UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. difermentasikan menggunakan kapang rhizopus ( ragi tempe ). Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan bahan utama dalam pembuatan tempe. Tempe. karbohidrat dan mineral (Cahyadi, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

BAB I PENDAHULUAN. bahan makanan sayuran, 4. bahan makanan buah-buahan, 5. susu dan telur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN TEMPE. Disusunoleh: Nama: Yulia Nur Isnaini Kelas : S1 TI 2I NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGARUH PERENDAMAN DALAM LARUTAN GULA TERHADAP PERSENTASE OLIGOSAKARIDA DAN SIFAT SENSORIK TEPUNG KACANG KEDELAI (Glycine max)

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kacang-kacangan merupakan sumber protein nabati dan lemak yang

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UJI GLUKOSA DAN ORGANOLEPTIK KUE BOLU DARI PENAMBAHAN TEPUNG GAPLEK DAN BEKATUL SKRIPSI

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

Penggunaan Tepung Tempe, Tepung Kedelai dan Campurannya. sebagai Media Usar Tempe

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

I. PENDAHULUAN. seluruh penduduk Indonesia. Pemenuhan kebutuhan pangan harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. semua lapisan masyarakat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

PANGAN LOKAL SEBAGAI SUMBER KARBOHIDRAT

I. PENDAHULUAN. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang

SIFAT ORGANOLEPTIK, OVERRUN, DAN DAYA TERIMA ES KRIM YANG DIBUAT DARI CAMPURAN SUSU KEDELAI DAN SUSU SAPI DENGAN PERBANDINGAN YANG BERBEDA

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI DURIAN (Durio zibethinus Murr)

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

OLEH: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Parameter

BAB 1 PENDAHULUAN. macam komoditi pangan pertanian, tetapi kemampuan produksi pangan di

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tempe merupakan makanan tradisional hasil industri rakyat yang telah dikenal di Indo

Pengetahuan Dasar Gizi Cica Yulia, S.Pd, M.Si

UJI KADAR SERAT, PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DARI BAHAN DASAR KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L) DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG DAN BEKATUL

BAB I PENDAHULUAN. memfermentasi kedelai (Nakajima et al., 2005); tempe yang biasa dikenal oleh

UJI KANDUNGAN KARBOHIDRAT PADA PEMBUATAN KECAP DENGAN PENAMBAHAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dadih merupakan hasil olahan susu fermentasi yang berasal dari Sumatera Barat, Jambi dan Riau.

UJI SERAT, PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK TEMPE BIJI TURI (Sesbania grandiflora) DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG (Zea mays) DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

Transkripsi:

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Disusun Oleh : JOKO SUWARNO A 420 050 034 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PANDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe adalah makanan asli Indonesia, merupakan Maha Karya Bangsa Indonesia. Terbukti tempe merupakan makanan yang sangat berkhasiat untuk kesehatan, sehingga William Shurtleff menyebutkan A Super Soyfood From Indonesia dalam buku The Book of Tempeh. Pada awalnya tempe hanya terkenal di Pulau Jawa dan merupakan makanan yang biasa dimakan dan dihidangkan setiap hari. Seiring dengan berjalannya waktu, tempe tidak hanya di kenal di Pulau Jawa, melainkan hampir seluruh pelosok Indonesia dan bisa disebut sebagai makanan Nasional (Wirakusuma, 2005). Tempe merupakan makanan tradisional yang telah dikenal di Indonesia, yang dibuat dengan cara fermentasi atau peragian. Pembuatannya merupakan hasil industri rakyat. Tempe diminati oleh masyarakat, selain harganya murah, juga memiliki kandungan protein nabati yang tinggi. Menurut Tarwatjo (1998), setiap 100 g tempe mengandung 10-20 g zat protein, 4 g zat lemak, vitamin B 12 dan 129 mg zat kalsium, tetapi tidak mengandung serat. Tempe merupakan hasil proses fermentasi yang dengan waktu 36-48 jam. Pada waktu tersebut, tempe siap untuk dipasarkan. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan kapang yang hampir tetap dan tekstur lebih kompak. Jika proses fermentasi terlalu lama menyebabkan terjadinya kenaikan jumlah bakteri, jumlah

asam lemak bebas, pertumbuhan jamur juga menurun, dan menyebabkan degradasi protein lanjut sehingga terbentuk amoniak. Akibatnya, tempe yang dihasilkan mengalami proses pembusukan dan aromanya menjadi tidak enak, tetapi dapat digunakan sebagai campuran bumbu pada masakan (Kasmidjo,1990). Tempe segar adalah tempe yang berwarna putih dengan jamur yang banyak dan tebal. Sebenarnya tempe yang mengandung banyak spora adalah tempe yang tua (hampit busuk), namun kondisinya tidak memungkinkan untuk dikeringkan dan disimpan (Suprapti, 2003). Tempe segar tidak dapat disimpan lama karena paling lama kuat disimpan 2X24 jam, lewat masa itu kapang tempe mati dan selanjutnya akan tumbuh bakteri atau mikroba perombak protein akibatnya tempe cepat busuk (Sarwono, 2005). Tempe dapat dibuat dari berbagai bahan tetapi yang dikenal sebagai tempe oleh sebagian peminat tempe adalah yang dibuat dari kedelai. Menurut Kasmidjo (1990), di Indonesia terdapat berbagai macam tempe yang dibuat dengan bahan selain kedelai, antara lain: ampas tahu, ampas kacang, biji benguk (koro) dan biji kecipir. Pembuatan tempe dengan menggunakan beraneka bahan seperti kacangkacangan dari biji-bijian, kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain sebagainya (Anonim,2003). Jagung yang boleh dibilang makanan nomor dua, baik untuk digunakan sebagai makanan alternative pengganti beras yang selama ini menjadi makanan utama masyarakat Indonesia. Jagung selain banyak mengandung banyak vitamin

