BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu menurunkan AKI hingga 3/4 dalam kurun waktu 1990-2015. Dari hasil survey yang telah dilakukan, AKI telah menunjukan penurunan dari waktu kewaktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras. Target MDGs sebesar 100/100.000 kelahiran hidup. AKI di Provinsi Jawa Tengah untuk tahun 2009 sebesar 117,02/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 sebesar 104,49/100.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup, angka ini sudah dekat dari target MDGs (Buku saku kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2011). Penyebab utama kematian ibu, antara lain perdarahan (di samping eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang semuanya bersumber pada anemia defisiensi. Anemia defisiensi zat besi lebih cenderang berlangsung di negara sedang berkembang, ketimbang negara sudah maju ( Arisman, 2010). Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan sering disebut potential danger to mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan ( Manuaba, 2010). Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan sedangkan pada ibu hamil padat menyebabkan perdarahan ( Waryana, 2010). Di Indonesia, anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi yang utama di Indonesia, disamping tiga masalah gizi lainnya, yaitu kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan gondok endemik. Dampak kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan resiko terjadinya berat badan lahir rendah (Arisman, 2010). Data Dinas Kesehatan Kota Semarang dari tahun 2009 cakupan ibu hamil yang mengalami anemia tertinggi di Puskesmas Bandarharjo sebesar 93,88 %, Puskesmas Pandanaran 89,60 % dan Puskesmas Purwoyoso 81,82 %. Pada tahun 2010 cakupan ibu hamil yang mengalami anemia tertinggi di
Puskesmas Bandarharjo lagi sebesar 81,82 %, Puskesmas Karangayu 69,35 % dan Puskesmas Bangetayu 66,94 %. Dan data terakhir tahun 2011 menunujukan cakupan ibu hamil yang mengalami anemia tertinggi di Puskesmas Bangetayu yaitu sebesar 67,01%, Puskesmas Ngemplak sebesar 64,59%, Puskesmas Purwoyoso sebesar 57,53 %, Puskesmas Pandanaran sebesar 54,75%, dan puskesmas Karangayu 45,77%, di Puskesmas Bangetayu dari 288 ibu hamil yang diukur Hb nya terdapat 193 (67,01%) ibu hamil yang anemia (Dinkes Kota Semarang, 2011). Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Bangetayu Semarang tanggal 10 Mei 2012, dengan menggunakan teknik wawancara tentang pendidikan terakhir ibu, pengetahuan ibu hamil tentang anemia dan pola konsumsi zat besi. Wawancara dilakukan kepada 10 ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan ANC. Di dapatkan data dari buku KIA enam (6) ibu hamil mengalami anemia dan empat (4) ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Enam (6) ibu hamil yang mengalami anemia berpendidikan terakhir rendah (SD dan SMP), tidak mengetahui tentang anemia dan ibu tidak patuh meminum tablet zat besi yang diberikan bidan, kemudian empat (4) ibu hamil yang tidak mengalami anemia, tiga berpendidikan terakhir menengah (SMA) dan satu berpendidikan tinggi, mereka mengetahui tentang anemia dan mereka selalu patuh dalam meminum tablet zat besi yang diberikan bidan. Dari sepuluh (10) ibu hamil tersebut tiga (3) ibu hamil paritasnya dikategorikan Primipara yaitu jumlah anak 1 dan tujuh (7) ibu hamil dikategorikan Multipara yaitu jumlah anak 2-3.
Dari hasil wawancara pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi anemia pada ibu hamil, ibu hamil yang berpendidikan tinggi lebih dapat menyeimbangkan pola konsumsinya sehingga asupan zat gizi yang diperlukan akan tercukupi dan kemungkinan besar akan terhindar dari anemia sedangkan ibu hamil berpendidikan rendah cenderung tidak patuh dalam mengkonsumsi zat besi yang kemudian akan menyebabkan anemia. Menurut hasil penelitian Sari (2011), dengan judul faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia di BPS Yohana Triani Bandarharjo Semarang, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang anemia. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ibu hamil yang berpendidikan dasar sebagian besar mempunyai pengetahuan buruk tentang anemia sehingga menyebabkan terjadinya anemia dan ibu hamil yang mempunyai pendidikan menengah dan tinggi sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup tentang anemia dan terhindar dari anemia. Akan tetapi pada variabel umur dan paritas didapatkan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dan paritas ibu hamil dengan pengetahuan ibu hamil tentang anemia. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangetayu Semarang.
B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : Adakah hubungan tingkat pengetahuan, pendidikan, paritas dan konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di puskesmas bangetayu semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendiskripsikan pendidikan ibu hamil trimester III. b. Mendiskripsikan paritas ibu hamil trimester III. c. Mendiskripsikan konsumsi zat besi ibu hamil trimester III. d. Mendiskripsikan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang anemia. e. Mendiskripsikan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III. f. Menganalisis hubungan pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III. g. Menganalisis hubungan paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III. h. Menganalisis hubungan pola konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III. i. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Tenaga Kesehatan Bagi peningkatan mutu pelayanan kesehatan (tenaga puskesmas) Sebagai bahan masukan untuk rencana tindak lanjut program dalam penurunan angka kejadian anemia pada ibu hamil. 2. Bagi Masyarakat Dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai pentingnya kunjungan ANC secara dini untuk mengenali tanda dan gejala anemia serta menambah informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang anemia. 3. Bagi Institusi Dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian lanjutan guna menambah kepustakaan sehingga memperluas ilmu pengetahuan tentang faktor faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil trimester III. 4. Bagi Peneliti Sebagai pengalaman baru bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh di kampus dengan keadaan di masyarakat serta menambah informasi tentang hubungan pendidikan, paritas, konsumsi zat besi, pengetahuan tentang anemia dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III.
E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian penelitian No Judul,Nama, Tahun Sasaran yang diteliti Metode Hasil 1 Hubungan antara paritas dengan anemia pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Bandarharjo Semarang Tahun 2011 Endah Puji Astuti 2011 2 Hubungan antara pengetahuan tentang anemia, pendidikan ibu, konsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III di RB Bakti Ibu Kota Semarang 2011 Nourita Mega Fratika (2011) Ibu hamil trimester I Ibu hamil trimester III bebas paritas terikat Anemia bebas Pengetahuan, pendidikan dan konsumsi tablet Fe kadar hemoglobin Analitik dengan pendekat an retrospe ctive Analitik dengan pendekat an cross sectional Ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan anemia pada ibu hamil trimester I Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang anemia dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III, Ada hubungan yang bermakna tingkat pendidikan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III, Ada hubungan yang bermakna konsumsi tablet Fe dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III 3 faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia di Bidan Praktek Swasta Yohana Triani Bandarharjo Semarang tahun 2011 Siska Lailita Puspita Sari (2011) Ibu hamil bebas Pendidikan, Umur dan Paritas terikat pengetahuan tentang anemia Analitik dengan pendekat an cross sectional Ada hubungan yang bermakna pendidikan dengan pengetahuan ibu hamil tentang anemia, Ada hubungan yang bermakna umur dengan pengetahuan ibu hamil tentang anemia, tidak ada hubungan yang bermakna paritas dengan pengetahuan ibu hamil tentang anemia
Perbedaan dengan penelitian Endah Puji Astuti dan Siska Lailita Puspita Sari terletak pada variabel terikat, perbedaan penelitian dengan Nourita Mega Fratika terletak pada variabel bebasnya.