BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Perusahaan dapat mencapai keunggulan kompetitif apabila dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pun harus mengubah pola manajemen dari pola manajemen. Pengetahuan telah diakui sebagai komponen bisnis yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. berdampak pula pada negara Indonesia. Perkembangan tersebut membuat intensitas

BAB I PENDAHULUAN. dari segi aktiva berwujudnya tetapi perusahaan mulai melihat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Hadirnya World Trade Organization (WTO) pada tingkat global dan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan kegiatan bisnisnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modal, dan tenaga kerja terampil di kawasan Asia Tenggara. Sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini persaingan usaha mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi global ditandai dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru

BAB 1 PENDAHULUAN. strategi bisnis dari bisnis yang didasarkan pada tenaga kerja (laborbased business)

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. infrastruktur yang terkandung dalam human capital, physical capital, structural

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat. Kecenderungan kesuksesan perusahaan perbankan secara umum senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin tinggi antar perusahaan. Dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi saat ini telah sampai pada pembentukan pasar tunggal dan pusat produksi tunggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dibidang ekonomi saat ini cukup membawa banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini persaingan ketat yang terjadi dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bisnis perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia menuntut

BAB I PENDAHULUAN. an perhatian perusahaan pada praktek pengelolaan aset tak berwujud (intangible

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan mampu bersaing menjadi yang terbaik. Perusahaan mempunyai dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama setelah didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian, karena berfungsi sebagai intermediary institusion yaitu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan di dalam persaingan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. ringan. Kondisi ini ditandai dengan banyaknya sektor Industri yang mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh calon investor sebelum melakukan investasi adalah memastikan

BAB I PENDAHULUAN. bisnisnya supaya dapat survive menghadapi persaingan yang ada. Perubahan cara

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan elemen yang menjadi pusat perhatian utama oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (2010), dengan perubahan yang terjadi ini, perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesaing. Dalam upaya pertahanan diri, perusahaan berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dengan teknologi yang berkembang saat ini, banyak

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin tinggi dan tidak dapat di

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun, mengembangkan, dan mempertahankan sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. berusaha memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB 1 PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan-perusahaan mengubah cara mereka menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. berbisnisnya yang berdasarkan tenaga kerja (labor based business) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan usaha. Agar dapat terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di negara-negara Asia Tenggara, yakni kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan bagi masyarakat (Kartika dan Hatane, 2013). besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dibidang teknologi informasi, persaingan ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan bank adalah suatu gambaran sampai mana tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas laba dapat dipandang dalam dua sudut. Pandangan pertama

BAB I PENDAHULUAN. berdampak dalam dunia bisnis saat ini. Perusahaan berada dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya pergeseran paradigma dari penekanan paradigma physical capital

BAB I PENDAHULUAN. physical capital ke paradigma baru yang memfokuskan pada intellectual capital.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan inovasi secara terus-menerus. Dalam rangka untuk dapat bertahan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat telah mengalami empat fase ekonomi-sosial sepanjang sejarah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah era efisiensi pada tahun 1950-an dan 1960-an, era kualitas pada

BAB I PENDAHULUAN. intelektual pada perusahaan jasa dan manufaktur di Indonesia. Modal intelektual merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bersaing dalam mencapai tingkat kompetitif jangka panjang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. business) menjadi bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledgebased

BAB I PENDAHULUAN. saing yang lebih tinggi, dan pertumbuhan inovasi yang luar biasa mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital di Indonesia mulai berkembang setelah munculnya PSAK No.

BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan. Agar dapat terus bertahan, dengan cepat perusahaan perusahaan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 2009:18). Penerapan strategi bisnis dengan menggunakan Intellectual Capital

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi, inovasi teknologi dan persaingan yang ketat pada abad ini memaksa

BAB I PENDAHULUAN. pada kepemilikan aktiva berwujud, tetapi lebih pada inovasi, sistem informasi,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Good Corporate Governance pada Kualitas Laba Nama : Gahani Purnama Wati NIM : Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan. Menurut (Suntoso 1999 dalam Wadhikorin, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan, berfokus mengembangkan jaringan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, kondisi lingkungan usaha cenderung turbulent dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. dan ketersediaan tenaga kerja (tangible asset), tetapi lebih pada inovasi, sistem

BAB I PENDAHULUAN. Manusia menjadi perhatian utama pada abad XX-an. Hal ini berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. signifikan pada keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu organisasi, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis, strategi, sistem manajerial (Stewart, 1997 dalam Evaggelia)

