BAB I PENDAHULUAN. secara terpadu. UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara

PENTINGNYA KECERDASAN EMOSIONAL SAAT BELAJAR. Laelasari 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 Alinea ke-iv yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang cerdas dan berkualitas. apabila ada usaha atau upaya yang dilakukan. Niat atau tekad yang kuat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. waktu. Seperti tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Masalah pendidikan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

I. PENDAHULUAN. tercantum dalam UU Sisdiknas No. 20 (2003:4): Bahwa Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan nasional dalam bidang pendidikan adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Cet. 1,hlm 6. (Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2012), hlm ), hlm. 48.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi yang dimilikinya.oleh karena itu, sangat diperlukan adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

STUDI PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI EMOTIONAL QUOTIENT (EQ)

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan berkemampuan tinggi dalam bidang IPTEK, diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang, sehingga setiap siswa memerlukan orang lain untuk berinteraksi

DESKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIPA. Purwati 19, Nurhasanah 20

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang harus hidup di tengah lingkungan sosial. Melalui proses sosialisasi. mengadakan interaksi sosial dalam pergaulannya.

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diharapkan mampu membangun integritas kepribadian manusia Indonesia seutuhnya dengan mengembangkan berbagai potensi secara terpadu. UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menegaskan Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Dalam lembaga pendidikan formal, guru merupakan faktor pendidikan yang memiliki peran penting dalam menentukan aktifitas pembelajaran. Guru dalam buku Metodik Khusus Pendidikan Agama, dipandang sebagai penanggung jawab dalam membentuk pribadi peserta didik, membimbingnya menjadi dewasa dalam pengertian memiliki kesanggupan hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat. Guru merupakan tenaga fungsional lapangan yang langsung melaksanakan proses pendidikan. Jadi, gurulah yang bertindak sebagai ujung tombak keberhasilan. 2 1 Mujamil Qomar, Kesadaran Pendidikan,(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012) hal 21 2 Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,(Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004) hal 40 1

2 Pendidikan merupakan masalah yang sangat penting untuk terus dikembangkan, dengan pendidikan yang baik, maka suatu bangsa akan dapat tumbuh dan berkembang pesat dalam berbagai bidang kehidupan, tegasnya pendidikan adalah kunci untuk keberhasilan yang dapat menguasai ilmu dengan baik diperlukan ilmu tersendiri yang mempelajari tentang ilmu pendidikan. 3 Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga.peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi yang dimiliki siswa supaya mampu menjalani tugastugas kehidupan baik secara individual maupun sosial. 4 E.Mulyasa menegaskan bahwa pendidikan memberi kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan membangun watak bangsa ( nation character building). Masyarakat yang cerdas memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara progresif membentuk kemandirian. 5 Proses pendidikan yang ada di seluruh sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti berhasil atau tidak berhasilnya pencapaian tujuan pendidikan, banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Belajar bagi siswa merupakan sesuatu yang sangat penting karena dengan belajar kemajuan sesuatu dapat tercapai dan dapat meningkatkan kedewasaan berfikir, serta mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Belajar menunjuk pada 3 Binti Maunah, Konsep Pemikiran Hassan Al Banna tentang Pendidikan Islam disajikan dalam jurnal dinamika penelitian STAIN Tulungagung edisi 1 juli 2001 hal 28 4 Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan,(Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004) hal 45 5 Mujamil Qomar, Kesadaran Pendidikan,(Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012) hal 23

3 suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar akan berhasil secara optimal bila dilakukan dengan penuh kemandirian. Kemandirian merupakan bentuk sikap terhadap objek dimana individu memiliki independensi yang tidak terpengaruh terhadap orang lain. 6 Kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar yang terpusat pada kreasi siswa dari kesempatan dan pengalaman penting bagi siswa sehingga ia mampu percaya diri, memotivasi diri dan sanggup belajar setiap waktu. Dengan kemandirian belajar tersebut siswa akan dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kemandirian dipengaruhi oleh dua faktor, yakni (faktor internal), faktor yang berasal dari dalam dan (faktor eksternal), faktor yang berasal dari luar individu. Faktor yang berasal dari dalam diri antara lain fakto kematangan usia, kekuatan iman, taqwa dan intelegensia (kecerdasan) 7. Kecerdasan merupakan faktor endogen yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak.jika kecerdasan anak rendah, maka akan sulit mencapai hasil belajar yang baik, sehingga perlu bantuan dari guru untuk membantu agar dapat tercapai hasil belajar yang diinginkan secara optimal. 8 Seseorang yang memiliki intelligence quotient (IQ) saja belum cukupyang ideal adalah intelligence quotient (IQ) yang dibarengi dengan 124 6 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996) hal 7 Mutholi ah, Konsep Diri Penunjang Prestasi PAI (Semarang: Gunung Jati, 2002) hal 45 8 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) hal 279

