BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang

belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, simbol maupun kalimat yang berlangsung dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPA dengan pendekatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI. IPA mempelajari tentang bagaimana cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, diperlukan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). relevan sehingga berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. tercapaikah tujuan pembelajaran matematika. Hasil belajar diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah melibatkan interaksi atau hubungan timbal

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Gita Nurliana Putri, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Di SD. OLEH ERMALINDA Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPA merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. a. Pengertian Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. terpecahkan oleh seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah proses penemuan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Oleh: KOMAROSIDAH Guru SD Negeri Buahkapas Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suci Eniawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

JURNAL KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI ALJABAR DENGAN MEDIA UBIN ALJABAR

I. PENDAHULUAN. rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya. kemampuan siswa dalam menerapkan konsep-konsep baik dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam atau yang sering disebut IPA

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

Transkripsi:

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Definisi Operasional Variabel a. Kreativitas Belajar IPA Slameto (2010:138) menjelaskan bahwa kreativitas merupakan hasil belajar dalam kecakapan kognitif, sehingga untuk menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar. Moreno (dalam Slameto, 2010:146) menjelaskan yang terpenting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya. Munandar (2009:59) menjelaskan bahwa kreativitas merupakan suatu konstruk yang multi dimensi, terdiri dari tiga dimensi, yaitu dimensi kognitif (berpikir kreatif), afektif (sikap dan kepribadian kreatif) dan psikomotor (keterampilan kreatif). Masingmasing dimensi memiliki memiliki berbagai karakteristik. Kreativitas belajar tergolong pada dimensi kognitif dari kreativitas. Dimensi kognitif dari kreativitas memiliki beberapa karakteristik mampu berpikir divergen yang mencangkup antara lain kelancaran, keluwesan dan orisinalitas. Munandar (2009:192) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki kreativitas belajar kelancaran berpikir dapat ditandai dengan menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dengan 7

8 kehidupan sehari-hari serta memiliki arus pemikiran lancar. Keluwesan berpikir ditandai dengan kemampuan untuk menghasilkan gagasangagasan yang seragam, mampu mengubah cara atau pendekatan serta mampu memberikan arah pemikiran yang berbeda. Orisinalitas berpikir ditandai dengan kemampuan memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain yang jarang diberikan orang lain. Peneliti menarik simpulan dari berbagai teori diatas bahwa kreativitas belajar merupakan hasil belajar pada ranah kognitif yang ditandai dengan kemampuan berfikir lancar, luwes dan orisinal untuk menghasilkan sesuatu yang baru bagi diri sendiri. Kreativitas belajar dalam penelitian ini berupa kreativitas belajar IPA. IPA menurut Aly dan Rahma (2010:18) merupakan suatu disiplin ilmu teoritis, tetapi teori yang ada didasarkan pada pengamatan atau percobaan terhadap gejala-gejala alam. IPA merupakan suatu bidang studi yang diajarkan di sekolah. Kreativitas belajar IPA merupakan kreativitas belajar pada mata pelajaran IPA. Kreativitas belajar IPA dalam penelitian ini berupa prestasi belajar yang diperoleh melalui tes kreativitas belajar IPA. Peneliti dalam penelitian ini mengambil materi energi panas dan bunyi sebagai bahan tes kreativitas belajar IPA. b. Kerja Keras Menyelsaikan Tugas Elfindri, dkk (2012:102) menjelaskan bahwa karakter kerja keras adalah sifat seseorang yang tidak mudah berputus asa yang disertai