dan nutrisi yang penting bagi tubuh, juga dinilai mampu mencegah penyakit kenker (Kompas,2007). Menurut harian Suara Merdeka (2006), jagung manis (Zea mays saccharata) banyak dikonsumsi masyarakat. Biasanya jagung dijadikan bahan baku jagung bakar, sayur mayur, tetapi jagung dapat pula dibuat menjadi susu jagung manis atau tempe jagung manis. Susu jagung manis dikenal pula dengan sebutan corn milk. Menurut Bambang (2007), jagung dapat dimanfaatkan untuk pengobatan (terapi). Seperti pembangunan otot dan tulang, mencegah gigi berlubang, mencegah kanker dan penyakit jantung. Minyak jagung bermanfaat menurunkan kolesterol, berat badan, memelihara kesehatan otak, system syaraf, memperlancar pengeluaran empedu, menetralisir hati, meringankan infeksi dan batu dikandung empedu, meringankan penyakit radang hati (hepatitis), membantu menghentikan pendarahan (mimisan dan batuk darah), mencegah penyakit kulit kasar (pellagra), dan mencegah penyempitan pembuluh darah (arteriosclerosis). Jagung merupakan sumber karbohidrat berkalori rendah, sumber vitamin dan mineral, sehingga cukup baik untuk memenuhi gizi dan kesehatan tubuh. Kandungan gizi magnesium dan fosfat pada jagung yang berwarna kuning lebih tinggi daripada jagung yang berwarna putih. Sehingga jagung kuning merupakan pembangun otot, tulang, otak dan system syaraf yang lebih baik dibandingkan dengan jagung yang berwarna putih. Jagung kaya akan protein inhibitor yang dapat mencegah pembentukan kanker, dan mengandung vitamin K yang

berkhasiat dapat menghentikan pendarahan seperti mimisan dan batuk (Bambang, 2007). Menurut Bambang (2007), kandungan jagung manis termasuk tongkol setiap 100 g bahan yang dapat dimakan adalah kalori 129 kal; protein 4,1 g; lemak 1,3g; karbohidrat 30,3 g; kalsium 5 mg; fosfor 108 mg; besi 1,1 mg; vitamin A 117 mg; vitamin B 0,18 mg; vitamin C 9 mg; dan air 63,5. Penelitian tentang tempe cukup banyak seperti penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2007), yang meneliti adanya pengaruh perendaman ekstrak kulit dan bonggol nanas terhadap kadar protein dan kualitas tempe koro. Semakin banyak ekstrak kulit dan bonggol nanas yang digunakan semakin baik kadar protein dan kualitas tempe koro. Menurut Mulyani (2006), penambahan tepung beras pada biji polong-polongan meningkatkan kandungan protein pada pembuatan tempe dengan biji polong-polongan. Ikawati (2007), penambahan onggok pada fermentasi tempe kedelai (Glysine max) dapat meningkatkan kadar protein tempe. Dari penelitian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang tempe. Jagung yang semakin diminati oleh masyarakat membuat peneliti ingin meneliti dan membuat inovasi dalam pemanfaatan jagung. Dan peneliti mempunyai ide dengan membuat tempe jagung manis. Oleh karena itu, peneliti ingin menganalisis kadar protein dan organoleptik pada tempe yang bahan dasar jagung manis dengan dosis ragi dan waktu fementasi yang berbeda. Maka peneliti mengajukan judul Uji Protein dan Organoleptik Pada Tempe Dengan Bahan Dasar Jagung Manis (Zea mays saccarata).

B. Pembatasan Masalah Berdasarkan berbagai masalah yang ada harus dibuat pembatasan masalah supaya permasalahan tidak menyebar. Oleh karena itu, peneliti membahas masalah sebagai berikut: 1. Obyek penelitian adalah tempe dengan bahan dasar jagung manis (Zea mays saccarata). 2. Subyek penelitian adalah pengaruh dosis ragi dan waktu fermentasi yang berbeda terhadap kadar protein dan organoeptik tempe dengan bahan dasar jagung manis (Zea mays saccarata). 3. Parameter penelitian adalah kadar protein dan organoleptik (warna, rasa, bau dan morfologi tekstur) pada tempe dengan bahan dasar jagung manis (Zea mays saccarata). C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana perbedaan kadar protein pada tempe dengan bahan dasar jagung manis (Zea mays saccarata) dengan dosis ragi dan waktu fermentasi yang berbeda? 2. Bagaimana perbedaan organoleptik pada tempe dengan bahan dasar jagung manis (Zea mays saccarata) dengan dosis ragi dan waktu fermentasi yang berbeda?

D. Tujuan Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Mengetahui perbedaan kadar protein pada tempe dengan bahan dasar jagung manis (Zea mays saccarata) dengan dosis ragi dan waktu fermentasi yang berbeda. 2. Mengetahui perbedaan organoletik pada tempe dengan bahan dasar jagung manis (Zea mays saccarata) dengan dosis ragi dan waktu fermentasi yang berbeda. E. Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat diantaranya: 1. Memberi informasi kepada masyarakat mengenai keefektivan perbandingan dosis ragi dan waktu fermentasi yang dapat digunakan memperoleh kualitas tempe dengan bahan dasar jagung yang lebih baik. 2. Diharapkan dengan penelitian ini, dapat membuat lapangan kerja baru dengan memanfaatkan jagung sebagai bahan dasar tempe. 3. Bagi para peneliti berikutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk meneliti lebih lanjut.