pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 yang dikutip oleh Suparno (2009) sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL-SOAL FISIKA TERMODINAMIKA PADA SISWA SMA NEGERI 1 MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman globalisasi saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adelia Alfama Zamista, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang

I. PENDAHULUAN. siswa yang meliputi keterampilan berpikir generik sains, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam dan segala sesuatu yang terjadi di alam. IPA

KAPASITAS LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PROFIL KESALAHAN SISWA SMA DALAM PENGERJAAN SOAL PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS

BAB I PENDAHULUAN. ilmuwan untuk melakukan proses penyelidikan ilmiah, atau doing science (Hodson,

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

I.PENDAHULUAN. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran fisika masih menjadi pelajaran yang tidak disukai oleh

I. PENDAHULUAN. proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran fisika di SMA secara umum adalah memberikan bekal. ilmu kepada siswa, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup IPA meliputi alam semesta secara keseluruhan baik

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan kajian untuk menjelaskan mengapa dan bagaimana prosesproses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seorang atau. kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan tidak dapat diperoleh begitu saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari IPA yang dalam pelaksanaan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan remaja dalam pendidikan formal seperti di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempercepat modernisasi segala bidang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, terakhir kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENGEMBANGKAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR IPA (FISIKA) II

BAB I PENDAHULUAN. (SMA)/Madrasah Aliyah (MA). Fungsi dan tujuan mata pelajaran fisika di SMA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONTRIBUSI PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

yang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.

Penggunaan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran fisika ditinjau dari model tugas terhadap kemampuan kognitif fisika siswa SMP.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu mengenai cara mencari tahu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HAND OUT PERKULIAHAN PROGRAM S1. Nama Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Fisika merupakan A. Latar Belakang Masalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala-gejala yang terjadi di alam semesta. Sehingga dengan mempelajari Fisika berarti juga mempelajari hakikat alam semesta. Selain itu, dengan mengetahui hakikat, termasuk karakteristik alam semesta, dapat ditemukan berbagai cara dan alat yang dapat mempermudah usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, Fisika perlu dipelajari dan dipahami oleh manusia yang menggantungkan hidupnya pada alam. Hal ini dikarenakan Fisika dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mengenai fenomena-fenomena yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari dan memahami Fisika, manusia akan lebih maju dan mampu mengatasi segala permasalahan yang ada di sekitarnya, sehingga Fisika perlu dipelajari sebagai bekal untuk mengembangkan teknologi masa depan dan pembangunan bangsa. Menyadari peranan Fisika yang cukup besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka Fisika perlu dipelajari sejak dini. Di Indonesia Fisika mulai disampaikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) materi Fisika disampaikan melalui pelajaran IPA. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), Fisika menjadi pelajaran yang diajarkan secara tersendiri, dikarenakan siswa SMA dianggap cukup mampu dalam memahami dan mempelajari pelajaran Fisika lebih lengkap dan komplek. Pentingnya pelajaran Fisika diajarkan di SMA/MA 1) Fisika mampu menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari; 2) memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang diperlukan di perguruan tinggi dan pengembangan ilmu serta teknologi; 3) pelajaran Fisika perlu commit dilaksanakan to user secara inkuiri ilmiah agar 1 sebagai mata pelajaran berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 yang dikutip oleh Suparno (2009) sebagai berikut:

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah dalam hidup. Dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran tidak luput dari permasalahan-permasalahan yang ditemui ketika melaksanakan proses tersebut. Permasalahan-permasalah tersebut ditemui khususnya ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Salah satu mata pelajaran di sekolah yang sering dianggap sulit oleh siswa adalah mata pelajaran Fisika (Samudra, Suastra, dan Suma, 2014). Pada kenyataannya banyak siswa SMA mengeluhkan kesulitan dalam mempelajari dan mengerjakan soal-soal Fisika. Kesulitan dalam belajar materi Fisika mayoritas disebabkan anggapan negatif siswa terhadap pelajaran Fisika. Hal ini sesuai dengan temuan Suparno bahwa beberapa siswa SMA tidak menyukai Fisika dikarenakan anggapan negatif terhadap Fisika. Fisika dianggap menakutkan, sulit dipelajari, banyak hitungan dan rumus (2009). Penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Fisika antara lain adanya perbedaan dalam penyajian pembelajaran Fisika dalam waktu yang sama seperti yang diungkapkan Ornek (2008: 30), Students find physics difficult they have to contend with different representations such as experiments, formulas and calculations, graphs, and conceptual explanations at the same time. Siswa menemukan kesulitan pada pelajaran Fisika karena siswa harus menafsirkan penyajian Fisika yang berbeda seperti praktikum, rumus, perhitungan, grafik dan konsep materi yang disajikan bersamaan pada satu waktu. Oleh karena itu, dibutuhkan kecerdasan berpikir yang relatif tinggi dalam mempelajarinya. Pendapat senada diungkapkan oleh Mundilarto dalam Rusilowati bahwa Fisika menuntut intelektualitas yang tinggi, memerlukan ketrampilan berpikir yang baik disamping kemampuan berhitung, memanipulasi dan observasi dan merespon masalah secara kritis (2006). Hal tersebut menyebabkan banyak siswa melakukan kesalahan dalam pengerjaan soal-soal Fisika. Hasil wawancara dengan siswa di SMA N 2 Kebumen, beberapa siswa mengungkapkan menyukai pelajaran Fisika saat aktivitas pembelajaran Fisika berupa eksperimen di laboratorium, tetapi tidak menyukai saat harus menyelesaikan laporan dan mengerjakan soal-soal Fisika yang banyak 2

