PERBANDINGAN STRUKTUR DAN KEWENANGAN DPR RI DENGAN DPD RI DALAM FUNGSI LEGISLASI. Suroto ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perkembangan Pasca UU MD3/2014. Herlambang P. Wiratraman Unair

II. TINJAUAN PUSTAKA. kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA HUBUNGAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF DALAM PELAKSANAAN LEGISLASI, BUDGETING, DAN PENGAWASAN

BAB II PENGATURAN TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH DI INDONESIA. A. Kewenangan Memberi Pertimbangan dan Fungsi Pengawasan Dewan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

FUNGSI LEGISLASI DPD-RI BERDASARKAN PASAL 22D UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

12 Media Bina Ilmiah ISSN No

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

PENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai

PERATURAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA TERTIB

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rak

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

2 c. bahwa beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakila

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAGIAN KEDUA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DPD RI, BUBARKAN ATAU BENAHI?? Oleh: Moch Alfi Muzakki * Naskah diterima: 06 April 2016; disetujui: 15 April 2016

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Dewan Perwakilan Daerah Re

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/DPR RI/TAHUN 2009 TENTANG TATA TERTIB

PERTAMA: UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DPR, DPD, DAN DPRD

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENUTUP. dimaksudkan sebagai jalan untuk mewujudkan gagasan meniadakan. kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara.

FUNGSI LEGISLASI DPR PASCA AMANDEMEN UUD Sunarto 1

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN KAJIAN NORMATIF

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENINGKATKAN KINERJA ANGGOTA DPR-RI. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

KEWENANGAN MPR UNTUK MELAKUKAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA EKSEMINASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TERKAIT DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TATA TERTIB DPR. Bab I Ketentuan Umum. Pasal 1. Dalam Peraturan Tata Tertib ini yang dimaksud dengan :

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD

MAKALAH. Kedudukan dan Fungsi DPD dalam Kerangka Kelembagaan Legislatif Indonesia. Oleh : Dinoroy Marganda Aritonang

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

Tugas dan Wewenang serta Dasar Hukum Lembaga Negara

Bagaimana Undang-Undang Dibuat

BAB V. Kesimpulan. lahir dalam amandemen ketiga. Secara de facto DPD RI baru ada pada tanggal 1

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN KEBERADAAN LEMBAGA PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEWENANGAN LEGISLASI DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM REFORMASI KELEMBAGAAN PERWAKILAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

PROSES PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG MENURUT UU NO. 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 79/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang DPD Sebagai Pembentuk Undang-Undang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 79/PUU-XII/2014 Tugas dan Wewenang DPD Sebagai Pembentuk Undang-Undang

BAB III KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DALAM PENGAJUAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Fungsi, Tugas, dan Wewenang DPD, Hak dan Kewajiban Anggotanya Serta Kelemahan dari DPD Dalam UUD 1945

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DISUSUN OLEH RUDY SASMITA,

Makalah Mengenai Keberadaan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Dalam Ketatanegaraan Indonesia BAB I PENDAHULUAN

: Abdul Qadir Amir Hartono, SE.,SH., MH. : Abdul Qadir / Gus Anton (Panggilan di Daerah)

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata re yang artinya kembali dan call yang artinya panggil atau memanggil,

Tanggal 26 Januari Disampaikan oleh: H. Firman Subagyo, SE.,MH. Wakil Ketua Badan Legislasi, A.273

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

MEMBANGUN KUALITAS PRODUK LEGISLASI NASIONAL DAN DAERAH * ) Oleh : Prof. Dr. H. Dahlan Thaib, S.H, M.Si**)

PERUBAHAN FORMAT DAN STRUKTUR MATERI NOTA KEUANGAN PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI ANGGARAN DPR.


BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai peran kamar kedua dalam

KEWENANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH DI BIDANG LEGISLASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun Dalam rangka penyelenggaraan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

KEWENANGAN DPD DALAM PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

MENYOAL KELEMAHAN DPD. Oleh: Muchamad Ali Safa at 1. DPD kembali mengalami gesekan dengan saudara tuanya, yaitu DPR.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 15/PUU-XIII/2015

Transkripsi:

