BAB 5 PENUTUP 5.1. Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Hubungan antara Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan. Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan mengikuti survei mengenai corporate governance yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) pada tahun 2008-2011. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Dari 428 perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2011, yang memenuhi kriteria purposive sampling adalah sebanyak 77 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan moderated regression analysis (MRA) atau uji interaksi. Berikut adalah kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini: 1. Variabel dependen kinerja operasional (ROE) a. Berdasarkan pengujian secara simultan menggunakan uji F menunjukkan bahwa corporate governance, kualitas pengungkapan informasi dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan yang diukur dengan return on equity (ROE). b. Berdasarkan pengujian secara parsial menggunakan uji t menunjukkan bahwa penerapan corporate governance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja operasional. Hasil penelitian ini konsisten dengan laporan 93
94 pendahuluan dari komite Hampel (1997) seperti dikutip oleh Short dkk (1999) (dalam Sayidah, 2007:17) yang menyatakan bahwa tidak adanya bukti yang kuat mengenai hubungan antara kesuksesan dan corporate governance, walaupun ada kepercayaan good governance dapat meningkatkan prospek perusahaan. c. Berdasarkan pengujian secara parsial menggunakan uji t menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja operasional. Hal ini mungkin dikarenakan secara umum informasi yang diperlukan sudah tersaji dalam laporan keuangan, meskipun belum memenuhi seluruh butir pengungkapan wajib. Informasi yang spesifik mengenai perusahaan mungkin hanya dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu saja, seperti investor dan pemerintah. Oleh karena itu, kualitas pengungkapan informasi tidak secara langsung mempengaruhi kinerja operasional. d. Berdasarkan pengujian secara parsial menggunakan uji t menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja operasional. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, dipastikan memiliki manajemen yang memadai. Hal tersebut tentu saja dapat mempengaruhi kinerja operasional perusahaan, mengingat pihak manajemen adalah pihak yang secara langsung terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan. e. Berdasarkan pengujian secara parsial menggunakan uji t menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan informasi mempengaruhi hubungan antara penerapan corporate governance dengan kinerja operasional. Informasi
95 yang diungkapkan secara tepat dan memadai, telah memenuhi salah satu prinsip good corporate governance yaitu transparansi. Dengan terciptanya good corporate governance, maka secara otomatis kinerja operasional akan meningkat pula. 2. Variabel dependen kinerja pasar (Tobin s Q) a. Berdasarkan pengujian secara simultan menggunakan uji F menunjukkan bahwa corporate governance, kualitas pengungkapan informasi dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan yang diukur dengan return on equity (ROE). b. Berdasarkan pengujian secara parsial menggunakan uji t menunjukkan bahwa penerapan corporate governance berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pasar. Melalui penerapan corporate governance yang baik perusahaan akan mempunyai kemampuan dan kekuatan dalam menciptakan penumbuhan maupun perkembangan bisnis sesuai target yang telah direncakan. Dengan begitu perusahaan akan lebih mudah menembus persaingan dalam pasar yang semakin ketat. c. Berdasarkan pengujian secara parsial menggunakan uji t menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan informasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja operasional. Hal ini mungkin dikarenakan pasar cenderung bereaksi lamban terhadap informasi yang disampaikan oleh perusahaan. d. Berdasarkan pengujian secara parsial menggunakan uji t menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pasar. Besar maupun kecil ukuran perusahaan yang menyediakan
96 produk atau jasa, bukan menjadi tolak ukur. Selama produk dan jasa tersebut berkualitas, maka pasar akan meresponnya dengan baik. e. Berdasarkan pengujian secara parsial menggunakan uji t menunjukkan bahwa kualitas pengungkapan informasi tidak mempengaruhi hubungan antara penerapan corporate governance dengan kinerja pasar. Respon pasar terhadap penerapan corporate governance tidak bisa secara langsung terlihat atau hanya dalam jangka pendek, tetapi membutuhkan rentang waktu yang lebih lama. 5.2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hendaknya lebih meningkatkan kinerja perusahaannya melalui tata kelola perusahaan yang baik dan diharapkan lebih lengkap dalam mengungkapkan informasi-informasi sesuai dengan pedoman pengungkapan wajib dalam laporan tahunannya. 2. Penelitian selanjutnya perlu mempertimbangkan sampel yang lebih luas misalnya menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau periode pengambilan sampel yang lebih lama misalnya 5 tahun atau lebih. Hal ini dimaksudkan agar kesimpulan yang dihasilkan dari peneliti tersebut memiliki cakupan yang lebih luas
97 3. Bagi peneliti lanjutan, kesimpulan diatas memberikan bukti empiris yang bisa digunakan sebagai pijakan gagasan ke arah penelitian yang lebih mendalam. Akan lebih menarik bila dipertimbangkan menggunakan proksi lain untuk variabel dependen kinerja, misalnya dengan menggunakan ROA (Return on Assets) yaitu membandingan laba bersih dengan total aktiva. Hal tersebut dapat dilakukan, mengingat perbedaan hasil penelitian antara kinerja operasional yang diproksi dengan ROE (Return On Equity) dan kinerja pasar yang diproksi dengan Tobin s Q.