BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare adalah sindrom penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melambat sampai mencair, serta bertambahnya frekuensi buang air besar dari biasanya hingga 3 kali atau lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cairan. Kandungan air pada tinja lebih banyak dari pada biasanya (normal 100 200 ml per jam tinja) atau frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan 3 kali pada anak (Mahayu, 2016). Penyebab utama kematian yang disebabkan oleh diare adalah karena dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Penyebab kematian lain adalah disentri, kurang gizi dan infeksi yang serius seperti pneumonia. Penyakit diare lebih sering terjadi pada bayi dan balita dari pada anak yang lebih besar. Perbandingan kejadian diare antara anak laki laki hampir sama dengan anak perempuan. Cara penularan penyakit diare adalah secara fecal oral, yaitu melalui makanan atau minuman yang sudah tercemar (Sodikin, 2011). Menurut WHO, diare adalah buang air besar 3 kali atau lebih sering dari biasanya dengan konsistensi cair. Ini merupakan gejala infeksi gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme bakteri, 1
2 virus dan parasit. Infeksi menyebar melalui makanan yang terkontaminasi atau air minum atau dari orang ke orang sebagai akibat dari kebersihan yang buruk. Diare menyumbang untuk 29% kematian anak secara global. Kebanyakan orang meninggal akibat diare sebenarnya meninggal karena dehidrasi parah dan kehilangan cairan. Penyakit diare adalah penyebab utama kedua kematian pada anak-anak balita (bawah lima tahun). Setiap tahunnya diare membunuh sekitar 760.000 anak balita. Penyakit diare dapat dicegah melalui air minum yang aman, memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan, sanitasi yang memadai dan kebersihan. Secara global ada hampir 1,7 milliar kasus diare setiap tahun. Diare merupakan penyebab utama kekurangan gizi pada anak-anak di bawah lima tahun. Diseluruh dunia, 780 juta orang kekurangan akses terhadap air minum layak dan 2,5 miliar kurangnya sanitasi (WHO, 2013). Periode prevalen diare pada Riskesdas 2013 (3,5%) lebih kecil dari Riskesdas 2007 (9,0%). Penurunan period prevalen yang tinggi ini dimungkinkan karena waktu pengambilan sampel yang tidak sama antara 2007 dan 2013. Pada Riskesdas 2013 sampel diambil dalam rentang waktu yang lebih singkat. Insiden diare untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5%. Berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita adalah kelompok yang paling tinggi menderita diare. Insiden diare balita di Indonesia adalah 6,7%. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%), Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten (8,0%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,6%) (Depkes, 2013).
3 Menurut hasil penelitian (Mauliku, 2008) tentang perilaku ibu didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Batujajar Kabupaten Bandung Barat. Menurut hasil penelitian (Hardi, 2012) menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor pemberian ASI ekslusif dengan kejadian diare pada balita. Menurut penelitian (Wardoyo, 2011) bahwa berdasarkan hasil analisis hubungan antara ketersediaan jamban dengan kejadian diare pada anak balita di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen diperoleh hasil ada hubungan antara ketersediaan jamban dengan kejadian diare pada anak balita di Desa Blimbing Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. Hal ini dapat diketahui bahwa responden dengan ketersediaan jamban yang tidak memenuhi syarat memiliki kecenderungan pada kejadian diare sedangkan pada responden dengan ketersediaan jamban yang memenuhi syarat memiliki kecenderungan pada tidak terjadi diare. Hal ini memberikan gambaran bahwa responden dengan ketersediaan jamban yang tidak memenuhi syarat dengan kejadian diare lebih besar dibandingkan dengan responden dengan ketersediaan jamban yang memenuhi syarat. Berdasarkan data kumulatif penemuan kasus diare balita yang diperoleh dari data Puskesmas se-kabupaten Tangerang tampak peningkatan angka cakupan tahun 2014 seperti berikut yaitu pada tahun 2011 terdapat penemuan kasus diare pada balita sebanyak 21.807 kasus
4 (29,4%), pada tahun 2012 terdapat penemuan kasus diare pada balita sebanyak 24.200 kasus (31,65%), pada tahun 2013 terdapat penemuan kasus diare pada balita sebanyak 20.648 kasus (25,38%) dan pada tahun 2014 terdapat penemuan kasus diare pada balita sebanyak 27.492 kasus (47,83%). Cipondoh merupakan sebuah kecamatan di Kota Tangerang, Provinsi Banten. Jumlah penduduk di wilayah Cipondoh adalah 217.412 jiwa (Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang, 2014). Puskesmas ini merupakan puskesmas kelurahan. Wilayah kerja Puskesmas tersebut yaitu kelurahan Petir. Kelurahan Petir terdiri dari 13 RT. Data yang diperoleh, angka kejadian diare pada tahun 2016 di Puskesmas sebanyak 1.069 terjadi pada usia 0-70. Angka kejadian diare tertinggi terjadi pada balita, yaitu sebanyak 318 balita. Dari 13 RT yang ada di kelurahan Petir, angka kejadian diare tertinggi terdapat di RT 011. Karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten. Salah satu pemicu diare disebabkan oleh perilaku ibu. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa dari hasil pengamatan 8 dari 10 ibu yang tinggal di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten memiliki perilaku yang buruk salah satunya adalah tidak mencuci tangan setelah menceboki anaknya dan pada saat ingin menyusui bayinya mereka. Lalu masih banyak ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif selama bulan karena sudah terlebih dahulu memberikan makanan pada saat usia anaknya 6 bulan.