ISSN : NO. 0854-2031 PERBANDINGAN STRUKTUR DAN KEWENANGAN DPR RI DENGAN DPD RI DALAM FUNGSI LEGISLASI Suroto * ABSTRACT Comparison of structure and authority of DPR RI with DPD RI related to legislation function can be seen from two side, that is philosophical and juridical side. DPR RI with DPD RI from the philosophical side is the incarnation of the representation of the whole people or the representation of the whole area of Indonesia at the central level, from the juridical side of the House of Representatives with DPD RI is a state institution regulated in Article 20 and Article 22D NRI 1945 Constitution. DPR RI with DPD RI related to the function of legislation is the pattern of work relationships that are functional. The constraints faced by the House of Representatives and the DPD RI related to the function of legislation is the Constraints that are institutional and constitutional. Institutional constraints are the obstacles that arise from within the body of the institution between the administrative system of the session, the results of legislation, budget, and supporting system that is less than the maximum, while the constraints are constitutional in terms of regulation of these constraints are often faced by DPD RI, the current arrangement is in Article 22D Paragraph (1) and (2), and the regulation in Law no. 2 Year 2018 About MD3 there is the addition of DPD RI can evaluate the draft law and local regulations (Article 249 J). Keywords: Comparison, Structure, Authority, Legislation PENDAHULUAN daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta yang berkaitan dengan Di dalam hal pelaksanaan fungsi 1 perimbangan keuangan pusat dan daerah. legislasi (pembentukan undang-undang) Kewenangan DPR terkait dengan juga terjadi sengketa, khususnya terkait fungsi legislasi tercantum dalam Pasal 20 pelaksanaan kewenangan Dewan Ayat (1) sampai dengan Ayat (3) UUD 1945 Perwakilan Daerah Republik Indonesia yaitu: (1) Dewan Perwakilan Rakyat (DPD RI) dengan Dewan Perwakilan memegang kekuasaan membentuk undang- Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). undang; (2) Setiap rancangan undang- Berdasarkan ketentuan dalam pasal 22D undang dibahas oleh Dewan Perwakilan UUD NRI Tahun 1945, DPD memiliki Rakyat dan Presiden untuk mendapat kewenangan mengajukan dan ikut persetujuan bersama; (3) Jika rancangan membahas rancangan Undang-Undang undang-undang itu tidak mendapat (RUU) yang berkaitan dengan otonomi persetujuan bersama, rancangan undangdaerah, hubungan pusat dan daerah, undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam p e m b e n t u k a n p e m e k a r a n d a n persidangan Dewan Perwakilan Rakyat penggabungan daerah, pengelolaan sumber masa itu. Pada Pasal 20A DPR memiliki fungsi yaitu fungsi legislasi, anggaran, dan * Suroto, Dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Semarang dapat dihubungi melalui email : Suroto7@yahoo.com 1 Lihat rumusan Pasal 22D ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 157

pengawasan. Fungsi legislasi mempertegas daerah dalam rangka kemajuan bangsa dan kedudukan DPR sebagai lembaga legislatif negara. yang menjalankan kekuasaan membentuk Dewan Perwakilan Daerah undang-undang. Penegasan fungsi DPR memiliki fungsi yang terbatas di bidang dalam UUD 1945 itu akan sangat legislasi, anggaran, pengawasan, dan mendukung pelaksanaan tugas DPR pertimbangan. Fungsi legislasi DPD sehingga DPR makin berfungsi sesuai terdapat dalam Pasal 22D Ayat (1) dan (2) dengan harapan dan tuntutan rakyat. UUD 1945 yaitu: (1) Dewan Perwakilan Perubahan UUD 1945 melahirkan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan sebuah lembaga baru dalam struktur Perwakilan Rakyat rancangan undangketatanegaraan Indonesia, yakni Dewan undang yang berkaitan dengan otonomi Perwakilan Daerah (DPD) Dengan daerah, hubungan pusat dan daerah, kehadiran DPD dalam sistem perwakilan pembentukan dan pemekaran serta Indonesia, DPR didukung dan diperkuat penggabungan daerah, pengelolaan sumber oleh DPD. DPR merupakan lembaga daya alam dan sumber daya ekonomi perwakilan berdasarkan aspirasi dan paham lainnya, serta yang berkaitan dengan politik rakyat sebagai pemegang perimbangan keuangan pusat dan daerah; kedaulatan, sedangkan DPD merupakan (2) Dewan Perwakilan Daerah ikut lembaga perwakilan penyalur keaneka membahas rancangan undang-undang yang ragaman aspirasi daerah. Keberadaan berkaitan dengan otonomi daerah; lembaga DPD merupakan upaya hubungan pusat dan daerah; pembentukan, menampung prinsip perwakilan daerah dan pemekaran dan penggabungan daerah, untuk melaksanakan prinsip cheks and pengelolaan sumber daya alam dan sumber balances antar lembaga perwakilan. daya ekonomi lainnya, serta perimbangan Sistem perwakilan yang dianut keuangan pusat dan daerah; serta Indonesia merupakan sistem yang khas memberikan pertimbangan kepada Dewan karena dibentuk sebagai perwujudan Perwakilan Rakyat atas rancangan undangkebutuhan, kepentingan, serta tantangan undang anggaran pendapatan dan belanja bangsa dan negara Indonesia. Ketentuan Negara dan rancangan undang-undang UUD 1945 yang mengatur keberadaan yang berkaitan dengan pajak, pendidikan DPD dalam struktur ketatanegaraan dan agama. Indonesia itu antara lain dimaksudkan Fungsi legislasi Dewan Perwakilan untuk: (1) Memperkuat ikatan daerah- Daerah sangat lemah dibandingkan dengan daerah dalam wadah Negara Kesatuan Dewan Perwakilan Rakyat. DPD hanya Republik Indonesia dan memperteguh diberikan kewenangan dalam bidang persatuan kebangsaan seluruh daerah; (2) legislasi terkait dengan hal-hal tertentu Meningkatkan agregasi, akomodasi, (bersifat kedaerahan), itupun hanya sebatas aspirasi dan kepentingan daerah-daerah bisa mengajukan dan ikut membahas dalam perumusan kebijakan nasional namun tidak ikut pada saat pengambilan berkaitan dengan negara dan daerah; (3) keputusan akhir dalam pembicaraan tingkat Mendorong percepatan demokrasi, II. Penyusuan Program Legislasi Daerah pembangunan dan kemajuan daerah secara tanpa melibatkan DPD adalah suata hal serasi dan seimbang. Dengan demikian, yang ironis, dimana kehadiran DPD tidak keberadaan daerah sebagaimana dimaksud lain adalah untuk memperjuangkan aspirasi dalam Pasal 18 Ayat (1) UUD 1945 dan masyarakat daerah. prinsip otonomi daerah sebagaimana Posisi DPD dalam proses legislasi dimaksud dalam Pasal 18 Ayat (5) UUD RUU oleh DPR, hanyalah sebatas co 1945 berjalan sesuai dengan keberagaman legislasi dalam tahapan pengajuan RUU 158

