BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai upaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Allah Swt. menciptakan makhluk-nya tidak hanya wujudnya saja, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha yang bisa dilakukan oleh orang dewasa untuk memberi

BAB IV ANALISIS PENAFSIRAN IBNU KATSIR DAN HAMKA TERHADAP AYAT-AYAT KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

Membahas Kitab Tafsir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam adalah sebuah konsep hidup yang. individu maupun masyarakat. Tidak ada satu perkara pun yang terlewatkan

MODEL PENELITIAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an Al-karim ialah kitab Allah dan wahyu-nya yang diturunkan

BAB III METODE PENELITIAN. pustaka baik berupa konsep, teori-teori dan lain-lainnya yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perspektif Al-Qur an ini termasuk penelitian kepustakaan (library research).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ayat-ayat kawniyyah dalam pandangan al-ra>zi> adalah ayat-ayat yang

BAB I. Aaditama, 1998), hlm Nasruddin Razak, Dienul Islam, (Bandung: PT. Al-Ma arif, 1989), hlm. 15

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB IV ANALISIS TERHADAP TAFSIR TAFSIR FIDZILAL ALQURAN DAN TAFSIR AL-AZHAR TENTANG SAUDARA SEPERSUSUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang juga memiliki kedudukan yang sangat penting. Akhlak merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsensus kaum muslimin. Ia dinamakan Al Fatihah (pembuka)

BAB I PENDAHULUAN. sebuah cahaya petunjuk bagi mereka yang beriman. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. dan membacanya bernilai ibadah. Oleh karena itu, al-qur an adalah kitab suci umat

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam abad kemajuan teknologi komunikasi modern dewasa ini,

BAB III METODE PENELITIAN. Istilah profil dalam penelitian ini mengacu pada Longman Dictionary of

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pemasaran semakin disadari penting dalam kegiatan bisnis.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERSEPSI DAN METODE PENDEKATAN HADIS

BAB III METODE PENELITIAN1

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan pedoman dan petunjuk dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB III METODE PENELITIAN

TERMINOLOGIS KONSEP AGAMA SECARA ETIMOLOGIS DAN

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB 1 PENDAHULUAN. Qur an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis, ( Semarang: RaSAIL, 2005), hlm

BAB III METODE PENELITIAN

BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM I


BAB I PENDAHULUAN. ibadah yang setiap gerakannya mengandung do a.1 Shalat adalah kewajiban

BAB 1 PENDAHULUAN. zakat sama dengan perintah sholat. Namun dalam kenyataannya rukun

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau terjepit maka sangat dimungkinkan niat dan kesempatan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Kisbiyanto, Ilmu Pendidikan, Nora Media Enterprise : Kudus, Cet. 1, 2010, hal. 35.

BAB I PENDAHULUAN. Demokrasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 1-7.

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sulit diterima bahkan mustahil diamalkan (resistensi) 4. Dan yang lebih parah,

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB III METODE PENELITIAN. ekstrakurikuler PAI di sekolah ini cukup tinggi dan beragam.

BAB III METODE PENELITIAN

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. kebathilan. Untuk mengungkap petunjuk dan penjelasan dari al-qur a>n, telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur an dan al-sunah ke dalam diri manusia. Proses tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Firdaus, Akad-Akad Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2007), h.43

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. segala isinya adalah merupakan amanah Allah SWT yang diberikan kepada manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lapangan yang dipilih adalah MTs Al-Hikmah Bandar Lampung

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB III METODE PENELITIAN. harus mengacu pada metode-metode yang relevan dengan objek yang diteliti. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menjadi organisasi yang tidak hanya menjalankan fungsi sosial membina

umat Islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan syari ah perbankan konvensional yang diidentikkan dengan riba. 1 Dengan demikian,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci terakhir yang di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW guna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia, dan sekaligus sebagai sumber nilai dan norma di samping As- Sunnah. Al-Qur an juga telah memperkenalkan dirinya antara lain sebagai hudal-lin-nas, sebagai petunjuk bagi umat manusia pada umumnya dan orang-orang yang bertaqwa pada khususnya. Al- Qur an di samping sebagai hudal-lin-nas, ia juga berfungsi sebagai kitab yang diturunkan agar manusia keluar dari kegelapan menuju jalan yang terang-benderang atau cahaya kebenaran. 1 Diantara karakteristik al-qur an adalah ia kitab suci bagi seluruh zaman, kitab bagi kemanusiaan seluruhnya. Makna Al- Qur an sebagai kitab keseluruhan zaman adalah ia merupakan kitab yang abadi, bukan kitab bagi suatu masa tertentu, atau kitab bagi suatu generasi tertentu, yang kemudian habis masa berlakunya. Maksudnya, hukum-hukum Al-Qur an, perintah, dan larangannya tidak berlaku secara temporer dengan suatu kurun waktu tertentu, kemudian habis masanya. 2 1 Mohammad Nor Ichwan, Tafsir Ilmiy memahami al-qur an Melalui Pendekatan Sains Modern, Penerbit Menara Kudus Jogja, Semarang, cet I, 2004, h. 23-24 2 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj. Abdul Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h. 93 1

