BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 94 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

- 1 - BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 188/MENKES/PB/I/2011 NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA PERATURAN DAERAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA NOMOR : TAHUN... TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

SALINAN TENTANG. Nomor. Nomor. Provinsi

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

Menimbang : a. bahwa rokok mengandung zat psikoaktif membahayakan yang dapat menimbulkan adiksi serta menurunkan derajat kesehatan manusia;

BUPATI DHARMASRAYA PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

- 1 - WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK

: PERATURAN WALIKOTA BENGKULU TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK.

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERDANG BEDAGAI,

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

BUPATI KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Unda

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN DILARANG MEROKOK

- 1 - BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.18,2016 Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. KESEHATAN.KAWASAN.LINGKUNGAN UMUM. Kawasan, Bebas, Asap Rokok.

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN TERBATAS MEROKOK

B U P A T I S R A G E N

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI TABANAN BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 11 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK WALIKOTA BOGOR,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

SALINAN BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DIREKTUR POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN SEHAT TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI KLUNGKUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2010 NOMOR 5.A

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KAWASAN DILARANG MEROKOK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 11 Tahun : 2009 Seri : E

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS ROKOK BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 7 Tahun : 2015

TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR 35 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK PADA PERKANTORAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Transkripsi:

Menimbang : BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 4TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POLEWALI MANDAR, a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 115ayat (2) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, ketentuan dalam Pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang MengandungZatAdiktifBerupaProdukTembakau bagi Kesehatan, dan ketentuan dalam Pasal 6 ayat (1) Peraturan Bersama Menteri Kesehatandan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 dan Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok; Mengingat : b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok; 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan DaerahTk. II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004 tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah

beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2005 tentang Perubahan Nama Kabupaten Polewali Mamasa Menjadi Kabupaten Polewali Mandar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 160); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5380); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 10. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 dan Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR dan BUPATI POLEWALI MANDAR MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Polewali Mandar. 2. Bupati adalah Bupati Polewali Mandar. 3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Polewali Mandar. 5. Pimpinan atau Penanggungjawab Kawasan Tanpa Rokok adalah Kepala SKPD, Kepala Kantor Non Pemerintah. 6. Orang adalah orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak.

7. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkanuntukdibakar, dihisap, dan/ataudihiruptermasukrokokkretek, rokokputih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkandaritanamannicotianatabacum, NicotianaRustica dan spesieslainnyaatausintesisnya yang asapnyamengandungnikotindan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. 8. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok. 9. Kawasan Tanpa Rokok yang selanjutnya disingkat KTR, adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan/atau mempromosikanproduktembakau. 10. Tempat umum adalah semua tempat tertutup yang dapatdiaksesolehmasyarakatumum dan/atau tempat yang dapat dimanfaatkan bersama-sama untuk kegiatan masyarakat yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta dan masyarakat. 11. Tempat Khusus untuk Merokok adalahruangan yang diperuntukankhususuntukkegiatan merokok yang berada di dalamktr. 12. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya. 13. Tempat proses belajar mengajar adalah gedung yang digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar dan/ atau pendidikan dan/atau pelatihan. 14. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan, baikpromotif, preventif, kuratifmaupunrehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat. 15. Tempat anak bermain adalah area tertutup maupun terbuka yang digunakan untukkegiatanbermainanakanak. 16. Tempat ibadah adalah bangunan atau ruang tertutup yang memiliki ciri-ciri tertentu yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi para pemeluk masing-masing agama secara permanen, tidak termasuk tempat ibadah keluarga. 17. Tempat lainnya yang ditetapkan adalah tempat terbuka yang dapat dimanfaatkan bersamasama untuk kegiatan masyarakat. 18. Angkutan umum adalah alat angkutan bagi masyarakat yang dapat berupa kendaraan darat, air dan udara biasanya dengan kompensasi. Pasal 2 Penyelenggaraan KTR didasarkan pada asas: a. perlindungan Hak Asasi Manusia; b. keadilan; c. ketertiban; d. kepastian hukum; dan e. kepentingan umum.