dan memberikan masukan kepada DPR, 1) Pembentukan Undang-Undang itupun jikalau diminta oleh DPR. Artinya, DPR memegang kekuasaan tidak ada unsur imperatif (keharusan) membentuk undang-undang. Rancangan dalam partisipasi atau pemberian masukan undang-undang (RUU) dapat berasal dari dan pengajuan sebuah RUU oleh DPD DPR, Presiden, atau DPD. Rancangan kepada DPR. Lebih jauh, setiap rancangan undang-undang yang berasal dari DPR, yang diajukan oleh DPR, Presiden, dan Presiden atau DPD disertai dengan Naskah DPD terlebih dahulu harus dimasukkan Akademik (NA), kecuali bagi RUU dalam program legislasi Nasional. Sebab mengenai APBN; penetapan peraturan pembentukan program legislasi nasional pemerintah pengganti undang-undang merupakan perintah Pasal 16 Undang- menjadi undang-undang atau pencabutan Undang No.12 Tahun 2011 Tentang undang-undang atau pencabutan peraturan Pembentukan Peraturan Perundang- 2 pemerintah pengganti undang-undang. Undangan Republik Indonesia, dimana Usul RUU dapat diajukan oleh anggota perencanaan penyusunan undang-undang DPR RI, komisi, dan gabungan komisi. dilakukan dalam suatu program legislasi Usul rancangan undang-undang disampai nasional (Prolegnas). kan secara tertulis oleh anggota DPR, pimpinan komisi, atau pimpinan Badan PERMASALAHAN Lagislasi kepada pimpinan DPR disertai daftar nama dan tanda tangan pengusul. 1. Bagaimana Struktur dan Kewenangan DPR memutuskan usul rancangan undang- DPR RI dan DPD RI? undang dalam rapat paripurna dalam tiga 2. Bagaimana Perbandingan Struktur dan opsi yaitu disetujui, disetujui dengan Kewenangan DPR RI dan DPD RI pengubahan, atau penolakan. Dalam hal dalam Fungsi Legislasi? persetujuan dengan pengubahan, DPR RI menugasi komisi, Badan legislatif atau PEMBAHASAN panitia khusus untuk menyempurnakan RUU tersebut. Rancangan undang-undang 1. STRUKTUR DAN KEWENANGAN yang telah disiapkan oleh DPR disampai DPR RI DAN DPD RI kan dengan surat pimpinan DPR kepada 3 Presiden. a. Dewan Perwakilan Rakyat RI Rancangan undang-undang yang Alat kelengapan DPR terdiri atas berasal dari Presiden diajukan dengan surat Pimpinan, Badna Musyawarah, komisi, Presiden kepada pimpinan DPR. badan legislasi, badan anggaran, badan Rancangan undang-undang yang berasal kerja sama antar parlemen, Mahkamah dari Presiden berkaitan dengan otonomi Kehormatan Dewan, Badan Urusan Rumah daerah, hubungan pusat dan daerah, Tangga, panitia khusus, dan alat pembentukan dan pemekaran serta kelengkapan lain yang diperlukan dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber dibentuk oleh rapat paripurna. daya alam dan sumber daya ekonomi DPR memiliki tiga fungsi pokok lainnya, serta perimbangan keuangan pusat yaitu fungsi anggaran, fungsi legislasi dan dan daerah diajukan kepada DPR dan fungsi pengawasan sebagaimana disebut selanjutnya pimpinan Dewan Perwakilan kan dalam Pasal 20A ayat (1) UUD NRI Rakyat menyampaikannya kepada Tahun 1945. Dalam menjalankan fungsi pimpinan Dewan Perwakilan Daerah untuk tersebut tersebut DPR mempunyai tugas mendapatkan pertimbangan atau nantinya dan kewenangan yang cukup luas antara lain: 2 Pasal 162-163 UU MD3 No. 17 Tahun 2014 3 Pasal 164 UU MD3 No. 17 Tahun 2014 159