9 kemauan keras dalam berusaha dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Manusia dengan karakter kerja keras cenderung berusaha memaksimalkan potensi yang dimiliki dalam penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Manusia yang memiliki karakter kerja keras cenderung selalu berpikir positif dan tidak mudah patah semangat apabila menghadapi rintangan yang menghalangi. Naim (2012:15I) menjelaskan makna dari kerja keras yaitu harus bekerja lebih banyak dari pada orang lain, lebih produktif, dan menghasilkan lebih banyak dari pada orang lain. Pendapat lain datang dari Kesuma, dkk (2011:17) yang menyebutkan bahwa kerja keras adalah suatu istilah yang melingkupi suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Kemendiknas (2010:9) mendeskripsikan bahwa kerja keras merupakan perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas, dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Kemendiknas (2010:26) juga meyebutkan bahwa sekolah yang menerapkan nilai karakter kerja keras harus menciptakan suasana kompetisi yang sehat, menciptakan suasana sekolah yang menantang dan memacu untuk bekerja keras. Kemendiknas juga menjelaskan bahwa kerja keras memiliki keterkaitan nilai dan indikator karakter untuk sekolah dasar, yaitu sebagai berikut:

10 Tabel 2.1 Keterkaitan Nilai Dan Indikator Karakter Untuk Sekolah Dasar Nilai Karakter Kerja keras Indikator Kelas IV VI Mengerjakaan tugas dengan teliti dan rapi. Mencari informasi dari sumbersumber di luar sekolah. Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktunya. Fokus pada tugas-tugas yang diberikan guru di kelas. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan didengar untuk kegiatan kelas. Kemendiknas (2010:33) Kerja keras merupakan niai karakter yang cakupannya luas. Penelitian ini akan mengkhususkan meneliti mengenai kerja keras menyelesaikan tugas. Tugas merupakan sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan untuk dilakukan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007). Peneliti menarik simpulan bahwa kerja keras menyelesaikan tugas yaitu karakter seseorang yang ditandai dengan tidak mudah berputus asa, bekerja lebih banyak daripada orang lain dan lebih produktif dalam menyelsaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya sampai tuntas. Peneliti menarik simpulan dari kajian teori di atas bahwa indikator kerja keras menyelesaikan tugas dalam penelitian ini yaitu: 1. Berkompetisi sehat dalam menyelesaikan tugas 2. Pantang menyerah dalam belajar dan menyelesaikan tugas 3. Mengerjakaan tugas dengan teliti dan rapi 4. Mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah.

11 5. Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktunya. 6. Fokus pada tugas-tugas yang diberikan guru di kelas. 7. Mencatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan didengar untuk kegiatan kelas. c. Prestasi Belajar IPA a) Prestasi Prestasi dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (2007) merupakan hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb). Arifin (2010:12) menjelaskan kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie yang kemudian dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Istilah prestasi umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan. Prestasi merupakan sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan dalam kehidupan manusia, karena selama manusia hidup selalu mengejar prestasi sesuai dengan bidang masing-masing. Peneliti mengambil simpulan dari teori di atas bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan seseorang dalam ranah kognitif. Prestasi belajar siswa diperoleh setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar di sekolah bersifat kemanpuan kognitif. Bloom dkk (dalam Aunurrahman, 2009:49) menjelaskan bahwa ranah kognitif memiliki enam tingkatan yaitu:

12 1. Pengetahuan (C1), mencangkup kemampuan ingatan tentang halhal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. 2. Pemahaman (C2), mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal yang dipelajari. 3. Penerapan (C3), mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk menghadapi masalah nyata dan baru. 4. Analisis (C4), mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. 5. Sintesis (C5), mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. 6. Evaluasi (C6), mencakup kemampuan mmbentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. b. Belajar Belajar menurut Slameto (2010:2) merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagian hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, sedang Abdillah (dalam Aunurrahman, 2009:35) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan atau pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Pengertian belajar secara psikologi (dalam Slameto, 2010:2) yaitu merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai

13 hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Peneliti menarik simpulan dari berbagai penjelasan di atas bahwa belajar merupakan semua usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan kearah positif sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungannya. Hasil belajar merupakan perubahan kearah positif yang dialami individu baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diperoleh individu pada ranah kognitif. c. Ilmu Pengetahuan Alam H.W. Fowler et-al (dalam Aly dan Rahma, 2010:18) mendefinisikan bahwa IPA merupakan ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi, sedangkan Nokes (dalam Aly dan Rahma, 2010:18) menyebutkan bahwa IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus. Aly dan Rahma (2010:18) sendiri menjelaskan bahwa IPA merupakan suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus yaitu dengan melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. IPA merupakan disiplin ilmu yang bersifat dinamis. Kegiatan IPA berawal dari pengamatan, dari hasil pengamatan atau observasi ini