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham. Laporan keuangan yang menjadi sumber informasi yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, tujuan didirikannya sebuah perusahaan adalah memaksimalkan laba dengan cara menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Suatu perusahaan tentunya didirikan untuk jangka waktu yang tak terbatas, sehingga perusahaan akan berupaya menjaga eksistensi dan menjamin keberlanjutan hidup (going concern) perusahaan tersebut. Dalam menjaga eksistensi usahanya, perusahaan harus mampu bersaing dengan memberikan kinerja terbaiknya. Di era globalisasi ini, khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economy Community (AEC) yang mulai berlaku sejak 31 Desember 2015, persaingan bisnis merupakan hal yang tak bisa dihindarkan. MEA yang merupakan bentuk integrasi ekonomi ASEAN, yaitu kerjasama antarnegara anggota ASEAN dalam membentuk basis dan pasar produksi tunggal, akan membentuk kawasan yang sangat kompetitif. Untuk dapat tetap bersaing dan memiliki profitabilitas yang tinggi, perusahaan harus melakukan inovasi secara berkesinambungan agar mampu mencapai competitive advantage dan comparative advantage (berdaya saing tinggi) dalam jangka panjang. Berdasarkan The Global Competitiveness Report 2015/2016, Global Competitiveness Index (GCI) atau nilai indeks daya saing yang dimiliki Indonesia sebesar 4,5 (maksimal 7) dan berada pada posisi ke 37 dari 140 negara yang 1

2 terdata. Dengan nilai indeks tersebut, Indonesia juga berada pada posisi ke 4 dalam lingkup negara-negara ASEAN, masih di bawah Singapura dengan nilai GCI 5,7; Malaysia dengan nilai 5,2; dan Thailand dengan nilai 4,6. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin perlu untuk melakukan inovasi agar dapat bersaing baik dalam persaingan domestik maupun persaingan global yang ketat. Penerapan strategi bisnis yang tepat dapat membuat perusahaan bertahan dalam persaingan yang ketat ini. Salah satu perubahan strategi bisnis yang mulai diterapkan perusahaan adalah mengubah pengelolaan bisnis yang berbasis tenaga kerja (labor-based business) menuju pengelolaan bisnis yang berbasis pengetahuan (knowledge based business). Artinya, saat ini perusahaan lebih memilih tenaga kerja terampil (skilled labor) yang memiliki keterampilan/keahlian khusus, pengetahuan, dan kemampuan di bidangnya masing-masing dalam mengelola aset perusahaan. Penerapan strategi ini sangat terbantu dengan mulai berlakunya MEA. Arus perpindahan tenaga kerja terampil yang kini semakin bebas membuat perusahaan memiliki potensi yang sangat besar dalam memperoleh tenaga kerja terampil dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Dengan demikian, perusahaan dapat mengefisiensikan biaya operasional, melakukan inovasi untuk perkembangan perusahaan, dan akhirnya dapat memperoleh keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif. Besarnya potensi untuk memiliki keunggulan kompetitif melalui bisnis berbasis pengetahuan mulai menggeser paradigma perusahaan. Selain meningkatkan kepemilikan aset berwujud, yaitu aset fisik dan aset finansial,

3 perusahaan kini juga mulai memfokuskan pada kepemilikan aset pengetahuan sebagai salah satu aset tidak berwujud. Hal ini disebabkan kinerja keuangan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya bukan hanya dihasilkan oleh aset berwujud, tetapi hal yang lebih penting adalah adanya aset tidak berwujud, yaitu pengetahuan sumber daya manusia yang mengelola aset yang dimiliki perusahaan. Aset pengetahuan dianggap sebagai faktor produksi dan keunggulan kompetitif yang terpenting dalam perusahaan (Seetharaman, et. al., 2012 dalam Darabi, et. al., 2012). Dengan demikian, keberhasilan dalam persaingan antarperusahaan pada dasarnya dikarenakan manajemen strategi perusahaan atas aset pengetahuan yang dimilikinya. Intellectual capital sebagai salah satu pendekatan yang digunakan dalam penilaian dan pengukuran aset pengetahuan merupakan sebuah peluang yang dimiliki perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Kinerja keuangan perusahaan yang terus bertumbuh setiap tahunnya merupakan hal yang diharapkan stakeholders. Oleh karena itu, intellectual capital merupakan hal yang penting bagi stakeholders. Salah satu cara stakeholders untuk mengetahui kinerja perusahaan adalah melalui pelaporan keuangan yang dipublikaskan oleh perusahaan setiap tahunnya. Tujuan dari pelaporan ini adalah untuk menyediakan informasi mengenai dampak dari peristiwa ekonomi dan kondisi operasional perusahaan yang berguna dalam pengambilan keputusan. Stakeholders, baik kreditor maupun investor cenderung lebih tertarik pada angka laba bersih dalam pengambilan keputusan pendanaan dan investasinya. Namun, apabila laba yang disajikan tidak dapat diandalakan

4 maka keputusan yang diambil tentu akan salah dan dapat merugikan berbagai pihak. Sebagai contoh, investor yang menaksir laba terlalu tinggi dapat menyebabkan terlalu tingginya kompensasi yang diberikan kepada manajer dan dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham serta menutupi kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya. Jika situasi tersebut terjadi, tentunya hal ini dapat membuat kepercayaan stakeholders akan angka laba yang dilaporkan perusahaan mengalami penurunan. Hal ini juga dapat diperburuk dengan adanya tindak kecurangan dalam pelaporan yang disusul dengan kebangkrutan perusahaan. Salah satu contoh, PT Dayaindo Resources International, Tbk. (KARK) yang di-delisting BEI efektif pada 27 Desember 2013 setelah menerima putusan pailit dari Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Padahal, laporan keuangan tahunan KARK 2011 dinyatakan wajar dan masih mencatat laba bersih 93 miliar rupiah pada tahun 2010 dan 59,8 miliar rupiah pada tahun 2011. Adanya kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pelaporan keuangan membuat stakeholders tak lagi hanya fokus pada besaran angka laba bersih perusahaan, namun juga mulai mempertimbangkan kualitas laba perusahaan. Kualitas laba merupakan laba yang secara benar dan akurat menggambarkan profitabilitas perusahaan (Sutopo, 2009 dalam Paulus, 2012). Kualitas laba merupakan hal yang penting dalam mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan karena kualitas laba merupakan kemampuan dalam merefleksikan laba yang sebenarnya diperoleh oleh perusahaan. Mikhail, et. al. (2002) dalam Darabi, et. al. (2012) mendefinisikan kualitas laba berdasarkan pada kemampuan laba masa lalu

5 untuk memprediksi laba di masa yang akan datang. Salah satu konstruk dari kualitas laba berdasarkan sifat runtun-waktu laba adalah persistensi laba. Penman dan Zhang (2002) dalam Nuraini (2014) menyatakan bahwa persistensi laba merupakan revisi laba yang diharapkan di masa mendatang (expected future earnings) yang diimplikasikan oleh inovasi laba tahun berjalan. Laba yang persisten tinggi terefleksi pada laba yang dapat berkesinambungan untuk suatu periode yang lama. Perusahaan yang memiliki persistensi laba tinggi tentu dapat menjamin keberlangsungan hidupnya. Isu mengenai intellectual capital dan kualitas laba (khususnya persistensi laba) telah banyak dikaji dalam berbagai penelitian. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan oleh Solikhah, dkk. (2010) mengenai intellectual capital membuktikan bahwa intellectual capital memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan dan kinerja perusahaan, namun tidak terbukti signifikan berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Menurut Pasaribu, et al. (2012), intellectual capital memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keberhasilan perusahaan pada tahun pengindentifikasian intellectual capital dan masa mendatang (dengan lag 1 tahun). Menurut Ulum, dkk. (2008) intellectual capital berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pada tahun pengindentifikasian intellectual capital dan masa depan, namun pertumbuhan intellectual capital (ROGIC) tidak berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan masa depan. Sedangkan Ulum (2008) dan Ulum, et al. (2014) meneliti mengenai intellectual capital performance yang diukur berdasarkan nilai VAIC TM dan M-VAIC pada sektor perbankan di Indonesia dan membaginya

6 menjadi 4 kelompok, yaitu top performers, good performers, common performers, dan bad performers. Penelitian lain yang membahas kualitas laba (khususnya persistensi laba) juga memberikan hasil yang beragam. Herianto, dkk. (2013) membuktikan bahwa keberadaan komite audit, proporsi komisaris independen, kepemilikan institusional dan kepemilikan managerial berpengaruh positif terhadap kualitas laba. Nurochman dan Solikhah (2015) yang meneliti pengaruh good corporate governance, tingkat hutang, dan ukuran perusahaan terhadap persistensi laba membuktikan bahwa hanya komite audit yang berpengaruh positif terhadap persistensi laba. Fanani (2010) meneliti mengenai faktor-faktor penentu persistensi laba dengan hasil volatilitas arus kas, besaran akrual, volatilitas penjualan dan tingkat hutang berpengaruh terhadap persistensi laba. Namun, penelitian yang menguji hubungan antara intellectual capital dan kualitas laba masih jarang dilakukan. Salah satu penelitian yang pernah menguji hubungan kedua variabel tersebut adalah penelitian Darabi, et. al. (2012). Dalam penelitiannya, Darabi, et. al (2012) membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif signifikan antara intellectual capital dan kualitas laba. Darabi, et. al (2012) menjelaskan bahwa intellectual capital sangat penting dalam pertumbuhan dan keberhasilan perusahaan yang terwujud dalam laba yang berkualitas. Peneliti menggunakan salah satu konstruk kualitas laba dan pengukurannya berdasarkan sifat runtun-waktu laba (Sutopo, 2009 dalam Paulus & Paulus, 2012). Kualitas laba meliputi persistensi, prediktabilitas (kemampuan prediksi), dan variabilitas. Peneliti memilih persistensi laba sebagai pertimbangan kualitas laba karena dalam

7 karakter tersebut terdapat unsur nilai prediktif. Hal ini juga dikarenakan persistensi laba merupakan laba yang mempunyai kemampuan sebagai indikator laba periode mendatang (future earnings) yang dihasilkan perusahaan secara berulang (repetitive) dalam jangka panjang (sustainable), yang tidak tergambarkan pada konstruk yang lain. Berdasarkan berbagai fenomena yang ada terkait dengan intellectual capital dan earnings persistence, peneliti pun tertarik untuk meneliti kembali mengenai fenomena ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh intellectual capital terhadap earnings persistence. Terdapat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian ini mencoba menghubungkan penelitian terdahulu mengenai pengaruh intellectual capital terhadap earnings persistence. Kedua, penelitian ini menggunakan metode yang dikembangkan oleh Ulum, et al. (2014) dalam pengukuran intellectual capital, yaitu Modified VAIC (M-VAIC). Metode ini merupakan salah satu pengembangan komprehensif metode pengukuran modal intelektual yang digagas oleh Pulic pada tahun 1997, yaitu Value Added Intellectual Coefficient (VAIC TM ) dengan menambahkan Relational Capital Efficiency (RCE) yang diproksikan dengan biaya pemasaran. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah penelitian ini adalah apakah intellectual capital berpengaruh positif terhadap earnings persistence?

8 C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh intellectual capital terhadap earnings persistence. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi bebagai pihak, yaitu: 1. Bagi Manajemen Perusahaan Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak manajemen mengenai pentingnya intellectual capital dalam meningkatkan earnings persistence, sehingga perusahaan akan terpacu dalam meningkatkan intellectual capital dengan mulai mengubah pengelolaan bisnis yang berbasis tenaga kerja menuju pengelolaan bisnis yang berbasis pengetahuan untuk memberikan laba terbaik yang repetitive dan sustainable. 2. Bagi Investor dan Calon Investor Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada investor maupun calon investor mengenai pentingnya memperhatikan fundamental perusahaan, yaitu perusahaan yang mampu memberikan laba terbaik yang repetitive dan sustainable, dilihat dari sisi intellectual capital dan earnings persistence. Sehingga, dalam proses pertimbangan dan pengambilan keputusan investasi yang dilakukan, investor dan calon investor dapat menganalisis prospek masa depan suatu perusahaan dengan tambahan

9 informasi berdasarkan besar-kecilnya potensi modal intelektual perusahaan dan persistensi laba yang dihasilkan. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk mempermudah pembaca mengetahui isi dari skripsi ini. Adapun perincian dari sistematika penulisan ini, sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah yang dibahas, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori-teori dan konsep yang relevan dan menjadi dasar dari pengembangan kerangka berpikir dan pengajuan hipotesis, serta akan dibahas mengenai beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, pengukuran variabel, model penelitian, dan teknik analisis data dalam pengujian hipotesis.

10 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas pengolahan data dan pembahasan atas masalah yang telah dirumuskan serta hasil penelitian yang dianalisis menggunakan metode penelitian yang telah ditetapkan. BAB V PENUTUPAN Bab ini membahas kesimpulan dan saran yang dapat diberikan oleh peneliti tentang penelitian yang telah dilakukan berdasarkan hasil penelitian.