dalam pembahasan rancangan Undang- yang membahas RUU dengan melibatkan Undang tersebut mencakup materi yang komisi yang membidangi hukum dan berkaitan dengan kewenangan DPD RI perundang-undangan. Dalam hal alat sebagaimana ditentukan dalam UUD NRI kelengkapan DPR yang membahas RUU 4 Pasal 22D ayat (1) dan ayat (2). sudah tidak ada pada saat UU diuji di Mahkamah Konstitusi, komisi yang 2) Menerima Pertimbangan DPD membidangi hukum dan perundangterhadap RUU undangan menjadi kuasa DPR. Dalam hal DPR menerima dan menindak tertentu DPR dapat memanggil setiap orang lanjuti pertimbangan tertulis mengenai yang terlibat dalam penyusunan atau RUU tentang APBN dan RUU yang pembahasan RUU yang diuji untuk berkaitan dengan apajak, pendidikan, dan memberikan keterangan sebagai saksi dan/ agama yang disampaikan oleh DPD 6 atau ahli. sebelum memasuki tahap pembahasan antara DPR dan Presiden. Apabila RUU 4) Menetapkan APBN berasal dari Presiden, pimpinan DPR Dalam menetapkan APBN, DPR setelah menerima surat Presiden melakukan pembicaraan pendahuluan menyampaikan surat kepada pimpinan dengan Pemerintah dan Bank Indonesia D P D a t a g a r D P D m e m b e r i k a n dalam rangka menyusun rancangan APBN. pertimbangannya. Apabila RUU berasal Pembahasan dan penetapan APBN yang dari DPR, pimpinan DPR menyampaikan didahului dengan penyampaian rancangan surat kepada pimpinan DPD agar DPD undang-undang tentang APBN beserta nota m e m b e r i k a n p e r t i m b a n g a n n y a. keuangannya oleh Presiden. Pembahasan Pertimbangan DPD disampaikan secara laporan realisasi semester pertama dan 6 tertulis melalui pimpinan DPR paling lama (enam) bulan berikutnya: penyesuaian 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya surat APBN dengan perkembangan dan/ atau tertulis melalui pimpinan DPR, kecuali perubahan dalam rangka penyusunan RUU tentang APBN disampaikan paling perkiraan perubahan atas APBN tahun lambat 14 (empat belas) hari sebelum anggaran yang bersangkutan, apabila diambil persetujuan bersama antara DPR terjadi perkembangan ekonomi makro yang dan Presiden. Pada rapat paripurna DPR tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan berikutnya, pimpinan DPR memberitahu dalam APBN; perubahan pokok-pokok kan kepada anggota DPR perihal kebijakan fiskal; keadaan yang menyebab diterimanya pertimbangan DPD atas RUU kan harus dilakukannya pergeseran dan meneruskannya kepada Badan anggaran antar-unit organisasi; dan/atau; Musyawarah untuk meneruskan kepada keadaan yang menyebabkan saldo alat kelengkapan DPR yang akan anggaran lebih tahun sebelumnya harus 5 membahasnya. digunakan untuk pembiayaan anggaran tahun berjalan. Kemudian, pembahasan dan 3) K u a s a D P R d i P e r s i d a n g a n penetapan rancangan undang-undang Mahkamah Konstitusi tentang perubahan atas undang-undang Dalam hal suatu undang-undang tentang APBN; dan pembahasan dan diuji di Mahkamah Konstitusi, yang penetapan rancangan undang-undang menjadi kuasa DPR untuk memberikan tentang pertanggung jawaban pelaksanaan keterangan dalam persidangan mahkamah 7 APBN. Konstitusi adalah alat kelengkapan DPR 4 Pasal 165 UU MD3 No. 17 Tahun 2014 5 Pasal 174 UU MD3 No. 17 Tahun 2014 6 Pasal 175 UU MD3 No. 17 Tahun 2014 7 Pasal 177 UU MD4 No. 17 Tahun 2014 160