4 emotional intelligence (EQ) yang seimbang. Pemahaman ini didukung oleh pendapat Goleman yang dikutip oleh patton bahwa para ahli psikolog sepakat kalau intelligence quotient (IQ) hanya mendukung sekitar 20% faktor yang menentukan keberhasilan.sedangkan 80% sisanya berasal dari faktor lain termasuk emotional intelligence (EQ). Patton berpendapat bahwa hubungan IQ dan EQ sebagai berikut. IQ adalah faktor genetik yang tidak dapat berubah yang dibawa sejak lahir. Sedangkan EQ tidak demikian karena dapat disempurnakan dengan kesungguhan pelatihan pengetahuan dan kemauan. Dasar untuk memperkuat EQ seseorang dengan memahami diri sendiri. 9 Kecerdasan emosi menunjuk pada suatu kemampuan untuk mengatur dan mengelola dorongan-dorongan emosi yang terdapat dalam diri individu. Emosi dapat dikelompokkan pada kesedihan, amarah, takut, gembira, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu. dan ada lima dimensi yang dapat mencerminkan tingkat kecerdasan emosional yang dapat dimiliki oleh seseorang, yaitu: kemampuan mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan dengan sosialnya. 10 Mengingat begitu pentingnya kecerdasan emosi dalam mencapai puncak prestasi dan membentuk kemandirian belajar, maka kecerdasan emosi sangat diperlukan dalam membentuk kemandirian belajar seseorang. Kemandirian merupakan kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan 9 Hamzah B.Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta:PT Bumi Aksara,2006) hal 70 10 Daniel Goleman, Emotional Intelligence, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007) hal 58-59

5 diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung kepada orang lain secara emosional. Seseorang bersikap mandiri dalam kegiatan belajarnya secara individual untuk bebas dan aktif dalam belajar baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dengan demikian siswa mempunyai kontrol yang menyeluruh terhadap seluruh keputusan dalam hal dimana dia belajar, kapan dia belajar, berapa lama dia belajar perlu tidaknya bantuan orang laindan dalam membuat suatu keputusan kemandirian belajar. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa tingkat kecerdasan emosional seseorang diduga dapat berpengaruh terhadap kemandirian belajar siswa. Maka dari itu peneliti memilih UPTD SMPN 2 Sumbergempol sebagai objek dalam penelitian ini, karena menurut pengamatan peneliti bahwa di SMPN 2 Sumbergempol dalam mengarahkan siswa dan dalam proses belajar mengajar sudah baik dan didukung dengan adanya fasilitas yang cukup memadai serta tenaga pendidik yang berkualitas, maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang tingkat kecerdasan emosional dan kemandirian belajar siswa. Dari latar belakang pemikiran diatas, maka peneliti bermaksud mengangkat permasalahan tersebut menjadi penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kemandirian Belajar Siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol tahun ajaran 2013/2014.

6 B. Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Untuk memperjelas yang akan diteliti lebih lanjut, maka dari latar belakang masalah diatas dapat dikenali masalah seperti di bawah ini : a. Kecerdasan Emosional 1) Kecerdasan emosional dalam mengelola emosi. 2) Kecerdasan emosional dalam memotivasi diri. 3) Kecerdasan emosional dalam membina hubungan. 4) Kecerdasan emosional dalam mengenali emosi diri. 5) Kecerdasan emosional dalam mengenali emosi orang lain. b. Kemandirian Belajar. c. Pengaruh kecerdasan emosional dalam mengelola emosi terhadap kemandirian belajar siswa. d. Pengaruh kecerdasan emosional dalam memotivasi diri terhadap kemandirian belajar siswa. e. Pengaruh kecerdasan emosional dalam membina hubungan terhadap kemandirian belajar siswa. f. Pengaruh kecerdasan emosional dalam mengenali emosi diri terhadap kemandirian belajar siswa. g. Pengaruh kecerdasan emosional dalam mengenali emosi orang lain terhadap kemandirian belajar siswa.

7 2. Pembatasan Masalah Demi terwujudnya pembahasan yang terarah dan sesuai dengan rencana yang diharapkan maka penulis membatasi pembahasan masalah sebagai berikut : a. Pengaruh kecerdasan emosional dalam mengelola emosi terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. b. Pengaruh kecerdasan emosional dalam memotivasi diri terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. c. Pengaruh kecerdasan emosional dalam membina hubungan terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas serta demi terwujudnya pembahasan yang sesuai dengan harapan, maka peneliti memaparkan permasalahan yang dapat dirumuskan adalah: a. Adakah pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dalam mengelola emosi terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol? b. Adakah pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dalam m emotivasi diri terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol?

8 c. Adakah pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dalam membina hubungan terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol? d. Adakah pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dalam mengelola emosi terhadap Kemandirian Belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. 2. Untuk mengetahui Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dalam memotivasi diri terhadap Kemandirian Belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. 3. Untuk mengetahui Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dalam membina hubungan terhadap Kemandirian Belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. 4. Untuk mengetahui Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) terhadap Kemandirian Belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol.

9 D. Hipotesis Penelitian Menurut Arikunto, Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dalam penelitian ini, hipotesis yang diajukan adalah: 1. Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional dalam mengelola emosi terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. 2. Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional dalam memotivasi diri terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. 3. Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional dalam membina hubungan terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. 4. Ada pengaruh yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol. E. Kegunaan Hasil Penelitian 1. Secara Teoritis Kemandirian belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kecerdasan, termasuk didalamnya kecerdasan emosional. Sehingga dengan kecerdasan emosional yang baik dapat berpengaruh terhadap kemandirian belajar siswa sehingga prestasi belajar dapat dicapai dengan maksimal sesuai dengan perkembangannya.

10 2. Secara Praktis a. Kepada Guru Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi sebagai masukan untuk menerapkan metode yang tepat sesai dengan tingkat Kecerdasan Emosional yang dimiliki siswa sehingga dapat meningkatkan kemandirian belajar. b. Kepada Siswa Dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengetahui tingkat Kecerdasan Emosional sehingga mereka dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimilikinya untuk meningkatkan Kemandirian Belajar. c. Kepada Orang Tua Siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan oleh orang tuasiswa sebagai masukan dalam mengembangkan strategi yangdimaksudkan untuk mendampingi belajar anak, terutama ketikamemberi bimbingan yang dapat meningkatkan Kemandirian Belajar. d. Kepada Peneliti yang akan datang Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagi peneliti agar dapat meningkatkan rancangan penelitian yang relefan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

11 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian 1. Ruang lingkup penelitian Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dilaksanakan di tempat: UPTD SMPN 2 Sumbergempol, dikarenakan lokasi berada pada kawasan dekat dengan pemukiman masyarakat yang heterogen yakni masyarakat umum. Oleh karena itu diperlukan kajian pengaruh kecerdasan emosional dalam proses pembelajaran di UPTD SMPN 2 Sumbergempol demi tercapainya kemandirian belajar. Ruang lingkup penelitian ini yang menyajikan hubungan antara variabel X kecerdasan emosional sebagai variabel bebas (X1 kecerdasan emosional dalam membina hubungan, X2 kecerdasan emosional dalam memotivasi diri, X3 kecerdasan emosional dalam mengelola emosi) dengan variabel Y kemandirian belajar siswa sebagai variabel terikat yang akan dijelaskan dalam tabel jabaran variabel, sub variabel dan indikator. Table 1.1 Jabaran Variabel, Sub Variabel, Indikator dan Deskriptor No. Variabel Sub Variabel Indikator Deskriptor 1. Kecerdasan a. Mengenali Mengatur emosi Emosional emosi diri Lebih mampu memahami alasan daripada perasaan sendiri b. Mengelola emosi Pengelolaan kemarahan yang baik Dapat mengurangi kecemasan Mengetahui perasaan marah kepada orang lain yang ada pada diri Mengetahui perasaan cinta kepada orang lain Mengetahui perasaan gembira pada diri sendiri Meredakan amarah Mengendalikan perasaan benci Mengontrol perasaan bahagia dan cinta

12 c. Memotivasi diri sendiri Lebih bertanggung jawab Optimisme Dorongan berprestasi Berpikir positif Mengambil tindakan yang lebih baik Menghadapi tantangan Usaha dalam menangani sesuatu 2. Kemandirian Belajar d. Mengenali emosi orang lain e. Membina hubungan a. Bertanggun g jawab dalam setiap aktifitasnya b. Yakin dalam setiap akan belajar Peningkatan empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain Lebih baik dalam mendengar orang lain Lebih terampil dalam berkomunikasi Mampu memecahkan konflik Popular, terbuka dan ramah terhadap teman sebaya Tanggung jawab dalam bersikap Mengatur kegiatan Optimisme Ketekunan Percaya diri Berempati terhadap orang lain Membaca ekspresi wajah orang lain Membaca nada bicara orang lain Mengetahui mood orang lain Beradaptasi dengan orang lain Berkomunikasi dengsn orang di sekitar Hidup rukun dengan orang lain Menjalin persahabatan Menyelesaikan tugas yang diberikan dengan penuh tanggung jawab Membuat jadwal kegiatan sehari-hari Mempunya kepuasan sesuai hasil yang diperoleh Konsentrasi dalam melaksanakan tugas pembelajaran Berani mengemukakan pendapat c. Inisiatif pada kegiatan belajar Kreatif Terampil Mempunyai gagasan yang orisinil (ide-ide murni dari diri sendiri) Cakap dalam menyelesaikan tugas d. Kebebasan bertindak sesuai nilai yang diajarkan Disiplin Tanggung jawab dalam setiap akan bertindak Ingin berprestasi tinggi Melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat Berani menerima resiko atas perbuatan yang dilakukan Usaha keras melaksanakan pembelajaran dengan hasil di atas standar

13 2. Keterbatasan penelitian Keterbatasan ruang lingkup kajian yang berupa kendala, adat istiadat, tradisi, atika atau hal-hal yang tidak memungkinkan penulis menjangkaunya atau memasukinya untuk mengumpulkan data, sehingga penulis menekankan pada penelitian kecerdasan emosional terhadap kemandirian belajar siswa kelas VIII di UPTD SMPN 2 Sumbergempol saja. G. Definisi Operasional Untuk lebih memperjelas dan memberi kemudahan dalam pembahasan serta untuk menghindari kesalahfahaman maksud dari skripsi ini, maka peneliti perlu memperjelas istilah yang penting dalam judul skripsi ini secara operasional, adapun istilah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berfikir, berempati dan berdo a. Membina hubungan yaitu kemampuan mengendalikan dan menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain, cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, memahami dan bertindak bijaksana dalam berhubungan antar manusia. Memotivasi diri yaitu kemampuan menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk

14 memotivasi diri sendiri dan menguasai diri sendiri. Mengelola emosi yaitu menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas. Untuk mengukur variabel ini peneliti menggunakan instrument angket. 2. Kemandirian belajar adalah suatu bentuk belajar yang terpusat pada kreasi siswa dan pengalaman penting bagi siswa sehingga mampu percaya diri, memotivasi diri dan sanggup belajar setiap waktu, supaya siswa dapat mengembangkan nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk mengukur variabel ini peneliti menggunakan instrumen angket. H. Sistematika Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka peneliti memandang perlu mengemukakan sistematika skripsi sebagai berikut: Bagian awal terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, moto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, transliterasi dan abstrak. Bagian utama skripsi terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain: BAB I Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional, sistematika skripsi. BAB II Landasan Teori meliputi kerangka teori yang membahas variabel/sub variabel pertama, kerangka teori yang membahas variabel/sub variabel kedua, kajian penelitian terdahulu, kerangka berfikir.

15 BAB III Metode penelitian meliputi rancangan penelitian (ber isi pendekatan dan jenis penelitian), populasi, sampling dan sampel penelitian, sumber data, variabel dan skala pengukurannya, tehnik pengumpulan data dan instrumen penelitian serta analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan meliputi hasil penelitian (yang berisi deskripsi data dan pengujian hipotesis) serta pembahasan. BAB V Penutup meliputi daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian skripsi, daftar riwayat hidup.