14 manusia berusaha untuk merumuskan konsep-konsep, prinsip, hukum dan teori. Proses IPA tidak brhenti disini tetapi dari konsep-konsep, prinsip, hukum dan teori ini masih terbuka kesempatan untuk diuji kebenarnnya. Teori-teori yang telah ada dibuka kemungkinan untuk dilakukan eksperimen baru. Data yang diperoleh dari hasil eksperimen baru dapat menguatkan teori yang lama tetapi dapat juga menggugurkan teori yang lama karena tidak cocok dengan keadaan yang sekarang. Proses IPA berlangsung secara terus-menerus. IPA diperlukan dalam kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dan memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan. IPA di Sekolah diharapkan dapat menjadi tempat bagi peserta didik untuk mempelajari diri dan alam sekitar sehingga ilmu yang didapat dapat digunakan atau diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Prestasi belajar IPA merupakan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA. Prestasi belajar IPA dalam penelitian ini akan dilihat melalui nilai post test. Siswa yang mendapatkan nilai bagus pada post test IPA, dapat dikatakan bahwa siswa tersebut memiliki prestasi belajar IPA yang bagus. B. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh kreativitas belajar IPA terhadap prestasi belajar IPA Kreativitas belajar IPA merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA. Kreativitas belajar IPA memiliki pengaruh positif terhadap prestasi blajar IPA. Siswa yang memiliki kreativitas

15 belajar tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula, namun ada juga siswa yang memiliki kreativitas rendah tetapi memiliki prestasi belajar yang tinggi. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti bakat dan minat siswa terhadap materi pelajaran. 2. Pengaruh kerja keras menyelesaikan tugas terhadap prestasi belajar IPA Kerja keras menyelesaikan tugas merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA. Kerja keras dalam menyelesaikan tugas memiliki pengaruh positif terhadap prestasi belajar IPA. Siswa yang memiliki karakter kerja keras dalam menyelesaikan tugas cenderung memiliki prestasi belajar yang baik. Kerja keras siswa dalam menyelesaikan tugas menjadikan siswa lebih cepat dan mudah memahami materi pelajaran, karena dengan menyelesaikan tugas siswa tersebut menjadi lebih aktif, produktif dan pantang menyerah sehingga prestasi belajar akan tinggi. Siswa yang memiliki kerja keras rendah belum tentu mendapatkan prestasi belajar yang rendah pula, ada siswa yang memiliki kerja keras rendah namun memiliki prestasi belajar yang baik. Hal tersebut terjadi karena tidak hanya kerja keras yang mempengaruhi prestasi belajar siswa tetapi dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti bakat dan minat. 3. Pengaruh kreativitas belajar IPA dan kerja keras menyelesaikan tugas terhadap prestasi belajar IPA. Kreativitas belajar IPA dan kerja keras menyelesaikan tugas merupakan faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA.

16 Kreativitas belajar IPA dan kerja keras menyelesaikan tugas menjadikan prestasi belajar siswa tinggi. Kreativitas belajar dan kerja keras siswa dalam menyelesaikan tugas menjadikan kegiatan belajar siswa menjadi lebih bermakna. Belajar siswa yang bermakna menjadikan materi pelajaran yang dipelajari akan lebih mudah dipahami siswa, karena siswa benarbenar membangun konsep sendiri mengenai materi pelajaran. C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka peneliti membentuk hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Ada pengaruh kreativitas belajar IPA terhadap prestasi belajar IPA kelas IV di SD Negeri 1 Karangturi. 2. Ada pengaruh kerja keras menyelesaikan tugas terhadap prestasi belajar IPA kelas IV di SD Negeri 1 Karangturi.. 3. Ada pengaruh kreativitas belajar IPA dan kerja keras menyelesaikan tugas terhadap prestasi belajar IPA kelas IV di SD Negeri 1 Karangturi.