5) Pengajuan dan persetujuan pengisian Sejak adanya hasil Pemilu tahun jabatan 2004, maka untuk pertamakalinya DPD DPR mengajukan calon untuk terbentuk sebagai lembaga perwakilan mengisi suatu jabatan berdasarkan yang permanen. Dalam rangka menjalan ketentuan peraturan perundang-undangan kan tugas dan fungsinya maka dibentuk alat melalui rapat paripurna DPR. DPR kelengkapan DPD terdiri atas Pimpinan, memberikan persetujuan atau pertimbang Panitia Musyawarah, Panitia Kerja, Panitia an atas calon untuk mengisi suatu jabatan Perancang Undang-Undang, Panitia berdasarkan ketentuan peraturan per Urusan Rumah Tangga, Badan Kehormatan undang - undangan melalui rapat paripurna dan alat kelengkapan lain yang diperlukan DPR. Rapat Paripurna DPR menugasi 10 dan dibentuk oleh sidang paripurna. Setiap Badan Musyawarah untuk menjadwalkan anggota, kecuali Pimpinan DPD, wajib dan menugaskan pembahasannya kepada menjadi anggota salah satu komite dan alat kelengkapan DPR terkait. Pembahasan salah satu alat kelengkapan lain. Setiap oleh alat kelengkapan DPR dilakukan anggota berhak untuk menjadi anggota sesuai dengan ketentuan peraturan setiap alat kelengkapan secara bergilir 8 perundang-undangan. dengan pembagian periode tahunan. DPR memberikan pertimbangan Penerapan keanggotaan dilakukan jika kepada Presiden dalam hal mengangkat terjadi perubahan berdasarkan usulan dari duta besar untuk negara lain dan menerima provinsi yang bersangkutan. Alat penempatan duta besar dari negara lain. kelengkapan bersifat tetap kecuali Panitia Dalam hal pimpinan DPR menerima Khusus. Alat kelengkapan dapat pemberitahuan dari Presiden mengenai membentuk Tim Kerja yang merupakan penempatan calon duta besar untuk negara pengelompokkan Anggota untuk me lain, pimpinan DPR menyampaikan 11 laksanakan tugas tertentu. pemberitahuan tersebut dalam rapat Susunan Pimpinan alat kelengkapan paripurna DPR. Rapat paripurna DPR didasarkan atas keterwakilan wilayah Barat menugasi alat kelengkapan DPR terkait terdiri dari 10 Provinsi yaitu Nanggro Aceh 9 untuk membahasnya secara rahasia. Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera D a l a m h a l p i m p i n a n D P R Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera menerima pemberitahuan dari Presiden Selatan, Lampung, Kepulauan Riau dan menganai penempatan calon duta besar lain Kepulauan Bangsa Belitung. Pasal 38 ayat untuk Republik Indonesia, pimpinan DPR (6) Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah menyampaikan pemberitahuan tersebut Republik Indonesia No. 1 Tahun 2014. dalam rapat paripurna DPR tanpa menyebut wilayah Timur meliputi Bali, Nusa nama calon duta besar. Dalam hal Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, permintaan pertimbangan terhadap calon Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, duta besar negara lain untuk Republik Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Indonesia disampaikan pada masa reses, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, permintaan tersebut dibahas dalam Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. pertemuan konsultasi antara pimpinan Pasal 38 ayat (6) Tata Tertib Dewan DPR, pimpinan komisi terkait, dan Perwakilan Rakyat RI No. 1 Tahun 2014. pimpinan fraksi. Alat kelengkapan dalam melaksana kan tugasnya sesuai dengan kewenangan b. Dewan Perwakilan Daerah RI 10 Pasal 35 Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, No. 1Tahun 2014 8 Pasal 185 UU MD3 No. 17 Tahun 2014 11 Pasal 37 Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah 9 Pasal 187 UU MD3 No. 17 Tahun 2014 Republik Indonesia, No. 1 Tahun 2014. 161

nya dapat melakukan verifikasi dan / atau 2) Ikut dalam pembahasan RUU yang meminta klarifikasi/penjelasan dari berkaitan dengan otonomi daerah, pemerintahan, pemerintah daerah, DPR RI hubungan pusat dan daerah, dan/ atau masyarakat, mengadakan rapat pembentukan, pemekaran dan dengan pendapat dan rapat dengan penggabungan daerah, pengelolaan pendapat umum, kunjungan kerja, atau sumber daya alam dan sumber daya menugaskan anggota untuk melakukan ekonomi lainnya, serta pertimbangan rapat di daerah pemilihannya atau tempat keuangan pusat dan daerah. lain yang disepakati. Kunjungan kerja 3) Menyusun dan menyampaikan daftar keluar negeri, alat kelengkapan tertentu inventaris masalah RUU yang berasal berkoordinasi dengan Badan kerja Sama dari DPR atau Presiden yang berkaitan Parlemen. Pasal 45 Ayat (2) Tata Tertib dengan otonomi daerah, hubungan Dewan Perwakilan Daerah Republik pusat dan daerah, pembentukan dan Indonesia No. 1 Tahun 2014. pemekaran serta penggabungan DPD mempunyai fungsi yang daerah, pengelolaan sumber daya berkaitan dengan tiga aspek yaitu legislasi, alam, dan sumber daya ekonomi anggaran dan pengawasan, adapun fungsi lainnya, serta yang berkaitan dengan tersebut meliputi: perimbangan keuangan pusat dan 1) Pengajuan RUU yang berkaitan daerah. dengan otonomi daerah, hubungan 4) Memberikan pertimbangan kepada pusat dengan daerah, pembentukan DPR atas RUU tentang APBN dan daerah dan pengelolaan sumber daya RUU yang berkaitan dengan pajak, ekonomi lainnya yang berkaitan pendidikan dan agama. dengan perimbangan keuangan pusat 5) Dapat melakukan pengawasan atas dan daerah. pelaksanan UU mengenai otonomi 2) Ikut membahas RUU yang berkaitan daerah, hubungan pusat dan daerah, dengan otonomi daerah hubungan pembentukan dan pemekaran serta pusat dengan daerah, pembentukan penggabungan daerah, pengelolaan daerah dan pengelolaan sumber daya sumberdaya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya yang berkaitan ekonomi lainnya, pelaksanaan UU dengan perimbangan keuangan pusat tentang APBN, pajak, pendidikan dan dan daerah. agama kepada DPR sebagai bahan 3) Pertimbangan terhadap RUU APBN, pertimbangan untuk ditindaklanjuti. Pajak, Pendidikan dan Agama. 6) Menyampaikan hasil pengawasan atas Berkaitan dengan tugas dan pelaksanaan UU mengenai otonomi kewenangan DPD sebagai kelanjutan dari daerah, hubungan pusat dan daerah, 12 fungsi-fungsi tersebut adalah: pembentukan dan pemekaran serta 1) Mengajukan RUU yang berkaitan penggabungan daerah, pengelolaan dengan otonomi daerah, hubungan sumber daya alam, dan sumber daya pusat dan daerah, pembentukan dan ekonomi lainnya, pelaksanaan UU pemekaran serta penggabungan tentang APBN, pajak, pendidikan dan daerah, pengelolaan sumber daya agama kepada DPR sebagai bahan alam, dan sumber daya ekonomi pertimbangan untuk ditindaklanjuti. lainnya, serta yang berkaitan dengan 7) Menerima hasil pemeriksaan atas pertimbangan keuangan pusat dan keuangan negara dari BPK sebagai daerah kepada DPR. bahan membuat pertimbangan kepada DPR tentang RUU yang berkaitan 12 Pasal 249 ayat (1) UU MD3 Nomor 14 Tahun 2014. APPBN. 162