2 Ajaran-ajaran yang dibawa oleh Al-Qur an adalah ajaranajaran yang kekal dan terus berlaku, selama ada kehidupan ini dan adanya manusia. Tidak boleh seorangpun yang berkata bahwa hukum-hukum Al-Qur an ini hanya berlaku bagi masa saat diturunkannya, artinya masa kenabian atau masa sahabat, atau masa-masa Islam yang pertama. Sedangkan era kontemporer ini, termasuk masa kita ini, dan masa setelah kita tidak terikat dengan hukum-hukum itu lagi. 3 Satu konsekuensi keyakinan terhadap Al-Qur an dalam kapasitasnya sebagai way of life, adalah keharusan untuk berpegang teguh kepada Al-Qur an serta melaksanakan isi kandungannya, dalam firman Allah dalam surat al-a raf/7: 171, disebutkan: Artinya: (dan Kami katakan kepada mereka): "Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa". Dalam ayat ini, Allah berwasiat kepada manusia untuk melaksanakan segala yang diwajibkan di dalam Al- Qur an dan melaksanakan hukum-hukum syari at dengan baik, agar manusia bertaqwa kepada Allah. 4 3 Ibid, h. 94 4 M. Ashaf Shaleh, Takwa Makna dan Hikmahnya dalam al- Qur an, Penerbit Erlangga, 2003, h. 28-29

3 Manusia yang mengikuti petunjuk Al-Qur an akan selamat dunia dan akhirat, sementara mereka yang melanggar petunjuk tersebut akan tersesat bahkan celaka. Manusia dapat mengikuti petunjuk tersebut bila mereka memahami pesan Al- Qur an, dan untuk dapat dipahami dengan mudah oleh akal manusia, maka Al-Qur an diturunkan dengan menggunakan bahasa manusia. Dalam realitasnya bahasa manusia cukup beragam dan masing-masing wilayah memiliki bahasa sendiri, oleh karena itu Allah meminjam atau mengambil sample masyarakat Arab dengan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasinya dan untuk selanjutnya bisa dipelajari oleh wilayah-wilayah lain dengan bahasa yang berbeda tersebut. 5 Seperti yang telah diterangkan di atas, Al-Qur an membahas berbagai persoalan atau masalah, baik secara eksplisit maupun implisit. Seperti juga tentang permasalahan yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat dan bahkan menjadi permasalahan serius di berbagai negara belahan di dunia, yaitu tentang korupsi. Yang diberbagai redaksi ayat tentang korupsi dengan menggunakan istilah al- Akl al-baṭil, gulul, sariqah, khiyanat, al-akl as-suḥt, ḥirabah, dan fasad dalam Al-Qur an. Sesuai dengan latar belakang diatas, penulis meneliti konsep korupsi menurut tafsir ibnu Katsir dan Hamka, tafsir 5 A. Hasan Asy ari Ulama i, Membedah Kitab Tafsir-Hadis dari Imam Ibn Jarir al-thabari hingga Imam al-nawawi al-dimasyqi, Semarang, 2008, h. 3

4 Ibnu Katsir mewakili tafsir bil-ma tsur, dan tafsir Hamka mewakili tafsir dengan corak bir-ra y, dan penulis menggunakan metode muqaran. B. Rumusan Masalah Langkah kedua, setelah judul dapat terumuskan secara baik adalah menurunkan judul tersebut menjadi rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah penelitian merupakan serangkaian pertanyaan yang dijadikan dasar pijakan bagi peneliti untuk menentukan berbagai desain dan strategi penelitiannya. Adapun untuk lebih operasionalnya, rumusan masalah penelitian harus ditulis dengan wujud kalimat tanya dengan bahasa yang singkat dan jelas. 6 Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa saja term-term korupsi menurut tafsir Ibnu Katsir dan Hamka? 2. Apa persamaan dan perbedaan penafsiran ayat-ayat korupsi antara tafsir Ibnu Katsir dan Hamka? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian harus konsisten dengan rumusan judul, rumusan masalah, serta hipotesis (jika ada) yang diajukan. Perlu diingat, tujuan penelitian bukan tujuan peneliti 6 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2013, h. 48