Pasal 3 Peraturan Daerah ini ditetapkan dengan tujuan untuk: a. melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya akibat merokok; b. membudayakan hidup sehat; c. menekan angkapertumbuhan perokok pemula; dan d. melindungi perokok pasif dari paparan asap rokok. BAB II PENETAPANKTR Pasal 4 (1) KTRmeliputi: a. fasilitas pelayanan kesehatan; b. tempat proses belajar mengajar c. tempat anak bermain; d. angkutan umum dalam kota; e. tempat ibadah; f. tempat kerja g. tempat umum; dan h. tempat lainnya yang ditetapkan. (2) Penetapan KTR sebagaimana dimaksud pada ayat (1),, huruf c, huruf d dan huruf e, dilarang menyediakan tempat khusus untuk merokok, kecuali pada huruf f,huruf g dan huruf h. (3) Pimpinan atau penanggung jawab KTR yang menyediakan tempat khusus untuk merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),, huruf c, huruf d, dan huruf e, dikenakan sanksi administratif berat. (4) Pimpinan atau penanggung jawab KTR yang tidak menyediakan tempat khusus untuk merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f,huruf g, dan huruf h dikenakan sanksi administratif ringan. (5) Sanksi administratif meliputi: a. Sanksi administratif ringan berupa: 1) teguran; dan 2) penghentian sementara kegiatan usaha bagi orang atau badan hukum non pemerintah. b. Sanksi administratif berat berupa: 1) Penjatuhan hukuman disiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi aparatur pemerintah daerah; dan 2) Pencabutan izin usaha bagi orang atau badan hukum non pemerintah. (6) Ketentuan mengenai tempat lainnya yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf h diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 5 Penetapan KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan oleh pimpinan atau penanggung jawab KTR.

Pasal 6 (1) KTR dalam kawasan fasilitas pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4ayat (1) meliputi: a. rumah sakit; b. rumah bersalin; c. poliklinik; d. puskesmas; e. balai pengobatan; f. laboratorium; g. pos pelayanan kesehatan; dan h. tempat praktek kesehatan swasta. (2) KTR dalam kawasan tempat proses belajar mengajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) meliputi: a. sekolah; b. perguruan tinggi; c. balai pendidikan dan pelatihan; d. balai latihan kerja; e. bimbingan belajar; f. tempat kursus; dan g. tempat belajar keagamaan. (3) KTR dalamkawasan tempat anak bermain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c meliputi: a. taman bermain; b. tempat penitipan anak; c. pendidikan anak usia dini (PAUD); dan d. taman kanak-kanak (4) KTR pada Angkutan umum dalam kota sebagaimana dimaksuddalam Pasal 4ayat (1) huruf d meliputi: a. angkutan dalam kota; dan b. angkutan pedesaan. (5) KTR di kawasan tempat ibadah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf e meliputi: a. Masjid, mushallah atau surau; dan b. Gereja dan tempat ibadah lainnya. (6) KTR dalam kawasan tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f meliputi: a. perkantoran pemerintah dan pemerintah daerah, baik sipil maupan TNI dan POLRI; b. perkantoran swasta; dan c. industri. (7) KTR dalam kawasan tempat umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g meliputi: a. tempat wisata; b. hotel, motel, wisma, penginapan, homestay, rumah kos; c. rumah makan, restoran, kafe; dan d. tempat olah raga, seperti stadion, hall, gimnasium. Pasal 7 (1) KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 merupakan kawasan yang bebas dari asap rokok hingga batas pagar terluar atau batas lain yang ditetapkan. (2) Terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, huruf g, dan huruf h pimpinan atau penanggung jawab KTR menyediakan fasilitas ruang khusus merokok. (3) Fasilitas ruang khusus merokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi

persyaratan: a. berada pada ruang terbuka yang berhubungan langsung dengan udara; b. terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan ruang lain yang digunakan untuk beraktifitas; c. jauh dari akses pintu masuk dan keluar; dan d. jauh dari tempat orang berlalulalang. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar fasilitas ruang khusus untuk merokok ditetapkan oleh instansi yang membidangi Kesehatan. BAB III KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 8 (1) Pimpinan atau penanggungjawab KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4) berkewajiban : a. melakukan pengawasan internal pada tempat atau wilayah tanggung jawabnya; b. melakukan tindakan pelarangan terhadap kegiatan merokok, menjual, membeli dan promosi rokok dan/atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan rokok pada tempat atau wilayah tanggung jawabnya; c. memasang tanda larangan merokok dan bahaya merokok pada tempat atau wilayah tanggung jawabnya; d. menyiapkan ruang khusus merokok pada KTR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2). e. bentuk atau gambar tanda larangan merokok dan bahaya merokok sebagaimana dimaksud pada huruf c, terdapat dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dalam Peraturan Daerah ini. (2) Pimpinan atau penanggungjawab KTR yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi administratif ringan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (5). Pasal 9 (1) Setiap orang dilarang merokok pada KTR. (2) Pimpinan atau penanggung jawab KTR dilarang melakukan kerja sama dengan produsen dan distributor rokok dalam melaksanakan kegiatan di wilayah KTR. (3) Setiap orang dan/atau badan hukum dilarang melakukan kegiatan mempromosikan, mengiklankan, jual beli produk rokok pada KTR. (4) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan pada fasilitas ruang khusus merokok. Pasal 10 (1) Setiap orang dapat menyampaikan pengaduan kepada pimpinanataupenanggungjawabktr apabila menemukan adanya dugaan pelanggaran pada KTR. (2) PimpinanataupenanggungjawabKTRwajib menindaklanjuti setiap pengaduan terhadap dugaan pelanggaran KTRyangditerimanya.

BAB IV PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 11 (1) Masyarakat dapat berperan serta aktif dalam rangkamewujudkanderajat kesehatanyang optimal melalui terbentuknyaktr. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara: a. memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan terkait kebijakan pelaksanaan KTR; b. turut sertamemberikan bimbingan, penyuluhan serta penyebarluasan data dan/atau informasi dampak rokok bagi kesehatan dan KTR; c. turut sertauntuk melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan guna terwujudnya KTR; dan d. turut serta dalam pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah dengan mengadukan pelanggaran kepadapimpinanataupenanggungjawabktr. (3) Setiap orang turut sertamemberikan bimbingan dan penyuluhan dampak rokok terhadap kesehatan kepada keluarga dan/atau lingkungannya. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 12 (1) Bupati melaksanakan pembinaan dan pengawasan untuk mewujudkan KTR dalam rangka : a. penyelenggaraanktr disetiap tempat yang ditetapkan sebagai kawasan dilarang untuk kegiatan merokok atau kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan/atau mempromosikan produk tembakau; dan b. meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penggunaan rokok. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. sosialisasi dan koordinasi; b. pemberian pedoman; c. konsultasi; d. monitoring dan evaluasi; dan/atau e. pemberian penghargaan. (3) Bupati dapat melimpahkan wewenang pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Pasal 13 (1) Bupati dapat memberikan penghargaan

kepada orang atau badan yang telah berjasa dalam rangka memotivasi, membantu pelaksanaan KTR. (2) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. BAB VI PENERTIBAN Pasal 14 (1) Bupatidapatmendelegasikankepadapejabat di lingkungan Pemerintah Daerah untukmelakukanpenertibanterhadap iklan rokok dan promosi rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (3). (2) Penertiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah adanya pemberitahuan secara tertulis kepada orang dan/atau badan hukum yang menyelenggarakan iklan rokok dan mempromosikan rokok sebagaimana dimaksud dalampasal 9 ayat (3). BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 15 Institusi pemerintah daerah, perorangan dan badan usaha yang mengelola tempat kerja, tempat umum, dan tempat lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) menyediakan tempat khusus untuk merokok paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Daerah ini ditetapkan.

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Peraturan inimulaiberlakupadatanggaldiundangkan. Daerah Agar setiap orang mengetahuinya, memerintakanpengundanganperaturan Daerah ini dengan penempatannyadalamlembaran Daerah KabupatenPolewaliMandar. Diundangkan di Polewali pada tanggal,28juli 2015 Ditetapkan di Polewali pada tanggal,28 Juli 2015 BUPATI POLEWALI MANDAR, ANDI IBRAHIM MASDAR SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR, ISMAIL, AM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR TAHUN 2015 NOMOR 4. NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR, PROVINSI SULAWESI BARAT : (NOMOR 17 / TAHUN 2015) PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 4TAHUN 2015 I. UMUM TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untukmewujudkanderajatkesehatan yang optimal bagimasyarakattersebut, diselenggarakanberbagaiupayakesehatandimanasalah satuupayadimaksudadalahtempatkhususuntukmerokoksebaga imana yang diaturdalamundang-undangnomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Bersama MenteriKesehatandanMenteriDalamNegeriNomor : 188/Menkes/PB/I/2011 dannomor 07 Tahun 2011 tentangpedoman PelaksanaanKawasanTanpaRokok. Dalamrangkapeningkatanupayapenanggulanganbahaya akibatmerokokkhususnyabagiperokokpasifdanjugaimplementa sipelaksanaannya di lapanganlebihefektif, efisiendanterpadu, diperlukanperaturanperundang-

undangandalambentukperaturan Daerah tentangkawasan Tanpa Rokok, dengan tujuan: a. melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya akibat merokok; b. membudayakan hidup sehat; c. menekan angka pertumbuhan perokok pemula; dan d. melindungi perokok pasif dari paparan asap rokok. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Yang dimaksud dengan "perlindungan Hak Asasi Manusia" adalah bahwa setiap penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok harus memberikan perlindungan Hak Asasi Manusia. Yang dimaksud dengan "keadilan" adalah bahwa setiap penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali. huruf c Yang dimaksud dengan "ketertiban" adalah bahwa setiappenyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok harusmenimbulkanketertiban dalam masyarakat. Di dalam Peraturan Daerah ini diatur beberapa perubahan pokok tentang pengaturan Kawasan Tanpa Rokok, khususnya terkait asas penerapan Kawasan Tanpa Rokok, penegasan larangan merokok pada Kawasan Tanpa Rokok, pengelolaan Kawasan Tanpa Rokok, pembinaan danpengawasan, dan sanksi administratif bagi pelanggaran yang terjadi pada Kawasan Tanpa Rokok. Perubahanperubahan inidilakukanuntukmemperkuat komitmenpemerintahan Daerah KabupatenPolewaliMandardalammewujudkanvisiKabupatenPol ewalimandarmenjadi Kota Sehat yang selanjutnya mampu menopang pencapaian untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.Sehubungandenganhaltersebut, makauntukpelaksanaannya perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Kawasan Tanpa Rokok. huruf d Yang dimaksud dengan "kepastian hukum" adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakanlandasanperaturan perundangundangan, kepatutandan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara. huruf e Yang dimaksud dengan "kepentingan umum" adalah asas yang mendahulukankesejahteraanumum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif. Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 ayat (1)

huruf c huruf d huruf e huruf f huruf g huruf h Yang dimaksud dengan "tempat lainnya" adalah tempat terbukatertentu yang dimanfaatkanbersamasamauntukkegiatanmasyarakat. ayat (2) ayat (3) Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Ayat (1) huruf c huruf d huruf e huruf f huruf g huruf h Ayat (2) huruf c huruf d huruf e huruf f huruf g Ayat (3) huruf c huruf d Ayat (4)

Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Ayat (5) Ayat (6) Ayat (7) huruf c Yang dimaksud dengan "industri" adalah areal kerja industri. huruf c huruf d Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 19.

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 4TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK BUPATI POLEWALI MANDAR, ANDI IBRAHIM MASDAR