3 menggunakan rumus dan hitungan. Siswa juga menyatakan menyukai atau tidak menyukai pelajaran Fisika tergantung dengan gurunya. Banyak faktor yang mungkin menyebabkan kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam atau luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa dapat berupa motivasi, minat, dan bakat siswa. Faktor dari luar diri siswa dapat berupa kondisi lingkungan, keluarga, guru, teman, dan bahan belajar. Dalam pembelajaran Fisika kelas X SMA, materi Gerak Lurus adalah materi dasar yang diajarkan di semester ganjil. Konsep-konsep pada materi Gerak Lurus akan dijumpai kembali pada saat siswa siswa mempelajari materi selanjutnya yaitu dinamika gerak dan beberapa materi lainnya yang berkaitan dengan konsep gerak. Akan tetapi, pada proses pembelajaran materi gerak lurus ini, banyak siswa yang mengeluh mengalami kesulitan. Hal ini sesuai dengan temuan Widiyanti bahwa beberapa siswa kelas X SMA di Yogyakarta menemui kesulitan dalam menggunakan definisi/konsep dan persamaan (rumus) meliputi kesulitan dalam memahami konsep, menerapkan konsep untuk menyelesaikan masalah merumuskan persamaan, serta salah dalam menggunakan rumus. Kesulitan dalam melakukan perhitungan, mengidentifikasi besaran dan satuan, serta kesulitan memaknai soal, meliputi kesulitan dalam menggambar sketsa permasalahan, menggambar grafik dan membaca grafik. Kesulitan pada materi Gerak Lurus ini menyebabkan siswa sering melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal sehingga mengakibatkan hasil belajar tidak maksimal (2009). Hal serupa juga disampaikan guru Fisika SMA N 2 Kebumen, berdasarkan wawancara dengan guru Fisika SMA N 2 Kebumen, masih banyak dijumpai kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal Fisika materi Gerak Lurus. Beberapa kesalahan yang sering dilakukan anatara lain dalam melakukan perhitungan, menentukan langkah penyelesaian, memahami konsep, mengidentifikasi besaran dan satuan, kesalahan memaknai soal, menggambar grafik dan membaca grafik. Berdasarkan uraian di atas, perlu adanya suatu penelitian yang akan mengkaji jenis-jenis kesalahan commit dan penyebab to user kesalahan yang dilakukan oleh

4 siswa kelas X dalam menyelesaikan soal Fisika materi Gerak Lurus, sehingga diharapkan dari suatu proses analisis mendalam terhadap kesalahan siswa ini didapatkan informasi yang diinginkan. Dengan informasi tersebut, diharapkan kesalahan-kesalahan yang serupa dapat dihilangkan dengan memberikan perlakuan atau tindakan untuk mengantisipasi munculnya penyebab kesalahan terjadi kembali. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa kelas X terutama pada materi Gerak Lurus. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang muncul, yaitu: 1. Masih terdapat kendala dalam pembelajaran Fisika diantaranya anggapan siswa bahwa Fisika itu pelajaran yang sulit dan siswa tidak menyukai saat mengerjakan soal-soal Fisika yang menggunakan banyak rumus dan hitungan. 2. Siswa SMA masih mengeluhkan kesulitan dalam belajar Fisika yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam pengerjaan soal Fisika. 3. Masih banyak dijumpai beberapa kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal Fisika materi Gerak Lurus. C. Pembatasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, agar permasalahan yang dikaji lebih terarah, maka penulis membatasi masalah tersebut sebagai berikut: 1. Masalah yang diteliti adalah kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi Gerak Lurus. 2. Penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi Gerak Lurus. 3. Subjek penelitian dibatasi pada siswa kelas X SMA N 2 Kebumen pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.

5 D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Jenis kesalahan apakah yang dilakukan oleh siswa kelas X SMA N 2 Kebumen dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi Gerak Lurus? 2. Apa yang menyebabkan siswa kelas X SMA N 2 Kebumen melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi Gerak Lurus? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan pertanyaan perumusan masalah yang telah diuraikan tersebut, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis jenis kesalahan yang dilakukan siswa kelas X SMA N 2 Kebumen dalam menyelesaikan soal-soal materi Gerak Lurus. 2. Untuk mengetahui penyebab kesalahan siswa kelas X SMA N 2 Kebumen dalam menyelesaikan soal-soal Fisika materi Gerak Lurus. F. Manfaat Penelitian Informasi tentang kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal Fisika, diharapkan dapat: 1. Memberikan informasi kepada siswa, calon guru dan guru mengenai jenis dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menyelesaikan soalsoal Fisika materi Gerak Lurus untuk kelas X SMA N 2 Kebumen. 2. Digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan semua siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan kesalahan yang sejenis dapat dihilangkan. 3. Memberikan umpan balik dan sebagai evaluasi bagi guru sehingga kesalahan yang sejenis tidak terulang lagi. 4. Digunakan sebagai referensi bagi penelitian sejenis dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan.