BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

pesar baik dari segi materi maupun kegunaannya. Tugas guru adalah membosankan. Jika hal ini dapat diwujudkan maka diharapkan di masa yang

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Terdapat penggunaan alat peraga kartu bridge pada operasi bilangan

MENGOPTIMALKAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA DALAM SETIAP KEGIATAN PEMBELAJARAN. T. Pramono Universitas Terbuka UPBJJ Yogyakarta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menyelesaikan soal cerita matematika merupakan keterampilan yang. matematika SD, SMP, SMA dan sederajat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Sedangkan menurut Slamento

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB II KAJIAN TEORI. ilmu baru ataupun untuk memperoleh pengalaman baru. Menurut Slameto,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran Picture and Picture adalah model pembelajaran yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. A. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Slameto (2003:75) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ALAT PERAGA MATEMATIKA SEDERHANA UNTUK SEKOLAH DASAR. Oleh : Drs. Ahmadin Sitanggang, M.Pd Widyaiswara LPMP Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Jumnah, Gandung Sugita, dan Marinus B. Tandiayuk. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Pada Materi Pengaruh Gaya Terhadap Gerak Benda

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA KONKRIT PADA SISWA KELAS 1A SDN DARUNGAN 01 KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak sejak lahir sampai usia 6 tahun dengan pemberian. jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan individu dapat dilihat dengan tumbuhnya aspek fisik yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 16). Oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

PENERAPAN KOMIK STRIP SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

I. PENDAHULUAN. duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Pada pusat bahasa departemen pendidikan nasional bahwa: pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pembelajaran Matematika Setiap individu dapat mengembangkan kepribadiannya melalui belajar.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan proses pendidikan di sekolah dalam pembelajaran, persaingan antar

PENINGKATAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE MONTESSORI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. edukatif untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran banyak faktor yang saling

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Menurut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

I. TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

Pemanfaatan Media Alat Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas IV SDN 1 Toili

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar mengajar Sardiman (2004: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN LINGKARAN DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI ALAT PERAGA KONKRIT DAN ALAT PERAGA GAMBAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa. prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran (Munib, 2010: Hal.139). Pendidikan Nasional Bab I pasal 3 menyatakan bahwa:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

I. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikutip oleh Winataputra (2003: 2.3) bahwa belajar adalah suatu proses

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar pada hakikatnya merupakan aktivitas yang utama dalam serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. peristiwa, fenomena-fenomena alam yang terjadi di alam. Secara umum istilah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Hasil Belajar Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. realitas diri dengan mengoptimalkan semua potensi kemanusiaan. (educational for all) yang tidak diskriminatif.

II. KAJIAN PUSTAKA. tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996:14).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan kegiatan esensial dalam pengajaran, juga terkait dengan berbagai faktor yang dapat memberikan perubahan pada siswa. Faktor siswa, guru serta faktor lingkungan secara menyeluruh merupakan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Menurut Joni (1981: 3), belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer. Di pihak lain, menurut Nana Sudjana (1991: 5), belajar adalah perubahan tingkah laku yang disadari dan timbul akibat praktek, pengalaman, latihan bukan secara kebetulan. Menurut Slameto (2003: 2), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat di indikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain pada individu yang belajar. Dari uraian tersebut berarti belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang kompleks dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik melalui interaksi individu dengan lingkungannya yang dilakukan seumur hidup. B. Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika Agar pembelajarannya dapat dipahami siswa, guru hendaknya menggunakan alat peraga yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran supaya lebih menarik dan dapat menghilangkan kejenuhan.

Dengan menggunakan alat peraga siswa mampu lebih berkreativitas dan berimajinasi dengan menggunakan alat-alat peraga yang telah disediakan. Karna biasanya anak lebih tertarik belajar dengan menggunakan alat peraga di bandingkan dengan cara mengajar langsung tanpa menggunakan alat peraga. Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara senagaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika (Djoko Iswadji, 2003: 1) Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputar balikkan sehingga dapat mudah dipahami. Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakkan konsep agar siswa menanggkap arti konsep tersebut. Sebagai contoh benda-benda konkret di sekitar kelas contohnya pensil, buku, lemari, meja dan sebagainya. Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda konkrit yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika. Dengan alat peraga hal-hal yang abstrak itu dapat disajikan dalam bentuk model.model berupa benda konkrit yang dapat dilihat, dipegang diputarbalikkan sehingga mudah difahami. Fungsi alat peraga menurut Depdiknas (2009: 18), adalah sebagai berikut: 1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. 2. Penggunaannya bukan semata-mata alat hiburan (pelengkap). 3. Untuk mempercepat proses pembelajaran (menangkap pengertian) 4. Untuk mempertinggi mutu pembelajaran. Dalam Depdiknas (2009: 18), juga dikatakan bahwa nilai-nilai penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut: 1.Dapat mengurangi terjadinya verbalisme. 2. Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.

