Lesson 5 for May 5, 2018
Allah memerintahkan Musa untuk membuat suatu model dari Bait Suci Surgawi. Allah akan menggunakannya untuk menjelaskan rencana keselamatan yang Dia telah persiapkan sebelum dunia dijadikan. Ketika kita mempelajari Bait Suci, kita mempelajari peran Yesus dalam setiap fase dari rencana keselamatan itu. 1. PekerjaanNya di Pelataran. Korban penghapus dosa. Domba Allah. 2. PekerjaanNya di Tempat Kudus. Imam Besar. Pengantara. 3. PekerjaanNya di Tempat Mahakudus. Pentahiran.
yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga. (Lukas 24:7) Pelataran Bait Suci di padang gurun melambangkan pekerjaan Yesus di Bumi. Yesus Allah yang kekal (Yesaya 9: 6) menjadi manusia dan tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-nya. (Ibrani 9:26) Dia bersedia memberikan nyawa-nya sendiri untuk menebus kita. Dia meninggalkan surga dan lahir sebagai seorang manusia. Ia dilahirkan untuk mati. Dia tahu penderitaan apa yang akan Dia alami. Meskipun demikian, Dia memutuskan untuk melanjutkan pekerjaan penebusan- Nya karena kasih-nya yang besar.
Yesus adalah satu-satunya yang hidup tanpa dosa di dunia ini. Kematian-Nya adalah satu-satunya cara untuk mengampuni dosa-dosa kita (Kis. 4:12) Setelah Domba yang disembelih menyelesaikan pekerjaan-nya di Bumi Pelataran oleh kematian dan kebangkitan-nya, Dia menjadi Imam Besar kita di Bait Suci Surgawi. Setiap hewan yang dikorbankan di atas Mezbah Korban Bakaran dihadapan tirai yang terbelah dua melambangkan Anak Domba Allah yang mencurahkan darah- Nya di kayu salib.
Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga, yang tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab hal itu telah dilakukan- Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia mempersembahkan diri-nya sendiri sebagai korban. (Ibrani 7:26-27) Yesus menjadi seorang imam menurut peraturan Melkisedek. Itu adalah perintah yang tidak terikat pada satu keluarga tertentu dan tidak tunduk pada dosa atau kematian (Ibrani 7) Keimamatan Yesus adalah kekal. Hal itu didasarkan hanya pada satu pengorbanan, dan pengorbanan itu cukup untuk mengampuni setiap orang berdosa yang datang kepada-nya dengan iman. Peran sebagai Imam Besar adalah bagian dari pekerjaan Yesus di Tempat Maha Kudus di Bait Suci Surgawi.
Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka. (Ibrani 7:25) Imam Besar memasuki Kemah Pertemuan dengan nama-nama suku yang tertulis di baju efod-nya. Dia mewakili setiap orang Israel di hadapan Allah dan mengantarai mereka. Yesus adalah Imam Besar kita dan muncul menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. (Ibrani 9:24). Dia mewakili orang-orang berdosa yang bertobat di hadapan Bapa dan menawarkan darah-nya bagi mereka. Berkat Yesus, kita dapat yakin bahwa kita diterima oleh Allah. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. (1 Yohanes 2: 1)
P E N TA H I R A N Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada di sorga haruslah ditahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu. (Ibrani 9:23) Kutipan itu adalah referensi untuk Imamat 16. Paulus menyatakan bahwa Bait Suci Surgawi harus disucikan sama seperti Bait Suci Duniawi. Pada Hari Penebusan, Imam Besar memasuki Tempat Maha Kudus, dan hadirat Allah dinyatakan pada Tutup Pendamaian. Itulah hari penghakiman. Pekerjaan Yesus di Tempat Mahakudus telah dinubuatkan dalam Daniel 8:14. Nubuatan itu menjelaskan bahwa Penghakiman dimulai pada tahun 1844, dan itu akan berakhir tepat sebelum Kedatangan Yesus yang Kedua.
457 BC 34 AD 1844 AD Dekrit Kematian Stefanus Bait Suci ditahirkan
Pengantaraan Kristus bagi manusia di dalam tempat yang kudus di atas adalah sama pentingnya kepada rencana keselamatan seperti kematian-nya di atas kayu salib. Oleh kematian-nya Ia memulaikan pekerjaan itu yang sesudah kebangkitan-nya Dia naik untuk menyelesaikannya di Surga. Oleh iman, kita harus masuk ke dalam tabir (selubung), di mana Yesus sebagai Perintis bagi kita. (Ibr 6:20). Di sana terang dari salib di Golgota telah dipantulkan. Di sana kita boleh mendapat pemandangan yang lebih jelas mengenai rahasia penebusan. Keselamatan manusia dicapai dengan biaya tak terbatas bagi Surga; pengorbanan yang dilakukan sama dengan tuntutan paling luas hukum Allah yang sudah dilanggar itu. Yesus telah membuka jalan ke takhta Bapa, dan melalui pengantaraan-nya keinginan sungguh-sungguh dari semua yang datang kepada-nya dalam iman boleh disampaikan ke hadirat Allah. E.G.W. (The Great controversy, cp. 28, p. 489)