5 dalam melaksanakan penelitian. Dalam konteks ini, tujuan penelitian tidak identik dengan tujuan subjektif si peneliti, tetapi tujuan penelitian harus dapat menjawab mengapa penelitian tersebut dilaksanakan. 7 Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Mengetahui term-term korupsi menurut tafsir Ibnu Katsir dan Hamka. b. Mengetahui persamaan dan perbedaan penafsiran ayatayat korupsi antara tafsir Ibnu Katsir dan Hamka. 2. Manfaat Penelitian Sebagaimana tujuan penelitian, rumusan manfaat penelitian juga bukan sekedar manfaat yang diperoleh individu peneliti. Artinya manfaat tersebut bukan manfaat subjektif bagi si peneliti, tetapi manfaat yang diambil setelah dilakukannya penelitian tersebut. Tentu saja harus dipahami manfaat ini dalam konteks kelembagaan ataupun bidang ilmu yang ditekuninya. 8 Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Secara teoritis, karya ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang konsep korupsi dalam Al-Qur an menurut tafsir Ibnu katsir dan Hamka dalam kepustakaan ilmu Al-Qur an dan Sosial sekaligus. 7 Ibid, h. 49 8 Ibid, h. 50

6 b. Secara praktis, hasil pembahasan ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam memahami konsep korupsi yang di jelaskan dalam Al-Qur an menurut Tafsir Ibnu Katsir dan Hamka. c. Dalam aspek agama dan sosial diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan pelajaran dan pedoman kepada kita agar menjadi manusia yang bersih dalam menjalankan aspek sosial baik dalam hukum negara maupun syariat agama Islam. D. Tinjauan Pustaka Dalam penelusuran penulis terhadap berbagai karya yang membahas tentang korupsi memang banyak, baik berupa buku, skripsi, dan lain-lain, akan tetapi yang membahas tentang konsep korupsi dalam Al-Qur an menurut tafsir Ibnu Katsir dan Hamka (Studi Komparasi), penulis belum menemukannya. Diantara beberapa karya tulis yang membahas korupsi adalah sebagai berikut: 1. Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi dalam Surat An-Nisa Ayat 58 (Studi Analisis dengan Pendekatan Tafsir Tahlili) karya Ahmad Salafudin tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) mengetahui tentang pengertian dari nilai-nilai

7 pendidikan antikorupsi; (2) mengetahui nilai-nilai pendidikan antikorupsi menurut surat an-nisa ayat 58. 9 2. Tindak Pidana Korupsi di Indonesia dalam Perspektif Fikih Jinayah 10. Yang di dalamnya tentang bagaimana korupsi dipandang dari sudut fikih jinayah, sanksi pidana yang patut diberikan kepada pelaku tindak pidana korupsi, fikih jinayah digunakan dalam menanggulangi tindak pidana korupsi di Indonesia. E. Metode Penelitian Kegiatan penelitian ini bersifat penelitian kepustakaan (library research), sehingga data yang diperoleh adalah berasal dari kajian teks atau buku-buku yang relevan dengan pokok/ rumusan masalah di atas. 11 Kegiatan riset dapat dikatakan sebagai suatu upaya pengumpulan dan pengolahan/ analisis data yang dilakukan secara sistematis, teliti, dan mendalam untuk mencari jawaban dari suatu masalah 12 Dalam penelitian skripsi ini, penulis menggunakan beberapa langkah guna menyelesaikan masalah yang ada, 9 Ahmad Salafudin, Nilai-nilai Pendidikan Antikorupsi dalam Surat An-Nisa Ayat 58 (Studi Analisis dengan Pendekatan Tafsir Tahlili), Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2010, h. viii 10 Muhammad Nurul Irfan, Tindak Pidana Korupsi di Indonesia dalam Perspektif Fikih Jinayah, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, cet I, 2009 11 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, jilid I, 1995, h. 9 12 HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta, Cet I, 2004, h. 95

8 sehingga dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang pembahasan ini. Upaya pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini digunakan beberapa langkah sebagai berikut: 1. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. 13 Tujuan pengumpulan data sangat tergantung pada tujuan dan metodologi riset, khususnya metode analisis data. Secara umum, pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan untuk mencapai tujuan riset. 14 Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. 15 Data artinya informasi yang didapat melalui pengukuranpengukuran tertentu, untuk digunakan sebagai landasan dalam menyusun argumentasi logis menjadi fakta. 16 Sumber data dalam pembahasan ini adalah data-data tertulis berupa konsep-konsep yang ada pada literatur yang 13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, CV. Alfabeta, Bandung, cet VII, 2009, h. 308 14 HM. Sonny Sumarsono, op. cit, h. 66 15 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2013, h. 61 16 Abdurrahmat Fathoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, PT. Rineka Cipta, Jakarta, Cet I, 2006, h. 104