5 Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan Kejadian Diare Pada Balita 12-59 Bulan di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017. 1.2 Perumusan Masalah Diare merupakan penyebab kematian balita di seluruh dunia. Kebanyakan balita meninggal akibat diare sebenarnya meninggal karena dehidrasi parah dan kehilangan cairan. Penelitian ini dilakukan di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten yang merupakan terdapatnya kejadian diare paling tinggi. Berdasarkan penjelasan diatas dapat dirumuskan masalah yang akan di teliti yaitu apakah ada hubungan antara kondisi jamban, perilaku ibu dan pemberian ASI dengan kejadian diare pada Balita 12-59 bulan di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017. 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017? 2. Bagaimana gambaran kondisi jamban di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017? 3. Bagaimana gambaran perilaku ibu di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017?
6 4. Bagaimana gambaran pemberian ASI di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017? 5. Bagaimana gambaran kejadian diare di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017? 6. Apakah ada hubungan antara kondisi jamban dengan kejadian diare pada Balita di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017? 7. Apakah ada hubungan antara perilaku ibu dengan kejadian diare pada Balita di di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017? 8. Apakah ada hubungan antara ASI dengan kejadian diare pada Balita di di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan Kejadian Diare Pada Balita di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017. 1.4.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran kondisi jamban di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017.
7 b. Mengetahui gambaran perilaku ibu di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017. c. Mengetahui gambaran pemberian ASI di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017. d. Mengetahui gambaran kejadian diare pada balita 12-59 bulan di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017. e. Menganalisis hubungan antara kondisi jamban dengan kejadian diare pada balita di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017. f. Menganalisis hubungan antara perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017. g. Menganalisis hubungan antara pemberian ASI kejadian diare pada balita di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten Tahun 2017. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan masyarakat agar masyarakat mengetahui mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare sehingga masyarakat dapat
8 mengontrol dan mencegah faktor tersebut tidak menyebabkan diare. 1.5.2 Manfaat Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau sebagai masukan dalam membuat suatu kebijakan khususnya dalam upaya penurunan tingkat kejadian diare di wilayah tersebut. 1.5.3 Manfaat Bagi Peneliti Dapat memperoleh pemahaman tentang penyakit diare serta mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang diperoleh dari lahan yang telah diteliti. 1.5.4 Manfaat Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Dapat menambah wawasan dan kepustakaan yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas pengetahuan di bangku perkuliahan dan pembekalan untuk masa yang akan datang setelah lulus kuliah. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Peneliti akan melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan Kejadian Diare Pada Balita di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten. Penelitian ini akan dilakukan kepada ibu yang memiliki balita usia 12-59 bulan. Penelitian ini dilaksanakan di RT 011 RW 03 Kelurahan Petir Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Provinsi Banten. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei tahun 2017. Penelitian yang dilakukan merupakan
9 penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah balita berusia 12-59 bulan berjumlah 77 responden. Pengumpulan data melalui kuisioner pada ibu balita dan lembar observasi untuk kondisi jamban.