sebuah karya Ilmiah adanya sebuah sistematika merupakan bantuan yang dapat digunakan pembaca untuk memperoleh gambaran dari isi karya ilmiah tersebut. Sistematika pembahasan dalam skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian 10Evo: Pengertian Peran Definisi Menurut Para Ahli, Konsep, Struktur, dalam http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-peran-definisi-menurutpara.html&ei=tzahyhzp&ic=id-id&s=1&m, diakses pada tanggal 28 Mei 2016 11 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam.., hal. 127

11 utama yaitu bagian awal, bagian teks atau isi dan terakhir bagian penutup. Sistematika pembahasan sekripsi ini adalah sebagai berikut: Bagian awal terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, halaman tabel, halaman bagan, halaman daftar lampiran, halaman abstrak. Bagian isi terdapat lima bab yaitu: Bab I Pendahuluan, Bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang berkaitan dengan rancangan pelaksanaan penelitian secara umum. Terdiri dari sub-sub bab tentang konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, penegasan istilah dan sistematika pembahasan. Bab II Kajian pustaka meliputi: A. Tinjauan tentang Konsep Peran kepala sekolah terdapat sub bab : Pengertian, peran dan tanggung jawab kepemimpinan kepala sekolah. B. Tinjauan tentang Kompetensi pedagogik meliputi: Hakikat kompetensi pedagogik dan kompetensi pedagogik guru. C. Tinjauan Guru Pendidikan Agama Islam meliputi: Hakikat, fungsi dan tujuan Pendidikan Agama Islam, Profil Guru PA.I D. Kepemimpinan Kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI. E. Hasil penelitain terdahulu yang relevan. G. Kerangka Berfikir Teoritis (Paradigma) Bab III Metode Penelitian, yang digunakan peneliti meliputi: Pola/ jenis penelitian, Lokasi penelitian, Kehadiran peneliti, Data dan sumber data, Prosedur pengumpulan data, Analisis data, Pengecekan keabsahan temuan, Tahap-tahap penelitian.

12 Bab IV, merupakan laporan hasil penelitian yang terdiri dari : paparan data, temuan peneliti Bab V, merupakan pembahasan hasil penelitian. Bab VI, berisi penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran baik untuk peneliti sendiri ataupun pada komponen-komponen yang terkait. Bagian terakhir dari skripsi ini merupakan bagian yang bersifat memberikan nilai kelengkapan bagi skripsi ini terdiri dari : a) daftar rujukan, b) lampiran lampiran, c) surat pernyataan keaslian skripsi, d) daftar riwayat hidup.