9 ada kaitannya dengan pembahasan ini, oleh karena itu jenis data yang dipakai mengarah pada data-data tertulis berupa: a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari objek risetnya. 17 Data primer merupakan data-data yang kajian utamanya relevan dengan penelitian data pokok yang menjadi rujukan pembahasan skripsi ini adalah Al-Qur an, tafsir Ibnu Katsir, dan tafsir Hamka. b. Data Sekunder Data sekunder adalah semua data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti. 18 Data sekunder merupakan buku penunjang yang pada dasarnya sama dengan buku utama, akan tetapi dalam buku penunjang ini bukan merupakan faktor utama. Sumber data sekunder ini berupa buku-buku yang mempunyai keterkaitan, karya ilmiah, ensiklopedi, artikel-artikel yang mempunyai hubungan dengan penelitian ini. 2. Metode Analisis Data Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan, maka tahap berikutnya adalah tahap analisis. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan. Pada tahap ini data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil 17 HM. Sonny Sumarsono, op. cit, h. 69 18 Ibid.

10 disimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian. 19 Analisis data dalam penelitian merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari peneliti. 20 Analisis data melibatkan pengerjaan data, organisasi data, pemilahan menjadi satuan-satuan tertentu, sintesis data, pelacakan pola, penemuan hal-hal penting dan dipelajari, dan penentuan apa yang harus dikemukakan kepada orang lain. 21 Dari data-data yang terkumpul melalui teknik di atas, maka selanjutnya dalam menganalisis data, mengingat objek penelitian ini adalah Al-Qur an dan penafsirannya, maka metode yang digunakan adalah metode tafsir, dengan metode komparasi atau muqaran serta deskripsi analisis. Sebagai penjelasannya sebagai berikut: a. Metode Muqaran (komparasi) Metode ini dipakai oleh penafsir untuk menjelaskan ayat-ayat Al-Qur an dengan cara membandingkan pendapat-pendapat mufasir. Ia membahas ayat-ayat Al-Qur an dengan mengemukakan pendapat para mufasir terhadap tema tertentu, lalu membandingkannya, bukan untuk menentukan benar dan 19 Ibid, h. 96 20 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, cet II, 2007, h. 198 21 Ibid, h. 217

11 salah, tetapi menentukan variasi penafsiran terhadap ayat Al-Qur an. 22 Maka metodenya adalah: 1. Menghimpun sejumlah ayat Al-Qur an yang dijadikan objek studi, 2. Melacak berbagai pendapat ulama tafsir dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut, 3. Membandingkan pendapat-pendapat mereka untuk mendapatkan informasi berkenaan dengan identitas dan pola berfikir dari masingmasing mufasir. 23 b. Deskriptif Analisis Menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya yaitu menuturkan atau menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta, keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. F. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi merupakan salah satu hal terpenting guna mendapatkan proses penulisan skripsi yang ilmiah, logis serta berkesinambungan secara komprehensif. Hal ini sangat dibutuhkan agar apa yang nantinya akan dibahas dalam 22 M. Alfatih Suryadilaga, dkk, op cit, h. 151 23 Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur an, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, Cet II, 2011, h. 65

12 penyusunan skripsi saling ada keterkaitan antara satu bab dengan bab berikutnya. Untuk lebih jelasnya akan penulis gambarkan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan latar belakang penafsiran ayat-ayat korupsi menurut tafsir Ibnu Katsir dan Hamka (studi komparasi), yang kemudian dilanjutkan dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai pengertian korupsi, sebab-sebab korupsi, jenis-jenis korupsi, dan dampak dari tindakan korupsi. BAB III PENAFSIRAN AYAT-AYAT KORUPSI MENURUT TAFSIR IBNU KATSIR DAN HAMKA Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, pada sub bab pertama, berisikan penafsiran Ibnu Katsir tentang ayat-ayat korupsi, yang di dalamnya terdiri dari beberapa penjelasan mengenai biografi Ibnu Katsir, sejarah penulisan tafsirnya, corak dan metode tafsirnya, serta penafsiran Ibnu Katsir tentang ayatayat korupsi. Dan pada sub bab kedua berisikan penafsiran Hamka dalam tafsirnya tentang ayat-ayat korupsi, yang di dalamnya juga terdiri dari beberapa

13 BAB IV BAB V penjelasan mengenai biografi Hamka, corak dan metode tafsirnya, serta penafsiran Hamka tentang ayat-ayat korupsi. ANALISIS Analisis term-term korupsi menurut tafsir Ibnu Katsir dan Hamka beserta klasifikasinya, kemudian persamaan dan perbedaan penafsirannya. PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan mengenai term-term korupsi menurut tafsir Ibnu Katsir dan Hamka serta persamaan dan perbedaan penafsiran. Kemudian berisikan saran-saran.