8) Memberikan pertimbangan kepada Tahun 1945 menggunakan sistem dua DPR dalam pemilihan anggota BPK. kamar (Bikameral) yaitu adanya Senat dan 9) Menyusun program legislasi nasional DPR RI. Setelah Dekrit Presiden tanggal 5 yang berkaitan dengan otonomi Juli 1959 diberlakukan, kembali yang daerah, hubungan pusat dan daerah, diberlakukan adalah system satu kamar. pembentukan dan pemekaran serta Ketika memasuki era reformasi, setelah penggabungan daerah, pengelolaan melalui serangkaian amandemen konstitusi sumber daya alam, dan sumber daya 1999-2002 muncullah lembaga baru yaitu ekonomi lainnya, serta yang berkaitan DPD sebagai kamar kedua. Meskipun alam dengan perimbangan keuangan pusat perkembangannya dengan rumusan dan daerah. kedudukan dan kewenangan yang ada yang dianut adalah soft bicameral, dimana oleh 2. PERBANDINGAN STRUKTUR Jimly disebut DPD RI sebagai lembaga 13 DAN KEWENANGAN DPD RI penunjang dalam rumpun legislatif. DENGAN DPR RI Menariknya meskipun secara faktual kedudukan dan kewenangan DPD Berdasarkan uraian tentang sejarah RI, apabila melihat struktur kelembagaan DPD RI dan DPR RI diatas, dapat ditarik DPD RI sesungguhnya menyerupai struktur suatu garis yaitu terdapat kesamaan bahwa DPR RI. Bahkan terdapat alat kelengkapan dari segi gagasan konsep lembaga DPD RI yang lebih banyak jumlahnya dan perwakilan sudah ada sejak jaman kolonial. tidak dimiliki oleh DPR RI. Hal ini terkait Gagasan sistem bikameral dalam dengan adanya alat kelengkapan DPD RI perwakilan di Indonesia sesungguhnya yaitu BAP (Badan Akuntabilitas Publik) sudah muncul sejak era pra kemerdekaan. dan BPKK (Badan Pengembangan Hal ini sangat beralasan karena rujukan Kapasitas Kelembagaan). Dengan para pendiri negara pada saat itu memang demikian DPD RI memiliki potensi untuk banyak mengarah pada sistem dua kamar melaksanakan tugas-tugas yang diemban seperti yang berlaku di negeri Belanda. DPR RI, atau setidaknya dapat Namun dalam perkembangannya, setelah mengimbangi pelaksanaan tugas-tugas melalui proses perumusan di BPUPKI dan parlemen, karena struktur yang dimiliki PPKI, akhirnya pilihan jatuh pada sistem DPD RI lebih lengkap pembidangannya, satu kamar. Karena itu dalam naskah UUD meskipun dari segi jumlah lebih sedikit Tahun 1945 yang disahkan pada tanggal 18 dibanding DPR RI. Juni 1945, akhirnya memilih menggunakan Secara lengkap perbandingan sistem unikameral (satu kamar) dimana struktur kelembagaan yang ada dalam DPR RI sebagai pemegang kekuasaan struktur di DPD dengan struktur legislatif. Meskipun pada saat itu ada kelembagaan yang ada DPR RI dapat lembaga MPR, namun pelaksanaan fungsi dilihat dalam tabel berikut: legislasi hanya dijalankan oleh DPR dan Presiden. Namun ketika berlaku konstitusi RIS 13 Jimly, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga negara Pasca Reformasi; Sinar (Republic Indonesia Serikat) maupun Grafika, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) Jakarta, 2010, hal. 28. 163

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Tabel 1 Perbandingan Struktur Kelembagaan DPD RI dengan DPR RI DPD RI Pimpinan 3 (tiga) orang berbasis Keterwakilan Wilayah (Barat, Tengah dan Timur) Panitia Musyawarah (Panmus) Komite, terdiri empat: Komite I Pemda/Otda, Pertahanan, dan Politik. Komite II Pertanian, Perkebunan, Kehutanan. Komite III Agama, Kesehatan, Sosial (Kesra) Komite IV Keuangan/ Anggaran Panitia Perancang Undang-Undang (PPUU) PURT (Panitia Urusan Rumah Tangga) Badan Kehormatan (BK) Badan Akunabilitas Publik Badan Kerjasama Parlemen BPKK (Badan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan) untuk mengkaji system ketatanegaraan dan memajukan perwakilan daerah. Pansus (sesuai kebutuhan). DPR RI Pimpinan berjumlah 5 (lima) orang dengan pembidangan tugas, politik hukum, kesra, ekuindag dan keuangan Badan Musyawarah (Bamus) Komisi (11 Komisi) bidang yaitu: Komisi ILuar Negeri, Pertahanan dan Kominfo Komisi II Politik Dalam Negeri, Pertanahan Komisi III Hukum Komisi IV Pertanian dan Kehutanan Komisi V Infrastruktur Komisi VI Industri dan Perdagangan Komisi VII Agama dan Sosial Komisi IX Pendidikan dan Ketenagakerjaan Komisi X Pendidikan Komisi XI Keuangan Badan Anggaran (Banggar) Badan Legislasi (Baleg) BURT (Badan Urusan Rumah Tangga) Majelis Kehormatan Dewan (MKD) - BKSAP - Pansus (sesuai kebutuhan) B e b e r a p a d e n g a n s t r u k t u r Ketentuan tersebut secara tegas menempat kelembagaan DPD yang seimbang, dalam kan DPR RI sebagai kekuatan utama dalam hal kewenangan terjadi sebaliknya. cabang legislatif. Kedudukan DPR RI jauh lebih kuat Sebaliknya kekuasaan DPD di dibanding DPD RI. Hal ini dapat dilihat dari bidang legislasi sebagaimana diatur dalam dasar konstitusional kewenangan. Seperti Pasal 22D ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditegaskan dalam Pasal 20 ayat (1) UUD yaitu pertama, hanya sebatas dapat NRI Tahun 1945 yang menegaskan bahwa mengajukan rancangan UU yang DPR RI memegang kekuasaan membentuk berhubungan dengan otonomi daerah, undang-undang. Hal ini masih ditambah hubungan pusat dan daerah, pembentukan dengan ketentuan dalam Pasal 20 ayat (2) dan pemekaran serta penggabungan daerah, yang mengharuskan setiap RUU harus pengelolaan sumber daya alam dan sumber dibahas oleh DPR dan Presiden untuk daya ekonomi lainnya serta keuangan pusat mendapatkan persetujuan bersama. dan daerah. Kedua, ikut membahas 164

lembaga DPD RI dikonsepsikan sebagai lembaga yang fungsinya menunjang bukan yang utama.hal inilah yang mendorong terjadinya dinamika hubungan DPD RI dengan DPR RI, dan munculnya sebutan- sebutan untuk menggambarkan kewenang an DPD RI yang hanya menjadi pelengkap DPR RI. Secara lebih rinci pada bagian berikut akan digambarkan perbandingan kewenangan konstitusional yang diatur dalam undang-undang (legislasi), penyusunan anggaran (budgeting), dan pengawasan yang dimiliki oleh masingmasing lembaga antara DPD RI dengan DPR RI dapat dilihat dalam tabel berikut ini rancangan undang-undang yang berhubung an dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta keuangan pusat dan daerah.ketiga, dapat melakukan pengawas an undang-undang yang berhubungan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya serta keuangan pusat dan daerah.pilihan kata dapat mengajukan, ikut membahas dan dapat melakukan pengawasan mencerminkan kewenangan No Tabel 2 Perbandingan Kewenangan DPD RI dengan DPR RI dalam UUD NRI Tahun 1945 DPD RI 1 Legislasi Legislasi Pasal 22D Ayat (1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat rancangan Undang- Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah. Pasal 22D ayat (2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah; serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. DPR RI Pasal 20 Ayat (1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang Pasal 20 Ayat (2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama. Pasal 20A Ayat (1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Pasal 20 Ayat (2) Pasal 21 Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang 165

2 Anggaran Anggaran 3 Pasal 22D ayat (2) Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah; hubungan pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah; pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, serta memberikan pertimbangan kepada Dewan Perwakilan Rakyat atas rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. Pengawasan Pasal 22D ayat (3) Dewan Perwakilan daerah dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti Pasal 23 Ayat (1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah. Pasal 23 Ayat (2) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu. Pengawasan Pasal 20A Ayat (1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Pasal 20A Ayat (2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain undang-undang dasar ini, dewan perwakilan rakyat mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Pasal 20A Ayat (3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar ini, setiap anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat serta hak imunitas. 166

KESIMPULAN 2006. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid II, Jakarta: Sekretariat Eksistensi DPR dan DPD dalam J e n d r a l d a n K e p a n i t e r a a n sistem ketatanegaraan Republik Indonesia Mahkamah Konstitusi RI. terkait dengan fumgsi legislasi dapat dilihat Budiardjo, M. 2008. Dasar-dasar Ilmu dari dua sisi yaitu sisi filosofis dan dari sisi Politik. Jakarta : Gramedia. yuridis, serta dapat dilihat dari hasil kinerja Febrian. 2009. Buku Panduan Tentang DPR dan DPD selama ini.pola hubungan Proses Legislasi (DPR) Jakarta : kerja antara DPR dan DPD belum berjalan Sekretariat Jendral DPR RI dan dengan baik. Sistem cheks and balances United Nations Development antar lembaga perwakilan dalam bidang Programme (UNDP). legislasi ternyata selama ini tidak berjalan, Gunawan, M. 2009. Buku Pintar Calon padahal dengan adanya lembaga baru yaitu Anggota Dan Anggota DPR, DPRD Dewan Perwakilan Daerah diharapkan dan DPD. Jakarta: Visi Media sistem cheks and balances antar lembaga Mahfud MD, 2007. Perdebatan Hukum perwakilan (DPR dan DPD) mampu Tata Negara Pasca Amandemen berjalan dengan baik. DPR dan DPD Konstitusi. Jakarta: LP3ES seringkali menemui kendala atau Thaib, D. 1993. Implementasi Sistem permasalahan dalam menjalankan tugas, Ketatanegaraan Menurut UUD fungsi, dan kewenangannya. Kendala atau 1945. Yogyakarta: Liberty. Permasalahan yang dihadapi oleh keduanya Undang-Undang Dasar Republik Indonesia sangat berbeda, dimana DPR menghadapi Tahun 1945 (amandemen I-IV) kendala yang berkaitan dengan institusi, Undang-Undang No. 2 Tahun 2018 tentang sementara kendala atau masalah yang Susunan Dan Kedudukan MPR, dihadapi DPD lebih kompleks yaitu DPR,DPD dan DPRD kendala atau masalah yang berkaitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 dengan konstitusi dan institusi. tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Tata Tertib DAFTAR PUSTAKA Dewan Perwakilan Rakyat dan Tata Tertib Dewan Perwakilan Daerah Assidiqie, J. 2010. Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga negara Pasca Reformasi; Sinar Grafika, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Jakarta, 167