3. Hasil belajar bertambah mantap. 4. Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa. 5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. 6. Membantu tumbuhnya pemikiran dan membantu berkembangnya bahasa. 7. Membantu berkembangnya efisiensi dan pengalaman belajar yang lebih sempurna. Penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat, menurut Arsyad (2007: 12), alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar. Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga menurut Depdiknas (2009: 35), adalah sebagai berikut. 1. Menentukan alat peraga dengan tepat 2. Menetapkan /memperhitungkan subjek dengan tepat. 3. Menyajikan alat peraga dengan tepat. 4. Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga tepat waktu, tempat dan situasi yang tepat. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan. Tujuan penggunaan alat peraga (Djoko Iswadji, 2003: 15) adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke dalam bentuk visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton

Membumbui pembelajaran dengan humor untuk memperkuat minat siswa belajar. menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan. memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit. melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata. Dari uraian di atas, pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa. C. Pembelajaran Matematika Dengan Alat Peraga Benda Konkret Proses pembelajaran matematika menarik bila menggunakan alat peraga. Penggunaan alat peraga sangat berperan dalam penyampaian materi pelajaran bagi pendidik. Alat peraga akan memperjelas tentang materi yang disampaikan / diajarkan. Ruseffendi, (1994:132) mendefinisikan alat peraga merupakan alat untuk menerangkan / mewujudkan konsep matematika. Dari uraian diatas dengan benda-benda tersebut siswa dapat mengetahui tentang benda-benda konkret disekitar siswa. ( Estiningsih, 1994). Alat peraga Matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau dibuat dengan sengaja yang dibuat untuk membantu mengembangkan konsep-konsep pembelajaran Matematika. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan seluruh efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba dan menggunakan pikiran secara logis dan realistis. Pembelajaran tidak menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses yang konkret dan realistik. Dengan menggunakan alat peraga siswa diharapkan mampu beraktivitas dan berimajinasi dengan menggunakan alat peraga benda konkret yang telah disediakan. Adapun kelebihan penggunaan alat peraga benda konkret pada pembelajaran Matematika adalah sebagai berikut. 1.Dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.

2.Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap siswa. 3. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan. 4. Membantu berkembangnya evisiensi dan pengalaman belajar yang sempurna. 5. Sifatnya konkret dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah jika dibandingkan dengan bahasa verbal. D. Prestasi Belajar Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yakni prestizie yang berarti apa yang telah diciptakan atau hasil pekerjaan. Winkel (1984: 162) pada dasarnya prestasi belajar itu diperoleh melalui proses belajar, dimana proses belajar bukan hanya mencatat, membaca dan tidak pula hanya sekedar menghafal melainkan harus dimengerti dan dipahami tentang apa dan bagaimana sesuatu itu dipelajari. mengartikan kata prestasi sebagai bukti keberhasilan usaha yang dicapai, sedangkan Nasution (2001:39) menyatakan bahwa prestasi adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan guru. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah ia melakukan suatu kegiatan, sehingga prestasi belajar adalah prestasi yang menunjukkan tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai karena telah melakukan usaha belajar yang optimal. Prestasi Belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Prestasi adalah standart test untuk mengukur kecakapan atau pengetahuan bagi seseorang didalam satu atau lebih dari garis-garis pekerjaan atau belajar. Dalam kamus populer prestasi ialah hasil sesuatu yang telah dicapai (Purwodarminto, 1979: 251).

Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian prestasi belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang menunjukan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai. Sedangkan prestasi belajar hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport atau test nilai sumatif. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Apabila pembelajaran Matematika menggunakan alat peraga benda konkret diterapkan pada siswa kelas IV semester ganjil tahun pelajaran 2011 SD Negeri 2 Wayharong Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran maka prestasi belajar siswa meningkat.